Jodoh Andra
"Andra!" Panggil seorang pria pada teman nya yang kini tengah berjalan di depan rumah nya.
Merasa nama nya di panggil, pria itu pun berhenti. Dia menoleh ke sumber suara.
Seketika guratan senyum tercetak di bibir pria itu.
"Eh Kamil, ada apa?" tanya Andra.
"Ayo sini, mampir dulu. " Tawar Kamil.
Andra pun menerima tawaran Kamil, dia masuk ke dalam rumah Kamil.
"Mau minum apa?"
"Apa aja deh, penting yang dingin" jawab Andra sambil mengibas ngibaskan tangan nya ke ceruk leher nya.
Cuaca saat ini memang kelewat panas, matahari bersinar sangat terik. Andra yang baru saja berjalan kaki dari rumah nya merasa kehausan.
Di sebuah perkampungan X, Andra tinggal bersama ayah dan ibu nya. Mereka merupakan orang biasa saja, namun ayah nya sangat di segani oleh masyarakat sekitar.
Umur Andra saat ini sudah menginjak kepala 2. Memiliki wajah yang tampan dan kulit sawo matang. Membuat dirinya terlihat exotic di mata kaum wanita.
Kamil merupakan teman Andra yang paling dekat, bisa di katakan mereka bersahabat sejak kecil. Bagi kedua orang tua Andra, Kamil sudah seperti anak mereka sendiri. Begitu juga dengan dengan kedua orang tua Kamil.
"Panas panas begini, kamu mau kemana?" Tanya Kamil, dia membawakan satu teko es teh dan 2 gelas plastik .
"Wah seger nih" ucap Andra menatap teko es teh tersebut.
Kamil pun menuangkan untuk Andra es teh, kemudian menyodorkan nya.
"Nih minum"
"Makasih bro...Kamu memang teman ku yang paling baik" puji Andra sambil menerimanya.
Kamil juga menuangkan esteh ke dalam gelas plastik satu lagi untuk nya. Mereka sama sama menikmati segar nya air dingin masuk ke dalam tenggorokan mereka.
"Aahh...Segar banget, panas panas begini memang ini yang paling enak!!"
"Memangnya tadi kamu mau kemana?"
"Aku mau ke post, siapa tahu aja ada job dadakan" jawab Andra.
Andra dan Kamil adalah seorang pengangguran, mereka lulusan SMA tapi tidak memiliki pekerjaan.
Menganggur bukan berarti mereka pemalas, namun mereka hanya belum mendapat rezeki pekerjaan.
Bukti mereka tidak pemalas adalah, ketika ada pekerjaan serabutan, kedua pria ini pasti menerima nya. Asalkan pekerjaan itu halal.
"Huh...Sudah 2 hari, gak ada job" keluh Andra.
"Apalagi aku, tadi aja ibu bilang beras habis" sahut Kamil, dia juga sedang pusing tidak mendapat job.
Andra meraih teko, kemudian menuangkan es teh ke gelasnya. Setelah meneguk habis, dia pun langsung berdiri.
"Yaudah lah, ayo kita ke pos. Siapa tahu ada orang butuh tenaga kita" ajak Andra.
Kamil pun bergegas mengambil teko dan gelas plastik bekas dirinya dan juga sahabat, lalu mengantarnya ke dapur.
Kedua pria itu berjalan beriringan menuju ke pos ronda. Tempat biasa mereka menongkrong.
Sesampainya di pos, Andra dan Kamil bertemu dengan Budi dan Aryo. Mereka ternyata sudah lebih dulu menongkrong di sana.
"Eh Bud, Ar. Kalian sudah ada di sini saja?" Sapa Andra.
"Iya An, siapa tahu saja ada rezeki" sahut Budi.
"Rezeki apa, rezeki nomplok" timpal Aryo.
Andra dan Kamil akhirnya bergabung dengan Budi dan Aryo, mereka bersenda gurau bersama sambil mengaduk nasib.
Tawa mereka menggelega memenuhi ruangan pos. Tawa Andra tak henti henti nya hingga terdengar suara lembut memanggil namanya.
"Andra"
"Eh Siti"
Andra berdiri dari duduk nya, dia menghampiri wanita cantik yang berdiri di luar pos.
Siti adalah wanita cantik di kampung itu, semua orang bisa melihatnya jika Siti menyukai Andra. Namun, semua itu terlipu oleh sebuah status.
Ibu Siti adalah keponakan ayah Andra.
"Ciee... Andra" sorak sorak anak anak lain, membuat Siti menunduk malu.
"STT...Kalian apaan sih" serga Andra menatap teman teman nya menyuruh mereka diam.
"Ada apa Siti, kamu mencari ku?"
Siti dengan malu malu menatap Andra, terlihat dengan jelas pancaran cinta di mata Siti untuk Andra.
"Ibu ku mencari mu, katanya ingin membuat kandang untuk ayam ternak nya"
"Wah kebetulan sekali, kami sedang tidak ada pekerjaan" jawab Kamil girang, dia langsung berdiri di samping Andra sambil merangkul bahu sahabat nya itu.
"Bagus lah, kalian bisa datang kerumah" ucap Siti. Dia langsung berbalik dan pergi.
"Ayo guys, kita kerjakan"ajak Andra pada Budi dan Aryo. Namun, mereka menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" Tanya Andra bingung.
"Kami tidak berminat ke sana, berurusan dengan ibu Siti sangat ribet!" Ujar Budi.
"Benar, kemarin saja setelah kita membantunya menebang pohon, dia malah marah marah " tambah Aryo.
"Ya sudah lah, kita berdua saja. Lumayan dapat 1 jt" ujar Kamil.
"Kita cabut dulu yah" pamit Andra.
"Oke" balas Budi dan Aryo serempak.
Andra pun pergi berjalan kaki bersama Kamil menuju ke rumah Siti.
Di daerah perkampungan itu, memang mayoritas masyarakat nya berjalan kaki. Hanya beberapa saja yang menggunakan kendaraan beroda dua.
Sebut saja perkampungan ini masih berada di masa, dimana Kendaraan masih terbilang jarang.
Siti adalah anak dari Bu Maria, yang mana keluarganya masih ada hubungan dengan ayah Andra. Sebut saja Siti adalah keponakan ayah Andra, namun tidak sedarah.
Begitulah, jika berada di perkampungan. Satu kampung terkadang satu keluarga meskipun tidak sedarah, hubungan jauh lah dekat lah. Karena, jika di perkampungan Andra dan Kamil ini, selagi tidak sedarah dan satu suku, maka mereka bisa menikah.
Persukuan anak mengikuti suku dari seorang ibu. Jadi, Siti dan Andra tidak memiliki suku yang sama.
"Assalamualaikum" ucap Andra dan Kamil saat tiba di depan rumah Siti.
Tak ada sahutan, mereka kembali mengucapkan salam sekali lagi.
"Assalamualaikum!!"
"Waalaikumsalam, eh Andra. Udah datang yah"
"Iya Bu, kata Siti ibu mau buat kandang untuk ayam?" tanya Andra.
"Oh iya nak, kemarin hujan lebat dan angin juga. Jadi kandang ayam lama roboh" jelas Bu Maria.
"Oh yasudah Bu. Mumpung masih siang. Kami akan langsung mengerjakan nya" ucap Andra sopan.
Karena sikap nya yang seperti itu, membuat ibu ibu di perkampungan itu menyukainya. Ada yang memintanya menjadi calon menantunya. Namun, Andra selalu menanggapinya dengan senyum ramah.
"Ayo Kamil, kita kebelakang" ajak Andra.
Mereka mengikuti Bu Maria menuju ke belakang rumah. Di sana sudah terdapat bahan bahan yang di perlukan untuk membuat kandang ayam itu.
Andra dan Kamil hanya tinggal mengerjakan nya saja.
Setelah memberikan peralatan yang di perlukan, Bu Maria kembali masuk ke dalam rumah. Dia ingin membuatkan minum untuk Andra dan Kamil.
"Ini sebentar saja siap Kamil. Mungkin jam 5 bisa" gumam Andra.
"Semoga saja, jadi kita bisa lebih cepat menerima upah nya" balas Kamil.
Bu Maria kembali keluar dari dalam rumah, dia membawa nampan berisi air dan beberapa cemilan untuk mengganjal perut lapar Andra dan Kamil.
"Ayo di makan, jangan sungkan"ucap Bu Maria.
"Iya Bu" balas mereka.
Maria pun kembali meninggalkan mereka, dia masih ada pekerjaan yang belum selesai di dalam rumah.
"Ibu ke dalam rumah dulu yah, kalau udah mau balik panggil ibu nanti"
"Ok Bu siap" sahut Kamil semangat. Membuat Maria jadi tersenyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
anak Ragil❤️💕
livy singgah dimari
2022-12-16
1
Dhina ♑
Siti, si kembang desa
2022-12-14
1
Dhina ♑
karena es teh
2022-12-14
1