Bab 3 Ujian Skripsi

Sudah sejak subuh, Nara sudah bersiap-siap. Yah hari ini diaman Ia melangsungkan ujian Skripsi yang di laksanakan pukul sembilan lewat tiga puluh menit.

Tina membawa segelas susu dan juga sepiring nasi goreng, menyuapi Nara yang tengah membaca ulang skripsinya.

Rian yang melihat sang Kaka di suapi oleh ibunya, membawa sebuah buku lalu duduk di antara kedua wanita yang sangat berharga dalam hidupnya itu.

“Oh astaga aku juga akan ujian sebentar, “ ujarnya merebut sendok yang mengarah ke Nara.

“Ayah, apa ayah juga akan ujian sebentar? “ ujar Rian melihat kedatangan Firman.

“Ia deh, sepertinya ayah akan ujian sebentar, “ Firman yang mengerti akan maksud putranya ikut duduk di hadapan Tina dan membuka mulutnya.

“Hahahaha, sudahlah ma biar mereka yang habiskan Nara mau berangkat biar nggak telat nanti, “ ujarnya setelah menyeruput habis susu coklat di depannya.

“Biar ayah Antar, “ tawar Firman.

Nara mengangguk antusias mengiyakan perkataan sang Ayah, lalu berjalan mengikuti Firman dari belakang.

“Nanti setelah dari perpustakaan baru Aku kesitu yah Ar, “ ujar Rian mengikuti kepergian Ayah dan juga kakaknya.

“Iya! “ teriak Nara menjawab perkataan Rian.

Sementara Fitri yang menyaksikan hal itu, dengan sinisnya memandang Rian dan Tina.

“Halah, paling setelah wisuda nggak dapet kerja jadi pengangguran juga, “ ocehannya.

“Wah ada anjing yang menggonggong nih, “ ledek Rian setelah selesai mengenakan sepatunya.

Karena kesal di Katai Rian, Fitri melangkah masuk kedalam rumahnya sembari menghentakkan kakinya kuat.

“Ma Rian jalan dulu, oh yah jangan lupa kolak ma, “ ujar Rian setelah mengecup pipi Tina, lalu melangkah menuju motornya.

“Iya, hati-hati jangan ngebut, “ ujar Tina.

Setelah hampir tiga puluh menit menempuh perjalanan, Nara bersama ayahnya tiba di kampus.

Firman memarkirkan motornya tepat di depan gerbang fakultas, lalu menunggu Nara turun.

“Semoga lancar ujiannya yah, “ ujar Firman menyemangati putrinya.

“Makasih yah, ayah juga pulangnya hati-hati yah, “ titah Nara.

Setelah kepergian Firman, Nara dengan cepat menuju tempat di adakan ujian, yang di sana sudah ada kedua temannya Bianka dan juga Mirna.

“Aaa Nara, sebentar lagi namaku di panggil nih, “ ujar Bianka menyambut kedatangan Nara.

“Bianka putri! “

“Semangat Bi, “ ujar Nara dan Mirna menyemangati Bianka.

Mirna yang sudah selesai sejak tadi, sudah bisa menghela nafasnya lega. Nara yang tau setelah Bianka barulah dirinya, terus membolak-balikkan skripsinya.

“Santai Nara, kalau gugup takutnya Lo nggak bisa jawab, “ ucap Mirna mencoba menenangkan Nara.

Nara menarik nafasnya panjang mencoba menenangkan dirinya namun, tetap saja rasa gugup selalu menghantui dirinya.

Setelah hampir satu jam, akhirnya Bianka keluar dengan senyum berbunga-bunga karena telah berhasil menjawab dengan baik.

“Aaaa bagaimana ini? Jantungku terasa berdegup, “ ujar Nara ketakutan.

“Santai Nara, kamu pasti bisa, “ ujar Bianka menenangkan.

“Winara Atmaja! “

Nara semakin di buat gugup ketika namanya di panggil, dengan menarik nafasnya panjang Ia melangkah masuk kedalam ruang ujian.

...***...

Alvian yang sudah bersiap-siap, terus menatap money bucket tersebut sembari tersenyum.

“Dih senyum-senyum sendiri, buat siapa sih? “ tanya Rani yang begitu keponya.

Tanpa menjawab pertanyaan Sang Kaka, Alvian mengambil buket tersebut lalu menuju parkiran yang di sana sudah di tunggu David.

“Ayok jalan! “ pintah Alvian saat sudah berada di dalam mobil.

David melaju membelah jalanan kota menuju kampus dimana Nara tengah melangsungkan ujiannya.

Rani yang di buat bingung menatap kepergian mobil adiknya dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan.

"Apa dia punya pacar? " gumam Rani bertanya-tanya.

Sementara di ruang ujian, Nara yang sudah selesai mempresentasikan hasil penelitiannya dan menjawab dengan baik pertanyaan penguji, sedang gugup menunggu hasilnya.

“Winara kamu yakin mau lulus, “ tanya salah seorang penguji.

“Iya pak, semua yang di luar juga pasti mempunyai harapan yang sama dengan saya, “ jawabannya dengan nada gugup khasnya.

“Gimana yah, kita tidak bisa meluluskan kamu, “ ujar penguji yang lain, membuat Nara tersenyum pahit.

“Tapi ya terpaksa, kita takut di marahi Jimin, “ tawa seluruh penguji.

Nara yang mendengar itu, mengurungkan tangisannya. Ia melangkah ke depan lalu mencium seluruh punggung penguji yang merupakan dosennya.

“Selamat yah, kamu pantes dapet Nilai A. “

Nara tersenyum bahagia mendengar nilainya. Saat hendak melangkah keluar ruang ujian, para penguji dengan isengnya memutar lagu Fire BTS yang membuatnya tersenyum malu.

Di luar, Mirna dan Bianka yang menunggunya memasang wajah pemasaran menunggu sebuah kata yang keluar dari mulutnya.

“Gimana Nara? “ tanya Bianka.

“Lulus dong hahahaha, “ jawab Nara dengan bahagianya.

Ketiganya berpelukan, lalu berjalan menuju sebuah kelas yang disana sudah terdapat Lexi dan Bastian kekasih Mirna dan Bianka.

Lexi menghampiri Mirna dengan membawa beberapa kado begitu juga Bastian. Kedua pasangan itu berfoto-foto ria.

“Nara ayok, kita foto! “ pintah Bianka.

Nara hanya mengangguk lalu mulai berfoto bersama teman-temannya itu. Setelah mengambil beberapa gambar, Nara kembali ke tempatnya mengambil ponselnya menghubungi Rian.

...RIAN 😚...

... [ Aku sudah selesai ujian, jadi datang tidak? ]

...

[Otw, ]

Setelah mendapat balasan dari sang adik, Nara kembali menyimpan ponsel dalam tas namun, baru ingin pergi sebuah pesan masuk ke ponselnya.

...❤️...

[Dimana? Saya di depan. ]

"Mau kemana Nara? " tanya Mirna saat melihat Nara keluar kelas dengan terburu-buru.

Nara berlari menuju parkiran tanpa menjawab panggilan sahabatnya itu.

Senyumannya mengambang saat Alvian menghampirinya, “Ayok ke dalam kelas disini panas. “

Nara menarik tangan Alvian menunju kelas.

Alvian hanya bisa pasrah mengikuti kemana Nara membawanya. Setibanya di kelas, Alvian menyerahkan money bucket yang di bantu David membawa ke kelas.

“Wooow, “ ujar Bianka melihat jejeran lembaran pak Soekarno tersusun rapih membentuk sebuah bunga.

“Apa yang kau cari? “ tanya Alvian saat melihat Nara menatap ke sekeliling tubuhnya.

“Photo card ku mana? “ tanya Nara.

Alvian menghela nafasnya panjang lalu mengeluarkan sebuah mawar layu yang di bawa durinya di tempel tuju photo card BTS dengan selotip yang begitu tidak rapih.

“Ih jahat banget, suamiku di gini'in, “ kesel Nara mencabut PC-nya lalu membuang mawar layu itu kedalam tong sampah.

“Hmmm, by the way makasih yah sudah datang, “ ujarnya.

Alvian hanya bisa tersenyum ke arah Nara, tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis itu.

“Ayok foto, “ ujar Nara.

David mengabadikan beberapa gambar menggunakan ponsel Alvian atas perintah tuannya itu.

“Nara, “ Suara Rian seketika mengalihkan pandangan seluruh penghuni kelas hanya kepadanya begitu juga dengan Alvian yang seketika raut wajahnya berubah.

“Ian sayang, “ ujar Bianka hebo menghampiri Rian.

“Dia adiknya Nara, “ ujar Mirna seolah mengerti dengan semua isi kepala penghuni ruangan tersebut.

Rian melangkah menuju kakaknya dan memeluknya erat. Nara pun tak luput menghujani adiknya dengan ciuman.

“Hehehe bunganya meleyot kena angin, “ ujarnya sembari menunjukkan bunga yang di bawahnya.

Nara menarik nafasnya panjang, melihat bunga asli pemberian adiknya yang mungkin baru saja di curinya di taman.

“Hmmm, “ kesal Nara.

“Kak, kenalin adikku namanya Adrian, “ ujar Nara yang di ikuti uluran tangan Rian dengan senyuman manis bak Nara yang tengah tersenyum.

“Alvian, “ ujar Alvian menyambut tangan Rian dengan senyuman hangat.

"Ih kok kita nggak di kenalin sih, " titah Mirna berlari menghampiri Nara.

"Heh! lihat noh pacarnya, " judes Nara sembari menunjuk ke arah Lexi yang sudah pasrah dengan keadaannya.

Marni terkekeh kecil lalu kembali menghampiri Lexi, dan bergelayut manja pada lengan kekasihnya itu.

Setelah selesai berkenalan dan berfoto-foto, Rian berpamitan pulang sebab ada tugas sekolah yang harus Ia selesaikan.

"Aku duluan Ar, mau ke perpus, " ujar Rian.

Nara mengangguk mengiyakan perkataan adiknya yang sudah jauh dari hadapan.

“Kedepan yuk, “ ajak Alvian yang dengan cepat di angguki Nara.

Dengan membawa buket pemberian Alvian, Nara bersampingan dengan pria tersebut menunju parkiran yang disana sudah ada David.

seluruh mata hanya memandang ke arah keduanya, di kala tangan Alvian merangkul pinggangnya.

“Apa nilai mu? “ tanya Alvian.

“A, “ jawab Nara singkat, lalu kembali menatap buket pemberian Alvian.

Alvian berbalik mendekati David, lalu membisikkan sesuatu yang setelah itu David berlalu meninggalkan tempat itu.

“Kamu mau makan? “ tanya Alvian.

Nara mengangguk mengiyakan perkataan Alvian, “Mau donat atau sesuatu yang manis-manis. “

Setelah mendengar perkataan Nara, Alvian mengangguk mengiyakan. Keduanya lalu melaju menuju tempat yang menjual kue dan roti.

.

.

.

.

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK!!

Terpopuler

Comments

Aisyah Silvianti Nduru

Aisyah Silvianti Nduru

emm AQ mau jga lahh Dona Nya heheh🤭🤭

2023-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 Permintaan Nara
3 Bab 2 Bertemu mantan
4 Bab 3 Ujian Skripsi
5 Bab 4 menghabiskan waktu bersama
6 Bab 5 Keributan di pagi hari
7 Bab 6 Rumah sakit
8 Bab 7 Kecolongan
9 Bab 8 Rian membantu
10 Bab 9 Aksi Nara
11 Bab 10 Gino dan Maya bertamu
12 Bab 11 Di temukan
13 Bab 12 Yudisium
14 Bab 13 Grebek Berujung Nobar
15 Bab 14 Nara membantu
16 Bab 15 Menyelamatkan
17 Bab 16 Kembali dengan selamat
18 Bab 17 Kelly Milor
19 Bab 18 Kecelakaan di hari wisuda
20 Bab 19 Berlumuran darah
21 Bab 20 Pelakunya di temukan
22 Bab 21 Ancaman Victor dan David
23 Bab 22 Roseta
24 Bab 23 Ungkapan cinta yang memaksa
25 Bab 24 Melamar Di Sanders grup
26 25 Nabila menjenguk
27 26 Remahan biskuit
28 Bab 27 memanas-manasi Ridwan dan Roseta
29 Bab 28 Selfi di tengah kegelapan
30 Bab 29 Diandra Marah
31 Bab 30 Di culik
32 Bab 31 Membebaskan
33 Bab 32 Nyonya rumah ini
34 Bab 33 Mulai Curiga
35 Bab 34 The Gosip Hot
36 Bab 35 Alexandria
37 Bab 36 Ulah Gino
38 Bab 37 Suasana Meeting Seperti Simulasi Neraka
39 Bab 38 Seperti ABG yang baru kasmaran
40 Bab 39 Rencana Roseta
41 Bab 40 Diserang
42 Bab 41 Serangan II
43 Bab 42 Disakiti
44 Bab 43 Hukuman Alvian
45 Bab 44 Membujuk
46 Bab 45 Sebuah Cincin
47 46 Ilone ketahuan
48 Bab 47 Dibully
49 48 Roseta Kabur
50 49 Pikiran Nara
51 50 Kondisi Firman
52 51 Dijebak!
53 52 Alvian menjauh
54 53 Alvaro Negredo
55 54 Tidak pulang dari semalam
56 55 Alvaro berkunjung
57 56 Perubahan sikap Alvian
58 57 Teman Lama
59 58 Revisi lagi
60 59 Kembali ke rumah
61 60 Dia Kembali
62 61 Siapa Dia?
63 62 Terjebak di lift.
64 63 Dia mantan kekasih Alvian
65 64 Bersama Alvaro
66 65 Bolos sehari saja...
67 66 Lebih Memilih Alvaro
68 67 Akan ku jauhi dia!
69 68 Diusir Alvaro
70 69 Serangan Lian Sheng
71 70 Serangan Lian Sheng II
72 71 Ada penyadap pada ponsel itu..
73 72 Roti Bialy
74 73 Hanya Nara yang Bisa
75 74 Ditepi Pantai
76 75 Gino lagi
77 76 Marni
78 77 Jauhi Bianka!
79 78 Club
80 79 Flashdisk
81 80 Menyerang Alvian
82 81 Alvian vs Nara
83 82 Berhasil!
84 83 Pria misterius
85 84 Pria misterius II
86 85 Apa mereka ada hubungannya?
87 86 Masih bocah
88 87 Mempertahankan The Gosip Hot
89 88 Drama depan gudang
90 89 Mengelabuhi Bianka
91 90 Rencana David
92 91 Berita itu....
93 92 Pertengkaran Rian dan Alvian
94 93 Rencana pertunangan
95 94 Sebuah Berkas
96 95 Sedikit Persiapan
97 96 Roseta Lagi
98 97 Pergi
99 98 Jangan Tinggalkan Aku!
100 99 Aku pulang
101 100 Nara capek Ma,
102 101 Pasangan Gila
103 102 Berlian Indah
104 103 Alvaro Dicegat
105 104 Aku membencinya
106 105 Pergantian posisi Tuan Muda
107 106 Tawa Alvian
108 107 Kehancuran Lidia
109 108 Kehancuran Lidia II
110 109 Hanya Duplikatnya Saja
111 110 Kegilaan Roseta
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 Permintaan Nara
3
Bab 2 Bertemu mantan
4
Bab 3 Ujian Skripsi
5
Bab 4 menghabiskan waktu bersama
6
Bab 5 Keributan di pagi hari
7
Bab 6 Rumah sakit
8
Bab 7 Kecolongan
9
Bab 8 Rian membantu
10
Bab 9 Aksi Nara
11
Bab 10 Gino dan Maya bertamu
12
Bab 11 Di temukan
13
Bab 12 Yudisium
14
Bab 13 Grebek Berujung Nobar
15
Bab 14 Nara membantu
16
Bab 15 Menyelamatkan
17
Bab 16 Kembali dengan selamat
18
Bab 17 Kelly Milor
19
Bab 18 Kecelakaan di hari wisuda
20
Bab 19 Berlumuran darah
21
Bab 20 Pelakunya di temukan
22
Bab 21 Ancaman Victor dan David
23
Bab 22 Roseta
24
Bab 23 Ungkapan cinta yang memaksa
25
Bab 24 Melamar Di Sanders grup
26
25 Nabila menjenguk
27
26 Remahan biskuit
28
Bab 27 memanas-manasi Ridwan dan Roseta
29
Bab 28 Selfi di tengah kegelapan
30
Bab 29 Diandra Marah
31
Bab 30 Di culik
32
Bab 31 Membebaskan
33
Bab 32 Nyonya rumah ini
34
Bab 33 Mulai Curiga
35
Bab 34 The Gosip Hot
36
Bab 35 Alexandria
37
Bab 36 Ulah Gino
38
Bab 37 Suasana Meeting Seperti Simulasi Neraka
39
Bab 38 Seperti ABG yang baru kasmaran
40
Bab 39 Rencana Roseta
41
Bab 40 Diserang
42
Bab 41 Serangan II
43
Bab 42 Disakiti
44
Bab 43 Hukuman Alvian
45
Bab 44 Membujuk
46
Bab 45 Sebuah Cincin
47
46 Ilone ketahuan
48
Bab 47 Dibully
49
48 Roseta Kabur
50
49 Pikiran Nara
51
50 Kondisi Firman
52
51 Dijebak!
53
52 Alvian menjauh
54
53 Alvaro Negredo
55
54 Tidak pulang dari semalam
56
55 Alvaro berkunjung
57
56 Perubahan sikap Alvian
58
57 Teman Lama
59
58 Revisi lagi
60
59 Kembali ke rumah
61
60 Dia Kembali
62
61 Siapa Dia?
63
62 Terjebak di lift.
64
63 Dia mantan kekasih Alvian
65
64 Bersama Alvaro
66
65 Bolos sehari saja...
67
66 Lebih Memilih Alvaro
68
67 Akan ku jauhi dia!
69
68 Diusir Alvaro
70
69 Serangan Lian Sheng
71
70 Serangan Lian Sheng II
72
71 Ada penyadap pada ponsel itu..
73
72 Roti Bialy
74
73 Hanya Nara yang Bisa
75
74 Ditepi Pantai
76
75 Gino lagi
77
76 Marni
78
77 Jauhi Bianka!
79
78 Club
80
79 Flashdisk
81
80 Menyerang Alvian
82
81 Alvian vs Nara
83
82 Berhasil!
84
83 Pria misterius
85
84 Pria misterius II
86
85 Apa mereka ada hubungannya?
87
86 Masih bocah
88
87 Mempertahankan The Gosip Hot
89
88 Drama depan gudang
90
89 Mengelabuhi Bianka
91
90 Rencana David
92
91 Berita itu....
93
92 Pertengkaran Rian dan Alvian
94
93 Rencana pertunangan
95
94 Sebuah Berkas
96
95 Sedikit Persiapan
97
96 Roseta Lagi
98
97 Pergi
99
98 Jangan Tinggalkan Aku!
100
99 Aku pulang
101
100 Nara capek Ma,
102
101 Pasangan Gila
103
102 Berlian Indah
104
103 Alvaro Dicegat
105
104 Aku membencinya
106
105 Pergantian posisi Tuan Muda
107
106 Tawa Alvian
108
107 Kehancuran Lidia
109
108 Kehancuran Lidia II
110
109 Hanya Duplikatnya Saja
111
110 Kegilaan Roseta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!