Dengan berat hati Ken terpaksa membiarkan Vana merangkul lengannya, daripada nanti dia kembali membuat ulah dan membuat malu. Banyak yang melihat Vana, bertanya-tanya siapa gadis yang menggandeng lengan Ken itu. Mereka pikir, Vara adalah pacarnya Ken, satu-satunya perempuan yang bisa dekat dengan Ken, tapi ternyata tidak.
Seperti yang Ken duga, Vana terlihat angkuh karena bisa dekat dengan Ken. Bersikap seolah dirinya yang paling baik di antara yang lainnya karena bisa dekat dengan Ken. Ken kembali membandingkan Vara dan Vana.
Marissa, sahabat Vara hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Vara yang harus berjalan di belakang Ken dan Vana. Sedangkan Carlos dan Nio juga tidak banyak bicara.
"Kamu enggak cemburu?" bisik Rissa di telinga Vara.
"Kenapa aku harus cemburu?"
"Ck, aku tahu kamu sangat menyukai Ken."
"Ken itu sahabat aku sejak kecil, Ris."
"Sahabat tapi cinta, kan? Sudahlah, tidak perlu membohongi diri sendiri. Aku sangat tahu kalau kamu menyukai Ken sejak lama. Kita ini sudah bersahabat lama, Var."
"Tapi bagaimana bisa aku menyakiti hati adikku sendiri."
"Tapi kamu kan tahu sendiri, kalau Ken itu memang tidak menyukai Vana. Coba saja kamu lihat sikap Ken, dia terlihat risih dengan kelakuan adik kamu itu."
Rissa, Carlos dan Nio sangat tahu bagaimana Ken, Vara dan Vana.
"Bagaimana kalau Ken menyukai kamu, Var?"
"Mana mungkin."
"Kenapa enggak mungkin? Kamu cantik, mandiri, pintar, dan satu-satunya perempuan yang bisa dekat dengan Ken tanpa membuat dia risih."
"Tapi ...."
"Apa kamu mau mengalah demi adikmu? Adikmu saja belum tentu mau mengalah untuk kamu. Dia malah sering marah-marah ke kamu kalau dekat dengan Ken. Cinta memang tidak memandang saudara, setidaknya itu berlaku untuk dia," ucap Rissa sambil menunjuk Vana dengan dagunya.
Jujur saja, Rissa memang tidak menyukai Vana, meskipun Vana adalah adik dari sahabatnya sendiri. Vana yang sering seenaknya dan selalu menyusahkan Vara, membuat Rissa kesal.
Vio diam-diam melirik Vana dan Ken. Pria berwajah tampan itu kadang merasa heran, kenapa Vana tidak pernah tersinggung apalagi sakit hati dengan sikap Ken selama ini.
Apa cinta membuat dia buta?
"Kak Ken, ayo kita nonton berdua saja."
"Enggak mau. Kalau mau nonton, nonton saja sendiri."
"Tapi aku mau nonton berdua."
"Sana, nonton dengan Nio!"
Nio melirik Ken, kenapa dia yang diumpankan?
"Pokoknya Kakak Haris menemani aku nonton. Gara-gara Kakak tadi tidak menjemput aku, aku jadi tidak sekolah."
"Itu salah kamu sendiri. Kamu dengar ya Van, aku ini bukan sopir kamu, bukan orang tua, pacar apalagi suami. Dan jangan pernah mengharap lebih, karena itu tidak akan pernah terjadi. Bagi aku, kamu itu orang yang sangat merepotkan, dan sangat menyebalkan!"
Ken lalu menepis tangan Vana dengan kasar. Vana terdiam, mendengar kata-kata yang menyakitkan dari mulut pria yang sangat disukainya dari kecil.
Nio jadi merasa kasihan dengan Vana. Meskipun tidak menyukai Vana, tidak seharusnya Ken berkata kasar dan terang-terangan seperti itu, apalagi di hadapan orang-orang.
"Mungkin sekarang Kakak tidak menyukai aku, tapi nanti juga Kakak pasti akan mencintai aku. Bukankah cinta datang karena terbiasa? Cinta juga bisa tumbuh seiring waktu."
"Kamu benar, cinta bisa datang karena terbiasa, dan tumbuh seiring waktu," ucap Ken sambil melirik Vara.
"Dan meskipun waktu sudah berlalu cukup lama sejak kita masih kecil, rasa cinta untuk kamu itu tidak pernah ada ... sedikit pun!"
Ken lalu meninggalkan Vana yang memandang dirinya sendu.
"Apa lihat-lihat? Kalian pasti ingin menertawakan aku, kan? Kamu juga pasti sangat bahagia kan, Vara?"
"Dasar, masih saja menyalahkan orang lain. Kalau sudah ditolak mah, harus nyadar diri, dong!" ketus Rissa.
"Enggak usah ikut campur, dasar orang-orangan sawah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
hasna asthyna
vana kayanya kamu ga bisa melek yaaa... Ken udh ketua begitu juga masih belum sadar
2023-08-10
2
Rini Q Ririn
cinta d tolak 😄😄
2023-03-08
1