Setelah kejadian malam itu tak ada sesuatu apapun yang berubah,tak ada sikap yang berubah dari Ailin.Bapak dan Emak juga tak berani untuk membahas hal itu lagi atau menanyakan pada Ailin,kenapa semuanya terlihat baik-baik saja?kenapa Ailin tetap bersikap sewajarnya?
Ailin dan Rahmat sudah berangkat sekolah, bapak dan emak sedang berjalan menuju sawah.
"Ailin apa baik-baik aja ya pak?"Emak
"Baik-baik aja gimana maksudna ma?"
"Yaa... setelah kejadian malem itu neng gak berubah sikapnya gitu loh pak, kaya Ailin yang biasanya,emak takut dia mendem sesuatu trus nantinya di.... "
"ahh mak, jangan suka mikir kemana aja atuh, neng itu bukan orang seperti itu, meskipun dia masih SMA tapi pikirannya mah sudah dewasa, emak kan tau itu"
"Iya pak, tapi.. "
"Udah-udah emak-emak emang suka riweuh" bapa lalu pergi mendahului emak.
"Yeehhh si bapa mah,bapak juga aki-aki,, ihh si bapa mah,tunggu atuh pa"emak mengejar.
Ailin duduk di kursi kantin sambil melamun dia hanya mengaduk-aduk mie ayam yang dia pesan.
"wooyyy"Rina datang tiba-tiba.
"Astagfirullah bikin kaget aja"
"Kamu ko ga ngajak-ngajak aku sih ke kantin"ujar rina sambil duduk di sebelah Ailin.
"Iya maaf tadi aku buru-buru"
"Buru-baru?"Rina melihat Ailin dengan mata aneh,dia mengendus badan Ailin.
"Kamu ngapain sih endus-endus kaya gitu?"
"Engga ada bau-bau kamu buru-baru tuh"Cetus Rina.
"Kamu mah aneh, emangnya aku apa di endus-endus"
"Ngomong-ngomong ada apa sih?ko beberapa hari ini kamu agak aneh"
"Aneh gimana?"
"Yaaa aneh, kamu jadi pendiem jarang ngobrol sama yang lain,ada masalah ya?"
"Mmmmm... dibilang ada ya ada, dibilang gak ada ya gak ada"
"Cerita atuh sama aku"
"Gimana yaa"
"Kamu gak percaya sama aku?tenang aku mah gak bakalan bocorin rahasia kamu neng"
"Bukan gitu,cuman aku bingung mulainya dari mana"
"Ga usah dari awal dari tengah aja ga apa-apa" Rina nyengir.
"Kamu mah.....tapi janji yaa jangan bilang siapa-siapa,apalagi sama Rahmat"
"Oke"Rina siap mendengarkan.
"Aku.... "
"Iya... "
"Sebenrnya"
"hmm" Rina mengangguk
"Bukan..."
"Bukan apa?bukan perempuan?"
"Astagfirullah... dengerin dulu"
"iya iya iya"
"Aku sebenernya bukan,,,,,,anak emak sama bapak"
Rina melotot kaget, menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua Tanganny.
"Aslina ini teh?"
"Iya, aslina"
"Astagfirullah terus kamu teh anak siapa?"Tangan Rina gemetar.
"Gak tau"
"Gustiiii,kenapa begini?Kenapa bisa?maksudnya apa ini teh"
"Aku juga ga tau,aku ga berani nanya ke mereka tentang asal usul aku, tentang gimana ini bisa terjadi,aku cuma bisa diem, karena aku takut kalo aku nanya-nanya takutnya emak sama bapak jadi sedih"
"Yang sabar ya Neng,Kamu gak usah khawatir, semuanya pasti teh akan baik-baik aja."Rina memeluk Ailin.
"iya-iya"
Julian duduk di depan laptopnya bersama teman-temannya sambil mengobrol di rumah Pak Kades.
"Oiah Ngomong-ngomong Pak Kades kemana ya?"Tanya Julian
"Ga tau mungkin ke Balai Desa"ucap salah satu temannya.
"Engga, katanya hari ini ada urusan ke luar kota"Ucap teman yang lain.
"Emang kenapa Jul?" Tanya Fahri
"Aku mau tanya alamatnya Ailin"
"Mau apa lo nanyain rumah Ailin?"
"Engga, cuma ada urusan aja"
"Jangan-jangan...... "
"Jangan mikir aneh-aneh deh, dia itu sodara gue"
"Serius? ko bisa? "Fahri agak kaget.
"Iya, nyokap yang bilang"
"Kasiiiaaannn,, gak jadi jatuh cinta deh"Fahri mencibir.
"Berisik ah,udah lanjutin tugasnya"
"Iya iya bos"Fahri tertawa
"Assalamualaikum... "Ailin membuka pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam"Balas emak dari dalam, Ailin pun mencium tangan ibunya itu.
"Emak masak apa?Wangi baget"Tanya Ailin sambil membuka sepatunya.
"Emak masak jengkol balado"Emak tersenyum.
"Asiiiiikkk mantap"
"Yaudah sekarang Neng ganti baju,shalat terus makan ya"
"Siapp"Ailin pun bergegas pergi ke kamarnya
Beberapa saat kemudian Ailin datang.Dia duduk di meja makan.
"emak udah makan?"
"Udah tadi,sok neng makan yang banyak ya"emak mengelus kepala Ailin.
"Rahmat udah pulang mak?"
"Belum,emak kira bareng sama eneng"
"Kemana dia ya?"
"Mungkin main bola dulu sama temen-temennya"
Ailin hanya menganguk mengiyakan perkataan emaknya.
"Neng? "
"Iya mak?"
Emak mendekati Ailin dan mengelus pundaknya.
"Neng baik-baik aja kan? "
"Iya neng baik-baik aja ma, kenapa?"
"Kalau ada yang mau neng tanyain ke Emak atau ke bapak tanya aja,jangan ragu ya"
"Sebenernya banyak yang neng mau tanyain ke emak dan bapak, tapi neng takut"
"Takut apa?"
"Takut emak dan bapak sakit hati"
"Tanyain aja atuh neng Emak ga apa-apa"
"Beneran ma?"
"Iya cantik, sok mau nanya apa?"
"Orang tua kandung neng.........siapa mak?"
"Mereka itu sepasang orang tua yang jauuuhh tinggal di kota besar,Jakarta.Mereka itu pengusaha kaya raya,mereka punya perusahaan besar,mereka punya rumah besar, mobil banyak,asetnya banyak kamu pasti seneng ketemu mereka nanti" Emak tersenyum sambil terus mengelus Ailin.
"Terus kenapa mereka buang aku?"
"Bukan dibuang, tapi di selamatkan"
"Maksudnya?"
"Dulu saat neng lahir keuangan keluarga neng sangaat buruk,mamah dan papah neng bangkrut sampe-sampe engga punya uang untuk makan sehari-hari,saat itu emak dan bapak punya warkop di Jakarta, kita sering kasih mereka makan,hingga pada suatu hari mereka curhat ke emak, mereka gak sanggup untuk mengurus neng,Emak dan bapak nawarin jasa.Bagaimana kalau neng teh emak sama bapak aja yang rawat,karena emak dan bapak belum juga punya anak,mereka gak setuju."
"Terus?"Ailin penasaran.
"Seminggu kemudian mereka datang lagi ke warkop,mereka mau untuk memberikan hak asuh neng ke emak dengan catatan kalau mereka sukses mereka akan ambil neng kembali"
"Jadi neng mau di bawa ke kota?"wajah Ailin panik
"Iya, maafin emak ya"
Ailin diam beberapa saat.
"Mak,Ailin gak mau mak, Ailin mau disini aja sama emak" Air mata Ailin jatuh.
"Emak juga pengennya kaya gitu, tapi.... "Emak ikut menangis
"Ailin mau sama emak aja"
"Neng kan punya cita-cita ingin kerja di kota, sekarang itu bisa terwujud"Suara emak bergetar.
"Iya, tapi bukan kaya gini mak caranya"Ailin sesegukkan.
"Walau gimana pun neng tetep anak emak sama bapak,gak akan pernah berubah"Emak memeluk erat anak angkatnya itu.
-----------------------------------------------
Setelah itu Ailin duduk di kamarnya sendirian merenung, melamun pikirannya semrawut,terdengar suara adiknya pulang dari bermain bola.Namun,ada suara siapa lagi itu.
"Iya bu terima kasih"suara itu terdengar jelas dari ruang tengah.
Ailin bangun,mengintip dari pintu kamarnya.
"Kak Julian" Ailin kaget Julian datang ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments