Rahasia

Rahasia

Awal

Pukul 05:00 pagi Ailin bangun,pergi ke kamar mandi lalu mandi dan berwudhu lalu melaksanakan ibadah subuhnya.Pergi ke dapur dan membantu ibunya menyiapkan sarapan.

"Neng, udah beres panggil bapa di belakang suruh sarapan dulu"ucap emak pada Ailin

"Iya mak"Ailin pun bergegas memanggil bapaknya.

Dibelangkang rumah bapa sedang mengasah golok nya karena akan pergi ke kebun.

"Pak, makan dulu kata emak"

"Iya bentar"

Beberapa saat kemudian mereka berkumpul di meja makan sederhana,yang diturunkan turun temurun dari neneknya Ailin.Dia juga punya adik laki-laki namanya Rahmat.

"Mak kenapa sih?Rahmat beda dari teteh?"Celetuk Rahmat tiba-tiba.

"Beda kumaha maksudnya?"Emak mengerutkan dahi

"Yaaa teteh mah putih,Rahmat mah item, teteh mah cantik Rahmat mah jelek"

"Husssstt... jangan ngomong gitu,emang siapa yang bilang kaya gitu?"Ucap Emak lagi

"Temen-temen Rahmat ma"

"Udah ga usah di dengerin,lagian mau gimana pun kamu kan tetep adenya teteh"Senyum Ailin mengembang.

"Iya,bapak juga kan udah sering bilang sama kamu,jangan terlalu deket sama mereka itu,yang suka ngejek-ngejek kamu itu,ga seneng bapa sama kelakuan mereka" Suara bapak meninggi.

"Ya abisnya Rahmat di ledekin terus pak"

"Udah-udah ga usah ngomongin itu lagi, mendingan kalian berangkat nanti kesiangan"Pungkas Emak.

"Iya mak"

Ailin dan Rahmat pun bergegas pergi ke sekolah.Mereka bersepeda menyusuri jalan yang cukup besar dan berbatu kerikil,dikelilingi sawah yang membentang luas di sisi kanan kirinya,dihiasi gunung tinggi menjulang di sekitarnya,awan putih langit biru dan matahari terlihat begitu indah pagi itu.Angin dingin menusuk sampai ke tulang,sejuk bagi orang-orang di daerah setempat,tapi mungkin jika bagi orang-orang di kota besar,udara itu sangat dingin.

Ailin dan Rahmat tinggal di sebuah desa yang jauh dari pusat kota, sebuah desa terpencil di Jawa Barat.Perlu waktu seharian untuk sampai ke Bandung,jauh sekali.Itu pun harus naik ojeg terlebih dahulu, naik angkutan desa, naik angkutan kota baru naik bis, itu pun baru sampai di kota nya belum sampai tujuannya.Tapi meski begitu, desa itu adalah desa yang indah, jauh dari keramaian, tidak ada polusi karena hanya satu atau dua keluarga saja yang memiliki kendaraan,selebihnya hanya memakai sepeda ataupun kerbau untuk bepergian.

Datang 3 orang dengan seragam yang sama seperti Ailin.Menyusul sepeda Ailin dan Rahmat yang berjalan santai.

"Neng Ailin,makin cantik aja atuh neng"Ucap salah satu laki-laki yang berada paling depan diantara mereka bertiga.

Ailin hanya melirik dan Rahmat pun sama.

"Jiaailah sombong bener neng geulis,jalan bareng aa yu ke sekolahnya"

"Ga usah, makasih. Yu mat!! "Ailin pun pergi dengan Rahmat dengan mempercepat laju sepedanya.Namun,mereka bertiga mengejar sampai sekolah.

Ailin dan Rahmat berpisah di sekolah,Ailin naik ke lantai 2 tempat kelas XII dan Rahmat di lantai 1 Untuk kelas X.

Ailin masuk kelas dengan tergesa-gesa.

"Kamu teh kenapa kaya di kejar-kejar setan aja?"Tanya Rina teman sebangku Ailin.

"Ada si Subri, aku takut"

"Subri lagi Subri lagi... bener ya tu anak ga kapok-kapok ngejar kamu dari kelas satu sampe sekarang mau lulus masiihh aja kaya gitu"

"Yaa ga tau atuh"

"Kamu sih dibilangin bukannya cepet-cepet punya pacar, malah ga mau, kalo kamu punya pacar kan jadi ada yang lindungin kamu,kaya drama-drama korea itu loh"

"Apaan sih Rin,aku ga mau ah punya pacar ribet"

"Ribet apa atuh, enak tau, kemana-mana ada yang nganterin,apa-apa ada yang belain,disekolah ada yang nemenin jadi kan semangat sekolahnya,lagian nih ya kamu kan bisa milih cowo yang kamu suka soalnya hampir semua cowo single di desa ini suka sama kamu"cerocos Rina

"Aaahhh...ga tau ah"

Beberapa saat kemudian bel berbunyi.Mereka belajar dan beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi.

Ailin masih membereskan buku-bukunya.

"Hayu kekantin"Ajak Rina

"Yu... "

Mereka berduapun pergi dengan begandengan tangan.

"Eh Lin kamu tau ga kalo aku lagi jalan sama kamu nih.. suka pede pisan aku mah"

"kenapa emang?"

"iya soalnya suka diliatin sama Cowok-cowok, aku berasa jadi selebriti gitu,padahal mah yang selebriti nya kan kamu,aku mah ajimumpung aja"Rina tertawa cekikikan.

"Apaan sih, jangan kaya gitu ah, biasa aja, lagian aku kan jadi banyak ga disukain sama temen-temen perempuan,cuma kamu yang mau temenan sama aku"

"iihhh engga begitu, mereka mah cuma iri sama kamu,karena kamu lebih cantik"Rina mengacungkan jempolnya.

"Trus kamu ga iri sama aku? kenapa kamu ga jauhin aku juga kaya mereka?"

"idiihhh kalo aku jauhin kamu kaya mereka,siapa yang bakalan bantuin kamu kalo ada apa-apa,cuma aku yang ikhlas ridho"Rina tertawa

"Bener-bener, kamu Bener "Ailin pun ikut terbahak.

Sementara itu Emak dan Bapak baru saja selesai ngarit (mengambil rumput untuk makan ternak) untuk sapi-sapi mereka.Di kandang sapi mereka mengobrol.

"Mak..ini udah akhir tahun loh"Ucap bapak tiba-tiba sambil memberikan rumput pada sapi.

"Iya, terus?"emak tidak faham ucapan bapak

"Apa ga sebaiknya kita ngomong ke Ailin?"

Emak tiba-tiba diam.

"Emak bingung harus gimana pak"Suara emak bergetar.

"Cepat atau lambat mereka pasti datang,kita kudu ngomong sebelum itu terjadi"

"Emak takut si neng marah sama kita"

(neng panggilan Ailin sehari-hari)

"Bapak juga tapi mau gimana lagi atuh ma,kita mah cuma bisa pasrah, apapun yang terjadi"

"Bapa urus ajalah,ema ngikut aja"Emak pergi sambil menangis.

"Ya Alloh Gusti....harus gimana saya ini Gustiiii"

______________

Ailin dan Rina pulang bersama,meskipun beda arah Rina rela untuk memutar jalan.

"Udah kamu pulang aja,ga usah nemenin aku pulang,kasian kan jadi makin jauh pulangnya atuh"ucap Ailin sambil mengayuh sepedanya.

"Udah gak apa-apa hayu aja.lagian tambah jauh juga ga jauh-jauh pisan"Rina cengengesan.

Rina itu gadis yang baik hati, itu yang tertanam di benak Ailin, dia ramah, mudah bergaul dengan siapapun,temannya banyak dari mulai anak-anak SD sampai kakek-kakek nenek-nenek semua akrab dengannya.Meski begitu Ailin lah satu-satunya yang selalu bersamanya kemana-kemana.

"Ehh...ngabaso dulu yuu."Ajak Ailin tiba-tiba

"Tumben...ngajakin Ngabaso,ada apa ni? "

"Ga apa-apa lagi pengen aja atuh"

"Mmmmm.... gimana ya, uangku... "

"Aku jajanin,, hayu"Ailin mempercepat laju sepedanya.

"Asiikkk... hayu atuhh Gassss"Rina mengikuti dengan semangat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!