"Seharusnya kamu tidak berkata seperti itu, Ken. Kalau pun kamu tidak menyukainya, jangan mengatakan dengan kalimat yang menyakitkan hati," tegur Nio pada sahabatnya itu.
"Dia dikasih tahu baik-baik juga enggak akan mempan. Masuk kuping kanan keluar kuping kiri."
Nio menghela nafas, tidak habis pikir dengan Ken yang bicara tanpa memikirkan perasaan orang lain. Tapinya sudahlah, itu urusan Ken, sebagai sahabat yang penting dia sudah memberi tahunya.
🍃🍃🍃
"Van, kamu enggak sakit hati terus menerus ditolak oleh Kak Ken?"
"Biarkan saja, nanti juga dia yang akan mengejar-ngejar aku," ucap Vana dengan penuh percaya diri. Mungkin seperti apa yang Ken katakan, kalau Vana itu memang sudah tidak punya urat malu.
"Aku cantik, bahkan lebih cantik daripada Vara."
"Mungkin yang Kak Ken cari bukan hanya cantik, tapi juga mandiri, pintar dan baik."
"Ish, Ara! Kamu mau membela Vara?"
"Bukannya begitu. Lagian kamu bersikap kaya enggak ada pria lain saja."
"Ini namanya cinta sejati."
"Bukannya cinta sejati, tapi cinta buta."
Ara adalah sahabat Vana. Dia memang belum pernah bertemu dengan yang namanya Ken, tali sudah sering mendengar cerita tentang pria itu. Vana bahkan tidak mau menunjukkan foto Ken pada Ara, karena takut gadis itu juga menyukai pria pujaannya.
"Mending kamu cari pria lain saja, yang jauh lebih baik daripada Ken."
"Bagiku dialah yang terbaik. Hanya aku yang cocok bersanding dengannya."
Sebagai sahabat, Ara menag sangat tahu bagaimana watak Vana. Dia bukan orang yang pantang menyerah. Di sekolah, dia termasuk idola kampus.
Begitu juga dengan Vara, yang selalu menjadi idola di sekolahnya maupun di kampus. Vara dan Ken sering dielu-elukan sebagai pasangan ideal.
Siapa sih yang tidak mengenal dua keluarga besar itu? Sama-sama pengusaha besar yang sudah menjalin persahabatan sejak jaman kakek nenek moyang mereka.
Banyak pria yang ingin mendekati Vara, tapi keburu minder duluan dengan Ken. Begitu juga dengan para perempuan yang hanya bisa mengagumi Ken dari jauh, karena takut mental duluan oleh Vara.
🍃🍃🍃
Ken membaringkan tubuhnya di kasur. Dia masih memikirkan perkataan Vana tentang masalah perjodohan itu. Kalau dia dijodohkan dengan Vana, sudah pasti dia akan menolaknya. Bagaimana bisa dia menikah dengan gadis yang tidak dicintainya, bahkan sangat menyebalkan di pikirannya.
Tapi tidak mungkin kan, papa dan mama menjodohkan aku dengan Vana. Vara lebih pantas menjadi menantu papa dan mama.
Menurut Ken, kedua orang tuanya juga lebih dekat dengan Vara, yang suka membantu mamanya memasak saat berkunjung ke rumah mereka, sedangkan Vana? Apalagi kalau bukan berleha-leha di sofa dan terus mengoceh tak bermutu.
"Ken, ayo makan dulu."
Panggilan dari mamanya membuat Ken tersadar, dia lalu bangun dari kasurnya, merapihkan rambutnya yang berantakan dan segera ke luar kamar.
Melihat kedua orang tuanya yang sudah ada di ruang makan, membuat Ken ingin bertanya tentang masalah perjodohan itu, tapi ragu-ragu. Dia tidak ingin terpancing dengan perkataan Vana yang belum tentu benar. Bisa saja kalau Ken bertanya, malah benar dirinya dijodohkan dengan gadis biang onar itu.
Entahlah, apa pun yang berhubungan dengan Vana, selalu membuat Ken tidak suka. Apalagi Ken sering melihat Vana yang marah-marah pada Vara hanya karena Vara bicara dengan Ken.
Bisa-bisa semua perempuan yang bicara pada Ken akan dimarahi oleh perempuan itu kalau nanti dia menjadi istri Ken.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
hasna asthyna
tanya aja Ken ... daripada ntar jadi salah
2023-08-10
2