I'M Not A Mafia
"Jadi dia ikut terlibat dalam bisnis obat terlarang dua puluh tahun yang lalu."
Firo segera menutup buku bersampul merah di tangannya. Meletakkan kembali buku tersebut di meja. Mengambil secangkir kopi dan menyeruputnya pelan. Yah, buku itu adalah peninggalan ayahnya dulu sebelum dihukum mati.
Mata pria itu menatap tajam ke sembarang arah. Sambil menyesap, sesekali dia memejamkan mata sebentar lalu membukanya lagi. Terlihat jelas kalau Firo sedang memikirkan sesuatu.
"Tak mungkin ibuku memiliki anak yang lain. Ibuku tak pernah menceritakannya. Kalau iya, di mana dia sekarang?" Firo terus bergumam di dalam hati.
Dari ambang pintu, muncul seorang wanita berpakaian longgar mendatanginya. Dia adalah Meysa, istrinya yang sudah hampir dua puluh tahun dia nikahi.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Meysa lalu ikut duduk di kursi sebelahnya.
Firo terdiam termangu melihat ke arah istrinya. Wajah teduh istrinya mengalihkan pikirannya. Walaupun sudah tak muda lagi seperti dulu, aura kecantikan Meysa masih terpancar jelas di wajahnya. Meysa tersenyum sambil mengusap bahu suaminya. "Tak usah dipikirkan. Aku pasti sembuh. Lagian aku sudah meminum antibiotiknya. Untuk sementara kita titipkan Drago kepada Niki dulu. Setelah pengobatan selesai barulah kita kembali ke Indonesia."
"Bukan itu yang ada dalam pikiranku. Kali ini aku benar-benar takut. Beberapa bulan lagi Sony akan keluar dari penjara," kata Firo menunduk lesu.
"Apa? Jadi dia akan dibebaskan sebentar lagi. Kalau begitu kita tak perlu menitipkan anak kita kepada Niki di Indonesia. Biarkan Drago bersama kita di sini. Lagipula dia sudah cukup dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri."
"Tidak apa Mey. Drago masih aman kalau kita titipkan beberapa bulan ini. Lagipula Sony masih di dalam penjara sampai kita pulang nanti."
"Baiklah, aku setuju. Aku sudah pesankan tiket pesawat untuk Drago berangkat sore ini."
"Tenang saja, kita akan menyusul secepatnya," kata Firo menenangkan istrinya.
Sekarang sudah sepuluh tahun lebih, semenjak mereka meninggalkan Indonesia, tempat kenangan manis sekaligus kenangan buruk bagi mereka. Keluarga Firo kini hidup tenang di Singapore. Walaupun Meysa didiagnosis tidak akan memiliki keturunan lagi, Firo masih sangat mencintainya.
Harta peninggalan Tuan Bram di Indonesia sudah habis, dan perusahaan mereka dinyatakan bangkrut setelah berita mencuatnya Tuan Bram yang dihukum mati tersebar ke media. Para instansi pemerintah mulai menyelidiki dari mana harta yang dimiliki Tuan Bram selama ini. Semua diambil dan disegel pemerintah. Hanya sisa sebuah rumah besar yang dulu Firo tempati, kini dibiarkan terbengkalai, tak terurus, dan tak berpenghuni.
Firo dan keluarganya memutuskan pindah tempat tinggal, mereka ingin hidup tenang tanpa adanya media yang mengganggu. Sematan keluarga pengedar ganja melekat pada diri Firo. Imbasnya, Drago pun kesulitan dalam bergaul. Rata-rata orang tua teman-temannya merentangkan jarak agar tidak berdekatan dengan Drago. Membuat Drago yang kala itu masih bersekolah di taman kanak-kanak tak memiliki teman sebaya. Sekarang Firo berubah pikiran dan memutuskan untuk kembali. Ada hal lain yang harus dia selesaikan.
"Apa kamu sudah menghubungi Niko? Bukankah dia juga bilang akan kembali ke Indonesia?" tanya Firo.
Meysa duduk santai sambil menghirup aroma teh di dalam cangkir yang dia pegang. Meysa mengingat lagi percakapan dirinya dengan Niko beberapa jam yang lalu di telepon, "Heum, kalau ngga salah, Niko akan pulang enam bulan lagi bersama anak dan istrinya. Aku tak sabar ingin pulang kampung dan berkumpul kembali dengan keluarga lainnya di Indonesia."
Firo memegang tangan istrinya. Sepuluh tahun jauh dari keluarga lainnya membuat mereka sangat rindu. Khususnya kepada Niki dan anaknya, Elard. Kabarnya El sudah dewasa dan sangat tampan sama seperti Drago. Begitu pula dengan Agung dan istrinya. Setelah keluarga Firo bangkrut, Agung dan istrinya memutuskan untuk berwirausaha. Alhasil sekarang mereka hidup bahagia dengan tiga anak.
"Aku tak sabar ingin berkumpul lagi, terutama dengan Shaka. Dia sekarang sudah sukses menjadi pengusaha di Italia," kata Firo kagum.
"Ah, benar aku juga sangat rindu dengan Geya. Aku sering melihat postingan Geya bersama dengan teman sosialitanya. Tak ada perubahan di wajahnya dari dulu, masih terlihat muda dan cantik walaupun sudah memiliki anak tiga," kata Meysa berdecak kagum. Dia sering melihat postingan Geya saat berjalan-jalan di luar negeri. Menunjukkan beberapa tas branded, perhiasan mewah bahkan memposting momen di mana dia sedang berlibur ke media sosial.
Meysa, yang tidak ada apa-apanya merasa enggan menyapa atau membalas postingan Geya duluan. Meskipun begitu, Meysa turut bahagia apalagi mereka sudah memutuskan untuk berbesanan nanti. "Geya sudah punya brand kosmetik dan perusahaan sendiri. Sudah beberapa kali Geya mengundangku dan Drago liburan ke Italia bersama Calista. Tapi Drago selalu menolaknya, dengan alasan dia malu karena seluruh biayanya ditanggung oleh Shaka. Drago tidak ingin merepotkan calon mertuanya."
Firo mengerti apa yang ada dipikiran Drago. Sama seperti dirinya yang selalu menolak modal yang diberikan Shaka. Firo selalu ingin berusaha sendiri, walaupun berkali-kali usaha yang dibangunnya mengalami masalah. Sekarang saja terjadi insiden di usaha barang online miliknya, yang menyebabkan kerugian besar.
"Maaf, aku belum bisa membahagiakan kamu dan Drago. Aku belum bisa sesukses Shaka. Aku juga belum bisa mengajakmu liburan mewah ke luar negeri," kata Firo sambil memegang punggung tangan Meysa. Dia tahu di hati kecil istrinya pasti menginginkan hal yang sama seperti Geya.
"Tidak apa-apa, keluarga dan kesehatan lebih aku butuhkan dari pada uang sekarang. Meskipun harta kita tak sebanyak mereka, kita harus bersyukur masih bisa makan, banyak orang diluar sana yang kelaparan dan tidak memiliki tempat tinggal yang layak seperti kita," kata Meysa.
Setengah jam sudah mereka berbincang. Banyak obrolan ringan mau pun penting yang mereka bicarakan. Apa pun masalah yang sedang dialami keluarga mereka, Firo selalu menyempatkan diri berkomunikasi dengan Meysa.
"Aku tinggal sebentar. Kabarnya ada masalah di gudang, aku harus mengabari karyawanku dulu," kata Firo.
Meysa mengangguk. Melihat suaminya kini sibuk, Meysa beranjak ke kamar anaknya yang sedang mengemasi barang-barang.
"Apa kamu perlu bantuan ibu?" tanya Meysa saat membuka kamar anaknya yang tak terkunci.
Melihat ibunya masuk, remaja lelaki itu langsung menghentikan aktivitasnya. Ibunya langsung mendudukkan diri di ranjang. Melihat satu persatu barang-barang yang sudah dirapihkan Drago.
"Kamu sudah selesai merapihkan semuanya, Nak?"
"Iya, Ibu."
Namanya Orion Drago, beberapa hari yang lalu remaja lelaki itu telah genap berusia 18 tahun. Meskipun sudah menginjak remaja, Drago tak sungkan tidur di pangkuan ibunya.
"Ibu, apa aku jadi pindah sekolah di Indonesia? Apa tidak menunggu enam bulan lagi agar kita bisa pindah bersama-sama?" tanya Drago.
Meysa membelai rambut putranya dengan lembut. "Yah, kata ayahmu lebih baik sekarang karena bulan ini adalah tahun ajaran baru. Kamu bisa lebih fokus belajar dari awal semester pertama," kata Meysa memberi pengertian kepada Drago.
Drago sebenarnya sangat ingin kembali ke Indonesia, dia bisa bertemu sepupunya dan yang paling utama dia bisa bertemu dengan Calista, tunangannya. Meskipun Uncle Shaka ada di luar negeri, tetapi tidak dengan Calista. Dari kecil, Calista sudah diasuh oleh nenek dan kakeknya yang seorang pengusaha sekaligus pemilik sekolah yang akan menjadi tempat menempuh pendidikan Drago nanti di Indonesia.
Samuel, kakek Calista sudah memasukkan Drago di sekolah miliknya. Karena dia adalah calon suami untuk cucunya, Drago dibebaskan dari semua iuran uang sekolah.
"Kenapa kamu diam saja Drago? Bukankah ini adalah impianmu bisa lebih dekat lagi dengan Cali. Kamu bisa sering bertemu dengan Cali."
Drago masih diam termenung, bukan dia tak senang. Hanya saja Drago merasa enggan jauh dari ibunya. Drago bahkan tidak terlalu memikirkan Calista, karena walaupun mereka sudah bertunangan, mereka tak terlalu dekat hanya bertemu beberapa kali dalam setahun. Calista terlalu sibuk dengan profesi dirinya yang menjadi seorang model remaja terkenal.
"Ibu, aku gerah. Aku ingin mandi dulu. Nanti aku bicarakan lagi nanti dengan ibu masalah ini," kata Drago.
Meysa mengangguk. Setelah dia pastikan tak ada barang-barang penting yang ditinggal anaknya nanti. Meysa keluar dari kamar.
"Siapa yang membungkus paket itu? Kenapa bisa ada barang lain yang ada di dalamnya?" ucap Firo di telepon.
"Segera berikan siapa saja karyawan yang bertugas hari itu. Aku yakin ini pasti disengaja! Aku tak pernah mengirimkan barang haram itu, apalagi menjualnya," kata Firo lagi.
Pria itu terlihat kalut berbicara di telepon. Berkali-kali dia menggelengkan kepala sambil memegang keningnya. Dari nada bicaranya di telepon, sudah jelas usahanya sedang mengalami masalah.
Meysa tak berani bertanya, dia masih mendengarkan suaminya berbicara di telepon. Tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi. Meysa langsung beranjak ke depan, hendak membuka pintu.
Baru membuka pintu, jantung Meysa langsung berdetak keras melihat siapa yang berdiri di depan. Perasaannya mendadak tidak enak, dia berpikir pasti ada sesuatu kenapa kedua petugas itu mendatangi rumahnya sepagi ini.
Seorang berpakaian polisi berdiri di depan pintu bertanya kepada Meysa, "Selamat pagi, Nyonya. Apa benar ini rumah Saudara Firo?"
"Iya, benar. Saya istrinya," jawab Meysa dengan tangan gemetar.
"Maaf, Nyonya kami ingin bertemu dengan saudara Firo sekarang," kata polisi tersebut lagi.
"A-ada urusan apa dengan suamiku?" tanya Meysa.
Mendengar ada orang lain di luar, Firo yang baru saja selesai menelepon menghampiri Meysa. Baru beberapa langkah memasuki ruang tamu, Firo dibuat tercengang oleh kedatangan dua polisi di rumahnya.
"Kami menemukan paket ekstasi di paket yang dikirimkan dari toko Anda. Untuk kejelasannya, kami meminta saudara Firo ikut dengan kami ke kantor polisi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Nanda RaRa
keren KK,,👍
2023-01-08
0
ZaeV92
hadir kakak, semagat 💪
2023-01-06
2
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
ada masalah baru yang menghampiri setelah sekian lama adem ayem... apalagi musuh besar Firo akan keluar dr penjara bakalan heboh lagi ni permasalahan keluarga
2022-12-03
3