"Andra!!!"
Seli berjalan cepat, menghampiri Andra yang tenga duduk di atas motor Budi.
"Eh Seli, ...Siti" balas Andra.
Siti tersenyum tipis saat Andra menatap dirinya, lalu dia kembali cemberut saat melihat Andra menatap Seli.
"Kamu nungguin ibu kamu yah?"tanya Seli basa basi, padahal dia sudah tahu.
"Iya sel, kalian sudah selesai yah?"tanya Andra menatap belanja kedua gadis itu yang terlihat banyak.
"Sudah, ni kami mau pulang"jawab Siti cepat. Dia memberi kode pada Seli, agar segera pulang.
"Tidak terburu-buru kok Andra, kita santai aja " ujar Seli tersenyum manis.
"Seli, aku terburu-buru. Aku duluan saja yah" ujar Siti dengan nada tidak suka. Dia melirik Andra sebentar, lalu melangkah kearah kumpulan ABG becak parkir.
"Eh Siti, tunggu" teriak Seli, namun Siti tetap melangkah maju tanpa menghiraukan nya.
"Andra, aku pulang dulu yah!" Pamit Seli berlalu pergi.
"Iya, hati hati" sahut Andra.
Pria itu tersenyum melihat kepergian Seli, di dalam angan angan nya, dia bisa menggenggam tangan wanita itu dan mengajaknya ke pasar.
Plok!
Andra mendepak kepala nya sendiri, dia kesal karena khayalan otak nya yang terlalu buruk.
"Siapa yang mau coba, di ajak ke pasar aja. Minimal ke mall, ini gak ! Huh, dasar Andra kampungan!" Makinya pada dirinya sendiri.
Di perjalanan pulang, Seli menatap bingung pada Siti. Tiba-tiba saja wanita di samping nya ini diam dan tidak mau berbicara kepadanya.
"Ada apa dengan dia? Mengapa dia berubah seperti ini pada ku?" Pikir Seli.
Tidak tahan lagi dengan rasa penasaran nya, akhirnya Seli angkat bicara.
"Siti, kamu kenapa sih. Kok mendadak diam gini? Kamu marah sama aku?" tanya Seli.
"Ti-tidak, kenapa aku harus marah sama kamu?" Siti mengalihkan pandangan matanya ke arah lain, dia tidak mau melihat Seli
"Lalu, kenapa kamu mendadak jadi diam gini? Aku bingung deh sama kamu Siti."
"Aku tidak apa apa, tidak usah pedulikan aku!"balas Siti lagi. Dia tetap tidak mau menatap mata Seli.
Akhirnya, karena geram Seli menarik tangan Siti dan membentak wanita itu. Saking kerasnya bentakan Seli, Abang becak pun ikut terkejut.
"Siti! Kamu gila yah! "
"Apaan sih Seli, aku bukan budak kamu yah, yang seenaknya kamu bentak!" Balas Siti. Dia menatap tajam kearah Seli, tangan nya menepis kasar tangan Seli yang mencengkram lengannya.
"Siti..." Lirih Seli tidak habis pikir.
Siti pun menarik nafas, dia lepas kendali. Ketika Seli kembali ingin menatapnya, Siti langsung memalingkan wajah.
"Sudah sampai!" ujar Abang becak, membuat perdebatan mereka segera berakhir.
"Aku turun dulu" ujar Siti seraya mengambil tas belanjanya, kemudian cepat cepat turun dari becak.
Setelah membayar ongkirnya, Siti langsung masuk ke dalam rumah tanpa berkata lagi pada Seli.
"Kenapa sih tu anak, tiba tiba saja dia berubah" gumam Seli.
Becak kembali berjalan, menuju ke rumah Seli.
"Mungkin dia capek, makanya dia ketus begitu" ucap Abang becak.
"Mungkin bang" sahut Seli.
Huffff.....
Seli menarik nafas dalam, dia masih kepikiran dengan tingkah aneh Siti akhir akhir ini.
"Seli!!" Sapa Kamil melambaikan tangan. Namun, Seli seakan tidak melihatnya. Wanita itu hanya diam tanpa membalas sapaan nya.
"Ada apa dengan nya? Biasa nya dia menyapa" gumam Kamil heran.
Abang becak yang melihat sikap Seli, hanya bisa diam dan tidak mau ikut campur. Meskipun sebenarnya dia kenal dengan gadis gadis di perkampungan ini, tapi sikap abg becak ini sungguh baik dan elok Budi.
Sesampainya di rumah, Seli melihat ada Alex di rumahnya. Kekasihnya itu sedang berbicara dengan ibu nya.
Menyadari putrinya sudah pulang, Gea langsung berdiri dan menghampiri putri nya untuk membantu membawakan belanjaan.
"Eh anak ibu sudah pulang, ayo sini ibu bantu"
"Eh jangan Bu, biar Alex aja" ucap Alex seraya mengambil alih tas belanjaan Seli.
"Terimakasih" lirih Seli. Dia membayar ongkos becak, kemudian masuk bersama ibu dan juga Alex ke dalam rumah.
Setelah mengantar belanjaan ke dapur, Alex dan Seli duduk di ruang tamu.
"Kamu kok gak bilang aku kalau mau ke pasar?" tanya Alex.
"Aku pergi bersama Siti Alex, tidak mungkin aku meninggalkan dia"
"Tapi kan, kita bisa pergi bersama. Aku bisa membawa becak untuk mu" ucap Alex lagi. Dia terlihat kesal karena Seli tidak pernah mengandalkan dirinya. Bahkan hal besar.
Menurut Alex Seli seperti tidak menganggap nya, dia seakan terpaksa dekat dengan dirinya.
"Alex, kamu kenapa sih. Hal sepele gini jadi permasalahan! "
"Bukan gitu Seli, aku hanya merasa.-"
"Merasa apa Alex, aku sudah muak dengan sikap over kamu ini!" Potong Seli seraya berdiri. Dia mulai jengah dengan Alex, dia merasa terkekang di setiap langkah harus di ketahui oleh Alex.
Melihat Seli berdiri,Alex pun ikut berdiri. Perdebatan mereka semakin sengit, ketika Seli terus membalas ucapan Alex.
"Aku tidak over Seli, aku hanya ingin kamu menganggap aku!" Tekan Alex.
Seli memalingkan wajahnya, dia sudah benar-benar muak dengan sikap Alex.
"Aku sudah katakan pada mu Alex, aku tidak suka kamu over seperti ini. Aku tidak suka di kekang!"
"Aku tidak mengekang kamu Seli, aku hanya-"
"Sudah lah, aku capek. Sebaik nya kamu pulang saja!" Seli berlalu pergi masuk ke dalam kamar nya.
"Arrrggg.... " Erang Alex melampiaskan amarah.
"Ada apa nak, kenapa kalian berdebat?" tanya Gea tiba tiba muncul dari dapur.
Raut wajah marah Alex, langsung berubah menjadi baik. Amarah nya hilang bagaikan di telan bumi.
"Tidak ibu, aku hanya menanyakan mengapa Seli tidak mau merepotkan aku pergi ke pasar" jelas Alex.
Gea tersenyum tulus, dia mendekati Alex dan mengusap bahunya.
"Nak, Seli itu sudah terbiasa pergi ke pasar bersama Siti. Mereka selalu menghabiskan waktu di pasar bersama. Mungkin Seli tidak enak pada Siti jika kamu ikut bersama mereka" jelas Gea memberikan pengertian pada Alex.
"Humm...Iya Bu, Alex ngerti, cuma Alex gak keberatan kok jadi Abang becak"
Mendengar jawaban calon menantunya, Gea langsung tertawa.
"Ahaha...Kamu ada ada aja Alex. Kamu gak usah khawatir, Seli hanya untuk kamu kok"
"Makasih Bu" balas Alex tersenyum senang. Dia bahagia ibu mertuanya memihak kepada dirinya. Berbeda dengan ayah mertuanya, pria baru baya itu lebih mementingkan kebahagiaan putrinya. Apapun keinginan putrinya, akan selalu dia penuhi.
"Kalau begitu, Alex pamit pulang dulu Bu" pamit Alex sembari mencium punggung tangan ibu mertuanya.
"Iya nak Alex, hati hati yah. Untuk Seli, tunggu saja dia tenang. "
Alex tersenyum mengerti, dia akan mengingat pesan ibu mertuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments