"Terima sajalah, siapa tahu ganteng anak namboru itu," ucap kak Roma, anak dari adik Pak Hotman
Kali ini mereka berkumpul di rumah adik kedua dari bapaknya karena hari ini giliran rumah mereka yang disinggahi oleh namboru Uli.
"Benar apa kata Roma, terima aja. Namboru pasti sayang sama mu, Dean," timpal Sarma, anak dari bapakuda nya.
Kalau soal kekompakan yang bersaudara Dean akui keluarga ayahnya sangat kompak, terlebih ketika opung Doli (kakek) dan opung Boru (nenek) meninggal, tali persaudaraan mereka semakin erat.
"Nggak mau lah, kenapa nggak kakak aja yang nikah sama dia? Kakak udah cukup umur untuk menikah, sementara aku masih kuliah," jawab Dean yang merasa kesal terhadap Kakak sepupunya itu, ketika ikut mendukung perihal perjodohan itu.
Dean memang tidak terlalu kompak dengan sepupunya, entah kenapa mereka selalu jahil kepadanya dan merasa tidak suka. Mungkin karena mereka lebih tua daripada Dean, makanya memperlakukan Dean sesuka hati mereka, padahal kalau dari segi adat daerah Batak tertentu, harusnya walaupun Sarma dan Roma, serta Lela lebih tua darinya, wajib memanggil kakak kepada Dean karena Ayah Dean adalah anak sulung di keluarga besar mereka.
Namun, karena sudah tinggal di kota dan mengikuti kebiasaan adat di Indonesia memanggil kakak kepada yang lebih tua, akhirnya Dean dan kedua adiknya memanggil kakak kepada anak-anak dari bapakudanya ( adik laki-laki ayahnya).
"Sebenarnya bukan aku tidak mau tapi kau tahu sendiri kan aku sama Bang Robert sudah lama berpacaran tinggal nunggu dia naik pangkat aja kami akan nikah," jawab Sarma buang badan.
"Itu kan cuma alasan kakak aja. Kalau gitu kenapa nggak Roma untung nggak nggak lelah ucapnya menunjuk dengan salat mata pada rumah dan lain-lain sedang asyik mengunyah keripik pisang coklat yang dibawa namboru mereka.
"Dih, jangan bawa-bawa kita, dong. Kamu kan tahu aku juga udah punya pacar, kalau Lela, dia mau melanjutkan kuliahnya jadi belum mau memikirkan soal pernikahan," sanggah Roma.
"Benar itu! Nah pilihannya tinggal kalian bertiga, karena adik-adikmu masih kecil ya kau pilihan terakhir. Lagi pula namboru itu juga udah mengikatmu sebagai menantu pilihannya, dengan menabur beras ke atas kepalamu'kan?" ucap Sarma memperjelas keadaan Dean kini.
"Jangan kakak pikir aku gak tahu, Sian cerita kalau sebenarnya namboru pilih kak Sarma untuk pertama kali, bahkan juga sudah hampir di kasih beras," ujar Dean, tidak mau dianggap bodoh.
Hal yang menyakitkan dari perjodohan ini selain karena dia tidak mengenal siapa calonnya dan bukan pilihannya juga karena ternyata paribannya itu justru memilih gadis lain untuk menjadi istrinya, dan karena ditolak oleh gadis itu, membuatnya menjadi pilihan terakhir.
Memangnya dia seburuk itu? Hanya dijadikan kandidat terakhir, bak pertandingan bola menjadi pemain cadangan.
"Dean, dengarkan kakak, kamu'kan juga belum punya cowok, nggak salah juga untuk pendekatan dengan anak namboru itu, siapa tahu cocok. Kamu sebagai adik harus ngalah sama kita. Kasihan namboru Uli, dia cuman satu-satunya adik perempuan dari bapak kita, lagi pula kalau sampai anaknya nanti nikah sama bule ngikutin jejak bapaknya, Namboru Uli bakal sedih. Dia'kan pengen juga punya menantu boru Batak," lanjut Sarma mencoba memberikan penjelasan kepada Dean.
Setelah acara makan siang, namboru Uli menarik tangannya untuk bicara empat mata. Mereka meminjam kamar Sarma untuk ngobrol agar tidak didengar siapapun.
"Kamu mau ya, Nang, nikah sama Hasea. Namboru nggak mau kalau dia nanti jadi sama cewek bule itu," bujuk namboru Uli.
Dean jadi semakin tidak tega melihat wajah wanita itu yang memohon dengan sangat serius. Entah angin dari mana yang bertiup masuk ke dalam saluran pernapasan yang membuatnya seketika langsung mengangguk setuju.
Pekikan gembira namboru Uli membuat Dean sadar atas apa yang sudah dia lakukan.
"Kamu menerimanya? Akhirnya kamu terima permohonan Namboru, Dean. Namborumu ini senang sekali, terima kasih ya. Kalau begitu aku mau bicara langsung sama bapakmu."
Usai mengatakan hal itu Namboru Uli dengan penuh kegembiraan pergi meninggalkannya, tinggallah dia sendiri yang meratapi nasibnya.
Memangnya tadi aku bilang apa? Kayaknya aku nggak jawab apa-apa deh," ucapnya bermonolog. Namun, kembali dia mengingat bahwa tadi dia sempat mengangguk, hingga membuat namborunya menganggap itu tanda persetujuan darinya. Tinggallah Dean menyesali perbuatan bodohnya.
"Ito, akhirnya si Dean setuju menikah dengan si Hasea, sebaiknya kita tetapkan tanggal pernikahannya, biar nanti aku kembali lagi ke Amerika menjemput bapaknya lalu meminta Hasea datang ke Medan," ucap Namboru Uli dengan wajah berbinar.
Namboru Uli bersama suaminya memang tinggal di Amerika, karena perusahaan mereka sudah lama membuka cabang di Jakarta, maka Rudolf, ayahnya mengutus Hasea yang sudah mahir berbahasa Indonesia dan beberapa tahun pernah tinggal di Indonesia, menjadi CEO di sana, mengawasi jalannya perusahaan mereka. Sudah 5 tahun dia tinggal di sana, tapi tidak sekalipun dia pernah berniat bertemu dengan tulang (paman : Abang/Adik dari ibu) nya.
***
"Bapak senang sekali kau mau menerima perjodohan ini, kau tidak melihat bagaimana tadi gembiranya wajah namborumu itu," ucap ayahnya yang sudah mengambil tempat duduk di samping Dean, yang duduk di teras menikmati belaian angin malam dan berharap kesesakan yang ada dan mumet di kepalanya bisa berkurang.
"Kenapa harus Pariban, Pak? Padahal kalau pun nggak nikah sama si Hasea itu tetapnya kita bersaudara dengan namboru Uli. Apa enaknya menikah dengan sepupu, Pak? Sebenarnya itu sudah dianggap sebagai incest," ujar Dean cuek. Harusnya pernikahan antara sepupu seperti itu sudah tidak dibenarkan lagi.
"Tapi berbeda dengan kita, di adat orang Batak menikah dengan sepupu itu justru lebih dihargai oleh para keluarga, artinya hubungan kekeluargaan itu akan lebih erat. Lagi pula kalau namborumu yang jadi mertuamu kau akan senang tidak perlu menghadapi mertua yang cerewet yang suka usil dan suka mengadu domba anak dan menantunya," sambar Bu Tiur yang entah Sejak kapan sudah berdiri diambang pintu.
Dean hanya bisa menarik napas mendengarkan argumen kedua orang tuanya, apapun yang dia katakan tidak akan berlaku untuk mereka.
Dia hanya perlu mengulur waktu. Lagi pula janji untuk mempertemukan mereka masih lama, dia masih bisa mengatur rencana dan mencari akal agar perjodohan itu dibatalkan.
Sampai sekarang belum ada yang tahu bahwa dia sudah punya pacar. Dean baru saja jadian dengan pria yang sudah lama dia taksir satu bulan yang lalu dan itu pun dengan perjuangan yang begitu berat.
Sebenarnya, bisa saja dia juga menolak permintaan Namboru Uli dengan alasan dia juga sudah punya kekasih, seperti yang dilakukan Kak Sarma, tapi tidak dia lakukan karena pacarnya bukanlah suku Batak, yang pastinya ayahnya akan menolak hubungan mereka.
Note Author:
-Namboru : Panggilan untuk adik/ kakak perempuan dari ayah
-Bapak Uda: Adik ayah
-Inanguda : Istri Bapakuda
-Tulang : Adik/Abang dari ibu
-Nantulang : Istri tulang
-Opung doli: Kakek
-Opung Boru: Nenek
-Ito : Abang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Khalilla
susah juga sih, masalah jodoh menjodohkan dan dijodohkan ini
itu kan teman hidup seumur hidup
tapi ntah knapa aku juga jarang dengar kalau pernikahan hasil dari perjodohan itu gagal.kadang emang seperti itu pilihan orang tua gapernah salah,pernah sih tapi jarang banget terjadi
2023-01-06
4
mikhayla
fav dlu deh, biar enak baca bab selanjutnya
2022-12-25
0