"Pi, gimana kalau kita menjodohkan Ken dengan anaknya Vanya?" tanya Dania pada suaminya, Hendrick.
"Aku juga maunya begitu. Nanti aku akan bicara dengan Bryan.
Dania tersenyum. Sejak dulu dia memang ingin menjalin hubungan keluarga dengan sahabatnya, Vanya. Vanya adalah ibu dari Vara dan Vana.
Di kampus, Ken terus saja menghela nafas. Sejak tadi ponselnya terus saja berbunyi, pesan bertubi-tubi dari Vana. Ingin sekali dia memblokir nomor itu, tapi setelah itu Vana akan datang ke tempatnya, merengek atau marah-marah yang ujung-ujungnya Ken Haris mengajak Vana jalan ke mana sama gadis itu mau.
"Kamu kenapa?" tanya Vara.
"Enggak apa."
"Vana, ya? Tadi dia tidak sekolah karena kamu enggak jemput."
"Maaf ya, Var. Meskipun Vana itu adik kamu, dan anak dari om dan tante, tapi aku suka kesal dengan dia."
"Enggak perlu minta maaf. Justru kami yang seharusnya minta maaf kalau Vana selama ini sudah sering bikin kamu kesal."
"Aku tuh anggap dia adik, kamu ngerti kan maksud aku?"
"Iya, aku paham. Nanti juga lama-lama Vana bakalan ngerti."
Vara lalu terdiam. Dalam pikirannya, apakah Ken juga menganggap dia adik? Gadis itu menghela nafas pelan. Kenapa dia dan adiknya harus menyukai pria yang sama?
Ken dengan terang-terangan mengatakan kalau hanya menganggap Vana adiknya, itu pasti akan membuat Vana bersedih. Tapi yang namanya perasaan juga tidak bisa dipaksakan, kan?
"Ngomong-ngomong, dari sekian banyak gadis di kampus ini, apa tidak ada yang membuat kamu tertarik?"
"Ada."
"Hah, ada?"
"Iya. Dia baik, cantik dan pintar. Aku ingin sekali menikahinya, tapi takut ditolak."
"Serius?"
"Iya."
"Bagus deh kalau begitu. Ternyata ada juga perempuan yang bisa meluluhkan hati sahabat terbaikku ini."
Vara dan Ken tersenyum, sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak jauh dari sana, Vana mengepalkan tangannya. Dia tidak suka melihat kedekatan Vara dan Ken.
Dasar,.dia pasti sudah Ngin menggoda kak Ken. Tidak akan aku biarkan.
"Kak Ken, kenapa Kak Ken tidak membalas satu pesan pun dariku? Kamu juga Kak Vara, kenapa malah dekat-dekat dengan pacar aku."
"Vana, aku itu bukan pacar kamu, enggak usah ngaku-ngaku, deh."
"Apaan sih Kak, Kakak itu pacar aku sejak kita masih kecil."
Namanya Vana tidak mau mendengar penolakan. Dia merangkul lengan Ken dengan mesra dan mendelik kesal pada kakak perempuannya itu.
"Jangan menjadi pihak ketiga di antara hubungan aku dengan Kak Ken!"
Orang-orang yang ada di sana langsung melihat ke arah mereka. Vara jadi merasa malu, mendengar orang-orang yang berbisik dan menatapnya dengan tatapan aneh.
"Jangan asal tuduh, Vana. Aku sama kamu itu enggak ada hubungan apa-apa."
"Ada. Sebentar lagi orang tua kita akan mengadakan pesta pertunangan kita."
"Jangan mimpi!"
"Siapa yang mimpi? Tadi aku dengar sendiri kok, papa Kak Ken menelepon papa aku dan membicarakan perjodohan kita. Kalau tidak percaya, coba saja telp!"
"Apa?"
Ken dan Vara sama-sama terkejut. Baru saja Ken mengatakan kalau hanya menganggap Vana itu adiknya, dan menyukai gadis lain. Vara menahan sedihnya. Rasanya dia tidak rela kalau pria yang diam-dia cintai itu, akan menjadi adik iparnya.
"Kan aku sudah bilang, apa pun yang aku mau, pasti akan aku dapatkan. Kita itu memang jodoh sejak kecil, Kak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
hasna asthyna
aishhhh vana qo begitu egoisnya .. gumushh aku 😁
2023-08-10
1