Terpaksa Di Madu
Suasana dingin saat subuh membuat orang orang enggan untuk bangun dan memilih untuk kembali menarik selimut dan melanjutkan tidurnya.
Tapi berbeda dengan rumah yaang ada di seberang jalan sana.
Dinginnya subuh menjadi hangat dengan lantunan ayat suci Al-Quran.
Rumah itu adalah rumah pak Ahmad Syarif.
Dia tinggal berdua bersama putri semata wayangnya, Bintang Syarifah.
Setiap hari selepas sholat suara merdu mereka saat mengaji membuat damai siapapun yang mendengarnya.
Itu rutin pak Ahmad lakukan demi menjaga hafalan Alquran putri nya.
Hari ini jam 7 pagi pak Ahmad bersiap untuk pergi mengajar, dia adalah seorang dosen di salah satu kampus terkenal di kota itu.
Bintang yang kini usianya sudah menginjak 20 tahun menyiapkan sarapan di dapur.
"Abah, sarapan dulu yuk" panggil Bintang dari depan pintu kamar
"Iya sebentar lagi nak"
Bintang menunggu di meja makan sambil mengoleskan selai coklat pada rotinya.
Tak lama pak Ahmad datang dengan pakaiannya yang sudah rapi.
"Kamu hari ini ga kuliah?" Tanya pak Ahmad karena melihat putrinya masih menggunakan pakaian rumah.
"Bintang hari ini kuliah siang, jadi sekarang nyantai"
"Oh gitu"
"Oh iya bah, Bintang kayaknya nanti pulangnya telat deh, soalnya akan ada bazar gitu di kampus. Ga papa kan bah?"
"Ga papa, nanti kalo udah pulang telfon abah buar abah jemput"
"Ga usah bah, Bintang naik ojek aja. Nanti kalo abah jemput Bintang, bagaimana dengan anak-anak"
Bintang menolak di jemput karena selepas maghrib pak Ahmad mengajar ngaji di masjid.
"Ya sudah terserah kamu aja"
Selesai sarapan pak Ahmad pun pergi mengajar dengan menggunakan sepeda motornya.
Bintang terlahir dari keluarga yang sederhana.
Sejak kecil ia hanya hidup berdua dengan abahnya karena umi nya meninggal sesaat setelah melahirkan dirinya.
Sebab karena itu pak Ahmad memberinya nama Bintang, karena kehadirannya bagaikan sinar terang Bintang di gelapnya langit malam.
Setelah tamat sekolah dasar, Bintang di masukkan ke pondok pesantren untuk melanjutkan sekolah dan juga belajar lebih dalam tentang agama.
2 tahun Bintang di pesantren sudah bisa memberikan mahkota pada abahnya.
Bintang berhasil menjadi hafizah di usianya yang masih 14 tahun.
Bintang adalah anak yang cantik dan cerdas.
Ia selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan ektra kurikuler, baik itu acara sekolah maupun acara pondok.
Barulah setelah tamat SMA Bintang keluar dari pondok dan melanjutkan pendidikan nya di bangku kuliah.
Karena kecerdasannya Bintang kuliah tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun karena Ia mendapatkan beasiswa.
Selain itu Bintang juga mempunyai hobi menulis, dan dari hobinya itu ia bisa menhasilkan uang.
Hingga saat ini sudah banyak buku yang Bintang cetak, di antaranya ada buku Kumpulan Doa Harian, Cerita tentang 25 Nabi, Hidup Mengikuti Sunah Nabi dan masih banyak lagi.
Setiap ia mengikuti kegiatan bazar buku buku yang ia bawa pasti habis terjual.
Jam 10 siang Bintang mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus.
Dengan menaiki ojek online yang sudah ia pesan tadi.
Sesampainya di kampus teman sahabatnya sudah menunggu.
"Hai Bin..." Sapa Tasya
"Hai Sya, hampir ajaaku telat. Dosen kita udah datang?" Tanya Bintang
"Belum, kayaknya ga datang deh. Soalnya tadi aku sempat dengar dari anak-anak yang lain katanya pak Firman sakit"
"Oh gitu, berarti kosong dong hari ini?"
"Yap, betul. Eh kita langsung ke tempat bazar yuk"
"Ya udah, ayuk"
Bintang dan Tasya pergi ke tempat bazar dan menyiapkan semuanya.
Tasya adalah pembaca berat, semua buku ia suka baca. Tak heran jika mereka berdua sahabatan karena yang satu suka menulis dan satunya lagi suka membaca.
Mereka berdua sama sama menyukai buku, dan tempat nongkrong favoritnya adalah di perpustakaan.
Semua mahasiswa yang ikut bazar kompak berisiap.
Tasya membatu Bintang menata buku-bukunya, tak hanya itu Bintang yang memang kreatif juga membuat banyak bros hijab.
Setelah sholat dhuhur Bintang menyempatkan dirinya untuk mengaji meski hanya beberapa ayat.
Karena itu sudah seperti kewajiban baginya.
Jam 2 siang waktunya untuk pembukaan bazar.
Semua mahasiswa berkumpul di lapangan untuk menyaksikan pembukaan acara.
Acara di buka dengan menyanyi bersama dan sambutan dari dosen dan ketua organisasi.
Setelah sambutan selesai semua stand bazar resmi di buka.
Stand Bintang dan Tasya banyak di datangi oleh ibu-ibu dan anaknya, karena kebanyakan buku yang di jual adalah untuk anak-anak.
Sedangkan ibu-ibu nya asyik memilih bros hijab.
Selain murah kualitas nya juga bagus, tak heran jika stand nya selalu ramai.
Bintang melihat jam tangannya dan kini sudah masuk waktu ashar.
"Sya, aku sholat ashar dulu ya. Kamu ga papa kan jaga stand sendirian?" Ucap Bintang
"Ga papa, pergilah. Tapi ingat jangan lama-lama ya"
"Oke"
Segera Bintang pergi ke musholla dan langsung sholat.
Di sana hanya ada beberapa orang, karena semuanya berkumpul di lapangan.
Setelah sholat saat Bintang hendak kembali ke lapangan, ia melihat ada dompet berwarna coklat di depannya.
Bintang melihat sekeliling namun tak ada siapapun.
Bintang mengambil dompet itu dan melihat apakah ada kartu pengenal.
Di dalamnya ada KTP atas nama Dimas Pratama.
"Melihat angka kelahirannya sepertinya bukan mahasiswa, aku harus mencari kemana pemiliknya ini?" Batin Bintang.
Bintang segera kembali ke stand nya dengan buru-buru.
"Maaf Sya, aku sedikit lama" ucap Bintang
"Ga lama kok. Eh, itu dompet baru ya beli di mana" tanya Tasya melihat dompet bagus di tangan sahabatnya itu
"Ini, ini bukan punya ku"
"Terus punya siapa?"
"Aku ga tau, aku nemuin ini di depan musholla tadi. Oh ya kamu tau ini siapa" tanya Bintang memperlihatkan KTP nya
"Wah ternyata pemiliknya ganteng ya"
"Kok malah bahas ganteng nya sih, kamu kenal ga?"
"Hehe... Ngak. Tapi kalo lihat umurnya kayak nya dia bikan mahasiswa deh, apa mungkin dia dosen?"
"Tasya Tasya, aku nanya kamu malah balik nanya, sekarang gimana caranya aku balikin dompet ini?"
"Ye elah Bin, tunggu aja di sini. Nanti kalo ada yang nanya ya tinggal di kasih. Emang apa sih isinya?"
"Aku ga tau Sya, aku cuma lihat KTP nya aja"
"Ya udah, kamu simpen aja dulu. Nanti pasti akan ada yang nyariin"
Acara bazar akan berakhir jam 9 malam.
Kini satu persatu orang mulai pergi dan stand bazar perlahan mulai sepi.
Bintang dan Tasya mulai beberes, hanya tersisa beberapa buku dan bros hijabnya semuanya ludes terjual.
"Bin, kamu pulang di jemput sama abah?" Tanya Tasya
"Ngak Sya, aku pesen ojek online aja"
"Ojol? Pulang bareng aku aja. Aku bawa mobil sendiri kok"
"Emang ga papa?"
"Ya bayar dong, emang ada yang gratis di dunia ini"
"Beneran bayar?" Tanya Bintang
"Hahaha Bin... Bin. Aku bercanda kok, ayo bawa barang barang mu ke mobil"
Dengan perasaan lega Bintang kembali tersenyum dan membawa barangnya ke mobil Tasya.
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
aku mampir
2023-01-16
1