Bab 2. First Kiss

"Ibu, aku sudah siap semua," kata Drago sambil menenteng tas dan koper di depan ibunya.

Meysa buru-buru mengusap air mata di pipinya. Dia tak mau Drago melihat dia bersedih. Beberapa menit yang lalu polisi menggiring Firo sudah membawanya ke kantor polisi.

Saat itu Drago tak melihat karena sibuk di kamar, membersihkan diri dan melakukan persiapan lainnya. Drago tak tahu kalau ayahnya tak ada di rumah.

"Di mana ayah, Ibu? Kenapa aku tak melihatnya?" Drago mulai celingukan ke kanan ke kiri. Dia pikir Firo masih ada di dalam.

"Ayahmu sudah kembali lagi ke Toko."

Drago kaget mendengar ucapan ibunya. Dia melihat lekat wajahnya. Meskipun Meysa sudah mengusap dengan tisu, matanya masih terlihat sembab. Drago melihat semakin dekat lalu mengelus pipi wanita itu, "Ada apa, Bu? Ibu sepertinya habis menangis?"

Untuk menahan tangisnya lagi, Meysa hanya perlu menarik napas dan mengembuskan pelan, melakukan berulang kali sampai air mata tak jadi menetes. Hal itu sering dia lakukan setiap kali menahan tangis.

"Tadi mata ibu terkena debu," kata Meysa berkelit sambil mengusap matanya, "oh, iya. Tadi di toko banyak sekali pesanan. Karyawan kualahan sampai-sampai meminta ayahmu agar membantunya. Lumayan pesanannya cukup banyak bisa untuk menambah uang jajan dan kebutuhanmu nanti di Indonesia," tambahnya terus berbohong.

Terlihat kekecewaan di mata Drago. Untuk kesekian kalinya ayahnya tak dapat mengantarkannya. Firo terlalu sibuk di toko, kebersamaannya mulai renggang semenjak salah satu toko online mereka mengalami skandal.

Drago merasa ibunya berbohong, tapi dia tak mau mengatakannya. Dengan sangat malas Drago meraih ransel dan menggendongnya ke belakang. "Jadi ayah tak mengantarkan aku ke bandara? Apa pekerjaan jauh lebih penting dari mengantarkan anak yang sebentar lagi berpisah beberapa bulan?"

Meysa tidak suka dengan perkataan Drago tentang ayahnya. Itu tidak benar, Meysa tidak mau berkata jujur. Karena kalau sampai tahu ayahnya dibawa ke kantor polisi, Drago akan khawatir dan menunda keberangkatannya.

"Drago, jangan bicara seperti itu tentang ayahmu. Ayahmu bekerja banting tulang siang malam hanya untuk kita. Banyak karyawan di tempatnya bekerja yang menggantungkan hidup, mencari nafkah untuk keluarganya. Lagipula ada ibu yang akan mengantarmu," kata Meysa menenangkan putranya.

Drago menunduk tak bisa berkata lagi kalau ibunya sudah menasehati. Dibandingkan dengan ayahnya, Drago lebih tunduk dengan kata-kata Meysa.

Dua jam berlalu Drago sudah sampai bandara. Sebelum pergi Drago mencium punggung tangan ibunya, dia sangat menyayangi Meysa. Bagi Drago ibunya itu adalah panutannya, "Maafkan Drago tadi bersalah. Drago akan menghubungi Ibu nanti kalau sudah sampai di Indonesia. Jaga diri Ibu baik-baik. Jangan lupa makan dan minum obatnya. Drago pasti akan merindukan Ibu dan Ayah nanti."

Meysa tersenyum penuh ironi. Setelah mengecup kening Drago, keduanya pun berpisah. Drago sudah harus melakukan boarding time. Meysa pun mau tak mau melepaskan anaknya pergi sendirian.

"Jaga diri baik-baik. Jangan khawatirkan ibu," teriak Meysa sambil melambaikan tangan ke arah anaknya.

Meysa terus memandangi punggung anaknya yang semakin berjalan menjauh. Sebenarnya dia sedang sangat sedih dan ingin menangis detik itu juga. Hari ini dua lelaki miliknya berpisah satu persatu. Setelah ini dia harus ke kantor polisi untuk menemui suaminya.

Aku wanita kuat, aku tidak boleh menangis, batin Meysa sambil mengusap kasar air mata yang hampir menetes. Apa pun yang terjadi dia harus terlihat kuat di depan anak dan suaminya.

***

Pesawat sudah landing. Sekarang Drago sudah sampai di Indonesia. Sebelum datang, Calista berjanji akan menjemputnya di bandara. Drago pun turut senang, dia pikir gadis itu sudah menunggunya.

Drago berjalan seorang diri, sambil mendorong koper, matanya melirik ke kanan dan ke kiri mencari Calista di deretan orang-orang yang sedang menunggu keluarganya.

"Di mana Cali?" gumam Drago sambil membaca satu persatu tulisan.

Dari dulu Drago tak suka keramaian, kepalanya mendadak pusing melihat orang yang lewat di depannya. Drago berdiri terpaku, memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Ditambah lagi dia sedang tidak enak badan dan belum makan dari sebelum berangkat. Karena memikirkan Firo, Meysa sampai lupa mempersiapkan makan anaknya.

Drago membiarkan lalu lalang orang yang melewatinya di depan. Dia merasa kepalanya sudah mulai berkunang-kunang.

Di seberang sana, di tempat lain tidak jauh dari Drago berdiri. Seorang gadis penjual minuman sedang mengumpat kesal kepada seorang anak kecil. "Bing, tunggu jangan kabur! Kamu belum membayar minumanku," teriak gadis itu.

Anak kecil yang dipanggil Bing tetap berlari kencang, dia tak peduli gadis itu berteriak sambil mengejarnya. Bukan tanpa alasan kenapa dia sampai mengejar bocah kecil itu di tengah keramaian. Bing sudah berulang kali mengambil minuman dan tak mau membayarnya.

"Jangan lari, Bing," teriak Freya, nama gadis itu, "lihat saja aku akan menangkapmu sekarang. Kamu tidak akan bisa kabur lagi, Bing."

Freya berlari mengejar Bing, melewati beberapa orang yang berlalu lalang di bandara. Dia bekerja sambilan sebagai penjaga kedai di bandara, kalau dia tak mendapatkan anak kecil itu, bos pemilik kedai akan memecatnya hari ini juga. Karena Freya dinilai ceroboh tak bisa menjaga kedai minuman dengan benar.

"Dasar pencuri kecil, jangan lari. Aku akan membawamu ke kantor polisi," teriak Freya lagi.

Saking ramainya orang, dia sampai kehilangan jejak Bing. Freya mempertajam penglihatannya ke arah bawah, mencari Bing. Tubuh anak kecil itu sangat gesit, dia bisa kabur sambil menyusup di sela-sela kaki orang.

"Di mana Bing? Dia sangat cepat sekali kabur?"

Karena dari tadi menunduk, Freya tak sadar ada lelaki yang dari tadi terpaku memegangi keningnya. Yah, Drago bergeming di tempat sambil memejamkan matanya karena pusing.

"Kyaaaa, awasss!" teriak Freya.

Terlalu bersemangat, Freya tak sengaja menabrak tubuh Drago. Keduanya pun tanpa disadari ambruk ke lantai dalam kondisi saling berpelukan bersama. Drago masih memejamkan matanya. Saat sama-sama terjatuh tak sadar bibir mereka sudah bersentuhan. Yah, itu adalah ciuman pertama mereka berdua.

"Arghht!"

Terpopuler

Comments

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

pertemuan pertama bagi Keduanya ni... selanjutnya pasti tambah seru

2022-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!