AZKA&ANNA
Sepasang anak kembar laki-perempuan sedang berdiri di samping mobil Lexus LS 500, terparkir di pinggiran alun-alun kota Lubuk Pakam. Sepasang anak kembar laki-perempuan bernama Azka dan Anna, umur 5 tahun.
Azka dan Anna berdiri di belakang wanita muda, sedang berdiri membelakangi mereka, karena wanita muda itu sedang mengambil perlengkapan cemilan untuk anak kembarnya di dalam mobil.
“Mami-mami, atu dan Abang pergi duluan ke dalam, ya?” tanya Anna, tangannya menarik pinggiran baju wanita di sebut Mami.
“Jangan sayang, entar kalau kalian di culik gimana?” tanya Mami tersebut masih sibuk mengambil cemilan, dan memasukkannya ke dalam tas kantong.
“Mami tenang saja, ada Azka yang akan mengawal Anna,” sambung Azka dengan wajah datarnya menyakinkan Maminya.
“Baiklah, sebentar lagi Mami juga akan siap. Kalian jangan lari-lari, ya!” teriak Mami saat melihat Azka dan Anna sudah berlari masuk ke dalam lapangan.
“Iya, kami tunggu Mami di bangku,” teriak Azka dan Anna serentak, mereka berdua juga sudah berlari masuk ke dalam alun-alun.
Wanita itu berbalik badan, kedua tangannya menjinjing kantong berisi makanan buat anak kembarnya. Wanita muda di sebut Mami membuka kaca matanya, dan ternyata wanita muda tersebut adalah Aulia.
Azka dan Anna sedang berlari kecil ke tengah-tengah lapangan. Mereka juga sesekali berhenti saat melihat ada beberapa pemuda berlari kecil mengelilingi lapangan alun-alun. Namun, ada pemandangan membuat Azka, dan Anna bingung. Dimana semua pendatang duduk membawa keluarga, pacar, dan mereka juga saling bahagia. Tapi, Azka dan Anna melihat ada seorang pria dewasa sedang duduk, dengan tertunduk murung.
“Dek, kita ke sana yuk,” ajak Azka.
“Tapi, Mami biyang kita tidak boleh jauh-jauh. A-adek ndak mau ke cana, akh!” tolak Anna mengingat pesan Aulia.
“Adek tenang saja,” Azka memegang dadanya, “Ada Abang yang akan menjaga adek. Mari kita singgahi sebentar Paman yang sedang murung di sana. Siapa tahu dia butuh pertolongan,” sambung Azka mengajak Anna untuk mendekati pria dewasa sedang duduk di bangku, sudut lapangan.
Azka dan Anna berlari kecil mendekati pria dewasa sedang duduk di bangku sudut lapangan.
Meski Azka masih berumur 5 tahun, tapi sikap, tingkah, dan cara pengucapannya sudah sangat jelas, seperti seorang pria dewasa. Sikap Azka seperti itu, karena Azka melihat Aulia membesarkan mereka seorang diri, dan Azka ingin cepat-cepat menjadi pria dewasa untuk melindungi Aulia, dan Anna, adik nya.
Azka dan Anna sudah berdiri di hadapan pria dewasa masih tertunduk murung.
“Paman jelek, dan orang dewasa yang penuh dengan tekanan hidup. Kenapa wajah kau sangat murung? Apa kau murung karena sedang memikirkan hutang?” tanya Azka dengan nada datar.
Mendengar perkataan kasar dari Azka, Anna langsung menarik lengan Azka. Dan menegur Azka, “Kata Mami, kita tidak boyeh berkata kasar kepada orang yang lebih dewasa. Abang Azka, cekalang kamu harus minta maaf cama Om jeyek ini!” omel Anna.
Pria dewasa di panggil Paman, dan Om jelek, mengangkat wajahnya, dan menatap wajah Azka dan Anna. Ingin rasanya ia marah kepada Azka dan Anna. Namun, hatinya mendadak luluh saat melihat tatapan dari Anna, mengingatkan dirinya akan wanita ia cintai 6 tahun lalu.
Pria dewasa tersebut menggenggam masing-masing tangan Azka, dan Anna. Sudut bibirnya tersenyum tipis, seperti sedang merencanakan sesuatu.
“Om jeyek, kenapa pegang tangan kami seperti ini? cakit tahu!” keluh Anna. Kedua matanya mulai berkaca-kaca saat memandang senyum pria dewasa terlihat sangat menyeramkan.
“Hei, lepaskan tangan adikku. Kau belum tahu siapa Mami kami. Jika Mami tahu kau telah menyakiti kami, maka kau akan habis!” ancam Azka dengan wajah dingin, sebelah tangannya berusaha melepaskan genggaman tangan pria dewasa tersebut dari pergelangan tangan Anna. Tapi pria dewasa tidak mau melepaskannya.
“Aku akan memaafkan, dan melepaskan kalian. Asal kalian kasih tahu dimana Mami kalian. Gimana?” tanya pria dewasa memberikan syarat.
“Paman yang jelek tidak boleh bertemu dengan Mami. Karena Mami hanya boleh bertemu dengan Papi, yang katanya akan menjemput kami di kota ini!” tegas Azka.
Pria dewasa itu terkejut, perlahan ia melepaskan genggaman tangannya dari pergelangan tangan Azka, dan Anna. Ia mengingat jika wanita ia cintai ( Istrinya ) 5 tahun lalu, dengan kondisi mengandung anak kembarnya pernah kabur. Tapi tidak tahu dimana keberadaannya sekarang. Pria dewasa itu hanya mendapatkan informasi, jika wanita, sekaligus istri ia cintai sekarang sudah melahirkan anak lelaki-perempuan, dan sekarang tinggal di kota Lubuk Pakam.
Apakah Azka dan Anna adalah anak dari Istrinya?
Saat pria dewasa sedang melamun memikirkan hal itu, terdengar suara wanita berteriak dari kejauhan. Suara begitu familiar, dan membuat jantungnya seketika ingin berhenti. Pria dewasa itu menoleh ke sisi kiri, betapa terkejutnya ia, saat melihat Istri tercinta, selama 5 tahun ia cari akhirnya bisa bertemu di tempat seperti ini.
“Hei…penculik kamu, ‘kan? Jangan kabur kamu!” teriak Aulia dari jarak 2 meter.
“Aulia,” gumam pria dewasa tersebut, yaitu Azzuri. Kedua matanya berkaca-kaca saat ia bisa melihat Aulia, dan anak kembarnya dengan keadaan selamat, dan sangat sehat.
“Apa Paman jelek ini mengenal Mami?” tanya Azka penuh selidik.
Azzuri menjongkok, “Anakku!” ucap Azzuri memeluk Azka dan Anna. Air mata kebahagian pun perlahan menetes di wajah tampannya.
Bug!bug!
“Lepaskan anak-anakku! Kenapa kamu memeluk mereka seperti itu. Apa kamu, pedofil?!” teriak Aulia, ia memukuli Azzuri dengan tas mahalnya.
“Mami, kata Om jeyek ini, kami adalah anak nya,” ucap Anna dengan wajah polosnya.
Aulia terkejut, ia langsung melepaskan pelukan Azzuri, dari Azka dan Anna, “Jangan sentuh anakku!” teriak Aulia, menjauhkan Azka dan Anna dari Azzuri.
Azzuri berdiri, ia mendekati Aulia, “Aulia, mereka juga anak-anakku. Sudah 5 tahun aku mencari keberadaan kamu, akhirnya aku bisa menemukan kamu, dan anak kita di sini,” ucap Azzuri merasa bahagia.
“Mami, apa Paman jelek ini adalah Papi yang akan menjemput kita?” tanya Azka, menengadah, menatap wajah bingung Aulia.
“Benar, aku adalah Papi kalian,” sambung Azzuri, ia jongkok di hadapan Azka, dan Anna.
Azka dan Anna melepaskan pelukan Aulia, dan berdiri menghadap Azzuri.
“Jika aku perhatikan Paman jelek ini memang sangat mirip denganku,” Azka mengulurkan tangannya, “Berikan aku sebuah bukti nyata jika Paman jelek ini adalah Papi kami!” sambung Azka terdengar dewasa.
“Baik, Papi akan tunjukkan bukti jika kalian adalah anak Papi,” sahut Azzuri, ia merogoh ponsel miliknya dari dalam saku celananya. Membuka galeri ponsel, dan menunjukkan beberapa hasil foto USG saat Azka dan Anna masih di dalam kandungan. Azzuri juga menunjukkan saat Aulia, dan Azzuri sedang berfoto di acara pertunangan tuan muda Alexdian.
Azka mengalihkan pandangannya ke Aulia, “Mami, apakah benar Paman jelek ini adalah Papi kami? Abang ingin mendengar jawaban yang jujur dari Mami!” tegas Azka.
“Iya, pria ini adalah Papi kalian,” sahut Aulia tidak bisa berbohong lagi di depan Azka dan Anna. Karena Aulia sudah mendidik anaknya untuk tidak belajar berbohong, dan menjadi anak baik.
“Apa benar, Om jeyek ini adalah Papi kami? Jika benar, Om jeyek ini sangat sempurna untuk Mami, daripada Om yang sering datang mengunjungi Mami,” sambung Anna polos, membuat Azzuri, dan Aulia terkejut.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Denry Deny
Om jeyek.
2023-01-07
1
Shandy
benar...
2023-01-05
0
Denry_Den Den
keren
2022-12-06
1