"Hai Bin..." Sapa Tasya
"Hai Sya" Bintang berdiri dan membalas pelukan Tasya
"Lama ya nungguin nya?"
"Nggak kok"
"Ya udah, yuk ke kamar papa. Kamarnya ada di lantai atas"
Mereka segera pergi ke lantai atas.
Begitu Tasya membuka pintu maminya langsung menyambut nya.
"Assalamualaikum tante, om..." Ucap Bintang
"Wa'alaikum salam, Bintang..." Jawab mami nya Tasya sedangkan papi nya hanya tersenyum di atas tempat tidur.
Bintang lalu memberikan parsel buahnya pada mami Tasya
"Ini ada sedikit buah untuk om, tante"
"Apa ini, kamu sampe repot repot bawain buah. Makasih ya.."
"Sama-sama tante"
"Bagaimana kondisi om sekarang?"
"Ya beginilah Bin, om sekarang sudah lebih baikan kok. Makasih ya udah sempetin datang besuk om kemari"
"Iya om, semoga om cepet sembuh ya. Aamiin..."
Tak lama Bintang di sana, seseorang datang.
Dia adalah Justin, kakak Tasya.
Justin usinya kini baru 29 tahun tapi ia sudah menjadi usahawan muda.
"Justin, kamu sudah datang..." Panggil mami Tasya saat Justin baru membuka pintu
"Hai mi, pi.."
Justin masuk ke kamar itu lalu mencium mami dan papi nya yang tiduran dan meletakkan kantong yang ia bawa di dekat mami nya
"Koko... Koko bawa apa tuh, mau dong..." Panggil Tasya
"Kok kamu di sini, kamu ga kuliah?" Tanya Justin
"Ngak, libur." Jawan Tasya dengan entengnya
"Jangan jadikan kesakitan papa sebagai alasan mu untuk bolos kuliah ya"
"Ih, koko ini lebih judes dari dosen killer tau."
Justin lalu di kejutkan oleh kemunculan Bintang di belakangnya.
"Loh kok ada Bintang di sini? Kapan kamu dateng?"
"Hai kak, aku udah dari tadi kok"
"Oh, gitu. "
Mami lalu membuka makanan yang Justin bawa dan memakan bersama.
Setelah cukup lama Bintang di sana, kini ia pamit pulang.
"Kamu pulang naik motor, Bin?..." Tanya mami karena Bintang menenteng helm di tangannya
"Enggak tante, Bintang bawa helm karena tadi pas berangkat ke kampus di anterin abah. Bintang pulang naik ojol tante"
"Dari pada pulang naik ojol, mending di anterin sama koko" celetuk Tasya
"Nah bener tuh kata Tasya, biar kamu di anterin pulang sama Justin ya" kata mami setuju
"Ga usah tante, Tasya. Bintang naik ojol aja"
"Pulang bareng aku aja Bin, sekalian aku juga mau pulang buat ambilin baju mami sama papi" saut Justin
"Tuh kak, koko mau. Udah, pulang sama koko aja ya. Udah mau maghrib nih, nanti malah maghrib di jalan karena kelamaan nunggu ojol nya datang"
Karena Bintang terus di paksa, ia akhirnya mau pulang bareng Justin.
Bintang awalnya menolak karena tidak mau merepotkan, apa lagi itu keluarga yang sedang kesakitan.
Setelah berpamitan Bintang pun pulang.
Sepanjang perjalanan Bintang hanya diam memandangi jalanan yang gerimis, dan tangannya selalu menekan tombol tasbih digital.
Untuk membuat suasana cair, Justin mencoba membuka obrolan dengan Bintang.
"Itu yang kamu tekan tekan dari tadi apa?"
Bintang mengangkat tangannya dan memperlihatkan nya pada Justin
"Ini tasbih digital kak"
"Buat apa?"
"Buat dzikir sama sholawat"
"Setiap hari kamu selalu membaca dzikir dan sholawat?"
"Alhamdulillah, iya"
"Emangnya dalam Islam wajib gitu ya?" Tanya Justin karena penasaran
Bintang tersenyum lalu menjelaskan pada Justin.
"Yang wajib itu sholat kak, kalo dzikir dan sholawat itu sunnah"
"Sholat? Yang sehari 5 kali itu kan?"
"Iya, sehari 5 kali"
"Maaf nih ya kalo boleh tau, apa umat muslim itu ga capek sholat sehari 5 kali. Sedangkan aku yang Kristen, ibadah seminggu sekali aja masih banyak yang ga dateng"
Bintang tertawa kecil mendengar pertanyaan Justin.
"Capek mungkin beberapa muslim juga mengakui itu. Tapi jika kita menganggap sholat sebagai kebutuhan, kita tidak akan merasa capek"
"Oo gitu, maaf kalo pertanyaan ku agak membuat mu tersinggung"
"Sama sekali tidak kak"
Tak lama suara adzan maghrib pun di kumandangkan.
Bintang meminta Justin untuk menurunkannya di salah satu masjid terdekat.
Tak lama mobil pun berhenti di depan masjid yang sudah ramai orang berdatangan.
Bintang segera turun dari mobil untuk melaksanakan sholat maghrib.
Bintang turun dari mobil membawa helmnya.
"Kak Justin kalau mau pulang duluan ga papa kok"
"Loh, ga papa Bin. Aku tungguin kamu di sini"
"Bintang ga enak kak, udah di anterin pulang sekarang masih di suruh nuggu"
"Ga papa, kamu ibadah aja sana aku tungguin kok"
"Beneran ga papa kak?"
"Iya ga papa"
"Makasih ya kak"
"Iya, eh kamu mau masuk ke masjid bawa helm?"
Bintang tersenyum malu
"Ga usah di bawa Bin, taruh di sini aja"
Bintang lalu meletakkan kembali helm nya dan segera masuk ke masjid.
Justin menunggu Bintang sambil menikmati lantunan dzikir dari toa masjid yang terasa begitu menenangkan hatinya.
Meski Justin Kristen ia sangat menyukai sholawat dan lagu-lagu islami.
Di usia muda nya Justin sudah menjadi usahawan sukses.
Tanpa menggunakan embel-embel nama besar papi nya, ia membangun usahanya sendiri dengan keringat nya sendiri.
Kini Justin sudah mempunyai usaha pribadi berupa restoran Chinese food dan kini sudah ada 3 cabang.
Sebenarnya Justin bisa saja melanjutkan papi nya menjadi CEO di perusahaan nya, tapi Justin memilih keluar dari zona nyamannya dan merintis jalan hidupnya sendiri.
Tak lama Bintang pun kembali ke mobil.
"Maaf kak, jadi nunggu lama"
"Ga papa, langsung pulang?"
Bintang mengangguk dan segera masuk ke mobil.
Selama perjalanan Justin sering mencuri pandang pada Bintang, hingga akhirnya ia kepergok.
"Ada apa kak?" Tanya Bintang
Justin salah tingkah dan kago untuk menjawabnya.
"Ga ada apa apa kok" jawab Justin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Laki-laki mana yang tidak akan memandang wajah cantik Bintang.
Apa lagi Justin sudah kenal dan tahu betul bagaimana sifat Bintang.
Kini mobil pun berhenti di depan rumah Bintang.
Seperti biasa abah sudah menunggu kepulangannya di teras.
"Assalamualaikum abah..." ucap Justin begitu turun dari mobil
"Wa'alaikum salam.... Nak Justin"
Justin mendekat lalu menyalami tangan abah.
"Abah apa kabar?" Tanya nya
"Alhamdulillah baik, kamu sendiri?"
"Seperti yang abah lihat, aku sehat"
"Alhamdulillah, bagaimana kabar kelurga mu, semuanya sehat?"
"Papi lagi kurang sehat bah"
"Papi kamu sedang sakit?"
"Iya bah, biasa. Darah tinggi papi kambuh"
"Kok Bintang bisa pulang sama kamu?"
"Bintang habis dari rumah sakit, besuk papi nya kak Justin"
"Oh gitu, ayo masuk nak. Biar Bintang bikinin minum" ajak abah
"Ga usah bah, lain kali aja. Aku mau langsung pulang"
"Ya sudah, makasih ya udah anterin Bintang pulang"
"Iya bah, sama sama. Saya pamit pulang ya bah, Bintang. Assalamualaikum..."
"Wa'alaikum salam, sekali lagi terima kasih ya kak" kata Bintang
"Iya, sama-sama"
Justin pun masuk ke mobilnya dan kembali pulang.
Di seberang jalan di depan rumah Bintang, sedari tadi terparkir mobil sedan hitam.
Orang di dalamnya sedari tadi memerhatikan Bintang, dan sedang mencari tahu keseharian nya.
☀️☀️☀️☀️☀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments