Kenapa Harus Pariban?!

Kenapa Harus Pariban?!

Dijodohkan

"Apa? Menikah? yang benar aja lah, Mak, jangan bercanda, gak lucu!" umpat Rizda Endean Batu Bara, gadis cantik yang sering dipanggil Dean oleh orang-orang yang mengenalnya.

Semua bermula karena telepon bapaknya yang memintanya untuk pulang, tidak bisa mengelak, dan tanpa beban akhirnya Dean pun pulang ke rumah.

Hampir saja Dean pingsan mendengar penuturan ibunya. Dia diminta buru-buru pulang dari kampung, dengan alasan ada tamu penting datang dan dia harus pulang detik itu juga. Kalau Mamanya yang meminta, dia pasti bisa menolak, tapi kalau sudah bapaknya, Dean angkat tangan, gadis itu pasti langsung menurut.

Bagi suku Batak, menjadi anak pertama sekaligus 'boru panggoaran' (putri pertama) memiliki satu beban mental tersendiri bagi Dean. Dia dituntut jadi cerminan bagi adik-adiknya, sekaligus menjadi harapan bagi orang tuanya.

Pada umumnya, menjadi anak pertama, terlebih karena kalau anak perempuan, pasti akan sangat dekat dengan ayahnya, dimanja dalam bentuk ketegasan seorang ayah, karena anak itu lah yang membuat orang tua 'naik' pangkatnya dan diberi nama panggilan bagi kedua orang tua tersebut.

Saat Hotman dan Tiur menikah, mereka dipanggil Mak dan pak harapan yang berarti mereka sedang mengharapkan anak, lalu Dean lahir, hingga mereka pun memiliki panggoaran (panggilan) dengan sebutan Mak Dean dan Pak Dean.

"Kau aja yang ngomong Pak, gak mau boru (putri) mu ini pulang!" Terdengar suara ibunya mengadu pada ayahnya, hingga Dean yang memang gadis keras kepala sedikit ciut nyalinya.

"Dimana kau, Boru? pulang lah dulu. Ada yang mau bapak bicarakan samamu," ucap pak Hotman melalui ponsel ibunya.

"Iya, Pak. Aku pulang," jawab Dean tidak berdaya. Lalu di sini'lah Dean, di hadapan banyak orang yang menatapnya dengan intens.

"Udah gadis kau, Nang?" ( panggilan sayang untuk anak perempuan batak) tanya seorang wanita yang hampir seumuran dengan ibunya, sembari memeluk erat Dean. Dia sama sekali tidak mengenal wanita itu.

"Eh, iya Tante," jawabnya tersenyum kaku.

"Kok kau panggil tante, itu namborumu, loak!" sanggah inangudanya (bibi-istri dari adik ayahnya).

Semua orang dalam ruangan itu tertawa. Dalam keluarga mereka, inangudanya yang satu itu memang terkenal bar-bar namun, hatinya sangat baik. Istri omnya itu paling berjiwa muda hingga kompak dengan Dean.

"De, ini namborumu, adik bapak. Dia satu-satunya adik perempuan bapakmu, yang selama ini tinggal di Amerika," terang Mak Tiur menjelaskan kepada putrinya.

"Oh, ternyata kedatangan keluarga dari luar negeri, pantas hampir semua keluarga bapak datang ke rumah mereka siang ini," batin Dean.

Masih bingung akan apa yang terjadi, tiba-tiba saja wanita yang disebut namboru tadi meletakkan sejumput beras ke atas kepala Dean, dan mengatakan pantun dalam bahasa Batak yang mengartikan bahwa dia mengharapkan Dean yang sudah ditunjuk sebagai calon menantunya, segera berjodoh dengan anaknya.

Horas... horas... horas... ucap sang namboru sembari menabur beras berkat ke atas yang dianggap menjadi simbol berkah dan kebahagiaan.

Semua orang tampak gembira, hanya wajah bapaknya yang tampak diam, tanpa ekspresi.

"Mak, ini kenapa ditabur di atas kepalaku berasnya?" tanya Dean tidak mengerti, mengambil beberapa butir dari rambutnya.

"Itu artinya kau sudah ditodo (ditunjuk) jadi parumaen (menantu) namborumu ini, dan akan menikah sama anaknya." Kembali Inangudanya tadi menerangkan.

"Apa? Menikah?" pekik Dean terkejut. "Mak, ini maksudnya kekmana? Kok nikah pula kata nanguda ini?" tanya Dean mengernyitkan keningnya. Kepanikan tampak muncul di wajahnya, karena terlihat kedua orang tuanya tidak membantah, yang artinya ini serius.

"Iya, De. Namborumu ini sudah melamarmu untuk anaknya, paribanmu, dan mamak sama bapak udah setuju," jawab Mak Tiur pelan.

Dunia Dean seketika runtuh, dia tidak menduga kala nasibnya sama seperti kisah Siti Nurbaya. Tidak, ini gak mungkin. Ini sudah zaman modern, gak berlaku lagi perjodohan, apalagi ini tanpa persetujuannya.

"Aku gak mau, Mak. Apalah kalian ini, kok bisa pula kalian menjodohkanku sama orang yang gak ku kenal. Lagi pula masih kuliah aku, Pak, Mak. Pokoknya aku gak mau dijodohkan. Maaf namboru, aku menolak perjodohan ini," pekik Dean segera bangkit dari duduknya dan masuk ke kamar. Nasibnya sungguh sial, padahal dia baru saja jadian dengan pria yang sudah lama dia taksir di kampus.

"Aduh, gimana itu Eda ( kakak ipar), Ito (Abang), si Dean gak mau pula dijodohkan sama anak ku," ucap Uli merasa sedih. Padahal dia sudah menyukai Dean pada pertemuan pertama ini.

"Eda sabar ya. Nanti aku kasih pengertian sama si Dean," jawab Mak Tiur melirik suaminya. Sebenarnya pernikahan ini agak berat untuk disetujuinya, dia berharap putrinya itu bisa memilih sendiri calon suaminya, dan bukan dijodohkan begini, terlebih dengan paribannya sendiri.

Tapi Uli yang sejak dulu ingin menjodohkan anaknya dengan salah satu putri abang-abangnya, terlanjur memohon pada suaminya.

Pak Hotman sebenarnya punya dua orang adik laki-laki lainnya, mereka pun memiliki anak gadis, tapi semua anak gadis mereka menolak perjodohan ini. Uli menangis terisak di depan pak Hotman, yang membuat pria itu tidak tega. Sejak dulu memang Uli paling dekat dengan pak Hotman, jadi lebih sering mengadu pada Abang sulungnya itu.

***

"Namborumu sudah pulang, tega kau gak mau buka pintu kamarmu, berulang kali dia mengetuk pintu kamarmu," ucap Mak Tiur yang sudah duduk di tepi tempat tidur, membelai rambut Dean yang berbaring dengan telungkup.

Gadis itu masih diam, gak mau buka mulut. Dia masih kesal sama orang tuanya yang main terima saja lamaran orang.

"Duduklah De, kita bicara," lanjut Mak Tiur melihat tidak ada reaksi dari anak gadisnya itu.

Masih tetap sama, gadis itu masih diam, bergeming, bahkan pura-pura tidur.

"Mamak tahu kau belum tidur, kita harus bicara," ulang Mak Tiur. Belum sempat melanjutkan ucapannya, suaminya pun masuk ke kamar Dean duduk di kursi meja belajar garis itu dan menghadap ke arah putrinya

"Duduklah boru, Bapak mau bicara," suara bariton itu sontak saja mengkomandoi Dean untuk segera duduk. Dia begitu segan kepada bapaknya. Walau bapaknya adalah orang yang tegas namun, dibalik ketegasannya itu dia begitu menyayanginya, memanjakan putrinya itu dengan caranya sendiri dan selalu berkata lembut kepadanya, itu yang tidak bisa Dean abaikan dari ayahnya.

"Dengarkan Bapak, Nang," ucap pak Hotman memulai rapat dadakan malam itu. "Namborumu, si Uli itu adalah satu-satunya adik bapak dan dia ingin sekali calon menantunya adalah dari keluarga Batubara, karena dia pun boru Batubara, itulah sebabnya kenapa Bapak tidak bisa menolak permintaannya. Di adat kita orang Batak kalau sudah namborumu menunjuk kau jadi menantunya, maka tidak bisa lagi menolak," terang sang ayah.

"Tapi seharusnya'kan bapak sama mama ngomong dulu sama aku jangan main terima aja, nggak menghargai itu namanya," bantah Dean masih tetap tidak terima.

"Kau benar, ada hakmu memberi suara tapi itulah adat Batak. Tadi namborumu sudah meletakkan beras ke atas kepala, maka kau tak bisa lagi menolak," ucap pak Hotma menerangkan.

"Lagi pula kenapa harus aku, Pak? Masih banyak anak bapakuda (adik laki-laki bapak) kan? Ada Kak Sarma, masih ada kak Lela, ada juga kak Roma, kenapa harus aku? Pokoknya aku nggak mau menerima perjodohan ini!"

*

*

*

Hai, jumpa lagi sama novel baruku, mampir dan betah ya. Kali ini aku angkat dari kisah temanku yang kebetulan suku Batak. Mungkin akan sedikit memusingkan, tapi percayalah ceritanya menarik 😉😉

kalau ada kata atau istilah yang tidak dimengerti, boleh tanya di kolom komen, pasti aku jawab. Terima kasih🙏🙏☺️

Terpopuler

Comments

Anastasya

Anastasya

wah baru kali ini aku membaca karya batak 😍salam dari boru batak thorr 🙏

2023-01-04

0

Dewi💕

Dewi💕

agak bingung
dgn istilah" adat istiadat

2022-12-20

1

Kaisa桜

Kaisa桜

<3

2022-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!