BAB 1 Permintaan Nara

Di saat mimpi indah yang masih begitu Ia nikmati, Winara Atmaja seorang gadis cantik berusia 21 satu tahun harus memaksakan dirinya untuk membuka matanya ketika pendengarannya menangkap suara lantang ibunya yang sepertinya tengah bertengkar di luar.

“Ya Tuhan, bisakah aku tidur dengan tenang, “ ujarnya sembari mencari sendalnya yang entah sebelahnya dimana.

“Heiii asal kau tau ya suamimu itu kerjanya tidak becus di proyek, susah begitu kerjanya hanya minta uang saja, “ teriak seorang wanita yang tidak lain adalah tetangga Nara yang bernama Fitri.

“Heh Fitri, orang tuh kerja yah baru minta duit. Kamu pikir suami saya tidak kerja huh! Orang gila mana yang mau kerja tanpa di bayar, “ ujar Bu Tina ibunya Nara.

Nara yang baru tiba di halaman rumahnya dengan cepat menghampiri ibunya.

“Ada apa sih ma? “ tanyanya.

“Itu tuh wanita tidak tau diri, masa ayahmu kerja nggak di bayar. Di saat di tagih banyak alasan mereka, “ jelas Tina panjang lebar mengadu kepada putrinya.

“Halah keluarga mata duitan, heh Nara bilangin ke ibu kamu yah kalau sudah tua di bilangin jangan ngeyel, pantes aja hobinya sakit-sakitan, “ ujar Fitri dengan sinisnya.

Tanpa memperdulikan perkataan Fitri, Nara menarik mamanya masuk kedalam rumah.

“Bagaimana ini? iuran adikmu sudah hampir enam bulan belum di bayar, dan mereka tidak mau memberikan gaji ayahmu, “

Nara menarik nafasnya panjang melangkah menuju kamarnya, lalu kembali dengan membawa sebuah amplop coklat.

“Itu buat bayar uang sekolah Rian, sisanya buat mama beli sayur, “ ujar Nara.

Tina menatap uang yang dikeluarkannya dari dalam amplop, lalu kembali menatap putrinya yang sudah menenteng handuk ingin mandi.

“Dari mana uang ini? “ tanya Tina menghentikan langkah putrinya.

“Hasil jual cincin tunangan aku, “ jujur Nara.

Tina begitu terkejut dengan apa yang di dengarnya, Ia membuka pintu kamar mandi yang di tutup Nara, lalu menarik putrinya keluar.

“Apa kamu gila Nara?! Sana kembalikan uang ini dan ambil cincin itu, apa kata Gino nanti?! “ pintah Tina yang memang belum mengetahui apa yang menimpah putri sulungnya itu.

“Sudahlah ma, Gino dan aku tidak akan melanjutkan pertunangan ini. Dia selingkuh dan kemarin aku menyaksikan dia tidur bersama wanita lain, dan sepertinya Tanta Maya fine-fine saja dengan kelakuan putranya, “ jelas Nara, lalu kembali masuk ke dalam kamar mandi.

Tina yang mendengar itu, seketika meneteskan air matanya lalu berjalan menuju sofa merenungi nasib keluarganya.

“Jika aku keluar dari kamar mandi, dan mama menangis aku akan membuang mu ke panti jompo! “ teriak Nara dari dalam kamar mandi, sebab Ia tau ibunya itu sudah meneteskan air matanya.

“Ya cepatlah mandinya mama sudah mulai mengeluarkan air matanya, aku akan siapkan barang-barangnya agar kita bisa dengan cepat membawanya ke pantai jompo, “ ujar Rian adik Nara yang baru saja pulang dari sekolah.

“Haha kalian ingin membuangku, hidup kalian akan menderita jika membuangku. Kalian hanya akan di beri sesendok nasi oleh orang dan bahkan bisa saja tanpa lauk, paham! “ ucap Tina kesal, yang mengundang gelak tawa kedua buah hatinya itu.

Rian menghampiri Tina, lalu menyerahkan kwitansi pembayaran yang di sana tertulis iuran sekolah Rian sudah di lunasi bahkan sampai dua bulan kedelapan.

“Dari mana kau dapatkan uang sebanyak ini Rian? “ tanya Tina yang di buat terkejut dengan putranya.

“Aku menjual rongsokan Kaka yang tertumpuk di gudang, yah lumayanlah uangnya, “ jelas Rian. Rongsokan yang iya maksud adalah baju-baju bekas milik Nara yang sudah lama tertumpuk di gudang.

“Dasar maling, “ ujarnya sang pemilik rongsokan yang baru keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut yang masih tertutup handuk.

“Dari pada tertumpuk tidak berguna ya aku jadikan uang saja, “ ujar Rian, yang seketika mendapat tabokan dari kakaknya.

Saat tengah asik bercanda, tiba-tiba ponsel yang di jadikan barang jaminan beberapa Minggu lalu, berdering. Dengan segera Nara mengangkat lalu menjawab panggilan yang masuk, yang jelas-jelas adalah nomornya sendiri.

...+6281241xxxxx...

[Kita ketemu di cafe xxx satu jam lagi, ]

Belum sempat Nara mengatakan sepatah katapun, penelpon dari seberang sana sudah menutup panggilan.

“Wooow ponsel baru, wih iPhone 15 lagi, “ ujar Rian yang matanya tak lepas dari benda pipih yang di pegang kakaknya.

“Bukan punya aku, punya orang, “ jelas Nara kepada sang adik.

“Ya, biarpun punya orang setidaknya kita Selfi dulu lah yuk, “ mendengar ide cemerlang dari sang adik, dengan cepat Nara melepaskan handuk dari rambutnya lalu mulai mengambil beberapa gambar.

“Keren banget Ar, “ puji Rian.

“Ho’o hp mahal mah gitu, sudah aku mau siap-siap. “ ucap Nara melangkah menuju kamarnya.

“Jangan lupa kirim foto-fotonya! “ teriak Rian mengikuti kepergian sang Kaka.

Setelah beberapa menit siap-siap Nara dengan memakai Hoodie berjalan cepat keluar rumah menuju tempat yang di janjikan.

Sementara di kafe tersebut, Alviano Jovanka seorang pengusaha muda berusia 26 tahun berdarah Swiss-Indonesia itu, bersama sang asisten David Moyes tengah menunggu kedatangan Winara Atmaja dengan sekoper uang untuk menebus ponselnya yang di sita gadis tersebut akibat kejadian beberapa minggu lalu.

“Dia datang tuan muda, “ ujar David melihat Nara yang baru saja turun dari angkot.

Alvian mengarahkan beberapa pelayan kafe menjemput Nara agar mengantarkan gadis tersebut ke tempatnya.

“Mari Nona saya antar, “ Nara yang kebingungan hanya pasrah mengikut kemana pelayan tersebut membawanya.

Setibanya di meja Alvian, pelayan tersebut langsung pergi begitu juga dengan Nara yang langsung duduk di depan Alvian tanpa di suruh.

“Saya tidak ingin lama-lama mana ponsel saya? dan itu tebusannya, “ ujar Alvian sembari mengisyaratkan David membuka koper berisikan puluhan juta uang di dalamnya.

Nara hanya bisa menatap kertas-kertas berharga di hadapannya tanpa sepatah katapun, dalam pikirannya Ia membayangkan bisa membiayai sekolah Rian bahkan sampai kuliah dengan uang tersebut. Namun, seketika perkataan sahabatnya berputar dalam kepalanya.

“Minggu depan ujian skripsi Lexi bakal datang, Bastian otomatis Dateng, terus cowok loh wajib datang juga Nara, “

Nara menghela nafasnya panjang, lalu menutup koper tersebut dan sedikit mendorong ke arah Alvian.

“Ada apa, apa kurang? “ tanya Alvian.

“Ini sangat banyak, aku bahkan bisa membiayai sekolah adikku menggunakan uang ini, tapi ibuku akan marah jika aku mendapatkan uang dengan cara memeras seseorang, “ jelas Nara panjang lebar.

“Lalu, bukankah ini yang kau minta waktu itu. Ingat yah, aku tidak peduli apapun itu yang penting ponselku kembali, “ ujar Alvian dengan nada suara yang sedikit meninggi.

“Tenang saja, ini ponselmu ku kembalikan, “ ujar Nara mengeluarkan ponsel milik Alvian, lalu menyodorkan kepada pemiliknya.

“Karena aku tidak menerima uang ini, apakah kau bisa membantu ku? “ ujar Nara dengan hati-hati di saat Ia menyadari di sekelilingnya di penuhi bodyguard Alvian.

“Cukup Nona, jika anda tidak ingin menerima uang ini itu bukan urusan kami yang pastinya kami sudah memberikan apa yang anda minta, “ bukan Alvian yang menjawab, melainkan David yang menolah permintaan Nara yang bahkan belum dikatakannya.

Alvian mengatakan jarinya bertanda David tidak di izinkan bicara, “Katakan apa? “ pintah Alvian.

“Ini agak sedikit memalukan tapi aku sangat membutuhkan bantuanmu, “ ujar Nara, Alvian Menaikkan sebelah alisnya menunggu lanjutan kata dari gadis di hadapannya.

“Aku ingin minggu depan, kau datang ke kampus dan memberiku buket. Karena minggu depan itu aku ada ujian skripsi aku mohon, “ ujar Nara dengan menampilkan senyumannya yang Di tambah lesung pipinya menjadikannya begitu sangat manis di mata Alvian.

“Hmm baiklah, “ ujar Alvian menyetujui permintaan Nara.

“Aaaa makasih. oh yah buketnya pake photocard ini yah, maaf merepotkan, “ ujarnya lagi sembari memberikan sekantong photocard bergambar wajah boyband Korea BTS.

Alvian tersenyum samar lalu kembali menampilkan wajah datarnya dan menyuruh David menyimpan plastik tersebut.

“Fakultas dan prodi apa? biar saya tidak kesusahan mencari mu, “ tanya Alvian.

“Ah Iyah, aku fakultas ekonomi prodi Manajemen. Terima kasih sebelumnya tapi aku harus pergi, temanku sudah menunggu. “ ujar Nara sembari memasukkan ponselnya kedalam tas, lalu berjalan meninggalkan tempat tersebut.

Setelah kepergian Nara, Alvian menatap plastik di hadapannya lalu tersenyum lebar. Baru kali ini, iya bertemu dengan gadis selucu Nara.

“David, gunakan uang tadi dan buatkan buket bunga yang mewah! “ Pintah Alvian kepada asistennya itu.

“Tapi Tuan-

“Tidak ada tapi David, Akhh dia begitu sangat menggemaskan, “ ujar Alvian.

.

.

.

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK

Terpopuler

Comments

Adila Ardani

Adila Ardani

visualnya mna thor biar tambah semangat kita bacanya

2023-02-13

0

ADE YAHYA

ADE YAHYA

aku baru nemu ceritanya..jadi bacanya maraton😀

2022-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 Permintaan Nara
3 Bab 2 Bertemu mantan
4 Bab 3 Ujian Skripsi
5 Bab 4 menghabiskan waktu bersama
6 Bab 5 Keributan di pagi hari
7 Bab 6 Rumah sakit
8 Bab 7 Kecolongan
9 Bab 8 Rian membantu
10 Bab 9 Aksi Nara
11 Bab 10 Gino dan Maya bertamu
12 Bab 11 Di temukan
13 Bab 12 Yudisium
14 Bab 13 Grebek Berujung Nobar
15 Bab 14 Nara membantu
16 Bab 15 Menyelamatkan
17 Bab 16 Kembali dengan selamat
18 Bab 17 Kelly Milor
19 Bab 18 Kecelakaan di hari wisuda
20 Bab 19 Berlumuran darah
21 Bab 20 Pelakunya di temukan
22 Bab 21 Ancaman Victor dan David
23 Bab 22 Roseta
24 Bab 23 Ungkapan cinta yang memaksa
25 Bab 24 Melamar Di Sanders grup
26 25 Nabila menjenguk
27 26 Remahan biskuit
28 Bab 27 memanas-manasi Ridwan dan Roseta
29 Bab 28 Selfi di tengah kegelapan
30 Bab 29 Diandra Marah
31 Bab 30 Di culik
32 Bab 31 Membebaskan
33 Bab 32 Nyonya rumah ini
34 Bab 33 Mulai Curiga
35 Bab 34 The Gosip Hot
36 Bab 35 Alexandria
37 Bab 36 Ulah Gino
38 Bab 37 Suasana Meeting Seperti Simulasi Neraka
39 Bab 38 Seperti ABG yang baru kasmaran
40 Bab 39 Rencana Roseta
41 Bab 40 Diserang
42 Bab 41 Serangan II
43 Bab 42 Disakiti
44 Bab 43 Hukuman Alvian
45 Bab 44 Membujuk
46 Bab 45 Sebuah Cincin
47 46 Ilone ketahuan
48 Bab 47 Dibully
49 48 Roseta Kabur
50 49 Pikiran Nara
51 50 Kondisi Firman
52 51 Dijebak!
53 52 Alvian menjauh
54 53 Alvaro Negredo
55 54 Tidak pulang dari semalam
56 55 Alvaro berkunjung
57 56 Perubahan sikap Alvian
58 57 Teman Lama
59 58 Revisi lagi
60 59 Kembali ke rumah
61 60 Dia Kembali
62 61 Siapa Dia?
63 62 Terjebak di lift.
64 63 Dia mantan kekasih Alvian
65 64 Bersama Alvaro
66 65 Bolos sehari saja...
67 66 Lebih Memilih Alvaro
68 67 Akan ku jauhi dia!
69 68 Diusir Alvaro
70 69 Serangan Lian Sheng
71 70 Serangan Lian Sheng II
72 71 Ada penyadap pada ponsel itu..
73 72 Roti Bialy
74 73 Hanya Nara yang Bisa
75 74 Ditepi Pantai
76 75 Gino lagi
77 76 Marni
78 77 Jauhi Bianka!
79 78 Club
80 79 Flashdisk
81 80 Menyerang Alvian
82 81 Alvian vs Nara
83 82 Berhasil!
84 83 Pria misterius
85 84 Pria misterius II
86 85 Apa mereka ada hubungannya?
87 86 Masih bocah
88 87 Mempertahankan The Gosip Hot
89 88 Drama depan gudang
90 89 Mengelabuhi Bianka
91 90 Rencana David
92 91 Berita itu....
93 92 Pertengkaran Rian dan Alvian
94 93 Rencana pertunangan
95 94 Sebuah Berkas
96 95 Sedikit Persiapan
97 96 Roseta Lagi
98 97 Pergi
99 98 Jangan Tinggalkan Aku!
100 99 Aku pulang
101 100 Nara capek Ma,
102 101 Pasangan Gila
103 102 Berlian Indah
104 103 Alvaro Dicegat
105 104 Aku membencinya
106 105 Pergantian posisi Tuan Muda
107 106 Tawa Alvian
108 107 Kehancuran Lidia
109 108 Kehancuran Lidia II
110 109 Hanya Duplikatnya Saja
111 110 Kegilaan Roseta
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 Permintaan Nara
3
Bab 2 Bertemu mantan
4
Bab 3 Ujian Skripsi
5
Bab 4 menghabiskan waktu bersama
6
Bab 5 Keributan di pagi hari
7
Bab 6 Rumah sakit
8
Bab 7 Kecolongan
9
Bab 8 Rian membantu
10
Bab 9 Aksi Nara
11
Bab 10 Gino dan Maya bertamu
12
Bab 11 Di temukan
13
Bab 12 Yudisium
14
Bab 13 Grebek Berujung Nobar
15
Bab 14 Nara membantu
16
Bab 15 Menyelamatkan
17
Bab 16 Kembali dengan selamat
18
Bab 17 Kelly Milor
19
Bab 18 Kecelakaan di hari wisuda
20
Bab 19 Berlumuran darah
21
Bab 20 Pelakunya di temukan
22
Bab 21 Ancaman Victor dan David
23
Bab 22 Roseta
24
Bab 23 Ungkapan cinta yang memaksa
25
Bab 24 Melamar Di Sanders grup
26
25 Nabila menjenguk
27
26 Remahan biskuit
28
Bab 27 memanas-manasi Ridwan dan Roseta
29
Bab 28 Selfi di tengah kegelapan
30
Bab 29 Diandra Marah
31
Bab 30 Di culik
32
Bab 31 Membebaskan
33
Bab 32 Nyonya rumah ini
34
Bab 33 Mulai Curiga
35
Bab 34 The Gosip Hot
36
Bab 35 Alexandria
37
Bab 36 Ulah Gino
38
Bab 37 Suasana Meeting Seperti Simulasi Neraka
39
Bab 38 Seperti ABG yang baru kasmaran
40
Bab 39 Rencana Roseta
41
Bab 40 Diserang
42
Bab 41 Serangan II
43
Bab 42 Disakiti
44
Bab 43 Hukuman Alvian
45
Bab 44 Membujuk
46
Bab 45 Sebuah Cincin
47
46 Ilone ketahuan
48
Bab 47 Dibully
49
48 Roseta Kabur
50
49 Pikiran Nara
51
50 Kondisi Firman
52
51 Dijebak!
53
52 Alvian menjauh
54
53 Alvaro Negredo
55
54 Tidak pulang dari semalam
56
55 Alvaro berkunjung
57
56 Perubahan sikap Alvian
58
57 Teman Lama
59
58 Revisi lagi
60
59 Kembali ke rumah
61
60 Dia Kembali
62
61 Siapa Dia?
63
62 Terjebak di lift.
64
63 Dia mantan kekasih Alvian
65
64 Bersama Alvaro
66
65 Bolos sehari saja...
67
66 Lebih Memilih Alvaro
68
67 Akan ku jauhi dia!
69
68 Diusir Alvaro
70
69 Serangan Lian Sheng
71
70 Serangan Lian Sheng II
72
71 Ada penyadap pada ponsel itu..
73
72 Roti Bialy
74
73 Hanya Nara yang Bisa
75
74 Ditepi Pantai
76
75 Gino lagi
77
76 Marni
78
77 Jauhi Bianka!
79
78 Club
80
79 Flashdisk
81
80 Menyerang Alvian
82
81 Alvian vs Nara
83
82 Berhasil!
84
83 Pria misterius
85
84 Pria misterius II
86
85 Apa mereka ada hubungannya?
87
86 Masih bocah
88
87 Mempertahankan The Gosip Hot
89
88 Drama depan gudang
90
89 Mengelabuhi Bianka
91
90 Rencana David
92
91 Berita itu....
93
92 Pertengkaran Rian dan Alvian
94
93 Rencana pertunangan
95
94 Sebuah Berkas
96
95 Sedikit Persiapan
97
96 Roseta Lagi
98
97 Pergi
99
98 Jangan Tinggalkan Aku!
100
99 Aku pulang
101
100 Nara capek Ma,
102
101 Pasangan Gila
103
102 Berlian Indah
104
103 Alvaro Dicegat
105
104 Aku membencinya
106
105 Pergantian posisi Tuan Muda
107
106 Tawa Alvian
108
107 Kehancuran Lidia
109
108 Kehancuran Lidia II
110
109 Hanya Duplikatnya Saja
111
110 Kegilaan Roseta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!