Dicintai Tuan Muda Alviano

Dicintai Tuan Muda Alviano

Prolog

Dengan begitu terburu-buru, seorang wanita berlari menuju sebuah mobil menyerahkan beberapa berkas pada pasangan suami istri.

"Tolong bawa jauh ini, " ujarnya ketika mencapai mobil itu.

"Kau harus ikut Vi."

"Tidak, anakku masih di dalam."

Setelah mengatakan itu, wanita itu kembali memasuki tempat duplikat neraka itu menjemput putranya. Saat kakinya melangkah masuk kedalam rumah, tubuhnya langsung terkapar tak berdaya di lantai.

"Bunda!" teriak seorang bocah laki-laki, berlari menghampirinya.

Dengan berlumuran air mata, bocah itu mendekati ibunya yang sudah berlumuran darah. Seorang wanita tua mendekatinya, membawanya keluar dari rumah itu. Setelah mencapai luar, rumah bak istana itu di lahap habis oleh si jago merah yang menyerang.

...***...

“Dulu, aku begitu percaya dengan seseorang hingga semua yang aku lakukan di atur olehnya. Namun, senja mengajarkan ku bahwa siapapun dia akan berpaling dari mu suatu saat nanti dan yah, akhirnya dia pergi. Sejak saat itu, aku tidak bisa mempercayakan semua masalah, kebahagiaan, serta kesedihan ku bahkan dengan mu sekali Al, “ ujar Nara dengan suara yang begitu pelan.

Hati Alvian seketika hancur mendengar perkataan gadisnya itu, bagaimana bisa Ia tidak ingin berbagi masalah dengannya.

“Serumit itukah masa lalu mu, hingga pahitnya masih kau simpan sampai sekarang dan tidak ingin berbagi dengan ku? “ tanya Alvian menarik Nara kedalam pelukannya.

Nara yang berada dalam pelukan Alvian tak kuasa menahan tangisnya yang seketika pecah dalam dada pria itu.

“Bisakah mulai detik ini, hanya aku yang menjadi tempat mu berpulang? “ pertanyaan Alvian seketika meredakan tangisan Nara.

Tanpa menjawab perkataan Alvian, Nara kembali mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Alvian sembari mendengar detak jantung Alvian, yang berpacu begitu indahnya dalam pendengarannya.

“Seumur hidupku, aku Winara Atmaja tidak pernah memeluk bahkan di peluk oleh seorang pria selain ayahku. Ternyata seperti ini rasanya, begitu menenangkan. Aku mohon kerjasamanya untuk kali ini saja bisa kah waktu yang terus melaju ini berhenti untuk beberapa detik, aku ingin merasakannya begitu lama lagi. “ batin Nara.

***

Berawal dari kejadian tidak mengenakan di kampus, Winara Atmaja melangkah menuju kediamannya setelah berhasil lepas dari desakan penumpang angkot.

“Huh, sesak banget tadi. Sampe nggak bisa nafas aku, “ ujarnya sembari menarik dalam-dalam nafasnya.

Saat baru ingin melangkah pergi, sebuah Alphard menyerempetnya yang membuat Nara tersungkur ke aspal.

“Ya Tuhan, Bokong indah aku! “ teriaknya.

Keluarlah seorang pria dari dalam Alphard tersebut, membantunya bangkit. Nara terus mengusap bagian belakangnya menghempaskan debu-debu yang masih menempel.

“Anda baik-baik saja Nona? “ tanya pria tersebut.

Karena kesal, di tanya seperti itu Nara tidak menghiraukan ucapan pria tersebut Ia melangkah menuju mobil tersebut lalu melayangkan tendangan.

“Apa yang anda lakukan Nona?! “

“David! “ satu kata dari mulut pria lainnya membuat pandangan Nara dan jugaa tertuju padanya.

“Ponsel kamu saya sita, kalau nggak saya akan membuat kalian berdua mendekam di penjara. “ Tegas Nara melangkah pergi setelah merampas paksa ponsel pria tersebut.

“Tuan Alvian, “ ucapan David terpotong saat tangan Alvian terangkat menandakan Ia harus diam.

Baru selangkah, Ia balik dan menghampiri Alvian yang tengah menatapnya dengan sebuah senyuman.

“I-ini ponselku, kita tukaran saja biar kalau kamu mau bayar tebusan ponselmu tau aku dimana, “ ujarnya, tak luput Ia menyodorkan ponselnya dengan cepat lalu melangkah pergi.

Alvian hanya menatap ponsel malang tersebut, yah bagaimana tidak di sebut malang layarnya retak dan di bagian pojok kiri sudah menghitam sepertinya kemasukan air.

“Menggemaskan. “ gumamnya pelan lalu kembali ke dalam mobilnya.

David yang sedari tadi memperhatikan membulatkan matanya saat melihat tuannya tersenyum bahagia menerima ponsel usang milik Nara.

“Untuk kali ini, tolong pertemukan mereka lagi, “ gumam David menatap ke arah langit lalu mengikuti Alvian masuk kedalam mobil.

***

Beberapa minggu yang lalu.

Dengan penuh semangat dan rasa bahagia, Winara Atmaja memasuki sebuah rumah yang cukup besar. Ia berjalan menghampiri seorang wanita paruh baya yang tengah asik menikmati beberapa potongan mangga.

“Hai mama Maya, “ ujarnya menghujani seluruh pipi wanita yang menjadi calon mertua itu dengan ciumannya.

“Nara, kapan kamu datang? “ tanya Maya dengan wajah panik membuat Nara kebingungan, sebab biasanya Maya tidak akan seperti jika Ia berkunjung tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

Nara yang tampak masih kebingungan hanya mengikut saat Ia di tarik Maya ke taman belakang.

“Ada apa Ma, Nara mau ketemu Kak Gino, “ ujarnya menahan tangan Maya yang sudah membawanya jauh dari ruang tamu dekat kamar Gino tunangannya.

“Ah itu, mama pengen ngajarin kamu buat martabak Iyah, “ ucap Maya gelagapan bak orang ketangkap basah telah melakukan hal tercela.

“Ih si mama, kan bisa nanti aja Nara mau nyampein sesuatu ke Kak Gino. “ ujarnya melepaskan genggaman tangan Maya, lalu berjalan menuju kamar Gino.

Bruk

Paper bag berisikan beberapa kotak bittersweet terhempas begitu saja dari tangannya saat menyaksikan pahitnya pemandangan di depannya, dimana tunangannya Gino tengah bercumbu mesra bersama seorang gadis yang tidak lain adalah Ani mantannya.

“Kaka, “ ujarnya pelan, yang seketika menghentikan kegiatan kedua insan tersebut.

Gino yang melihat kehadiran Nara di ambang pintu, seketika menarik selimut membungkus seluruh tubuhnya dan juga Ani.

“Nara, ini tidak seperti apa yang kamu lihat, “ ucap Gino dengan bodohnya.

Nara tertawa meremehkan dengan air mata yang sudah tidak bisa Ia bendung lagi.

Beberapa bulan lagi, pernikahan keduanya akan di laksanakan tapi dengan bang*tnya kekasihnya itu justru tidur bersama wanita lain.

“Hahahaha tidak seperti yang aku lihat apanya, kau tidur dengannya! Kau tau sebentar lagi kita kana menikah Gino, “ ucap Nara dengan nafas memburu.

“Cukup Nara! Ini semua juga salah mu, jika saja kau tidak sibuk dengan kuliah mu itu aku tidak akan mencari pelarian, “ ujar Gino seolah dirinya adalah korban disini.

Plak

Satu tamparan keras di terima Gino di akhir kalimatnya. Maya yang melihat putranya di perlakukan seperti itu, dengan cepat mendorong Nara menjauh dari putranya.

“Beraninya kau mengangkat tangan kepada putraku! “teriak Maya yang sudah mengangkat tangannya ingin membalas tamparan Nara namun, dengan cepat di tahan oleh gadis tersebut.

“Jika tangan mu menyentuh wajahku akan ku pastikan kau dan juga putramu mendekam di penjara, “ tegas Nara.

“Nara! “ teriak Gino.

“DIAM! “ teriak Nara yang tak kalah keras darinya.

Nara berbalik mengangkat vas bunga yang berada di kamar Gino, dan berjalan menuju ke arah Ani. Gino yang melihat hal itu, dengan cepat ingin menahan Nara. Namun, dengan kekuatan penuh Nara mendorong Gino hingga terpental jauh.

Nara menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Ani, lalu memotretnya dan mengangkat vas tersebut ingin melempar ke arah Ani. Akan tetapi, Ia mengurungkan niatnya lalu membuang vas tersebut tepat di sebelah kaki Gino.

“Lo suka dia kan, huh! Ambil rongsokan itu dan selamat membiayai kehidupannya. “ ujar Nara melangkah pergi tanpa berpamitan kepada Maya yang berada di belakangnya.

“Dasar payah, Ibu sudah bilang kunci pintunya, “ ujar Maya memukul pundak putranya.

“Sayang, apa maksudnya tadi soal membiayai kehidupan? “ tanya Ani dengan manjanya kepada Gino, setelah kepergian Maya.

“Ah tidak usah terlalu di pikiran soal perkataannya tadi, dia jadi berbicara tidak jelas karena kesal. Sekarang pakai baju, “ pintah Gino.

“Kita tidak melanjutkannya lagi? “ tanya Ani sebab Gino sudah menyodorkan pakaiannya.

“Tidak, aku sudah tidak mood, “ ujarnya.

Ani memungut pakaiannya yang berserakan di lantai lalu menuju kamar mandi. Sementara Gino yang sudah mengenakan kaosnya duduk di ranjang sembari memikirkan perkataan Nara.

“Sial! Jika Nara tidak membiayai keperluan ku, lalu siapa lagi?! Akh lupakan aku masih punya Ani yang kaya raya, “ gumamnya sembari membayangkan Ani menghujaninya dengan tumpukan uang.

Nara dengan berlinang air mata tidak bisa membayangkan lima tahun hubungannya dengan Gino akan berakhir begitu saja dalam waktu beberapa menit. Ia mengangkat tangannya melihat jari manisnya yang di sana, sudah melingkar cincin pertunangannya dengan Gino.

Tanpa berpikir panjang, Nara melepas cincin tersebut lalu berjalan menuju toko emas yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

“Saya mau jual ini, “ ucapnya menyodorkan benda bulat itu.

“Saya hanya bisa memberikan satu juta saja Nona, “ Nara seketika membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh pemilik tokoh.

“Kenapa begitu? Harganya dua puluh juta loh, “ ujarnya.

“Maaf Nona, harga cincin ini paling tinggi satu juta saja. Bagaimana masih mau di jual? “ Nara hanya bisa mengangguk mengiyakan perkataan pemilik toko.

“Dasar matre! “ maki Nara dengan suara pelan, sebab Gino mengatakan harga cincin tersebut dua puluh juta.

Setelah menerima uang, Nara pergi dari sana tanpa sekata patah pun. Dari kejauhan tampak seorang pria tengah memperhatikannya dari atas balkon kantornya.

.

.

.

End

Berkomentar lah sewajarnya okey!

Terpopuler

Comments

Adila Ardani

Adila Ardani

nyimak dulu

2023-02-13

0

ADE YAHYA

ADE YAHYA

aku ngasih hadiah pertama😙
semangat berkarya💪

2022-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 Permintaan Nara
3 Bab 2 Bertemu mantan
4 Bab 3 Ujian Skripsi
5 Bab 4 menghabiskan waktu bersama
6 Bab 5 Keributan di pagi hari
7 Bab 6 Rumah sakit
8 Bab 7 Kecolongan
9 Bab 8 Rian membantu
10 Bab 9 Aksi Nara
11 Bab 10 Gino dan Maya bertamu
12 Bab 11 Di temukan
13 Bab 12 Yudisium
14 Bab 13 Grebek Berujung Nobar
15 Bab 14 Nara membantu
16 Bab 15 Menyelamatkan
17 Bab 16 Kembali dengan selamat
18 Bab 17 Kelly Milor
19 Bab 18 Kecelakaan di hari wisuda
20 Bab 19 Berlumuran darah
21 Bab 20 Pelakunya di temukan
22 Bab 21 Ancaman Victor dan David
23 Bab 22 Roseta
24 Bab 23 Ungkapan cinta yang memaksa
25 Bab 24 Melamar Di Sanders grup
26 25 Nabila menjenguk
27 26 Remahan biskuit
28 Bab 27 memanas-manasi Ridwan dan Roseta
29 Bab 28 Selfi di tengah kegelapan
30 Bab 29 Diandra Marah
31 Bab 30 Di culik
32 Bab 31 Membebaskan
33 Bab 32 Nyonya rumah ini
34 Bab 33 Mulai Curiga
35 Bab 34 The Gosip Hot
36 Bab 35 Alexandria
37 Bab 36 Ulah Gino
38 Bab 37 Suasana Meeting Seperti Simulasi Neraka
39 Bab 38 Seperti ABG yang baru kasmaran
40 Bab 39 Rencana Roseta
41 Bab 40 Diserang
42 Bab 41 Serangan II
43 Bab 42 Disakiti
44 Bab 43 Hukuman Alvian
45 Bab 44 Membujuk
46 Bab 45 Sebuah Cincin
47 46 Ilone ketahuan
48 Bab 47 Dibully
49 48 Roseta Kabur
50 49 Pikiran Nara
51 50 Kondisi Firman
52 51 Dijebak!
53 52 Alvian menjauh
54 53 Alvaro Negredo
55 54 Tidak pulang dari semalam
56 55 Alvaro berkunjung
57 56 Perubahan sikap Alvian
58 57 Teman Lama
59 58 Revisi lagi
60 59 Kembali ke rumah
61 60 Dia Kembali
62 61 Siapa Dia?
63 62 Terjebak di lift.
64 63 Dia mantan kekasih Alvian
65 64 Bersama Alvaro
66 65 Bolos sehari saja...
67 66 Lebih Memilih Alvaro
68 67 Akan ku jauhi dia!
69 68 Diusir Alvaro
70 69 Serangan Lian Sheng
71 70 Serangan Lian Sheng II
72 71 Ada penyadap pada ponsel itu..
73 72 Roti Bialy
74 73 Hanya Nara yang Bisa
75 74 Ditepi Pantai
76 75 Gino lagi
77 76 Marni
78 77 Jauhi Bianka!
79 78 Club
80 79 Flashdisk
81 80 Menyerang Alvian
82 81 Alvian vs Nara
83 82 Berhasil!
84 83 Pria misterius
85 84 Pria misterius II
86 85 Apa mereka ada hubungannya?
87 86 Masih bocah
88 87 Mempertahankan The Gosip Hot
89 88 Drama depan gudang
90 89 Mengelabuhi Bianka
91 90 Rencana David
92 91 Berita itu....
93 92 Pertengkaran Rian dan Alvian
94 93 Rencana pertunangan
95 94 Sebuah Berkas
96 95 Sedikit Persiapan
97 96 Roseta Lagi
98 97 Pergi
99 98 Jangan Tinggalkan Aku!
100 99 Aku pulang
101 100 Nara capek Ma,
102 101 Pasangan Gila
103 102 Berlian Indah
104 103 Alvaro Dicegat
105 104 Aku membencinya
106 105 Pergantian posisi Tuan Muda
107 106 Tawa Alvian
108 107 Kehancuran Lidia
109 108 Kehancuran Lidia II
110 109 Hanya Duplikatnya Saja
111 110 Kegilaan Roseta
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 Permintaan Nara
3
Bab 2 Bertemu mantan
4
Bab 3 Ujian Skripsi
5
Bab 4 menghabiskan waktu bersama
6
Bab 5 Keributan di pagi hari
7
Bab 6 Rumah sakit
8
Bab 7 Kecolongan
9
Bab 8 Rian membantu
10
Bab 9 Aksi Nara
11
Bab 10 Gino dan Maya bertamu
12
Bab 11 Di temukan
13
Bab 12 Yudisium
14
Bab 13 Grebek Berujung Nobar
15
Bab 14 Nara membantu
16
Bab 15 Menyelamatkan
17
Bab 16 Kembali dengan selamat
18
Bab 17 Kelly Milor
19
Bab 18 Kecelakaan di hari wisuda
20
Bab 19 Berlumuran darah
21
Bab 20 Pelakunya di temukan
22
Bab 21 Ancaman Victor dan David
23
Bab 22 Roseta
24
Bab 23 Ungkapan cinta yang memaksa
25
Bab 24 Melamar Di Sanders grup
26
25 Nabila menjenguk
27
26 Remahan biskuit
28
Bab 27 memanas-manasi Ridwan dan Roseta
29
Bab 28 Selfi di tengah kegelapan
30
Bab 29 Diandra Marah
31
Bab 30 Di culik
32
Bab 31 Membebaskan
33
Bab 32 Nyonya rumah ini
34
Bab 33 Mulai Curiga
35
Bab 34 The Gosip Hot
36
Bab 35 Alexandria
37
Bab 36 Ulah Gino
38
Bab 37 Suasana Meeting Seperti Simulasi Neraka
39
Bab 38 Seperti ABG yang baru kasmaran
40
Bab 39 Rencana Roseta
41
Bab 40 Diserang
42
Bab 41 Serangan II
43
Bab 42 Disakiti
44
Bab 43 Hukuman Alvian
45
Bab 44 Membujuk
46
Bab 45 Sebuah Cincin
47
46 Ilone ketahuan
48
Bab 47 Dibully
49
48 Roseta Kabur
50
49 Pikiran Nara
51
50 Kondisi Firman
52
51 Dijebak!
53
52 Alvian menjauh
54
53 Alvaro Negredo
55
54 Tidak pulang dari semalam
56
55 Alvaro berkunjung
57
56 Perubahan sikap Alvian
58
57 Teman Lama
59
58 Revisi lagi
60
59 Kembali ke rumah
61
60 Dia Kembali
62
61 Siapa Dia?
63
62 Terjebak di lift.
64
63 Dia mantan kekasih Alvian
65
64 Bersama Alvaro
66
65 Bolos sehari saja...
67
66 Lebih Memilih Alvaro
68
67 Akan ku jauhi dia!
69
68 Diusir Alvaro
70
69 Serangan Lian Sheng
71
70 Serangan Lian Sheng II
72
71 Ada penyadap pada ponsel itu..
73
72 Roti Bialy
74
73 Hanya Nara yang Bisa
75
74 Ditepi Pantai
76
75 Gino lagi
77
76 Marni
78
77 Jauhi Bianka!
79
78 Club
80
79 Flashdisk
81
80 Menyerang Alvian
82
81 Alvian vs Nara
83
82 Berhasil!
84
83 Pria misterius
85
84 Pria misterius II
86
85 Apa mereka ada hubungannya?
87
86 Masih bocah
88
87 Mempertahankan The Gosip Hot
89
88 Drama depan gudang
90
89 Mengelabuhi Bianka
91
90 Rencana David
92
91 Berita itu....
93
92 Pertengkaran Rian dan Alvian
94
93 Rencana pertunangan
95
94 Sebuah Berkas
96
95 Sedikit Persiapan
97
96 Roseta Lagi
98
97 Pergi
99
98 Jangan Tinggalkan Aku!
100
99 Aku pulang
101
100 Nara capek Ma,
102
101 Pasangan Gila
103
102 Berlian Indah
104
103 Alvaro Dicegat
105
104 Aku membencinya
106
105 Pergantian posisi Tuan Muda
107
106 Tawa Alvian
108
107 Kehancuran Lidia
109
108 Kehancuran Lidia II
110
109 Hanya Duplikatnya Saja
111
110 Kegilaan Roseta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!