Bab 4 menghabiskan waktu bersama

Setibanya di toko Roti Alvian sudah bergegas keluar mobil terlebih dahulu, sedangkan Nara masih kesusahan dengan buketnya.

“Winara Ayok, “ ajak Alvian saat melihat Nara tak kunjung keluar mobil.

“Kak, gimana caranya? “

Alvian yang melihat itu, terkekeh kecil lalu menghampiri Nara dan menyingkirkan buket tersebut lalu menyimpan di bagasi mobil.

Setelah keluar mobil, Alvian berjalan mendahului Nara. Sedangkan gadis tersebut masih mematung di depan mobil.

“Apa lagi Nara? “ tanya Alvian.

“I-itu, Aku ngak ada uang hehehe, “ Alvian yang mendengar perkataan gadisnya itu, hanya bisa menghela nafasnya panjang lalu menarik Nara masuk.

“Pilih kau mau apa? “ tanya Alvian saat keduanya sudah berada di dalam toko roti.

"Tapi kak, " ujarnya masih ragu.

"Saya bilang pilih Nara, " tegas Alvian membuat mereka jadi pusat perhatian.

Al hasil, Nara menunjukkan beberapa donat, dan juga roti isi kacang. Setelah selesai memilih yang di inginkan Nara, Alvian menuju kasir lalu mengeluarkan selembar senyuman Soekarno-Hatta lalu menggandeng tangan Nara bak miliknya menuju mobil.

“Wah enak nih kak, “ ujar Nara berdiri di depan pintu mobil, membuka bungkusan roti lalu melahapnya.

“Makannya pelan-pelan ngak ada yang bakal rebut kok, “ ujar Alvian sembari menghapus coklat dari sudut bibir Nara.

Nara hanya terkekeh malu, dengan perlakuan Alvian sungguh baru kali ini Ia di perlakukan seperti ini. Bahkan bersama Gino pun, Ia tidak pernah berada dalam momen ini.

“Kaka cobain deh donatnya enak banget, “ ujar Nara menyodorkan donat yang sebelah sudah di makan, dan sebelahnya di sodorkan ke arah Alvian.

Alvian menerima sodoran donat dari Nara namun, bukan bagian yang belum tersentuh yang Ia makan melainkan bagian bekas gigitan Nara.

Nara yang melihat hal itu seketika terkejut, dan dengan cepat menarik jauh tangannya.

"Ih itu bekas gigitan aku, " ujarnya tak enak.

"Lalu? " jawab Alvian, Nara hanya menganga dengan perkataan pria itu.

“Te-terserah deh, tapi gimana enakkan? “ tanya Nara.

Alvian hanya mengangguk mengiyakan perkataan Nara, “ Terlalu manis tidak baik bagi tubuh, bisa cepat gemuk. “

“Kalau aku mau makan sebanyak apapun mah, berat badanku hanya sampe di angka empat puluh tidak lebih bahkan selalu kurang hahaha, “ tawa renyah Nara mengundang senyuman di wajah Alvian.

“Karena kau sudah menghabiskan seratus ribu berhargaku, jadi sekarang temani saya menemui seseorang, “ pintah Alvian sesaat sebelum mengitari mobilnya.

“Tapi, bagaimana dengan pakaianku? Masa aku berkeliaran dengan baju seperti ini, “ ujar Nara saat sudah di samping Alvian.

Alvian hanya memandangi Nara dari atas sampe bawah, lalu mengemudikan mobilnya ke arah yang hanya Ia sendiri yang tau.

“Jas yang kau kenakan sangat bagus, dimana kau membelinya? “ pertanyaan Alvian seketika membuat Nara menundukkan kepalanya.

“Hehehe aku dan Rian membelinya di toko di trift di pasar, “ jawabnya dengan suara yang pelan namun, masih bisa di dengar Alvian.

“Seperti apa sih kehidupanmu, aku jadi ingin masuk lebih dalam ke kehidupanmu. “ batin Alvian.

Setibanya di sebuah toko yang cukup terkenal di kota itu, Nara di gandeng Alvian masuk kedalamnya.

Di dalam, Alvian mengambil sebuah Hoodie dan juga baggy jeans lalu memberikannya kepada Nara.

"Gilak, mahal banget! nggak mau ah, " titah Nara saat melihat barcode harga pakian pilihan Alvian.

“Sana Ganti! “ pintah Alvian sembari mendorong pelan tubuh Nara.

"Tapi kak, "

"Nara! " kesal Alvian di saat Nara lagi-lagi tak mendengarkan ucapannya.

Setelah menerima pakaian yang di berikan Alvian, dengan terpaksa Nara menuju ruang ganti.

Sedangkan Alvian, menuju kasir untuk membayar. Di sana parah gadis tak henti-hentinya memandanginya yah bagaimana tidak, parasnya yang begitu mempesona memikat setiap kaum hawa yang menatapnya.

“Kak, “ panggil Nara saat sudah di belakang Alvian.

Alvian berbalik dan seketika pandangannya terpaku ketika melihat bentuk sempurna ciptaan Tuhan di hadapannya.

“Ayok pergi! “ pintah Alvian menggenggam erat tangan Nara menuju mobil.

“Yah sudah punya cewek rupanya, “ ujar seorang wanita yang berada di sana.

Setelah tiba di tempat yang di tuju, Alvian memberikan kartu kredit miliknya kepada Nara sebelum keduanya turun dari mobil.

“Gunakan itu untuk membeli agar kau tidak bosan menunggu, “ ujar Alvian.

“Tidak usah kak, lagian apa yang harus aku beli? “ ucapan Nara membuat Alvian kesal.

Tanpa memperdulikan perkataan gadis tersebut, Alvian meraih tangan Nara lalu menaruh kartu kredit itu begitu saja dan keluar dari mobilnya.

“Pria yang aneh, “ gumam Nara sesaat sebelum ikut meninggalkan Alvian.

“Saya meeting di lantai dua, kalau kamu ikut jalannya lewat sebelah sana setelah habis berbelanja, “ ujar Alvian.

“Hehehehe tidak usah, aku tunggu disini saja, “ jawab Nara.

Alvian mengangguk lalu mengusap kepala Nara sembari tersenyum, dan melangkah meninggalkan gadis tersebut.

“Apa yang harus ku beli? “ gumamnya kebingungan.

Tak lama, matanya tertuju pada kebab yang tak jauh darinya Ia menghampiri penjualnya lalu membeli satu.

Namun, saat Ia memberikan kartu kreditnya penjual kebab tersebut memandanginya dengan bingung.

“Kenapa mbak? “ tanya Nara dengan polosnya.

“Maaf neng, apa tidak ada uang khas ? “ tanya penjual kebab tersebut.

Nara yang kebingungan harus bagaimana sebab Ia sama sekali tidak mempunyai uang, tak lama dirinya teringat buket pemberian Alvian. Namun buket tersebut ada dalam mobil.

“Sebentar yah pak, lima menit. “ ujarnya sembari berlari menuju parkiran yang tepat di atas Alvian berada.

Dari bawah Nara yang melihat Alvian, berusaha memanggilnya karena jaraknya cukup jauh Alvian tidak bisa mendengar.

Namun, saat ingin melirik ke bawah manik tajam Alvian melihat Nara yang melompat-lompat ingin memanggilnya.

Dengan isyarat Nara menunjukkan mobil Alvian. Namun, Alvian hanya tersenyum menanggapinya dan kembali fokus dengan meetingnya.

“Aaaa bagaimana ini, dia hanya tersenyum? “ gumam Nara.

Sekali lagi Nara mencoba kali ini Alvian melihatnya dengan cepat Nara mengisyaratkan agar Alvian membuka pintu mobilnya. Alvian yang baru mengerti akan isyarat tersebut, dengan cepat menekan kunci mobilnya.

Setelah terbuka, Nara buru-buru mencabut setangkai uang tertusuk pada buket tersebut dan memberikannya kepada penjual kebab tersebut.

Alvian yang sedari tadi memperhatikan gadis itu, tersenyum lebar saat melihat Nara membawa setangkai uang kepada penjual kebab.

“Tuan Jovanka anda baik-baik saja? “ tanya klien meeting Alvian saat melihatnya tersenyum lebar.

“Aa Ia Tuan Ivan, “ jawab Alvian dan kembali menampilkan wajah datarnya.

Setelah beberapa menit menyelesaikan meetingnya, Alvian menghampiri Nara yang tengah asik menikmati kebabnya.

“Hanya ini yang kau beli? “ tanya Alvian saat melihat struk belanja Nara yang bernilai lima belas ribu rupiah.

Nara hanya terkekeh kecil, “Kartu ini tidak berguna bagi penjual kebab itu, “

“Jadi itu alasannya dirimu melompat-lompat tadi, “ ujar Alvian yang langsung di sambut senyum sumringah dari Nara.

“Ayok pulang kak. Mama, ayah, sama Rian pasti sudah nungguin dengan kolak hangatnya, “ pintah Nara.

Alvian mengangguk lalu menggenggam tangan Nara menuju mobil. Dari kejauhan tampak Ani memperhatikan keduanya, gadis tersebut memotret Nara dan Alvian lalu tersenyum sumringah.

Setibanya di kediaman Keluarga Atmaja, Nara yang hendak turun tangannya dengan cepat di cekal Alvian.

“Ini hadia untuk nilai A yang telah kau dapat, “ ujar Alvian menyodorkan paper bag berisikan dua kotak.

“Apa ini? “ tanya Nara yang penasaran dengan isinya.

“Bukannya nanti saja, “

“Kaka tidak ingin mampir dulu, mama sedang buat kolak sepertinya masih hangat, “ tawar Nara.

“Nanti saja, cukup sampaikan salam ku kepada kedua orang tuamu dan juga Rian, “ Nara mengangguk mengerti lalu membuka pintu mobil.

Lagi dan lagi, tangannya dengan cepat di tahan Alvian. Namun kali ini, dengan lancangnya Alvian mengecup keningnya.

Nara yang tidak bisa berkata apa-apa dengan cepat keluar dari mobil Alvian, dan berlari masuk kedalam rumahnya.

“Hahaha menggemaskan, “ ujarnya sesaat sebelum meninggalkan halaman rumah Atmaja.

“Woow siapa tuh? “ goda Rian saat melihat kakaknya pulang di antar pria dengan mobil mewah.

Tanpa menjawab perkataan Rian, Nara berlari masuk kedalam kamarnya dengan wajah bak tomat masak.

.

.

.

.

BERKOMENTARLAH DENGAN BIJAK!!!

Terpopuler

Comments

Adila Ardani

Adila Ardani

Haha Nara aku juga jd senyum "sendiri

2023-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 Permintaan Nara
3 Bab 2 Bertemu mantan
4 Bab 3 Ujian Skripsi
5 Bab 4 menghabiskan waktu bersama
6 Bab 5 Keributan di pagi hari
7 Bab 6 Rumah sakit
8 Bab 7 Kecolongan
9 Bab 8 Rian membantu
10 Bab 9 Aksi Nara
11 Bab 10 Gino dan Maya bertamu
12 Bab 11 Di temukan
13 Bab 12 Yudisium
14 Bab 13 Grebek Berujung Nobar
15 Bab 14 Nara membantu
16 Bab 15 Menyelamatkan
17 Bab 16 Kembali dengan selamat
18 Bab 17 Kelly Milor
19 Bab 18 Kecelakaan di hari wisuda
20 Bab 19 Berlumuran darah
21 Bab 20 Pelakunya di temukan
22 Bab 21 Ancaman Victor dan David
23 Bab 22 Roseta
24 Bab 23 Ungkapan cinta yang memaksa
25 Bab 24 Melamar Di Sanders grup
26 25 Nabila menjenguk
27 26 Remahan biskuit
28 Bab 27 memanas-manasi Ridwan dan Roseta
29 Bab 28 Selfi di tengah kegelapan
30 Bab 29 Diandra Marah
31 Bab 30 Di culik
32 Bab 31 Membebaskan
33 Bab 32 Nyonya rumah ini
34 Bab 33 Mulai Curiga
35 Bab 34 The Gosip Hot
36 Bab 35 Alexandria
37 Bab 36 Ulah Gino
38 Bab 37 Suasana Meeting Seperti Simulasi Neraka
39 Bab 38 Seperti ABG yang baru kasmaran
40 Bab 39 Rencana Roseta
41 Bab 40 Diserang
42 Bab 41 Serangan II
43 Bab 42 Disakiti
44 Bab 43 Hukuman Alvian
45 Bab 44 Membujuk
46 Bab 45 Sebuah Cincin
47 46 Ilone ketahuan
48 Bab 47 Dibully
49 48 Roseta Kabur
50 49 Pikiran Nara
51 50 Kondisi Firman
52 51 Dijebak!
53 52 Alvian menjauh
54 53 Alvaro Negredo
55 54 Tidak pulang dari semalam
56 55 Alvaro berkunjung
57 56 Perubahan sikap Alvian
58 57 Teman Lama
59 58 Revisi lagi
60 59 Kembali ke rumah
61 60 Dia Kembali
62 61 Siapa Dia?
63 62 Terjebak di lift.
64 63 Dia mantan kekasih Alvian
65 64 Bersama Alvaro
66 65 Bolos sehari saja...
67 66 Lebih Memilih Alvaro
68 67 Akan ku jauhi dia!
69 68 Diusir Alvaro
70 69 Serangan Lian Sheng
71 70 Serangan Lian Sheng II
72 71 Ada penyadap pada ponsel itu..
73 72 Roti Bialy
74 73 Hanya Nara yang Bisa
75 74 Ditepi Pantai
76 75 Gino lagi
77 76 Marni
78 77 Jauhi Bianka!
79 78 Club
80 79 Flashdisk
81 80 Menyerang Alvian
82 81 Alvian vs Nara
83 82 Berhasil!
84 83 Pria misterius
85 84 Pria misterius II
86 85 Apa mereka ada hubungannya?
87 86 Masih bocah
88 87 Mempertahankan The Gosip Hot
89 88 Drama depan gudang
90 89 Mengelabuhi Bianka
91 90 Rencana David
92 91 Berita itu....
93 92 Pertengkaran Rian dan Alvian
94 93 Rencana pertunangan
95 94 Sebuah Berkas
96 95 Sedikit Persiapan
97 96 Roseta Lagi
98 97 Pergi
99 98 Jangan Tinggalkan Aku!
100 99 Aku pulang
101 100 Nara capek Ma,
102 101 Pasangan Gila
103 102 Berlian Indah
104 103 Alvaro Dicegat
105 104 Aku membencinya
106 105 Pergantian posisi Tuan Muda
107 106 Tawa Alvian
108 107 Kehancuran Lidia
109 108 Kehancuran Lidia II
110 109 Hanya Duplikatnya Saja
111 110 Kegilaan Roseta
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 Permintaan Nara
3
Bab 2 Bertemu mantan
4
Bab 3 Ujian Skripsi
5
Bab 4 menghabiskan waktu bersama
6
Bab 5 Keributan di pagi hari
7
Bab 6 Rumah sakit
8
Bab 7 Kecolongan
9
Bab 8 Rian membantu
10
Bab 9 Aksi Nara
11
Bab 10 Gino dan Maya bertamu
12
Bab 11 Di temukan
13
Bab 12 Yudisium
14
Bab 13 Grebek Berujung Nobar
15
Bab 14 Nara membantu
16
Bab 15 Menyelamatkan
17
Bab 16 Kembali dengan selamat
18
Bab 17 Kelly Milor
19
Bab 18 Kecelakaan di hari wisuda
20
Bab 19 Berlumuran darah
21
Bab 20 Pelakunya di temukan
22
Bab 21 Ancaman Victor dan David
23
Bab 22 Roseta
24
Bab 23 Ungkapan cinta yang memaksa
25
Bab 24 Melamar Di Sanders grup
26
25 Nabila menjenguk
27
26 Remahan biskuit
28
Bab 27 memanas-manasi Ridwan dan Roseta
29
Bab 28 Selfi di tengah kegelapan
30
Bab 29 Diandra Marah
31
Bab 30 Di culik
32
Bab 31 Membebaskan
33
Bab 32 Nyonya rumah ini
34
Bab 33 Mulai Curiga
35
Bab 34 The Gosip Hot
36
Bab 35 Alexandria
37
Bab 36 Ulah Gino
38
Bab 37 Suasana Meeting Seperti Simulasi Neraka
39
Bab 38 Seperti ABG yang baru kasmaran
40
Bab 39 Rencana Roseta
41
Bab 40 Diserang
42
Bab 41 Serangan II
43
Bab 42 Disakiti
44
Bab 43 Hukuman Alvian
45
Bab 44 Membujuk
46
Bab 45 Sebuah Cincin
47
46 Ilone ketahuan
48
Bab 47 Dibully
49
48 Roseta Kabur
50
49 Pikiran Nara
51
50 Kondisi Firman
52
51 Dijebak!
53
52 Alvian menjauh
54
53 Alvaro Negredo
55
54 Tidak pulang dari semalam
56
55 Alvaro berkunjung
57
56 Perubahan sikap Alvian
58
57 Teman Lama
59
58 Revisi lagi
60
59 Kembali ke rumah
61
60 Dia Kembali
62
61 Siapa Dia?
63
62 Terjebak di lift.
64
63 Dia mantan kekasih Alvian
65
64 Bersama Alvaro
66
65 Bolos sehari saja...
67
66 Lebih Memilih Alvaro
68
67 Akan ku jauhi dia!
69
68 Diusir Alvaro
70
69 Serangan Lian Sheng
71
70 Serangan Lian Sheng II
72
71 Ada penyadap pada ponsel itu..
73
72 Roti Bialy
74
73 Hanya Nara yang Bisa
75
74 Ditepi Pantai
76
75 Gino lagi
77
76 Marni
78
77 Jauhi Bianka!
79
78 Club
80
79 Flashdisk
81
80 Menyerang Alvian
82
81 Alvian vs Nara
83
82 Berhasil!
84
83 Pria misterius
85
84 Pria misterius II
86
85 Apa mereka ada hubungannya?
87
86 Masih bocah
88
87 Mempertahankan The Gosip Hot
89
88 Drama depan gudang
90
89 Mengelabuhi Bianka
91
90 Rencana David
92
91 Berita itu....
93
92 Pertengkaran Rian dan Alvian
94
93 Rencana pertunangan
95
94 Sebuah Berkas
96
95 Sedikit Persiapan
97
96 Roseta Lagi
98
97 Pergi
99
98 Jangan Tinggalkan Aku!
100
99 Aku pulang
101
100 Nara capek Ma,
102
101 Pasangan Gila
103
102 Berlian Indah
104
103 Alvaro Dicegat
105
104 Aku membencinya
106
105 Pergantian posisi Tuan Muda
107
106 Tawa Alvian
108
107 Kehancuran Lidia
109
108 Kehancuran Lidia II
110
109 Hanya Duplikatnya Saja
111
110 Kegilaan Roseta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!