3. Makan malam keluarga

Kejadian yang tadi Neska lihat didepan pintu Apartmen, membuatnya syok luar biasa. Dia tidak pernah menyaksikan secara langsung momen ciuman panas sepasang kekasih-- seperti yang terjadi antara Ocean dengan pacarnya beberapa saat lalu. Paling mentok, dia melihat hal itu di drakor-drakor yang dia tonton.

Setelah cukup lama membeku, serta punggung Ocean dan kekasihnya sudah tak terlihat di pelupuk mata Neska, akhirnya ia memilih untuk masuk dan menutup pintu kediamannya. Gadis itu langsung memegangi dadanya yang mendadak terasa bergemuruh. Belum apa-apa, dia sudah merasa cemburu.

Apa? Cemburu? Neska tau, tidak seharusnya ada rasa seperti itu di dalam dirinya, ini terasa tak masuk akal. Tapi, rasa itu benar-benar hadir begitu saja saat melihat pemuda yang baru dikenalnya dan dikaguminya dalam sekali pandangan--tengah mesra bersama wanita lain. Apalagi, wanita itu tampak sangat cantik dan seksi, dia juga terlihat dewasa ketimbang Neska, ah ... tentu saja.

Pada kenyataannya, Neska memang kalah telak bahkan sebelum dia memulai aksi untuk mencari perhatian pemuda bernama Ocean.

"Haiiss ..."

Gadis itu menggerutu sembari mengacak rambutnya sendiri. Ia menaruh tas sekolahnya dengan asal, kemudian terduduk lemas di sofa usang yang ada dikediamannya.

"Kak Cean, apa ini yang namanya patah hati? Baru juga mau jatuh cinta." Neska bergumam-gumam sendiri, ia kembali mengingat wajah rupawan milik pemuda itu.

...~~~...

Blue Ocean Lazuardi, nama yang disematkan padanya. Ia tumbuh dengan cepat, berbarengan dengan kembarannya yang seharusnya bisa diajak kompak dan satu suara dengannya. Nyatanya, Aurora selalu sangat menyebalkan. Yah, meski terlepas dari sikap itu-- mereka memang saling menyayangi satu sama lain.

Seperti hari ini, Ocean diundang datang ke kediaman sang Oma. Cean pikir ini hanya makan malam seperti biasanya. Sayangnya, celetukan Aurora membuat Cean harus menyetok kesabaran yang luar biasa.

"Aku gak suka kalau Cean dekat sama cewek-cewek gak jelas, Oma. Mereka itu cuma mau manfaatin uang Cean aja."

Semua mata kini menatap pada Cean yang sedang mengunyah makanan. Pemuda itu hanya mengendikkan bahu acuh tak acuh sebab, jika dia menyahuti ucapan Aurora, yang ada itu hanya akan membuat perdebatan diantara keduanya. Cean tak mau berdebat didepan keluarganya.

"Aura sangat menyebalkan, selalu mengadu," batin Cean.

"Kalau Cean fokus sama satu cewek aja sih gak apa-apa, tapi dia itu banyak banget yang diajakin jalan bareng."

"Aura...."

Yara--sang Mama--menegur tindakan Aurora yang sering membuat Cean badmood. Lagipula, tidak seharusnya gadis itu mengadu pada sang nenek dikala kegiatan makan malam yang biasa dilalui dengan tenang dan nyaman.

"Tapi, emang bener, kok, Ma." Aura membela diri.

"Gini ya, soal cewek-cewek yang kamu bilang dekat sama aku dan mau manfaatin uang aku aja, ya itu emang bener, tapi itu gak semuanya. Salah satunya Wenda. Dia gak memandang aku dari segi materi." Cean buka suara, meluruskan kesalahan Aurora dalam menilai gadis-gadis yang sempat ia pacari selama ini.

"Oh, ya?" Aurora menaikkan sebelah alis. Senyumnya terlihat meremehkan ucapan sang saudara. "Aku gak yakin, tuh!" lanjutnya.

"Kenapa kamu gak yakin?"

"Ya, karena aku kenal siapa Wenda," jawab Aurora dengan senyum jumawa.

"Terserah! Dan soal cewek-cewek yang kamu bilang sering aku ajak jalan bareng, itu salah besar. Big no! Aku gak pernah ngajakin mereka jalan bareng, tapi mereka yang selalu ngajakin aku."

Aurora tertawa di tempatnya. "Sama doang!" katanya mencibir.

"Jelas beda, lah!"

"Cean? Aura? Kalian mau berdebat terus seperti ini?" Kali ini, Sky--Ayah mereka--yang angkat suara. Sejak tadi Sky diam karena dia memang sengaja mau mendengar pokok permasalahan yang membuat kedua putra-putrinya bertengkar seperti ini.

"Udah, udah, kita lanjut makan dulu. Nanti kita bahas hal ini lagi, yaaa." Indri selaku Nenek bagi mereka ikut menengahi agar tidak terjadi pertengkaran lagi.

Mereka semua melanjutkan sesi makan malam itu seperti biasa, tapi sorot mata Cean terus menatap Aura yang menyebalkan.

Bukannya gentar dengar tatapan tajam Cean, Aura malah mengulumm senyum yang terlihat menjengkelkan.

Selesai dengan makan malam itu, mereka semua duduk di ruang keluarga. Disana ada Indri, Sky, Yara, Ocean, Aurora dan satu adik bungsu mereka.

Keenam orang itu duduk di sofa bludru berwarna abu-abu.

Ocean duduk di pojok dekat dengan adik bungsunya. Sementara Yara dan Aura duduk berdampingan. Sky terlihat menyandar di sofa yang paling dekat dengan televisi, sementara Indri berada ditengah-tengah kelimanya.

"Jadi, siapa pacar kamu sekarang Cean?" tanya Indri memulai perkataannya. Dia membahas ini sebab hal ini pula yang sering menjadi pertengkaran antara Cean dan Aura.

"Wenda, Oma," sahut Cean lembut.

"Gak cuma Wenda, Oma," kata Aura menimpali.

"Aura, biar dulu adikmu dan Oma yang bicara, kamu jangan ikut-ikutan sebelum ditanya." Sky menginterupsi mereka.

Aurora langsung terdiam. Dia bersungut-sungut talk kemudian mendengarkan lagi ujaran sang nenek.

"Cean, kamu itu sudah bukan anak kecil lagi. Kamu cucu Oma yang baik dan bermartabat, jangan terlalu mengikuti keinginan kamu. Oma tau, saat ini jiwa muda kamu sedang beradaptasi untuk semakin matang dan dewasa, tapi bersikaplah yang bijak. Lihat, kamu masih punya adik laki-laki yang mungkin bisa saja mencontoh sikap kamu saat ini." Indri menasehati Ocean panjang-lebar.

Pemuda itu mengangguk. "Iya, Oma. Cean tau. Saat ini Cean juga mau berubah jadi lebih baik. Maka dari itu sekarang Cean mencari seseorang yang mau menerima Cean apa adanya, bukan hanya karena materi," sahut Cean cukup bijak.

"Ya, bagus kalau gitu. Makanya Oma serahkan bisnis mendiang Opa sama kamu sebab Oma yakin kamu bisa, itu juga karena Oma percaya penuh sama kamu," tutur Indri dengan lembutnya.

Aurora mencebik kesal, ia bukan iri pada kembarannya itu. Hanya saja, di usia mereka yang sudah dua puluh lima tahun, Aurora mau Cean serius dalam menjalin hubungan dengan gadis yang serius juga tentunya.

Aurora tidak suka Cean bermain wanita, sebab dia juga wanita, dia takut apa kelakuan yang Cean lakukan justru berimbas pada dirinya yang adalah kakak dari pemuda itu. Aurora takut, jika ada banyak gadis yang menyumpahi Cean karena sakit hati, lalu Aurora lah yang akan terkena karma dari perbuatan sang adik.

Buktinya, sampai saat ini, Aurora belum memiliki pendamping, padahal di umur 25 seharusnya dia sudah menikah atau minimal memiliki pasangan.

Setelah mendengar ultimatum dari Oma, Papa dan Mamanya, Cean memutuskan untuk pulang dari kediaman sang Nenek, dia memang tinggal terpisah dari kedua orangtua dan dua saudaranya yang lain.

Sampai di dekat gedung Apartmennya, dia menghubungi Marko, asisten merangkap sahabatnya. Rupanya Marko sudah ada disekitar kawasan itu juga sebab dia memang menunggu kepulangan Cean.

"Nih, besok sekalian kau bawa ke carwash."

Cean menyerahkan remote mobil Audy nya kepada Marko, lantas menerima kunci mobil Xenia yang dibawa oleh sang asisten.

"Mau sampai kapan kau jadi orang susah?" tanya Marko.

Cean mengendikkan bahu. Dia belum mau menghentikan kegilaannya ini. Dia masih mau menguji Wenda dengan keadaannya yang sekarang. Sejauh ini, memang hanya Wenda yang masih setia dan bertahan disisinya setelah isu tentang kebangkrutannya sengaja ia sebar melalui teman-teman sepermainannya.

"Betah banget kau tinggal di Apartmen itu. Cari yang lain lah, minimal yang AC nya dingin."

Cean hanya mengeluarkan senyum smirk andalannya, lantas memasuki mobil Xenia yang tadi dibawa Marko.

Sebelum benar-benar memasuki basement gedung, Cean melihat pada sebuah toko roti yang ada didekat sana. Dia menyinggahi tempat itu dan berbelanja untuk cemilannya. Ya, Cean suka memakan roti dengan isian srikaya. Roti seperti itu selalu mengingatkannya dengan bekal dari sang Mama saat dia masih duduk di bangku sekolah dasar.

Cean mengambil beberapa roti disana dan membayarnya. Dia memasuki koridor lantai 11 dengan menenteng plastik berisikan roti. Secara tiba-tiba, Cean mengingat gadis yang menjadi tetangga di sebelah unitnya. Dia jadi terpikir untuk memberikan Neska beberapa roti sebagai permintaan maaf sebab kejadian siang tadi.

Ya, tidak seharusnya bocah seperti Neska menyaksikan momen ciumannya bersama Wenda. Sejujurnya, Cean merasa amat malu dan dia tulus ingin meminta maaf pada gadis yang menjadi tetangga barunya itu.

Bersambung ...

Next?

Komen✅

Jangan lupa klik gambar jempolnya ya🙏🙏

Terpopuler

Comments

🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀

🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀

Cean menyamar jadi orang biasa demi mencari pacar yang tulus menerima dia apa adanya

2023-01-12

0

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Berani kamu nemui Neska Cean..Neska pasti juga udah ilfeel duluan sama kamu gara2 perbuatan tidak senonoh yang tanpa sengaja dilihatnya.

2022-12-19

2

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

ohh ini to sebabnya mengapa kamu tinggal di apartemen tua seperti itu...

2022-12-03

3

lihat semua
Episodes
1 1. Tetamren
2 2. Tidak punya etika
3 3. Makan malam keluarga
4 4. Berkunjung
5 5. Mengantar
6 6. Sahabat yang berlebihan
7 7. Saingan?
8 8. Mengantar makanan
9 9. Pertukaran yang tak sebanding
10 10. Pingsan
11 11. Cari perhatian
12 12. Balada kran rusak
13 13. Patah dan Layu
14 14. Ajakan
15 15. Aku suka dia
16 16. Kerja Paruh Waktu
17 17. Pulang jam berapa?
18 18. Terima kasih
19 19. Mengajak jalan-jalan
20 20. Menolak mentah-mentah
21 21. Intimidasi
22 22. Protektif
23 23. Kedatangan Aura
24 24. Tidak mau bersaing
25 25. Pacar
26 26. Stuck
27 27. Berbeda
28 28. Keputusan
29 29. Sahabat
30 30. Rasa yang serba salah
31 31. Takut Kehilangan
32 32. Menyusul
33 33. Bendera permusuhan
34 34. Datang ke kampus
35 35. Pemeran Antagonis
36 36. Terjebak
37 37. Definisi
38 38. Dua pemuda yang patah hati
39 39. Menghindar
40 40. Rutinitas
41 41. Mencari Pengganti
42 42. Tawaran Pekerjaan
43 43. Pekerjaan sampingan baru
44 44. Melihat Fotonya
45 45. Kamu?
46 46. Canggung
47 47. Kontrak kerja
48 48. Karena kamu
49 49. Pernyataan (lagi)
50 50. Mengunjungi Apartmen lama
51 51. Calon
52 52. Saat yang tepat
53 53. Gombal
54 54. Pengganti
55 55. Cemburu?
56 56. Menyiapkan rencana licik
57 57. Kebetulan atau ...
58 58. Rencana
59 59. Momen yang terlupakan
60 60. Syok
61 61. Ancaman
62 62. Menyelesaikan masalah
63 63. Desas-desus
64 64. Penggeledahan
65 65. Meminta bantuan
66 66. Mengembalikan nama baik
67 67. Mencoba Wahana
68 68. Seharian bersamamu
69 69. Kembali pulang
70 70. Hadiah istimewa
71 71. Tiba di rumah
72 72. Kegiatan sebelum menikah
73 73. Semoga
74 74. Pernikahan
75 75. Ujung penantian
76 76. Meledek
77 77. Ending
78 PROMO
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1. Tetamren
2
2. Tidak punya etika
3
3. Makan malam keluarga
4
4. Berkunjung
5
5. Mengantar
6
6. Sahabat yang berlebihan
7
7. Saingan?
8
8. Mengantar makanan
9
9. Pertukaran yang tak sebanding
10
10. Pingsan
11
11. Cari perhatian
12
12. Balada kran rusak
13
13. Patah dan Layu
14
14. Ajakan
15
15. Aku suka dia
16
16. Kerja Paruh Waktu
17
17. Pulang jam berapa?
18
18. Terima kasih
19
19. Mengajak jalan-jalan
20
20. Menolak mentah-mentah
21
21. Intimidasi
22
22. Protektif
23
23. Kedatangan Aura
24
24. Tidak mau bersaing
25
25. Pacar
26
26. Stuck
27
27. Berbeda
28
28. Keputusan
29
29. Sahabat
30
30. Rasa yang serba salah
31
31. Takut Kehilangan
32
32. Menyusul
33
33. Bendera permusuhan
34
34. Datang ke kampus
35
35. Pemeran Antagonis
36
36. Terjebak
37
37. Definisi
38
38. Dua pemuda yang patah hati
39
39. Menghindar
40
40. Rutinitas
41
41. Mencari Pengganti
42
42. Tawaran Pekerjaan
43
43. Pekerjaan sampingan baru
44
44. Melihat Fotonya
45
45. Kamu?
46
46. Canggung
47
47. Kontrak kerja
48
48. Karena kamu
49
49. Pernyataan (lagi)
50
50. Mengunjungi Apartmen lama
51
51. Calon
52
52. Saat yang tepat
53
53. Gombal
54
54. Pengganti
55
55. Cemburu?
56
56. Menyiapkan rencana licik
57
57. Kebetulan atau ...
58
58. Rencana
59
59. Momen yang terlupakan
60
60. Syok
61
61. Ancaman
62
62. Menyelesaikan masalah
63
63. Desas-desus
64
64. Penggeledahan
65
65. Meminta bantuan
66
66. Mengembalikan nama baik
67
67. Mencoba Wahana
68
68. Seharian bersamamu
69
69. Kembali pulang
70
70. Hadiah istimewa
71
71. Tiba di rumah
72
72. Kegiatan sebelum menikah
73
73. Semoga
74
74. Pernikahan
75
75. Ujung penantian
76
76. Meledek
77
77. Ending
78
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!