TETANGGA MERESAHKAN

TETANGGA MERESAHKAN

1. Tetamren

Happy Reading💚

Jangan lupa tinggalkan like dan komentar setiap selesai membaca di tiap bab, ya 🙏

____

"Eh, tau gak, sih. Itu tetangga baru kita, widih ... tampan dan keren banget lho."

"Ah, masa sih?"

"Iya, aku selisih di depan lobby Apart tadi pagi."

"Serius lo? Selera lo kan, payah! Ganteng menurut lo, belum tentu ganteng menurut gue."

Aneska hanya menatap jengah pada satu persatu tetangga kamar Apartmennya yang sering sekali menggosip di koridor lantai 11 ini.

Ketiga wanita itu yang tak lain adalah Indah, Dena dan Yola. Mereka memang selalu up to date, serta tau gosip-gosip terkini. Neska saja tau segala seluk-beluk hal yang terjadi di tempat tinggal mereka ini--pasti dari ketiga orang itu.

Indah adalah janda satu anak, ditinggal mati suaminya. Sedangkan Dena dan Yola adalah janda bodong alias tidak jelas kejandaannya sebab tidak pernah ditalak atau di kirimi surat cerai oleh suami mereka, dengan kata lain hanya ditinggal begitu saja tanpa kejelasan lagi.

Berbeda pula dengan Neska, dia adalah satu-satunya gadis diantara mereka. Saat ini Neska duduk di bangku SMA kelas 3. Dia seorang yatim piatu yang hidup dari biaya pemerintah dan beasiswa.

Jangan bayangkan jika gedung Apartmen yang mereka tempati saat ini adalah gedung kelas menengah ke atas atau memasuki kategori mewah. Tidak. Mereka tinggal di Apartmen pinggiran yang terbilang sudah tua bangunannya dan tidak menarik sama sekali.

Untuk tinggal di gedung Apartemen itu juga tidak terlalu mahal. Neska hanya perlu bekerja serabutan untuk bisa membayar tempat tinggal yang tak seberapa, namun cukup lumayan untuk ditinggali itu.

"Nes, kamu gak punya pacar?" Yola menanyai gadis itu.

Neska menggeleng. Dia adalah gadis lugu yang pikirannya hanyalah sekolah, tidak untuk cinta-cintaan. Apa itu cinta? Seorang Aneska Putri tidak mengetahuinya.

"Nah, coba kamu deketin tuh, tetangga. Mumpung tetamren," usul Yola.

"Tetamren?" Dena, Indah dan Neska membeo serentak akibat kata asing yang diucapkan Yola.

"Tetangga tampan dan keren."

"Wuidihh ... udah ada aja gelar yang lo kasih ke tetangga baru kita," timpal Dena.

"Iyalah, Yola gitu. Always gercep," kata Indah kemudian.

Yola langsung memasang senyum jumawa yang dilebih-lebihkan akibat pernyataan teman-temannya yang dia anggap sebagai pujian.

"Hihi, gak kak, maaf, aku gak tertarik sama yang begituan. Jangan marah, ya, kakak cantik." Neska mengedipkan matanya agar Yola--dihadapannya--tidak marah atas perkataannya itu.

"Iya, Neska tuh masih kecil, biarin aja dia sekolah dulu sampai tamat." Indah kembali bersuara. Dia yang paling waras dari ketiga janda itu.

"Halah! Neska belum lihat orangnya, sih. Coba aja kalo udah lihat. Awas kesemsem! Tapi gak apa-apa juga, sih. Kalau Neska gak mau, berarti sainganku berkurang satu, jadi biar aku aja yang deketin itu tetamren."

"Huuuu ..." Dena dan Indah langsung menyoraki tingkah Yola.

"Lo pikir tuh tetangga mau apa sama lo! Dasar janda!" cibir Dena.

"Kau juga janda, be go!"

"Eh iya, gue sering lupa... janda tak bersurat sih, jadi gak legal... ikutan deketin tetangga keren, boleh gak, ya?" gumam Dena kemudian.

"Sah sah aja, sih!" sahut Indah. "Udah deh, ntar Miko kelamaan nunggu lagi, ini udah jam tidurnya dia, nih. Aku cabut duluan ya ..." Indah berlalu sembari melambai-lambaikan tangannya.

Hanya Neska lah yang membalas lambaian itu, sebab Dena dan Yola tampak sedang terdiam seperti tengah memikirkan sesuatu. Sepertinya mereka berdua sedang menyusun strategi untuk mendekati si tetangga ganteng.

Karena Neska tidak tertarik dan tak peduli dengan hal itu, membuatnya tak menanyakan hal lebih lanjut mengenai sang tetangga baru.

"Aku balik duluan ya, Kak."

"Kok cepat banget, Nes? Ada PR sekolah, ya?"

Neska mengangguk saja, meski sebenarnya alasan yang sesungguhnya bukan itu--melainkan dia sudah mengantuk. Neska malu mengakui jika di jam 9 malam dia sudah ingin menuju dunia mimpi. Bukan apa-apa, kelihatan sekali bocahnya. CK!

Kadang, Neska sering merasa jika dia sama seperti Miko--anak Indah--yang berumur 7 tahun. Yah, tingkah bocahnya sebelas-duabelas dengan Miko sebenarnya. Dulu saja, pertama-tama pindah ke gedung Apartmen ini, Neska lebih dulu berteman dengan Miko ketimbang tiga janda kembang ini. Sampai akhirnya, Indah mengenalkannya pada Dena dan Yola yang juga lebih dulu menempati unit Apartmen disana.

Neska pun berjalan lamban untuk kembali ke unit apartmennya sendiri, sampai matanya memicing pada unit Apartmen yang letaknya tepat berada disebelah tempatnya. Neska dapat mendengar orang lain sedang bercakap-cakap di dalam sana--sebab unit mereka memang bukanlah Apartmen besar yang kadang disertai ruang kedap suara.

"Apa tetangga ganteng yang tadi mereka bicarakan itu menempati unit yang ini?" batin Neska bertanya-tanya. Tapi, dia tetap tak acuh sampai dia menekan kenop pintu untuk memasuki unitnya sendiri.

...~~~...

Neska terperanjat saat menyadari jika hari ini dia kesiangan. Padahal dia sudah menyetel waktu agar tidak terlambat bangun, tapi tetap saja.

"Haiss ... padahal udah pasang alarm di hp," gerutu Neska sembari memasuki kamar mandi. Dia menyikat gigi dengan cepat, kemudian mandi byar-byur byar-byur.

Neska memakai sepatunya dengan asal. Tidak sadar jika simpulnya masih tersisa kepanjangan. Saat dia keluar dari pintu Apartmennya sendiri, Neska harus pasrah saat dia justru terduduk di lantai.

Bruk!

Aaaah ...

Neska merutuk diri karena sikap grasak-grusuk nya sendiri. Ini semua karena ia takut terlambat datang ke sekolah. Apalagi ini adalah hari Senin.

"Kamu ... gak apa-apa?"

Tiba-tiba suara seseorang terdengar-- membuat Neska otomatis mendongak dan mengadah dari posisinya. Ia melihat seorang pria dengan tinggi yang menjulang. Neska tidak tau seberapa pastinya, tapi pria itu terlihat sangat tinggi dan matang. Dia juga keren. Apa dia yang dimaksud Yola sebagai Tetamren?

Ah, meresahkan sekali jika tetangganya ini dapat membuat Neska jadi berpikiran jauh melebihi umurnya.

"Kamu bisa berdiri?"

Pertanyaan lelaki itu membuyarkan lamunan Neska. Ah, dia sampai lupa jika saat ini dia sedang terburu-buru agar tiba tepat waktu di sekolahnya.

"Gak apa-apa, Kak."

Neska menyahut dengan senyum ramah. Jika diibaratkan, wajahnya saat ini seperti emoticon yang kedua matanya berubah menjadi bentuk love alias hati berwarna merah. Baru sekali ini Neska merasa berdebar disapa seorang pria ganteng, karena yang kali ini kerennya beda. BEDA!

"Kenapa bisa jatuh?"

Pemuda itu mengulumm senyum. Saat melihat Neska ingin berdiri namun kesulitan, dia membantu menarik tangan gadis itu agar Neska dapat kembali melanjutkan aktivitas.

"Ma--makasih, Kak." Neska masih saja terpesona. Ia sendiri merasa aneh dengan sikap tak biasanya ini.

"Hmmm... kamu yang tinggal disini?"

"I-iya, Kak."

"Oh, kenalkan, saya Ocean. Panggil aja Cean." Pemuda itu mengulurkan tangannya ke arah Neska. "Kita harus kenal, kan? Kita tetanggaan sekarang." Disusul dengan senyuman yang terbit dengan sangat pas dan tidak berlebihan. Perpect! Sempurna dan benar-benar meresahkan.

"Aku ... Aneska, Kak."

Pemuda bernama Ocean itu mengangguk, lantas melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Gerakannya pun sangat proporsional, seperti sudah diperhitungkan dengan matang--membuatnya terlihat berkelas dan semakin mengeluarkan aura meresahkan bagi mata suci seorang gadis bernama Aneska Putri.

"Ah, saya buru-buru, nih. Next, kita bisa bicara lagi. Bye, Aneska ... sekolah yang rajin."

Sang pemuda tersenyum lagi, sembari melambaikan jemari sekilas ke arah Neska. Lantas, dia pun beranjak meninggalkan Neska yang masih saja membeku di tempat.

Selama ini Neska tidak pernah tertarik pada seorang pemuda manapun, kenapa sekarang dia bisa merasa seperti ini saat bertemu pemuda bernama Ocean?

Neska memegang pipinya sendiri. Ah, pipinya sampai terasa panas. Jika dia bercermin, mungkin dia dapat melihat sendiri perubahan rona wajahnya yang pasti sudah berubah memerah sekarang.

Sepertinya otak Neska sedang korslet. Dia bahkan lupa jika awalnya tadi dia sedang terburu-buru juga--untuk berangkat ke sekolah.

Next?

Komen.✅

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

iy...pasti telat deh.../Joyful/

2024-07-16

0

Redmi Xiaomi

Redmi Xiaomi

baik

2024-07-16

0

Eti Rumyati

Eti Rumyati

janda janda itu kalau di daerah saya bukan janda kembang, janda kembang itu di daerah saya janda yang masih perawan .

2023-06-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. Tetamren
2 2. Tidak punya etika
3 3. Makan malam keluarga
4 4. Berkunjung
5 5. Mengantar
6 6. Sahabat yang berlebihan
7 7. Saingan?
8 8. Mengantar makanan
9 9. Pertukaran yang tak sebanding
10 10. Pingsan
11 11. Cari perhatian
12 12. Balada kran rusak
13 13. Patah dan Layu
14 14. Ajakan
15 15. Aku suka dia
16 16. Kerja Paruh Waktu
17 17. Pulang jam berapa?
18 18. Terima kasih
19 19. Mengajak jalan-jalan
20 20. Menolak mentah-mentah
21 21. Intimidasi
22 22. Protektif
23 23. Kedatangan Aura
24 24. Tidak mau bersaing
25 25. Pacar
26 26. Stuck
27 27. Berbeda
28 28. Keputusan
29 29. Sahabat
30 30. Rasa yang serba salah
31 31. Takut Kehilangan
32 32. Menyusul
33 33. Bendera permusuhan
34 34. Datang ke kampus
35 35. Pemeran Antagonis
36 36. Terjebak
37 37. Definisi
38 38. Dua pemuda yang patah hati
39 39. Menghindar
40 40. Rutinitas
41 41. Mencari Pengganti
42 42. Tawaran Pekerjaan
43 43. Pekerjaan sampingan baru
44 44. Melihat Fotonya
45 45. Kamu?
46 46. Canggung
47 47. Kontrak kerja
48 48. Karena kamu
49 49. Pernyataan (lagi)
50 50. Mengunjungi Apartmen lama
51 51. Calon
52 52. Saat yang tepat
53 53. Gombal
54 54. Pengganti
55 55. Cemburu?
56 56. Menyiapkan rencana licik
57 57. Kebetulan atau ...
58 58. Rencana
59 59. Momen yang terlupakan
60 60. Syok
61 61. Ancaman
62 62. Menyelesaikan masalah
63 63. Desas-desus
64 64. Penggeledahan
65 65. Meminta bantuan
66 66. Mengembalikan nama baik
67 67. Mencoba Wahana
68 68. Seharian bersamamu
69 69. Kembali pulang
70 70. Hadiah istimewa
71 71. Tiba di rumah
72 72. Kegiatan sebelum menikah
73 73. Semoga
74 74. Pernikahan
75 75. Ujung penantian
76 76. Meledek
77 77. Ending
78 PROMO
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1. Tetamren
2
2. Tidak punya etika
3
3. Makan malam keluarga
4
4. Berkunjung
5
5. Mengantar
6
6. Sahabat yang berlebihan
7
7. Saingan?
8
8. Mengantar makanan
9
9. Pertukaran yang tak sebanding
10
10. Pingsan
11
11. Cari perhatian
12
12. Balada kran rusak
13
13. Patah dan Layu
14
14. Ajakan
15
15. Aku suka dia
16
16. Kerja Paruh Waktu
17
17. Pulang jam berapa?
18
18. Terima kasih
19
19. Mengajak jalan-jalan
20
20. Menolak mentah-mentah
21
21. Intimidasi
22
22. Protektif
23
23. Kedatangan Aura
24
24. Tidak mau bersaing
25
25. Pacar
26
26. Stuck
27
27. Berbeda
28
28. Keputusan
29
29. Sahabat
30
30. Rasa yang serba salah
31
31. Takut Kehilangan
32
32. Menyusul
33
33. Bendera permusuhan
34
34. Datang ke kampus
35
35. Pemeran Antagonis
36
36. Terjebak
37
37. Definisi
38
38. Dua pemuda yang patah hati
39
39. Menghindar
40
40. Rutinitas
41
41. Mencari Pengganti
42
42. Tawaran Pekerjaan
43
43. Pekerjaan sampingan baru
44
44. Melihat Fotonya
45
45. Kamu?
46
46. Canggung
47
47. Kontrak kerja
48
48. Karena kamu
49
49. Pernyataan (lagi)
50
50. Mengunjungi Apartmen lama
51
51. Calon
52
52. Saat yang tepat
53
53. Gombal
54
54. Pengganti
55
55. Cemburu?
56
56. Menyiapkan rencana licik
57
57. Kebetulan atau ...
58
58. Rencana
59
59. Momen yang terlupakan
60
60. Syok
61
61. Ancaman
62
62. Menyelesaikan masalah
63
63. Desas-desus
64
64. Penggeledahan
65
65. Meminta bantuan
66
66. Mengembalikan nama baik
67
67. Mencoba Wahana
68
68. Seharian bersamamu
69
69. Kembali pulang
70
70. Hadiah istimewa
71
71. Tiba di rumah
72
72. Kegiatan sebelum menikah
73
73. Semoga
74
74. Pernikahan
75
75. Ujung penantian
76
76. Meledek
77
77. Ending
78
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!