GAIRAH DUDA KECE
Bimo Setiawan harus menelan pil pahit ketika Ia menerima sambungan telepon seluler dari pihak rumah sakit. Yang menangani pasien kecelakaan tol Jagorawi. Kalau istrinya Alena meregang nyawa akibat kecelakaan laka lantas. Yang menelan banyak korban, salah satunya istrinya Alena saat melakukan perjalanan menuju puncak.
Alena berniat pergi menemui kedua orang tuanya. Setelah mendapat kabar kalau ayahnya dalam keadaan sakit. tentunya Alena setelah mendapat izin dari suaminya Bimo. perasaan bersalah muncul di hati Bimo karena telah mengizinkan istrinya pergi sendiri untuk melihat kondisi orang tuanya yang sedang sakit.
Bimo disibukkan dengan pekerjaan sehingga dirinya tidak memiliki waktu menghantarkan istrinya menemui kedua orang tuanya. putranya Devan saat itu ikut bersama Alena. tetapi Tuhan masih sayang kepada Devan sehingga Devan selamat paskah laka lantas itu.
Kecelakaan beruntun terjadi begitu cepat. membuat sanak saudara seolah tidak percaya kalau kecelakaan tol Jagorawi memakan banyak korban. Sungguh tak disangka dan tak diduga. Dalam waktu yang singkat Bimo Sudah menjadi seorang duda memiliki anak satu.
Membesarkan anak seorang diri tidaklah mudah bagi Bimo. Terkadang Bimo kewalahan untuk mengurus saat dirinya ingin pergi ke kantor memimpin perusahaan milik keluarga Setiawan. Bimo tidak percaya sepenuhnya kepada baby sitter dan asisten rumah tangga. Karena ia sering sekali mendapat kabar Kalau baby sitter bertindak tidak baik kepada anak yang diasuhnya.
Sementara nyonya Anita yang merupakan ibu kandung dari Bimo. Wanita paruh baya itu kondisi kesehatannya tidak memadai untuk membantu Bimo merawat putranya. Ibunya yang mengalami stroke ringan membuat bemo merasa tidak tega membebani ibunya.
"Ya ampun betapa beratnya cobaan ini Tuhan!" di saat istriku meninggalkanku kini ibuku mengalami stroke. Apa yang harus aku lakukan sekarang." teriak Bimo Setiawan yang sudah tampak tidak terurus. Tubuhnya yang kekar semakin kurus setelah kepergian istrinya menghadap Sang khalik. Di saat larut dalam kesedihannya. Ia Pun menatap putranya yang membutuhkan kasih sayang penuh darinya.
"Aku harus kuat! kalau aku sakit siapa yang mengurus Mereka lagi. Bimo bermonolog sendiri sambil menatap putranya Devan dan ibunya Nyonya Anita secara bergantian. kini hidup Bimo disibukkan dengan mengurus Nyonya Anita dan putranya kemudian ia berlalu ke kantor, setelah ia membereskan segalanya dan menitipkan putranya devan kepada asisten rumah tangga dan Baby sitter yang ia sewa khusus untuk merawat Nyonya Anita dan juga Devan.
Sekalipun Bimo memiliki asisten rumah tangga dan juga baby sitter ia tidak ingin membiarkan baby sitter dan asisten rumah tangga saja yang mengurus Putra dan ibunya. Sehingga ia Terus menyempatkan waktu untuk tetap memberikan perhatian kepada Devan dan juga Nyonya Anita.
Di tempat lain, tepatnya di panti asuhan kasih bunda. Terlihat gadis 20 tahun dengan teladan memasak menu makanan untuk anak-anak panti. Ibu Fatimah menghampiri Almaira. "Tolong antarkan ini ke rumah Tuan Setiawan!" sepertinya Nyonya Anita membutuhkan ini."Ibu Fatimah meminta kepada Almaira untuk menghantarkan ramuan obat, yang ia ramu sendiri kepada Nyonya Anita. Berharap Nyonya Anita dapat pulih kembali.
"Ya, Tuan Setiawan merupakan donatur terbesar panti asuhan yang dikelola oleh ibu Fatimah. Tetapi karena Tuan Setiawan sudah meninggal dunia. Sehingga Bimo putranya sendiri yang melanjutkan amanah itu.
"Tapi Almaira tidak mengetahui alamatnya. bu!"
"Ibu akan tulis alamatnya. Kamu tenang saja, tidak mungkin Ibu menyuruh kamu tanpa memberikan alamat. Sebelum kamu pergi ke kampus Sepertinya kamu bisa singgah terlebih dahulu ke sana" Almaira menganggukkan kepalanya. lalu ia meraih ramuan obat yang diberikan oleh ibu Fatimah kepadanya.
Seperti biasa Almaira bepergian ke mana-mana selalu menggunakan sepeda kesayangannya. Ia mengayuh sepeda itu dengan semangat. Hingga Almira tiba di sebuah perumahan komplek elit, dan mencari nomor rumah sesuai dengan alamat yang diberikan oleh ibu Fatimah kepadanya.
Ketika Almaira sudah menemukan alamat yang diberikan Ibu Fatimah, Almaira menghampiri petugas keamanan yang berjaga di rumah utama Setiawan.
"Permisi Apa benar ini rumah Nyonya Anita?
"Ya, kamu siapa?
"Saya Almaira, Saya ingin bertemu langsung dengan Nyonya Anita. Katakan kalau saya disuruh oleh ibu Fatimah.
"Tunggu di sini, sebentar saya akan memanggil nyonya Anita. Terlihat Almaira menunggu di luar gerbang sekolah dirinya mengemis meminta sumbangan.
beberapa menit kemudian petugas keamanan itu datang menghampiri Almaira.
Mempersilahkan Almaira masuk ke rumah utama keluarga Setiawan. Almaira melangkah masuk ke rumah utama keluarga Setiawan. baru pertama sekali Almaira menginjakan kaki ke rumah semoga dan sebesar milik keluarga Setiawan. "Assalamualaikum! Safa Almaira ketika dirinya melangkah masuk dari pintu utama.
"Waalaikumsalam!" Siapa nyonya Anita yang duduk di kursi roda. "Kamu Almaira ya? tanya Nyonya Anita dengan nada kurang jelas. tetapi Almaira masih mengetahui apa yang dimaksud oleh Nyonya Anita.
"Selamat pagi nyonya! perkenalkan saya Almaira yang membantu ibu Fatimah di panti.
"Bagaimana kabar Nyonya saat ini Apa sudah baikan? tanya Almaira sambil mendekatkan diri kepada Nyonya Anita. "seperti yang kamu lihat sekarang bagaimana kondisiku saat ini." keluh Nyonya Anita kepada Almaira.
"Jangan mengeluh berserah kepada Allah." Almaira meminta kepada Nyonya Anita untuk lebih bersabar dan berserah kepada Sang khalik. "Oh iya Bu ini obat ramuan tradisional racikan Ibu Fatimah. saya datang ke sini hanya untuk menghantarkannya. Almaira memberikan dua botol obat tradisional untuk diminum dan dioles di bagian tubuh yang terasa kaku.
"Botol putih ini obat untuk diminum. sedangkan botol yang hijau ini untuk dioles ke bagian tubuh yang terasa tidak berdaya. Almaira mencontohkan obat olesan itu ke bagian kaki Nyonya Anita. Membuat Nyonya Anita mengembangkan senyumnya menatap wanita cantik yang memberikan obat kepadanya. Tiba-tiba bocah berusia 2 tahun datang menghampiri Almira dan juga Nyonya Anita.
Almaira terbanyak dengan kehadiran bocah kecil berusia 2 tahun lebih itu, tiba-tiba berada di sana."Masya Allah comelnya." Almaira begitu gemas melihat sosok Devan yang tiba-tiba datang melangkah dengan tertatih-tatih. Almaira meraih tubuh Devan.
"Mom....mom...mom! kata-kata itu yang keluar dari mulut Devan. membuat Halmahera terbanyak Begitu juga dengan nyonya Anita.
"Perkenalkan namaku tante Almaira. kamu siapa namanya sayang? Almaira mencoba berinteraksi dengan Devan. sepertinya Devan mengerti pertanyaan Almaira
"Pan....pan....pan." sahut bocah kecil itu yang mampu membuat Almaira tertawa ngakak Begitu juga dengan Nyonya Anita. Almaira memberikan kecupan hangat di wajah tampan Devan bocah kecil yang mampu membuatnya tertawa hingga tertawa lepas. membuat dirinya melupakan segala masa-masa pahit ketika berada di panti.
Tanpa mereka sadari sosok Bimo memperhatikan interaksi ketiganya dari lantai atas. "siapa wanita itu? Mengapa mami begitu dekat dengannya dan apalagi dengan Devan biasanya Devan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain. Tetapi dengan wanita itu Sepertinya dia langsung dekat." Bimo membatin.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
dita18
bru mampir thoorrr
2023-06-18
0
Qaisaa Nazarudin
Terbanyak itu apa thor?? kok dr tdi selalu terbanyak yg keluar?? Apa maksudnya Terhenyak iya??🤫🤫
2023-04-01
0
ιda leѕтary
Banyak typo nya ya thor 😅😅
Terbanyak = terhenyak
2022-12-24
0