Bimo sudah tampak gelisah. Tidak tau harus berbuat apa. Tiba tiba Ibu Fatimah yang sedang menemui seseorang di rumah sakit, melihat Bimo tampak panik dan gelisah.
"Tuan Bimo!" pekik Ibu Fatimah
"Eh Ibu Fatimah,
"Tuan Bimo lagi apa disini? tanya ibu Fatimah penuh selidik.
"Putra Saya lagi dirawat disini.
"Oh jadi tuan muda Devan saat ini sedang sakit? Ibu bisa melihatnya tidak Tuan ? tanya ibu Fatimah yang ingin sekali melihat kondisi kesehatan Devan. Bimo membuka pintu ruang rawat inap depan, Ibu Fatimah melihat wajah pucat bocah kecil yang terlihat tampan itu, masih tertidur pulas dengan jarum Infus yang tertancap di punggung tangannya.
"Tubuhnya panas sekali, mengapa seperti ini Tuan Bimo?
"Entahlah Bu Bimo juga tidak paham, semenjak kedatangan seorang gadis menemui mami. Yang menurut keterangan dari asisten rumah tangga dan baby sitter yang selama ini menjaga Devan. Devan sepertinya dekat dengan seorang wanita cantik yang membawakan Mami ramuan obat.
"Ramuan obat?
"Iya Bu ramuan obat, bahkan wanita itu sempat memijat obat itu kebagian tubuh Mami yang tidak berdaya. Sekitar dua hari yang lalu wanita itu datang ke rumah. Dan sepertinya Putraku Devan begitu dekat dengannya.
"Bagaimana bisa mereka dekat? sementara seperti yang Tuan katakan sebelumnya kalau wanita itu baru pertama kali menginjak kaki di rumah Tuan?
"Entahlah Bu, Bimo juga tidak mengetahuinya Tetapi semenjak kehadiran wanita itu, Putraku jadi memanggil mami ...mami! membuat Bimo merasa khawatir." ucap Bimo kepada Ibu Fatimah.
Tiba-tiba suara Deringan ponsel Bimo kembali berdering. Ia meraih ponsel miliknya dari saku celananya. Bimo melihat di layar ponselnya salah satu asisten rumah tangga yang menghubungi dirinya. Dan memberitahu kalau kondisi kesehatan Nyonya Anita, sekarang semakin memburuk.
Yang entah apa penyebabnya, yang pasti sepertinya Nyonya Anita memikirkan kondisi kesehatannya, Karena terlalu memikirkan kondisi cucunya. Sehingga Nyonya Anita tidak bisa tidur pulas. Dan saat ini, kondisi Nyonya Anita semakin drop membuat pikiran Bimo sangat kacau.
Awalnya Ibu Fatimah ingin membicarakan sesuatu kepada Bimo, setelah bertemu dengan Bimo di rumah sakit. Tetapi sepertinya situasinya tidak memungkinkan. sehingga Ibu Fatimah mengurungkan niatnya untuk mengutarakan niat hatinya, yang ingin membicarakan hal penting kepada Bimo.
Karena momennya seperti tidak tepat membuat Ibu Fatimah pun mengurungkan niatnya membicarakan sesuatu hal penting kepada Bimo. Ibu Fatimah yang mendengar kondisi kesehatan Nyonya Anita memburuk, Ia pun begitu mengkhawatirkan Nyonya Anita.
"Ibu, Bimo butuh bantuan ibu.
"Jika Ibu berkenan, Tolong bantu Bimo menjaga Devan disini. Karena ada pekerjaan penting yang harus Bimo kerjakan pagi ini." ucap Mario dengan nada memohon kepada Ibu Fatimah. Ibu Fatimah yang merasa tidak bisa meninggalkan Devan Di sana. Ia pun merasa tidak tega.
"Jujur saya minta maaf Tuan Bimo, Sebenarnya ada hal pekerjaan penting yang saya harus kerjakan saat ini. Tetapi Tuan Bimo tenang saja, ibu akan menghubungi seseorang yang bisa menjaga Devan dengan telaten, percayakan ini kepada ibu." ucap Ibu Fatimah meminta kepada Bimo mempercayakan Devan kepada wanita yang akan diminta oleh ibu Fatimah menjaga Devan.
Ibu Fatimah meraih ponsel jadul miliknya. lalu mencari nomor ponsel milik Almaira di sana. setelah menemukan nomor ponsel milik Almaira di ponsel jadul Milik ibu Fatimah, Ia pun menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Almaira.
Kring....
Kring ....
Kring ....
suara deringan ponsel milik Almaira terdengar jelas di telinganya. Almaira meraih ponsel jadul miliknya. Melihat nomor ponsel ibu Fatimah yang menghubungi dirinya.
"Ada apa Ibu menghubungiku? tanyanya di dalam hati sambil langsung menekan tombol hijau yang ada di ponselnya, agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Ibu Fatimah.
"Hallo Assalamualaikum Ibu, Sapa Almaira dengan lemah lembut.
"Waalaikumsalam nak, kamu lagi apa? tanya ibu Fatimah penuh selidik.
Almaira baru saja kelar mata kuliah sepertinya sebentar lagi Almaira akan pulang Bu." sahutnya di dalam sambungan telepon selulernya.
"Kamu langsung saja ke rumah sakit?
"Rumah sakit?
"Memangnya siapa yang sakit Bu?
"Sudah cepat datang ke Rumah Sakit permata bunda. Ibu tunggu 15 menit lagi." ucap Ibu Fatimah sambil langsung mematikan sambungan telepon selulernya.
Almaira mengayuh sepedanya menuju rumah sakit, yang lokasinya kurang lebih sekitar 5 km dari kampus dimana Almaira menempuh pendidikannya.
Sekitar kurang lebih 20 menit kemudian, Almaira tiba di rumah sakit. Ia tidak merasa malu sedikitpun, walaupun dirinya hanya menggunakan sepeda masuk ke parkiran rumah sakit. Padahal rumah sakit itu termasuk salah satu rumah sakit elit di kota ini.
Almaira meraih ponsel miliknya, lalu kembali menghubungi nomor ponsel Milik ibu Fatimah. Ingin sekedar bertanya dimana keberadaan ibu Fatimah saat ini.
Ketika sambungan telepon seluler itu tersambung kepada Ibu Fatimah. Ibu Fatimah memandu Almaira masuk ke ruang VVIP yang ada di Rumah Sakit Itu, Dimana Devan bocah kecil itu dirawat disana.
Beberapa menit kemudian, Almaira tiba di depan ruang rawat inap VVIP. Ia melihat ibu Fatimah berdiri di sana."Siapa yang sakit Bu? tanya Almaira penasaran. lalu ibu Fatimah meminta Almaira masuk dan menjaga Devan disana.
Almaira terhenyak ternyata bocah kecil yang berbaring lemah di atas branker yang disediakan oleh pihak rumah sakit, merupakan anak kecil yang ia temui di rumah milik Nyonya Anita. "Astaga ternyata adik Devan yang sakit? gumam Almaira sembari langsung mengelus wajah pucat bocah kecil itu, yang masih tertidur pulas.
Entah karena faktor suntikan obat, yang diberikan oleh dokter ke tubuhnya. Ibu titip Devan kepadamu, karena sebentar lagi Tuan Bimo akan kembali ke rumah sakit, setelah menyelesaikan tugasnya meeting bersama kliennya di luar rumah sakit. ujar Ibu Fatimah meminta kepada Almaira agar menjaga Devan di rumah sakit, tanpa meninggalkannya sedikitpun.
Ibu Fatimah berlalu dari rumah sakit itu, berniat untuk menemui seseorang yang bisa membantu menyelamatkan panti asuhan yang saat ini mengalami masalah, akibat tempat tinggal yang mereka tempati saat ini sudah dijual oleh pemilik sahnya.
Ibu Fatimah saat ini ingin mencari tempat yang baru. Tetapi uang yang dimiliki oleh ibu Fatimah, sepertinya belum mencukupi untuk mendapatkan tempat yang layak untuk anak-anak panti yang selama ini diasuh oleh ibu Fatimah dan juga Almaira.
Sepeninggalan Ibu Fatimah, Almaira menatap Devan dengan tatapan iba. Apalagi bocah kecil itu yang seharusnya membutuhkan kasih sayang seorang ibu, kini ia sama sekali tidak mendapatkannya. Setelah kepergian ibunya menghadap sang khalik.
"Kasihan sekali dia, tidak ada yang menjaga. Ibunya sudah tidak ada, Omanya sedang sakit. Sementara papanya harus mencari nafkah untuk kehidupan mereka."gumam Almaira dalam hati sembari terus menatap wajah pucat bocah kecil itu.
Bersambung...
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih
JANGAN LUPA TEKAN FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Siti Orange
Lanjut Thor
2022-12-07
2