Bibirku! Kenapa aku sangat ceroboh sampai menabrak cowok ini!
Freya sempat melihat sekilas wajah Drago. Yah, wajah Drago dengan matanya yang terpejam. Sebelum lelaki itu sadar, Freya buru-buru bangun dan bersembunyi di balik lalu lalang orang yang sedang berjalan kaki.
Ini semua gara-gara kamu, Bing! Gerutu Freya sambil memegangi bibirnya. Ciuman pertamanya sudah hilang, dan Drago lah pemiliknya. Freya sangat malu, ditinggalkannya Drago sesegara mungkin sebelum dia melihat wajahnya yang malu.
Ini sangat memalukan, bisa-bisanya aku mencium cowok yang tidak aku kenal. Aku harus cepat pergi. Aku harus cepat mendapatkan Bing sebelum bos mengetahui minumannya telah hilang, kata Freya lagi dalam hatinya.
Bos pemilik kedai sangat teliti dan pelit. Dia selalu mengecek stok minuman dan uang yang didapat dari hasil jualan. Freya harus mendapatkan anak kecil tadi, sebelum bosnya sadar karena minumannya telah hilang dan memecatnya.
Sementara di tempat Drago terjatuh. Karena sedang sibuk masing-masing, orang-orang tidak terlalu memperhatikan Drago saat terjatuh tadi. Drago merasa seseorang ada di atas tubuhnya. Namun saat dia bangun, orang itu sudah menghilang. Hanya menyisakan jepit rambut yang tertinggal di atas tubuhnya.
Kejadian saat jatuh tadi begitu cepat. Drago melihat wajah gadis itu samar-samar tak terlalu jelas. Aroma napas dan bau parfum tubuh gadis itu masih tertinggal, membuat Drago sempat tertegun dan menikmatinya beberapa detik. Yah, napas dengan bibir yang sangat lembut.
Drago bangun dan langsung melihat ke sekeliling mencari gadis itu. "Barusan aku jatuh dan sepertinya aku sudah menciumnya. Di mana gadis itu?"
Drago memegangi bibirnya sambil melihat jepit rambut berwarna pink di tangannya. Entah siapa gadis itu? Melihat dari jepit rambutnya, dia yakin gadis yang sudah menciumnya masih berusia muda.
Dari jauh seorang lelaki memegang papan nama menghampiri Drago. Dia berjalan sangat tenang sambil tersenyum menepuk bahu Drago dari belakang. "Orion," panggil lelaki itu pelan.
Drago menoleh ke arahnya, "El! Aku pikir tak ada yang akan menjemputku di sini," ucap Drago sambil memeluk sebentar lelaki yang memanggilnya tersebut.
"Dari tadi aku sudah mencarimu, dan aku malah menemukanmu di sini," jawab El, "bagaimana kabarmu? Maaf sudah membuatmu menunggu, Rion."
"Kabarku baik? Di mana Cali? Apa kamu melihatnya?" tanya Drago.
Elard Avanz, panggilannya El. Dia adalah sepupu Drago. Usia mereka tak beda jauh hanya berjarak beberapa bulan. Wajah El sama tampannya dengan Drago, bahkan tinggi badan mereka pun hampir sama. El lebih pendek dua cm dari Drago yang tingginya 185 cm.
"Kamu tidak bertanya kabarku? Sepertinya aku tak terlalu penting." El malah balik bertanya menyindir Drago.
"Aku lupa. Jangan marah, tentu saja kamu juga penting. Bagaimana kabarmu? Aku bertanya, karena tadi saat aku di Singapore Cali, berjanji ingin menjemputku di sini," kata Drago.
El tertawa pelan. "Aku bercanda, tidak ada yang salah kalau kamu menanyakan Cali duluan. Kerena Cali adalah tunanganmu. Dia juga bilang sudah tak sabar ingin bertemu denganmu. Sayangnya barusan dia memberiku kabar, minta maaf karena tak bisa menjemputmu. Dia sangat sibuk karena tiba-tiba ada pemotretan dadakan."
Ekspresi wajah Drago langsung berubah seketika. Yah, dia tahu Calista merupakan model terkenal yang sedang naik daun. Pasti di sangat sibuk dan tak ada waktu menjemputnya di bandara. "Tidak papa, aku senang karena ada kamu yang menjemputku, El. Aku lapar, ayo temani aku makan dulu."
"Kamu ingin mentraktirku?"
"Tentu saja, mana mungkin aku tega hanya makan sendirian," jawab Drago sambil merangkul El.
Keduanya berjalan menuju kafe bandara. Sambil berjalan mereka melakukan obrolan ringan. Menanyakan tentang sekolah, menanyakan orang tua mereka dan kesibukan masing-masing.
Meskipun masih sekolah, mereka berdua sudah mempunyai pekerjaan sampingan. Drago tidak suka keramaian, dia lebih sering menghabiskan waktu di depan laptop, menjadi seorang konten creator. Selain itu, masih ada pekerjaan Drago lainnya yang masih dia sembunyikan kepada siapa pun, termasuk pada orang tuanya sendiri.
Sementara Elard adalah seorang fotografer panggilan setiap dia libur sekolah. El jarang menerima job kecuali dia sendiri yang menginginkannya. Selain itu, Elard adalah bintang basket di sekolahnya. Karena wajah tampannya, El menjadi idola cewek-cewek di sekolahnya. Banyak yang ingin menjadi pacarnya, tetapi El selalu menolak dengan alasan kerena dia sudah mempunyai cewek yang dia sukai. Drago akan menjadi pesaing barunya di sekolah.
***
Di tempat lain di kantor polisi. Meysa sedang menunggu di luar, menunggu suaminya telah selesai di interogasi. Meysa yakin, paket itu bukan dari toko milik suaminya, melainkan milik orang lain yang tertukar.
Satu jam berlalu, Firo telah selesai di interogasi tahap pertama. Firo segera menemui istrinya dulu, dia yakin Meysa pasti sangat khawatir.
"Mey, apa kamu sudah mengantarkan Drago ke bandara? Drago tak tahu kan aku berada di sini? Kamu tak memberitahukannya, kan?" Baru menunjukkan muka, Firo sudah melontarkan banyak pertanyaan.
Meysa menghela napas berat, dia menyuruh suaminya agar duduk dulu dengan tenang. Kecemasan Firo tak ada apa-apanya dibandingkan dirinya.
"Jangan khawatir, Drago sudah aku antar ke bandara. Aku juga sudah menyuruh El menjemputnya di bandara nanti," ucap Meysa sambil menatap lekat mata Firo. Dia sedang membaca situasi dari ekspresi wajahnya, "bagaimana dengan paket itu? Apa polisi percaya kalau paket itu bukan dari toko kita?"
Wajah Firo mendadak murung, sebelum menjawab dia tampak berpikir sejenak lalu menghembuskan napas pelan, "Jangan khawatir. Polisi masih menyelidikinya. Kita tak perlu takut karena kita tak bersalah," kata Firo menenangkan.
"Jadi maksudmu?"
"Tidak papa, jangan takut!"
Mata Meysa mulai berkaca-kaca. Bukan itu jawaban yang diinginkannya. Meysa takut kejadian beberapa tahun yang lalu terulang lagi. Yah, kejadian saat di Indonesia dulu setelah Tuan Bram meninggal. Polisi sempat menangkap dan menyelidiki Firo. Saat itu polisi masih mengusut kasus Tuan Bram, menahan Firo beberapa hari untuk diperiksa karena diduga ikut terlibat.
"Sepertinya Drago sudah sampai sekarang. Cepat periksa ponselmu, Mey. Takut Drago menghubungimu," ucap Firo mencoba mengalihkan pembicaraan.
Tangan Meysa masih gemetar saat mengambil ponsel di dalam tasnya. Pikirannya masih berkecamuk dan masih belum tenang. Benar apa yang dikatakan Firo kalau anaknya sudah sampai di Indonesia dan sedang meneleponnya sekarang.
"Angkat saja teleponnya di luar. Drago jangan sampai tahu kita sedang ada di kantor polisi agar dia tak khawatir," kata Firo.
Meysa mengangguk, keduanya pun beranjak mengangkat telepon di luar.
Akan tetapi sebelum keduanya keluar, di depan pintu seorang petugas menahan langkah Firo. Petugas itu menyuruh Firo agar kembali.
"Maaf, Anda masih dalam penyelidikan. Polisi melarang Anda keluar," kata petugas itu sambil menahan tubuh Firo.
"Ta-pi, Pak. Suamiku hanya ingin mengangkat telepon dari anak kami. Izinkan kami keluar sebentar saja," kata Meysa meminta izin.
Petugas kembali menggeleng dan melarang Firo keluar, kecuali untuk Meysa. Walaupun mereka hanya mengatakan sebentar saja.
"Tidak bisa. Saudara Firo harus tetap berada di sini sampai pemeriksaan selesai. Bahkan untuk sementara ini, saudara Firo belum dibolehkan pulang. Kalau Anda mau angkat telepon, angkat saja di dalam," kata petugas itu lagi.
"Paket ekstasi itu bukan milik suamiku! Izinkan kami pulang sekarang!"
"Maaf, Nyonya. Anda harus mematuhi hukum."
Polisi tetap melarang mereka keluar selama pemeriksaan belum selesai. Firo tak bersalah, tapi dia harus patuh dan menghormati hukum. "Tidak apa-apa, Mey. Aku pasti akan pulang. Sekarang angkat telepon Drago dulu di luar. Bilang pada Drago, kalau kita akan menyusulnya cepat," kata Firo.
Dengan berat hati, Meysa terpaksa menuruti Firo dan mengangkat telepon anaknya diluar. Hari ini dia bisa mengatakan kalau ayahnya sedang sibuk di toko, tapi tidak untuk hari selanjutnya. Meysa tak mungkin mengatakan kepada Drago, kalau ayahnya sedang berada di kantor polisi karena kasus obat terlarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
ujian untuk keluarga Firo Krn dulu ayah Firo seperti itu
2022-12-11
1