Mengejar Cinta Aluna
Kakiku melangkah tak tentu arah, ketika bayangan masa lalu mencoba menjatuhkan aku ke dalam lubang penuh penyesalan. Menjadi mati saat tahu kalau dia benar-benar mencintai aku dengan tulus. Membuat aku seolah mati daya saat harus menelan pahitnya kenyataan, kalau aku sudah pernah mengacuhkan orang sebaik dia.
Dalam diam aku coba untuk terus merayap. Mencoba mencari jejak-jejak langkah kaki sang pujaan yang mungkin masih bisa melihatku, atau mungkin..
Sudah bahagia dengan orang lain.
Arkh!!! Ingin sekali aku mengulang waktu itu kembali, menjadikan masa SMA ku dengan dia penuh kenangan indah, sayangnya, aku terlalu angkuh..
Hingga penyesalan itu kini malah datang..
Membuat aku tidak bisa mengelak, kalau aku..
Sungguh merindukan kamu..
Gio!!
...****************...
Tiga tahun yang lalu..
POV Aluna..
Hari ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah yang sangat.. iya.. sangat besar. Isinya sudah pasti bisa kalian tebak. Gerumulan anak orang kaya, dengan gaya dan kecerdasan otak yang tidak bisa di bandingkan dengan sekolah manapun.
Awalnya aku hanya bersekolah di SMA yang berada di pinggiran kota kecil, tempat kelahiran juga tempat tinggalku. Sebut saja namanya kota X.
Apakah kalian bertanya-tanya mengapa aku masuk ke dalam sekolah ini??
Baik!!
Akan aku jawab!!
Aku lahir dari orang tua yang tidak mampu, atau lebih tepatnya, kami memang dari keluarga susah. Untuk biaya sekolah di sekolah lama juga kebingungan, apa lagi di sekolah ini.
Tapi aku benar-benar gadis yang sangat bodoh!! Aku tidak punya otak yang cerdas seperti kawan yang lain. Aku datang ke sini hanya berbekal pada keberanian. Tentu saja keberanian menghadapi dunia yang berbanding terbalik dengan kehidupan lamaku di seberang.
Orang tuaku jungkir balik mencoba membawaku ke tempat seperti ini, berharap bisa membuat aku jadi lebih baik.
Aku sangat berhutang budi pada mereka.
Brakk!?
"Arkh!!"
Aku tersungkur tatkala seseorang menabrak tubuhku dan membuat aku terjatuh dalam kubangan air.
Brakh...
Semua orang di depan sekolah elit itu memandangku dengan penuh ledekan. Seolah tahu betapa tidak berharganya aku di antara mereka. Kejam sekali.
Tapi uluran tangan itu mendadak menyambutku. Seorang pemuda tampan yang berkulit lembut, mungkin seperti orang China. Iya, hanya itu tebakanku saat pertama kali bertemu.
Aku memilih mengacuhkannya, dan berdiri menggunakan kekuatanku sendiri. Wajah itu begitu tampan, hingga aku tidak mampu menatap dia begitu lama. Aku mengalihkan kecanggungan ini dengan berlari sejauh mungkin.
Aku tahu dia pemuda yang tadi menabrakku dan membuat aku jatuh. Mungkin dia mengulurkan tanganku karena merasa bersalah. Tapi entahlah, dia membuat aku jadi wanita bodoh untuk yang ke sekian kalinya.
"Hallo, namaku Caca, aku, juga sama seperti kamu, berasal dari keluarga yang kekurangan, jadi jangan sungkan padaku, ya.."
Dia adalah teman pertamaku di SMA elit ini. Aku tidak perlu canggung dengan gadis berkacamata yang satu ini. Bagi orang seperti aku dan dia, mungkin lebih baik diam dan jangan berulah pada mereka, adalah jalan yang terbaik.
"Aku Aluna, salam kenal.."
Dengan senang hati aku menyalami gadis itu. Dan sejak saat itu, mungkin hanya Caca yang berhasil menjadi sahabat terbaikku dalam kehidupanku selanjutnya.
"Awas minggir.." ( bisiknya dengan lirih ).
"Kenapa?"
"Ada anak orang kaya mau lewat, semua orang di sini selalu memberi mereka jalan setiap mereka lewat. Jika tidak, siap-siap saja untuk di bully sampai hari kelulusan. Kau kan tahu kita masih butuh dua tahun lagi untuk tinggal di sini."
Aku menoleh, menatapi siapa saja yang di maksud Caca itu.
Dan..
Ternyata..
Pemuda itu!!
"Ca, apa mereka semua berasal dari keluarga kaya??"
"Iya, dan yang paling terkenal di sini adalah.. dia.." ( menunjuk pada seorang pemuda ).
Aku mengikuti arah telunjuk Caca, dan berhenti pada pandangan seseorang. Dia masih berjalan tidak melihatku dan juga Caca.
"Dia??"
"Iya, namanya Gio, seluruh manusia di kota ini tahu kalau dia berasal dari keluarga yang sangat kaya, jadi jangan pernah macam-macam dengan dia saat bersekolah di sini, apa lagi, dia punya kawan khusus yang siap membully siapapun yang berani melawan."
"A??"
"Dua orang di depan, yang berambut pirang itu, namanya James, dan yang di sisi kiri, namanya Harves, lagi, yang di belakang, namanya Chris, dan terakhir, yang berkulit agak ketimuran itu, namanya Julian."
"Nama yang sangat aneh. Apa mereka bisa di sebut penguasa di sekolah ini??"
"Memangnya apa lagi selain sebutan itu?? Mereka sangat berkuasa di sini, jadi jangan main-main dengan mereka."
Berkali-kali Caca mencoba mengingatkan aku tentang mereka semua, tapi mengapa aku sama sekali tidak takut ??
"Oh iya, jangan lupakan juga, gadis yang terakhir itu.."
Aku melongok sedikit, ingin tahu siapa yang di maksud oleh Caca.
"Namanya Ankalisa, ratu di sekolah ini."
Selain punya pangeran, mereka juga punya ratu?? Apa mungkin dua orang itu, adalah sepasang kekasih?
Kenapa jadi bingung sendiri..
" Ooh, begitu, ya, sayangnya, aku merasa kedudukan kita semua di sini adalah sama, sama-sama pelajar, mana bisa di banding-bandingkan. "
"Jangan berkata macam-macam.."
"Baiklah.."
Aku menundukkan kepalaku, dan mencoba untuk berpaling tatkala rombongan para orang kaya itu melewati kami.
Tapi..
Sesuatu malah terjadi di sana..
Tak!?
Langkah kaki itu berhenti tepat di depanku, dan entah kenapa, saat aku mendongak, aku melihat wajah putih bersih dengan mata yang khas tengah menatapku tanpa sungkan.
Dadaku bergemuruh. Seluruh gejolak dalam diriku mendadak meluap bagai tersihir oleh wajah yang tampan dan berhasil membuat nyaliku di sini menjadi ciut.
Caca menarik lengan bajuku beberapa kali, mungkin memberi aku kode untuk menunduk dan jangan menatapi dia.. Tapi.. mataku tidak bisa sinkron, aku memutuskan untuk terus, menatapi wajah itu, tanpa mengenal adanya perbatasan di antara kami.
"Aku mau bilang minta maaf, tapi kamu sudah pergi duluan.."
"A?? Apa??"
"Kalau begitu, maaf..." ( tersenyum ).
Dia meminta maaf padaku?? Untuk soal di luar sekolah tadi??
Huhh!!
Mungkin wajahku sudah sangat merah akibat tatapan dia..
"Hey, jangan terlalu lama, kita akan segera kedatangan murid baru, katanya si perempuan, kita lihat saja, wajahnya cantik atau tidak, kalau cantik, mungkin bisa aku pacari selama sebulan.. Hahahaa..."
Mereka bergerak melarak kerah kemeja laki-laki itu, dan memaksanya untuk menjauh dari pandanganku. Iya, ini adalah awal perjumpaan kami.
Tapi beberapa saat kemudian, tatapan sinis dari sang ratu sekolah, Ankalisa berhasil membuat nyaliku semakin menyempit. Dia menatapku seolah benci sekali dengan tingkah laku lelaki itu padaku. Tahukah kalian bagaimana rasanya tatapan itu??
Mungkin rasanya seperti sedang di hadapkan peluru yang akan bergerak menembus jantung kita, sampai mati!!
Sejak saat itu, aku menjadi bagian dari SMA elit dengan seorang laki-laki, yang aku sendiri tidak pernah tahu, kalau dia.. akan menjadi masa depanku..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
aku mampir kka 👍
2023-01-15
0
mom_abyshaq
Mak ee aku mampir
2022-12-26
0
Achi
Like, bintang 5. Mendarat untuk karya baru Kaka.
semangat 💪 💪
2022-12-04
1