Vana sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Vana saat ini masih kelas tiga, selisih dua tahun dengan Vara dan Ken.
Di kamar sebelahnya, Vara juga sudah siap untuk pergi kuliah. Penampilannya sederhana, tapi selalu terlihat cantik.
Kedua orang tua mereka adalah pengusaha, meskipun begitu, Vara tidak pernah bersikap sombong dan memanfaatkan kekayaan keluarganya. Itulah sebabnya dia disukai banyak orang, dan sangat disayang oleh papa mamanya.
Vara dan Vana sama-sama keluar dari kamar mereka. Vana mendengkus saat melihat Vara yang tersenyum padanya.
"Pagi, Vana."
"Enggak usah sok ramah, deh. Di sini enggak ada kak Ken."
Vara menghela nafas. Selama ini adiknya itu selalu menganggap kalau dia selalu mencari muka di hadapan Ken dengan bersikap baik padanya. Padahal, Vara memanglah gadis yang baik. Dia juga sangat menyayangi Vana.
Tapi, dia juga tidak bisa membohongi diri sendiri kalau dia juga menyukai Ken, bahkan sejak mereka masih kecil. Haruskah dia mengalah demi adik satu-satunya itu?
Ken memang tampan, juga berasal dari keluarga terpandang. Banyak perempuan di kampus mereka yang menyukai Ken.
Tidak, bukan hanya di kampus, tapi sejak mereka sekolah, hampir semua gadis menyukai Ken. Ken tidak pernah menanggapi gadis-gadis itu. Hanya satu-satunya perempuan saja yang bisa dekat dengan Ken, yaitu Vara.
Vara tidak pernah memaafkan kedekatan kedua orang tua mereka agar bisa dekat dengan Ken. Semua mengalir begitu saja. Juga tidak pernah bersikap angkuh meski hanya dia yang bisa dekat dengan Ken, membuat gadis lainnya merasa iri. Tidak seperti gadis lainnya, jika bisa dekat dengan pria most wanted, langsung bersikap sombong.
Vana duduk di kursi makan, sesekali melirik jam tangannya, menunggu sang pujaan hati datang menjemput.
"Vana, kamu belum ke sekolah?"
"Lagi tunggu kak Ken, Pa."
"Ayo Van, kakak antar. Mungkin Ken tidak bisa menjemput kamu."
"Enggak mau, pokoknya aku mau pergi ke sekolah sama kak Ken. Kalau kak Ken tidak datang, ya aku enggak sekolah."
Papa dan mamanya menghembuskan nafas berat. Selalu seperti ini. Entah dari mana sikap keras kepala dan egoisnya ini berasal.
Apa yang dia mau, harus dia dapatkan. Untung saja Vara tidak seperti itu, bisa-bisa kedua orang tua mereka darah tinggi.
"Jangan seperti itu, Van. Tidak semua hal yang kamu mau, bisa kamu dapatkan."
"Ya harus dong, Ma. Mama sama papa kenapa sih, selalu enggak suka kalau aku dekat dengan kak Ken. Giliran Vara yang dekat, kalian malah senang. Pilih kasih!"
"Jaga bicara kamu, Vana. Tidak ada yang pilih kasih. Coba deh, kamu contoh kakak kamu itu. Kuliah dapat beasiswa, tidak pernah boros, dan mandiri."
"Tuh kan, banding-bandingin saja terus aku sama anak itu. Seharusnya dia sebagai kakak tuh ngalah sama aku. Sudah tahu aku suka sama kak Ken, dia malah main serobot aja. Kaya enggak ada cowok lain saja!"
"Van, sejak kecil Vara dan Ken memang sudah bersama, bahkan sebelum kamu lahir."
"Ya kan bukan salah aku kalau aku yang lahirnya belakangan. Pokoknya aku mau papa dan mama menjodohkan aku dengan kak Ken, titik!"
Vana lalu kembali ke kamarnya, sudah dipastikan Ken tidak datang untuk menjemputnya ke sekolah.
"Kenapa anak itu keras kepala sekali. Selama ini dia selalu saja menempel pada Ken."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
hasna asthyna
terlalu dimanjain kali mam .. jadi aja begitu 😁
2023-08-10
2
Novi Yantisuherman
salah lu sendiri terlalu manjain anak,giliran begini malah bingung kan.Wkwkkwk
2023-07-12
2
Putri Minwa
👍👍👍
2023-04-25
3