"Akhirnya kalian kembali, kami pikir kalian berdua sudah kawin lari," celoteh Risma menggoda kedua anak manusia itu.
Dean hanya merespon dengan senyuman, menunduk lalu duduk kembali di dekat ibunya. Dia tidak memilih duduk di kursi tempatnya disandingkan dengan Sea tadi.
Hanya 30 menit, keduanya pun kembali ke ruangan berbaur bersama anggota keluarga yang lain. Dalam kurun waktu setengah jam, keduanya sudah menyepakati beberapa poin yang akan mereka lakukan bersama.
Dean tersenyum, terlihat wajahnya kembali berbinar. Kedua orang tuanya bahkan seluruh anggota keluarga yang melihat hal itu beranggapan bahwa Dean kini sudah bisa menerima perjodohan dengan paribannya itu.
Begitupun dengan Sea, dia tampak santai, tenang dan tidak ada beban dalam pikirannya. Ternyata gadis yang dijodohkan dengannya tidak terlalu bodoh seperti tanggapannya. Dia bisa diajak bekerja sama bahkan dengan antusias gadis itu langsung menerima saran darinya untuk mengkudeta perjodohan itu.
"Aku tidak akan bisa membatalkan perjodohan ini tanpa bantuanmu. Jadi, kalau kau mau bekerjasama, kita bisa membatalkannya," tawar Sea dengan penuh percaya diri.
Kalau mau jujur, Sea sedikit terkejut mendapati paribannya itu tidak terpesona oleh ketampanannya, selama ini tidak ada wanita yang menolak dirinya bahkan para kaum hawa tidak akan bisa mengalihkan pandangan mereka setelah melihat kehadirannya tapi gadis ini, yang dianggapnya biasa dan sangat tidak menarik justru tidak terpikat oleh pesonanya bahkan bersikeras ingin segera membatalkan perjodohan mereka.
Gayung bersambut, ternyata Dean juga menyetujui rencana yang sudah diatur oleh Sea, alasannya gadis itu sudah memiliki tambatan Hati.
Dean memang harus terbuka kepada Sea karena pria itu mengatakan bahwa kunci utama dari kerjasama ini adalah saling jujur sebagai pondasi yang kokoh, agar suatu saat ketika mereka ditanya atau diinterogasi keluarga, keduanya bisa memberikan jawaban yang kompak.
"Kau sendiri mengapa menolak perjodohan ini? Maksudku, kalau kau memang tidak suka denganku harusnya kau bisa langsung menolak saja."
"Apa kau pikir segampang itu? Kau sendiri kenapa menerimanya?" tanya Sea ketus, dia baru pertama kali ini bertemu dengan seorang gadis yang sanggup memprovokasi dirinya.
"Aku kasihan kepada mamamu, lagi pula aku tidak pernah membantah apapun yang diminta oleh bapakku, jadi dia sudah terlanjur mengatakan iya kepada Namboru, lantas aku bisa apa jawab?" ujar Dean menunduk.
"Aku pun karena memikirkan kesehatan mamaku, makanya aku menurut. Asal kau tahu aku punya kekasih di Jakarta, seorang model dan hubungan kami sudah lama. Harusnya aku akan menikah dengannya tapi mama tidak setuju hanya karena dia bukan orang Batak," terang Sea sedikit kesal dengan adat istiadat suku ibunya.
Dean mengangkat wajahnya, menatap ke arah Sea yang ternyata senasib penanggungan dengannya. Ternyata bukan dia saja ya yang cintanya harus terbentur oleh perbedaan suku.
Apa gunanya Pancasila? Apa gunanya sumpah pemuda, kalau masih harus mengkotak-kotakkan manusia.
Kalau dirinya menikah dengan Ferdi, keluarganya akan bertambah, mempunyai keluarga suku Jawa dan juga Sunda, tapi kalau menikah dengan Sea, keluarga Dean pasti hanya berkutat dengan yang itu-itu saja paling jauh keluarga ayahnya Sea yang ada di Amerika itu pun semuanya bule yang susah dimengerti bahasanya.
"Kenapa jadi diam? kalau melihat dari wajahmu aku tebak kau belum punya pacar, ya? Tidak akan mungkin ada pria yang mau dengan cewek berpenampilan tomboi dan cuek dengan penampilannya sepertimu, ejek Sea tanpa merasa bersalah.
"Hei, anak muda! Jaga mulutmu ya! Gak pernah di sekolahkan mulutmu itu, ya? Enak kali kau ngatain anak orang ,belum jadi suami aja udah kayak gini kau! Semakin semangat kali aku membatalkan perjodohan ini, bisa mati berdiri aku kalau punya suami kayak kau," jawab Dean dengan logat kental khas anak medannya.
Hasea yang sudah lama tinggal di Jakarta tentu saja mendengar cara bicara Dean, sedikit risih di telinganya.
Di lingkungannya gadis-gadis yang dia kenal akan berbicara dengan lemah lembut dan sopan kepadanya, bahkan sedikit berlebihan. Namun, dia suka karena itulah ciri seorang wanita, lemah gemulai sangat berbeda dengan wanita barbar yang ada di hadapannya ini.
Hasea curiga jangan-jangan Dean bukanlah seorang wanita tulen tapi gadis jadi-jadian yang dipaksa harus menikah dengannya karena tidak punya pilihan lain.
"Aku hanya menebak, 30 tahun aku hidup baru kali ini melihat gadis sepertimu" jawabnya dengan gaya sombong, melipat tangan di dada dan tidak peduli dengan wajah Dean yang sudah memerah.
"Asal kau tahu, pacarku lebih ganteng darimu. Kau bisa saja blasteran tapi sorry kau bukan tipeku. Aku lebih cinta produk Indonesia yang asli buatan Indonesia bukan campuran," jawab Dean dengan vokal, dia harus menunjukkan sikapnya agar pria itu tidak semena-mena terhadap dirinya.
"Sudahlah, aku tidak mau berdebat denganmu. Sekarang dengarkan aku baik, kita kembali pada mereka dan katakan bahwa kita setuju dengan perjodohan ini tapi kita meminta waktu satu tahun, baru bersedia menikah. Sekarang kita minta bertunangan saja," terang Sea menjelaskan alur yang sudah dia rencanakan..
"Aku setuju, tapi kenapa setahun? Kenapa nggak lima tahun aja? tunggu aku selesai kuliah dulu?" sambar Dean penuh semangat. Tampaknya walaupun pria itu memiliki mulut setajam pisau, tapi dia bisa diandalkan untuk bekerja sama dalam rangka membatalkan perjodohan ini.
"Kalau lima tahun orang tua kita pasti tidak akan setuju. Satu tahun saja cukup! Selama itu, kita akan memberikan pengertian kepada mereka bahwa ternyata kita tidak cocok, kita akan mengatur rencana agar kita terlihat selalu ribut dan akhirnya mereka setuju untuk membatalkan pernikahan kita. Nah, selama itu kau berhak menjalin hubungan dengan kekasihmu, begitupun aku," ucap Sea.
***
"Dari mimik wajah mereka tampaknya keduanya sudah saling cocok dan setuju dengan rencana perjodohan ini," timpal Togar Bapakudahnya.
"Benar itu Bang? Kau udah setuju, Amang?" tanya Namboru Uli dengan antusias mendekati putranya dan merangkul punggung anak satu-satunya itu. Ayahnya yang tidak terlalu pasif bahasa Indonesia hanya tersenyum menanggapi percakapan dalam keluarga itu.Sebelumnya Uli sudah menjelaskan kepada suaminya mengenai perjodohan Hasea dengan putri abangnya. Rudolf tidak keberatan selama hal itu membuat istrinya senang. Dia terlalu mencintai Uli hingga apapun yang diinginkan wanita itu pasti dikabulkannya.
Lagi pula, dia juga cinta dengan Indonesia. Melalui Uli dia bisa melihat bahwa masyarakat di Indonesia begitu baik dan juga ramah jadi tidak masalah kalau anaknya akan menikah dengan wanita Indonesia mengikuti jejaknya, buktinya selama pernikahan mereka, dia begitu bahagia dengan Uli.
Rudolf bahkan sempat berpikir mengapa tidak lebih awal lagi datang ke Indonesia agar bisa bertemu dengan Uli lebih cepat saat itu.
"Aku setuju, Ma, dengan satu syarat dan itu pun sudah kami sepakati berdua, bahwa kami akan menikah tahun depan, agar kami memiliki waktu untuk saling mengenal satu sama lain," terang Sea tidak ingin dibantah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sarah Arifin
hahaha sea terkejut karena dean gak tertarik dengannya, ihh penasaran selanjutnya bakal gimana nih ya....
2022-12-21
1
GeL
Masok kak? Cocok Kam rasa?🤟🤣🤣
2022-12-20
1
Nisa
hahaha hadir orang medan kak 🤣
sukak aku ceritanya kak, pas x pas x
2022-12-20
1