Cakra Kehilangan Ayam

"Andra!! Andra!!" Panggil bu Dewi di depan kamar putranya.

Sudah pukul 8 pagi, Andra masih belum keluar dari kamar nya.

"Andra!"

Brak!! Brak!!

Teriak Bu Dewi mulai tidak sabaran, dia memukul mukul pintu kamar putranya.

"Iya Bu??" terdengar sahutan serak dari dalam.

"Kamu tidur apa mati? gak bangun bangun"

"Udah, Bu..Ini udah bangun kok"

Ceklek.

Bu Dewi menatap putranya, dia menjewer telinga putranya kuat.

"Kamu yah, jam segini baru bangun. Gimana mau dapat kerjaan kalau kaya gini" omel Bu Dewi.

Andra meringis kesakitan, menarik tangan ibu nya dari daun telinganya.

"Ade ... Ade .. Sakit Bu"

"Rasain kamu, biar jera!"

Andra mengusap telinganya yang memerah, denyutan panas terasa di sana.

"Aku kan begadang Bu, yah wajar aja bangun kesiangan"

Bug..

Sebuah pukulan mendarat ke bahu Andra.

"Kalau karena begadang kamu bangun telat, maka berhenti lah begadang. Tidak ada manfaatnya kan!" omel Bu Dewi semakin terpancing emosi.

"Andraaa!!!!!!!!!"

Bu Dewi dan Andra terkejut mendengar suara teriakan di luar rumah mereka.

"Siapa itu?" tanya Bu Dewi pada putranya.

Andra bergidik bahu, lalu mereka bergegas keluar dari rumah.

"Andra!!!" teriak Cakra, dia menangis di depan Andra.

"Ada apa ini Cakra? kenapa kamu menangis?" tanya Bu Dewi.

"Aduh Bu, ayam aku Bu....Ayam" ucap Cakra terbata.

"Kenapa dengan Ayam kamu?" tanya Bu Dewi penasaran, dia melirik putranya sebentar, lalu menatap Cakra lagi.

"Kawin kali ayam nya" celetuk Andra pelan, di dalam hati dia sudah tertawa geli.

Ternyata ayam yang mereka tangkap tadi, adalah ayam Cakra.

"Gila kamu Andra, kalau ayam aku kawin. Aku pasti senang!" sungutnya

"Lalu kenapa ayam kamu? ngomong itu yang jelas dong!" ujar Bu Dewi lagi.

"Hiks....Ayam Bangkok saya hilang bu, ayam kesayangan saya"

"Hah? kok bisa?. Bukan kah ayam itu yang ada di pohon jambu samping rumah?" gumam Bu Dewi.

Deg.

Jantung Cakra seakan berhenti berdetak, dia melirik tempat di mana teman teman nya menyembelih ayam tadi.

Jangan bilang, ayam yang mereka curi tadi malam itu. Ayam aku????

Cakra berlari ke tempat pembantaian, dia mencari bulu bulu ayam. Namun, di sana sudah tidak ada lagi. Seperti nya sudah di bersihkan oleh ayah Andra.

"Apa yang kamu cari Cakra?" tanya Bu Dewi heran.

"Udah lah Cakra, lihat saja nanti malam. Ayam kamu paling datang lagi ke pohon jambu itu" kata Andra acuh.

"Huh..Huh ..Kalau gak ada gimana?"

"Yah mau gimana lagi, ikhlas" sahut Andra sambil mengedipkan sebelah matanya.

Tidak.....

"Sudah sudah, Cakra jangan nangis lagi. Kamu itu laki laki, kenapa kamu malah nangis gitu.Malu ih" ujar Dewi.

Wanita paru baya itu menggeleng pelan, dia kembali masuk ke dalam rumahnya.

Kemudian, di ikuti oleh Andra. Sedangkan Cakra, dia malah menangis di bangku tempat mereka nongkrong.

"Hiks...Hiks...Ayam akuuu"

Di dalam rumah, Bu Dewi kembali menjewer telinga putranya.

"Adee...Ade...Bu, sakit Bu, kenapa telinga Andra di jewer sih"

"Kamu kan yang udah malingin Ayam Cakra!"

"Ih sembarangan, bukan aku Bu, tapi kami. Dia ikut juga kok, malahan dia yang paling semangat" jelas Andra.

"Lah terus, mengapa dia nangis gitu coba?"

Bukan nya menjawab, Andra malah tersenyum geli.

"Jawab Andra! bukan senyum sendiri kaya orang gila!" omel Bu Dewi mencubit pelan perut Andra.

"Mungkin dia gak tahu ayam yang di sembelih Aryo sama Budi ayam siapa. Yah, salah dia" jawab Andra enteng.

Kemudian pria itu berlalu masuk ke dalam kamar nya untuk mengambil handuk.

"Bu, aku mandi dulu."

"iya, setelah mandi kamu bisa makan, ada sepiring mie goreng di dapur"

"iya Bu"

Andra berlalu pergi ke kamar mandi rumahnya yang berada di dapur.

...----------------...

Siti dan Seli pergi bersama ke pasar. Mereka berjanji akan berbelanja bersama. Kedua orang ini terlahir di keluarga yang cukup mampu.

Jadi, mereka bisa melakukan apapun yang mereka mau.

Lokasi perkampungan mereka, terletak cukup jauh dari pasar. Jadi, mereka pergi ke pasar menaiki becak. Ada juga yang baik ojek, ada juga yang naik minibus.

Tapi, Siti dan Seli biasa menggunakan Becak.

"Siti, kamu mau belanja apa?"

"Umm...Aku tidak tahu Seli, lihat di pasar saja nanti" jawab Siti tersenyum.

"Kalian suka sekali pergi ke pasar, padahal masih muda " ucap Abang becak.

Seli dan Siti saling melirik, melempar senyum yang sama sama manis.

"Karena sejak muda lah biasakan diri untuk masa depan" jawab Siti.

"Nanti, kalau sudah dewasa dan menikah. Kita tidak terkejut lagi dengan kebiasaan ini" sambung Seli.

"Ya Allah, sudah lah cantik, elok Budi lagi. Kalian memang idaman banget" ucap Abang becak terkagum, dia sesekali menoleh pada mereka dan fokus pada jalanan.

Lagi lagi, Seli dan Siti tersenyum bersamaan. Mereka memang memiliki kebiasaan yang sama, hobi yang sama. Karena itulah mereka bisa bersahabat.

Selama 20 menit naik becak, akhirnya mereka pun sampai di pasar.

Sekarang masih sangat pagi, jadi pasar terlihat sangat ramai.

Seli menggigit tas plastik nya yang terbuat dari tempahan. Lalu, Seli pun menggulung rambut panjang hitam legam nya keatas.

"Pasti gerah ini" gumam nya.

"Iya Siti, cuacanya panas kaya nya ni" sahut Siti. Dia juga melakukan hal yang sama.

Siti dan Seli masuk ke dalam pasar, membeli semua keperluan dapur mereka. Tidak lupa, keduanya adalah seorang wanita yang suka menawar.

Jadi, mereka akan menghabiskan banyak waktu berkeliling di dalam pasar, membanding bandingkan harga yang mana lebih murah 😅.

Fyuuu...

"Seperti nya aku sudah cukup berbelanja hari ini Siti" ujar Seli.

"Sama Seli, aku juga sudah selesai" balas Siti, dia memperhatikan isi tas belanjaan nya. memeriksa apa yang lupa dia beli.

"Eh, nak Siti, Nak Seli. Kalian sudah selesai berbelanja nya?"

"Sudah Bu, ibu baru tiba?" jawab Siti balik bertanya. Dia tersenyum rama pada bibi nya, dan wanita itu juga merupakan ibu dari pria yang dia sukai.

"Iya, Andra baru bisa meminjam motor Budi, untuk mengantar ibu" jelas Dewi.

"Oh, Andra di pasar Bu?" Seli mulai antusias, membuat Siti langsung menatapnya.

"Iya nak, dia menunggu ibu di parkiran " jawab Dewi lagi.

"Ya sudah yah, ibu mau belanja dulu" ucap Dewi berlalu dari hadapan kedua gadis muda itu.

Andra di pasar, hum...Aku harus menemuinya. Seli.

Apakah Seli ingin menemui Andra? mengapa dia begitu bersemangat?.Siti.

"Ayo Siti, kita pulang!" ajak Seli. Dia berjalan cepat menuju ke parkiran.

Mengapa dia berjalan kearah sana? bukan kah dia lebih suka naik becak yang ada di luar?

Siti mulai menggerutu, dia mengikuti Seli dengan menggerutu di dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!