Bab 03. Kemana kamu 5 tahun lalu?!

"Yeah…yee…kita menang,” teriak Aulia bersorak kegirangan saat layangan milik Azzuri tersambar burung, dan jatuh.

“Yea..Mami menang. Abang cama Papi kalah!” ejek Anna.

Melihat wajah murung Azka karena kalah, Azzuri jongkok, tangannya membelai puncak kepala Azzuri, “Maafkan Papi, ternyata tidak semua wanita bisa di kalahkan,” ucap Azzuri merasa bersalah karena sudah mematahkan semangat Azka untuk menang.

“Tidak masalah Papi, sekarang Azka tahu tidak semua pria tangguh, bisa mengalahkan wanita,” sahut Azka terdengar dewasa, Azka memutar arah pandangnya, melihat Anna, dan Aulia masih bermain layang-layang, “Melihat adek, dan Mami bisa tersenyum bahagia seperti ini saja, sudah membuat hatiku senang,” sambung Azka, bibirnya ikut tersenyum saat melihat Anna, kembarannya terus tersenyum, dan sesekali tertawa.

Perkataan Azka membuat Azzuri memiliki tanda tanya besar. Apakah selama 5 tahun ini Aulia, dan anak kembarnya selalu hidup di atas caci maki orang lain, karena Aulia melahirkan, dan membesarkan anak kembarnya tanpa dirinya?

Perkataan dari Anna dan Azka membuat hati Azzuri terasa teriris. Dan kenapa Aulia mendadak kabur ? Apa penyebabnya?

Lelah karena terus bermain layang-layang, Aulia menggulung benang. Selanjutnya Aulia menggenggam pergelangan tangan Azka, dan Anna.

“Abang Azka, dan adek Anna. Kita ‘kan sudah capek bermain, dan Mami juga tadi sudah membawa cemilan buat kita makan. Jadi gimana kalau kita berhenti bermain, istirahat dulu sambil memakan cemilan?” tanya Aulia lembut kepada Azka dan Anna.

“Baik Mami,” sahut Azka dan Anna serentak, Azka dan Anna juga mengeratkan genggaman tangan mereka di masing-masing genggaman tangan Aulia.

Azzuri merasa kagum melihat perubahan sikap Aulia saat setelah memiliki anak. Aulia, ia kenal dulu adalah gadis manja, keras kepala, dan ingin ini-itu harus segera di turuti. Tapi, setelah memiliki anak. Sikap Aulia berubah 180° derejat, menjadi wanita dewasa, keibuan, dan penuh dengan kesabaran. Membuat Azzuri ingin segera mengajak Aulia untuk hidup bersama, dan membangun rumah tangga di mulai dari nol.

Azzuri berjalan di belakang Aulia, Azka, dan Anna. Segaris senyum manis di wajah tampannya, menatap punggung Aulia, Azka, dan Anna, terlihat mereka seperti sedang bergurau.

‘Maafkan aku, Aulia. Aku adalah Suami yang tidak tahu malu, dan tidak berguna. Tidak tahu betapa banyak penderitaan, dan rasa lelah kamu saat mengurus Azka dan Anna dulu. Tapi, aku akan berjanji pada diriku sendiri, dan buat anak-anak kita. Aku akan berjanji, akan menebus semua yang pernah hilang dari kehidupan kamu. Aku janji!’ batin Azzuri penuh keyakinan.

Langkah kaki Aulia terhenti di bangku sudut lapangan alun-alun. Di susul Azka dan Anna terlihat susah payah memanjat bangku, karena bangkunya sedikit tinggi dari postur tubuh Azka dan Anna.

“Kenapa tidak minta tolong sama Papi?” tanya Azzuri membantu Anna duduk di sisi kiri Aulia. Lalu membantu Azka untuk duduk di sisi kanan Aulia.

“Karena kami sudah terbiasa melakukan semua ini sendiri,” sahut Azka datar.

“Hem..hem,” sambung Anna mengangguk.

“Mulai saat ini ada Papi untuk kalian berdua. Papi berjanji akan terus berada di sisi Azka dan Anna,” ucap Azzuri serius, membuat Aulia terkejut.

Aulia beranjak dari duduknya, “Sayang, sebentar ya! Mami ada sedikit urusan dengan Papi. Kalian makan duluan saja,” pamit Aulia sopan.

“Baik Mami,” sahut Azka dan Anna.

Aulia mendekati Azzuri, tangannya menggenggam erat pergelangan tangan Azzuri, membawa Azzuri sedikit menjauh dari bangku Azka dan Anna. Setelah jarak 5 meter dari bangku Azka dan Anna. Aulia berdiri menghadap Azzuri.

“Apa maksud dari ucapan kamu tadi?” tanya Aulia tidak senang.

“Yang mana? Kalimat aku akan terus bersama dengan anak-anak kita? Bukannya itu hal yang bagus buat tumbuh kembang mereka berdua. Kamu pasti setuju ‘kan?”

“Ck, ngarep. Yang benar saja aku setuju dengan ucapan kamu! Jangan mimpi kamu. Lebih baik kamu pulang, dan urus Istri sah kamu!” ucap Aulia emosi.

Azzuri terkejut, jantungnya seperti berdetak saat mendengar ‘lebih baik kamu pulang, dan urus Istri sah kamu!’. Apa ada seseorang yang mengatakan hal buruk tentangnya kepada Aulia? Dan apa gara-gara kalimat ini Aulia melarikan diri dalam keadaan mengandung 5 tahun lalu. Jika memang benar, siapa dalang di balik hasutan ini?

Belum sempat Azzuri menjelaskan dan meluruskan dari tuduhan Aulia. Aulia sudah terlihat berjalan, meninggalkan Azzuri, masih terlihat bingung.

Melihat Aulia membawa Azka dan Anna keluar dari lapangan alun-alun menuju mobil Lexus LS 500. Tak ingin mau kehilangan untuk kedua kalinya, Azzuri berlari kencang, mengejar mobil Aulia sudah berjalan meninggalkan parkiran.

“Aulia….Anna…Azka!” teriak Azzuri.

Mendengar teriakan Azzuri, semua mata pengunjung menatap Azzuri.

“Aku harus segera mengejar mobil Aulia,” gumam Azzuri.

Azzuri berlari menuju mobil miliknya terparkir tepat di depan pintu masuk bagian utama. Azzuri memasang seatbelt, menghidupkan mesin mobilnya, dan dengan cepat Azzuri menjalankan mobilnya mengikuti arah mobil Aulia. Karena jalan kota alun-alun kecil, dan sangat padat orang lalu lalang di jam tertentu, banyak orang berteriak, dan melempar mobil Azzuri karena membawa mobilnya terlalu kencang.

Bug! Bug!

“Woy! Pelan kau di sini!”

“Mau cari mati kau. Ini jalan bukan jalan Bapak-mu!”

“Woy!”

Teriak para pengendara lainnya.

Azzuri tidak memperdulikan teriakan, dan lemparan bekas botol air mineral orang lain ke mobilnya. Ia hanya fokus kepada mobil Aulia sudah terlihat dekat dengan mobilnya. Tidak ingin benar-benar kehilangan jejak mobil Aulia, saat memasuki tekongan mendekati kantor SAMSAT Lubuk Pakam, Azzuri membanting stir, menambah kecepatan dan melakukan rem mendadak.

Citt!!!!

Aulia membanting stir sebelah kiri, lalu melakukan rem mendadak.

Karena melakukan rem mendadak, dahi Anna kepentok dahi Azka.

“Aduh…cakit!” rengek Anna, tangganya mengelus dahinya memerah akibat kepentok dahi Azka. Sedangkan Azka hanya bersikap dewasa, menahan sakit di bagian dahi kirinya.

“Sayang, maafin Mami,” ucap Aulia terlihat menyesal.

“Kata maaf saja tidak cukup Mami. Seharusnya Mami tahu kalau di dalam ada abang, dan adek Anna. Kalau Mami dan Papi lagi berantem, seharusnya kalian berdua menyelesaikan masalah kalian, tanpa melibatkan anak-anaknya,” omel Azka seperti seorang dewasa.

Aulia menunduk malu karena dapat omelan dari anaknya, berumur 5 tahun.

Tok!!!tok!!

Azzuri mengetuk pintu kaca jendela mobil Aulia.

“Aulia, jangan seperti ini. Aku mohon dengarkan aku dulu,” teriak Azzuri dari luar kaca jendela mobil.

Aulia tidak menjawab, ia menurunkan sedikit jendela kaca mobil.

“Aulia, aku mohon, hiduplah bersamaku kembali,” pinta Azzuri terdengar tulus.

Aulia menoleh ke kaca jendela pintu mobil, “Berhentilah memohon, dan berkata seperti kamu yang tersakiti di depan anak-anak. Aku tidak melarang kamu untuk bertemu dengan Azka, dan Anna, karena kamu adalah Papinya. Tapi, aku sangat melarang keras untuk ucapan kamu yang menginginkan kami hidup bersama dengan kamu! Ingat kemana kamu 5 tahun lalu?”

“Aulia, maafkan aku,” ucap Azzuri terdengar pasrah, ia perlahan menjauh dari jendela kaca mobil Aulia, memberi jalan mobil Aulia.

Aulia langsung menjalankan mobilnya menuju timbangan.

“Aulia, aku tidak akan menyerah untuk membujuk kamu kembali,” gumam Azzuri terdengar antusias.

...Bersambung ...

Terpopuler

Comments

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂

mungkinkah Aulia akan memberikan kesempatan buat seorang ayah untuk kedua anak kembarnya? 🤔

2023-02-23

0

Shandy

Shandy

masuk dia.... aku penasaran nanti kakak ini pereman

2023-01-05

1

Denry_Den Den

Denry_Den Den

orang Medan ya thor?

2022-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!