Azzuri memang melepaskan Aulia, tapi Azzuri tidak membiarkan kehilangan jejak mobil Aulia. Azzuri diam-diam mengikuti mobil Aulia, sampai mobil Aulia terlihat memasuki halaman ruko tingkat 1 berada pinggir jalan Timbangan, kota Lubuk Pakam.
“Di sini rupanya kalian tinggal,” gumam Azzuri, melihat mobil Aulia terparkir di garasi mini samping ruko.
Tidak ingin mengganggu Aulia, Azzuri memutuskan memesan hotel berada di dekat jalan menuju Bandara Kualanamu. Setelah mendapat kamar untuk 1 malam. Azzuri pergi meninggalkan rumah Aulia, ia ingin istirahat sebentar di hotel, lalu setelah itu ingin bertemu dengan Aulia kembali. Ingin mengajak Aulia untuk tinggal bersama dengannya, membesarkan buah cinta mereka bersama-sama.
“Azka, Anna, tunggu Papi. Papi akan terus membujuk Mami kalian untuk bisa bersama, Papi juga akan menebus semua waktu lampau,” gumam Azzuri.
Azzuri memutar mobilnya menuju kota, dan pergi untuk beristirahat di hotel tak jauh dari jalan Bandara Kualanamu, Lubuk Pakam.
Di dalam rumah, Aulia terlihat berdiri di balik pintu besi samping.
“Akhirnya pergi juga,” gumam Aulia lega, ternyata Aulia dari tadi sudah mengetahui jika Azzuri mengikutinya sampai ke sini.
“Mami…Mami kenapa berdiri di cini?” tanya Anna, mengejutkan Aulia.
Aulia mengelus dadanya, “Isss, adek. Mami terkejut tahu. Adek kenapa di sini? Apa adek sudah mandi?” tanya Aulia kepada Anna.
“Beyum. Abang masih mandi di kamal,” sahut Anna.
“Kalau gitu mandi di kamar Mami saja. Mari,” ajak Aulia, tangan kanannya mengulur.
“Mandi cama Mami, ‘kan?” tanya Anna, wajahnya terlihat senang, senyum manis menampakkan gigi susunya.
“Iya, mari,” sahut Aulia.
Aulia menggandeng tangan Anna, membawa Anna menuju kamarnya berada di lantai 2. Sesampainya di dalam kamar mandi, berada di dalam kamar Aulia. Aulia melepaskan baju Anna, menggantikannya dengan pakaian dalam. Aulia juga hanya menutup tubuhnya dengan penutup kain tipis khusus untuk mandi saat bersama Anna atau Azka.
Aulia menghidupkan kran bak mandi, mengisi air bak mandi dengan air hangat. Begitu bak mandi sudah penuh, Aulia membawa Anna masuk ke dalam bak mandi mini berisi air hangat. Aulia meletakkan Anna di atas pangkuannya.
“Mami, apa benar Om jeyek tadi itu Papi kami?” tanya Anna sekali lagi untuk menyakinkan ucapan Azzuri.
Aulia mengangguk, “Benar sayang. Pria tadi adalah Papi kalian. Kenapa adek terus bertanya seperti itu?” Aulia balik bertanya.
“Benarkah?! Adek senang aja kalena cekarang sudah bisa lihat Papi. Adek juga bisa biyang ke teman-teman jika Papi adek sudah datang untuk menjemput adek dan abang. Biar meleka tidak ngejek adek dan abang lagi,” ucap Anna terdengar gembira, bibirnya terus tersenyum manis.
“Kalau Mami boleh tahu, siapa yang mengejek adek dan abang kalau sedang bermain?” tanya Aulia mulai menyelidiki siapa anak-anak dengan mulut lemesnya mengatai kalau kedua anaknya adalah anak haram.
“Mami pasti tahu ciapa olangnya. Dia itu cih endut loh Mami. Cih endut celing kuncir 2 macam kuda. Udah lambutnya klibo, gigi depannya hitam-hitam, terus acal ngomong nafasnya bau. Catu lagi, anak laki-laki celing pakai kalung besi, lambutnya kadang jeglak-jeglak. Anak lelaki itu juga celing belantem cama abang,” sahut Anna dengan kalimat belum sempurna, suara manja, dan wajah polos terlihat serius.
Aulia terdiam, dahinya mengernyit, memikirkan siapa 2 bocah dengan ciri-ciri di sebutkan Anna tadi. Setelah dapat gambaran wajah dari 2 bocah tersebut. Aulia memegang dagu Anna, mengingat ucapan Anna menghina fisik orang lain. Aulia ingin segera menghentikan ucapan Anna untuk tidak berkata buruk tentang fisik orang lain.
“Adek Anna,” panggil Aulia, untuk membuat Anna mau menatap wajahnya.
“Iya Mami,” sahut Anna, ia menengadahkan wajahnya, menatap mata Aulia.
“Sayang, Mami boleh kasih saran tidak?” tanya Aulia sopan, dan lembut.
“Boyeh, apa itu Mami?” sahut Anna.
“Tadi ‘kan Mami dengar kalau adek Anna berbicara seperti sedang menghina fisik orang lain,” Aulia membelai puncak kepala Anna, “Sayang, sebenci apa pun kita kepada orang lain, dan sejahat apa pun orang lain kepada kita. Jika kita ingin membicarakan orang yang kita benci, kita tidak boleh menghinanya. Jika ada orang lain yang menghina kita, biarkan saja. Tapi, jangan sampai kita balik menghina orang lain. Kalau kita menghina orang lain berarti kita sama dengan orang yang menghina kita. Tadinya Allah ingin memberikan kita pahala, eh…karena kita ikutan menghina orang lain, pahala untuk kita jadinya di tarik kembali. Jadi kita tidak boleh apa….?” Aulia sengaja memutus kalimatnya agar Anna menyambungnya.
“Tidak boyeh menghina orang lain biar Owoh kaci adek pahala,” sambung Anna semangat.
“Bukan Owoh sayang, tapi Allah,” ucap Aulia mengajari Anna untuk mengucap nama Allah dengan kalimat yang benar.
“A…llah. Gitu ‘kan Mami?” tanya Anna mengulang nama Allah.
“Pintar, coba ulangi sekali lagi,” pinta Aulia.
“Owoh,” sahut Anna kembali lupa dengan kalimat pengucapannya.
“Ha ha ha…gemes banget sih. Anak gadis kecil siapa ini?” tanya Aulia geram, mencubit kedua pipi Anna.
“Aduh…cakit Mami. Adek bukan boneka Mami,” teriak manja Anna.
“Baik-baik, kalau gitu mari kita cepat mandi. Soalnya Mami ingin masak untuk makan siang buat anak-anak hebat Mami,” ucap Aulia, jari telunjuknya mencolek ujung hidung mancung Anna.
“Mami, adek minta sosis goyeng ya?”
“Siap, mari cepat gosok daki di punggung dulu kita,” ajak Aulia, ia memutar duduk Anna membelakangi Aulia.
Aulia dan Anna mulai bergantian menggosok daki di punggung mereka. 15 menit kemudian, Aulia dan Anna sudah selesai mandi, sudah memakai baju bersih juga dari dalam kamar mandi. Begitu keluar dari dalam kamar mandi, terlihat Azka sedang duduk santai di pinggir ranjang Aulia. Wajahnya terlihat suram memandang wajah Aulia.
“Abang Azka kenapa memandang Mami seperti itu?” tanya Aulia.
“Mami, katanya Paman jelek itu adalah Papi. Tapi kenapa Mami melarang Papi untuk mengikuti kita. Dan kenapa Papi tidak datang menjumpai kami ke rumah?” Azka balik bertanya dengan pikiran dan cara bicara dewasa.
“Oh…mungkin Papi masih ada urusan jadi tidak bisa mengunjungi kita di sini,” sahut Aulia berbohong.
Aulia mendekati Azka, ia ingin membelai puncak kepala Azka. Namun, Azka menepis tangan Aulia.
“Mami pasti bohong. Abang sudah memperhatikan Mami dari tadi. Ketika Papi ingin mendekati kami, dan ingin berjanji untuk selalu bersama. Mami malah marah-marah tidak jelas. Sebenarnya apa yang terjadi pada Mami dan Papi 5 tahun lalu?” tanya Azka kembali dengan nada bicara seperti orang dewasa. Wajahnya juga terlihat sangat serius memandang wajah bingung Aulia.
“Maaf sayang. Untuk pertanyaan Azka, Mami tidak bisa menjawabnya. Ini hanya urusan Mami dan Papi. Suatu saat kalau Azka memasuki usia 17 tahun, Azka pasti tahu permasalahan orang dewasa. Untuk sekarang tetaplah menjadi anak kecilnya Mami, ya?”
Azka melompat turun dari ranjang, berdiri menghadap Aulia, “Kalau gitu abang ingin makan banyak. Abang ingin cepat tumbuh besar agar bisa memahami masalah orang dewasa, dan abang juga mau membela kebenaran, dan menuntas kebohongan!!” ucap Azka terdengar serius.
Aulia jongkok, tangannya membelai puncak kepala Azka, “Jangan terlalu cepat besar sayang. Menjadi orang dewasa tidaklah mudah.”
“Abang ini adalah seorang pria sejati. Seorang pria sejati akan sanggup memikul semua beban, dan masalah. Jadi Mami tidak boleh menunda masa pertumbuhan abang!” tegas Azka.
“Iya-ia,” sahut Aulia sudah tidak bisa berkata apa pun.
Tidak ada pertanyaan lagi buat Aulia, Azka berlari kecil mendekati pintu kamar, tangannya membuka handle pintu. Sebelum pergi meninggalkan kamar Aulia. Azka menoleh ke Anna, dengan rambut basah berantakan, dan mengembang.
“Adek, segeralah keringkan rambut kamu. Karena rambut model seperti itu mengingatkan abang dengan Singa yang ada di kebun binatang,” ejek Azka, lalu segera pergi meninggalkan kamar Aulia.
“Abang….dalipada abang yang memiliki wajah datal ceperti jayan tol!” teriak Anna, kedua kaki di hentakkan ke lantai.
Aulia hanya tertawa melihat Azka dan Anna. Anak kembar nya kalau berantem lucu juga.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
kebayang lucunya Anna kalau pas nyerocos kaya gitu.. 🤗🤗🤗
2023-03-07
0
Shandy
Dali... abang Azka ndak boyeh ya. 😂
2023-01-10
0