04 Di Antar Pulang

"Hai Bin..." Sapa Tasya

"Hai Sya" Bintang berdiri dan membalas pelukan Tasya

"Lama ya nungguin nya?"

"Nggak kok"

"Ya udah, yuk ke kamar papa. Kamarnya ada di lantai atas"

Mereka segera pergi ke lantai atas.

Begitu Tasya membuka pintu maminya langsung menyambut nya.

"Assalamualaikum tante, om..." Ucap Bintang

"Wa'alaikum salam, Bintang..." Jawab mami nya Tasya sedangkan papi nya hanya tersenyum di atas tempat tidur.

Bintang lalu memberikan parsel buahnya pada mami Tasya

"Ini ada sedikit buah untuk om, tante"

"Apa ini, kamu sampe repot repot bawain buah. Makasih ya.."

"Sama-sama tante"

"Bagaimana kondisi om sekarang?"

"Ya beginilah Bin, om sekarang sudah lebih baikan kok. Makasih ya udah sempetin datang besuk om kemari"

"Iya om, semoga om cepet sembuh ya. Aamiin..."

Tak lama Bintang di sana, seseorang datang.

Dia adalah Justin, kakak Tasya.

Justin usinya kini baru 29 tahun tapi ia sudah menjadi usahawan muda.

"Justin, kamu sudah datang..." Panggil mami Tasya saat Justin baru membuka pintu

"Hai mi, pi.."

Justin masuk ke kamar itu lalu mencium mami dan papi nya yang tiduran dan meletakkan kantong yang ia bawa di dekat mami nya

"Koko... Koko bawa apa tuh, mau dong..." Panggil Tasya

"Kok kamu di sini, kamu ga kuliah?" Tanya Justin

"Ngak, libur." Jawan Tasya dengan entengnya

"Jangan jadikan kesakitan papa sebagai alasan mu untuk bolos kuliah ya"

"Ih, koko ini lebih judes dari dosen killer tau."

Justin lalu di kejutkan oleh kemunculan Bintang di belakangnya.

"Loh kok ada Bintang di sini? Kapan kamu dateng?"

"Hai kak, aku udah dari tadi kok"

"Oh, gitu. "

Mami lalu membuka makanan yang Justin bawa dan memakan bersama.

Setelah cukup lama Bintang di sana, kini ia pamit pulang.

"Kamu pulang naik motor, Bin?..." Tanya mami karena Bintang menenteng helm di tangannya

"Enggak tante, Bintang bawa helm karena tadi pas berangkat ke kampus di anterin abah. Bintang pulang naik ojol tante"

"Dari pada pulang naik ojol, mending di anterin sama koko" celetuk Tasya

"Nah bener tuh kata Tasya, biar kamu di anterin pulang sama Justin ya" kata mami setuju

"Ga usah tante, Tasya. Bintang naik ojol aja"

"Pulang bareng aku aja Bin, sekalian aku juga mau pulang buat ambilin baju mami sama papi" saut Justin

"Tuh kak, koko mau. Udah, pulang sama koko aja ya. Udah mau maghrib nih, nanti malah maghrib di jalan karena kelamaan nunggu ojol nya datang"

Karena Bintang terus di paksa, ia akhirnya mau pulang bareng Justin.

Bintang awalnya menolak karena tidak mau merepotkan, apa lagi itu keluarga yang sedang kesakitan.

Setelah berpamitan Bintang pun pulang.

Sepanjang perjalanan Bintang hanya diam memandangi jalanan yang gerimis, dan tangannya selalu menekan tombol tasbih digital.

Untuk membuat suasana cair, Justin mencoba membuka obrolan dengan Bintang.

"Itu yang kamu tekan tekan dari tadi apa?"

Bintang mengangkat tangannya dan memperlihatkan nya pada Justin

"Ini tasbih digital kak"

"Buat apa?"

"Buat dzikir sama sholawat"

"Setiap hari kamu selalu membaca dzikir dan sholawat?"

"Alhamdulillah, iya"

"Emangnya dalam Islam wajib gitu ya?" Tanya Justin karena penasaran

Bintang tersenyum lalu menjelaskan pada Justin.

"Yang wajib itu sholat kak, kalo dzikir dan sholawat itu sunnah"

"Sholat? Yang sehari 5 kali itu kan?"

"Iya, sehari 5 kali"

"Maaf nih ya kalo boleh tau, apa umat muslim itu ga capek sholat sehari 5 kali. Sedangkan aku yang Kristen, ibadah seminggu sekali aja masih banyak yang ga dateng"

Bintang tertawa kecil mendengar pertanyaan Justin.

"Capek mungkin beberapa muslim juga mengakui itu. Tapi jika kita menganggap sholat sebagai kebutuhan, kita tidak akan merasa capek"

"Oo gitu, maaf kalo pertanyaan ku agak membuat mu tersinggung"

"Sama sekali tidak kak"

Tak lama suara adzan maghrib pun di kumandangkan.

Bintang meminta Justin untuk menurunkannya di salah satu masjid terdekat.

Tak lama mobil pun berhenti di depan masjid yang sudah ramai orang berdatangan.

Bintang segera turun dari mobil untuk melaksanakan sholat maghrib.

Bintang turun dari mobil membawa helmnya.

"Kak Justin kalau mau pulang duluan ga papa kok"

"Loh, ga papa Bin. Aku tungguin kamu di sini"

"Bintang ga enak kak, udah di anterin pulang sekarang masih di suruh nuggu"

"Ga papa, kamu ibadah aja sana aku tungguin kok"

"Beneran ga papa kak?"

"Iya ga papa"

"Makasih ya kak"

"Iya, eh kamu mau masuk ke masjid bawa helm?"

Bintang tersenyum malu

"Ga usah di bawa Bin, taruh di sini aja"

Bintang lalu meletakkan kembali helm nya dan segera masuk ke masjid.

Justin menunggu Bintang sambil menikmati lantunan dzikir dari toa masjid yang terasa begitu menenangkan hatinya.

Meski Justin Kristen ia sangat menyukai sholawat dan lagu-lagu islami.

Di usia muda nya Justin sudah menjadi usahawan sukses.

Tanpa menggunakan embel-embel nama besar papi nya, ia membangun usahanya sendiri dengan keringat nya sendiri.

Kini Justin sudah mempunyai usaha pribadi berupa restoran Chinese food dan kini sudah ada 3 cabang.

Sebenarnya Justin bisa saja melanjutkan papi nya menjadi CEO di perusahaan nya, tapi Justin memilih keluar dari zona nyamannya dan merintis jalan hidupnya sendiri.

Tak lama Bintang pun kembali ke mobil.

"Maaf kak, jadi nunggu lama"

"Ga papa, langsung pulang?"

Bintang mengangguk dan segera masuk ke mobil.

Selama perjalanan Justin sering mencuri pandang pada Bintang, hingga akhirnya ia kepergok.

"Ada apa kak?" Tanya Bintang

Justin salah tingkah dan kago untuk menjawabnya.

"Ga ada apa apa kok" jawab Justin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Laki-laki mana yang tidak akan memandang wajah cantik Bintang.

Apa lagi Justin sudah kenal dan tahu betul bagaimana sifat Bintang.

Kini mobil pun berhenti di depan rumah Bintang.

Seperti biasa abah sudah menunggu kepulangannya di teras.

"Assalamualaikum abah..." ucap Justin begitu turun dari mobil

"Wa'alaikum salam.... Nak Justin"

Justin mendekat lalu menyalami tangan abah.

"Abah apa kabar?" Tanya nya

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri?"

"Seperti yang abah lihat, aku sehat"

"Alhamdulillah, bagaimana kabar kelurga mu, semuanya sehat?"

"Papi lagi kurang sehat bah"

"Papi kamu sedang sakit?"

"Iya bah, biasa. Darah tinggi papi kambuh"

"Kok Bintang bisa pulang sama kamu?"

"Bintang habis dari rumah sakit, besuk papi nya kak Justin"

"Oh gitu, ayo masuk nak. Biar Bintang bikinin minum" ajak abah

"Ga usah bah, lain kali aja. Aku mau langsung pulang"

"Ya sudah, makasih ya udah anterin Bintang pulang"

"Iya bah, sama sama. Saya pamit pulang ya bah, Bintang. Assalamualaikum..."

"Wa'alaikum salam, sekali lagi terima kasih ya kak" kata Bintang

"Iya, sama-sama"

Justin pun masuk ke mobilnya dan kembali pulang.

Di seberang jalan di depan rumah Bintang, sedari tadi terparkir mobil sedan hitam.

Orang di dalamnya sedari tadi memerhatikan Bintang, dan sedang mencari tahu keseharian nya.

☀️☀️☀️☀️☀️

Episodes
1 01 Acara di Kampus
2 02 Pengagum Rahasia
3 03 Ke Rumah Sakit
4 04 Di Antar Pulang
5 05 Dimas Ingin Menikah
6 06 Bintang Pingsan
7 07 Sakit
8 08 Keinginan Dimas
9 09 Malam Mingguan
10 10 Memasak Untuk Abah
11 11 Datang ke Rumah Bintang
12 12 Melamar Bintang
13 13 Setuju untuk Ta'aruf
14 14 Sholat Istikharah
15 15 Arif
16 16 Di Kampus
17 17 Bercerita pada Tasya
18 18 Tetangga Julid
19 19 Di Restoran Justin
20 20 Arif Bertamu ke Rumah Bintang
21 21 Teringat Umi Bintang
22 22 Hani Tidak Setuju
23 23 Pertemuan Dua Keluarga
24 24 Resmi Bertaaruf
25 25 Jalan Bertiga
26 26 Perasaan Justin
27 27 Memegang Tangan Bintang
28 28 Lamaran Resmi di Terima
29 29 Cincin Pertunangan
30 30 Persiapan Pernikahan
31 31 Hari Pernikahan
32 32 Akad Nikah
33 33 Pesan Abah
34 34 Menangis
35 35 Pamitan
36 36 Di Rumah Dimas
37 37 Bermimpi Almarhumah Umi Bintang
38 38 Makan Malam
39 39 Tatapan
40 40 Gagal Ciuman
41 41 Menyiapkan Diri
42 42 Ciuman Pertama
43 43 Malam Pertama
44 44 Sarapan
45 45 Persiapan Wisuda
46 46 Wisuda
47 47 Apakah Abah Sakit?
48 48 Menginap di Rumah Bintang
49 49 Tak di Akui
50 50 Pertengkaran Di Pagi Hari
51 51 Di Perlakukan Dengan Buruk
52 52 Melamun
53 53 Di Anggap Pembantu
54 54 Sakitnya Hati Bintang
55 55 Arisan Di Rumah
56 56 Di Tampar Mama Mertua
57 57 Memutuskan Pindah
58 58 Rumah Baru
59 59 Ke Rumah Abah
60 60 Berbelanja
61 61 Di Hina
62 62 Terpaksa Kasar
63 63 Ingin Bekerja
64 64 Syarat
65 65 Dinner Romantis
66 66 Rencana Bulan Madu
67 67 Bersiap
68 68 Naik Pesawat
69 69 Singapura
70 70 Ngopi
71 71 Makan Es Krim
72 72 Dinner
73 73 Menikmati Hari-hari di Singapura
74 74 Rindu Abah
75 75 Di Sambut Baik
76 76 4 Tahun
77 77 Siapa Dia?
78 78 Kekenyangan
79 79 Selingkuh
80 80 Pergi ke rumah abah
81 81 Nasihat abah
82 82 Minyak Panas
83 83 Restoran
Episodes

Updated 83 Episodes

1
01 Acara di Kampus
2
02 Pengagum Rahasia
3
03 Ke Rumah Sakit
4
04 Di Antar Pulang
5
05 Dimas Ingin Menikah
6
06 Bintang Pingsan
7
07 Sakit
8
08 Keinginan Dimas
9
09 Malam Mingguan
10
10 Memasak Untuk Abah
11
11 Datang ke Rumah Bintang
12
12 Melamar Bintang
13
13 Setuju untuk Ta'aruf
14
14 Sholat Istikharah
15
15 Arif
16
16 Di Kampus
17
17 Bercerita pada Tasya
18
18 Tetangga Julid
19
19 Di Restoran Justin
20
20 Arif Bertamu ke Rumah Bintang
21
21 Teringat Umi Bintang
22
22 Hani Tidak Setuju
23
23 Pertemuan Dua Keluarga
24
24 Resmi Bertaaruf
25
25 Jalan Bertiga
26
26 Perasaan Justin
27
27 Memegang Tangan Bintang
28
28 Lamaran Resmi di Terima
29
29 Cincin Pertunangan
30
30 Persiapan Pernikahan
31
31 Hari Pernikahan
32
32 Akad Nikah
33
33 Pesan Abah
34
34 Menangis
35
35 Pamitan
36
36 Di Rumah Dimas
37
37 Bermimpi Almarhumah Umi Bintang
38
38 Makan Malam
39
39 Tatapan
40
40 Gagal Ciuman
41
41 Menyiapkan Diri
42
42 Ciuman Pertama
43
43 Malam Pertama
44
44 Sarapan
45
45 Persiapan Wisuda
46
46 Wisuda
47
47 Apakah Abah Sakit?
48
48 Menginap di Rumah Bintang
49
49 Tak di Akui
50
50 Pertengkaran Di Pagi Hari
51
51 Di Perlakukan Dengan Buruk
52
52 Melamun
53
53 Di Anggap Pembantu
54
54 Sakitnya Hati Bintang
55
55 Arisan Di Rumah
56
56 Di Tampar Mama Mertua
57
57 Memutuskan Pindah
58
58 Rumah Baru
59
59 Ke Rumah Abah
60
60 Berbelanja
61
61 Di Hina
62
62 Terpaksa Kasar
63
63 Ingin Bekerja
64
64 Syarat
65
65 Dinner Romantis
66
66 Rencana Bulan Madu
67
67 Bersiap
68
68 Naik Pesawat
69
69 Singapura
70
70 Ngopi
71
71 Makan Es Krim
72
72 Dinner
73
73 Menikmati Hari-hari di Singapura
74
74 Rindu Abah
75
75 Di Sambut Baik
76
76 4 Tahun
77
77 Siapa Dia?
78
78 Kekenyangan
79
79 Selingkuh
80
80 Pergi ke rumah abah
81
81 Nasihat abah
82
82 Minyak Panas
83
83 Restoran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!