NovelToon NovelToon

Rahasia

Awal

Pukul 05:00 pagi Ailin bangun,pergi ke kamar mandi lalu mandi dan berwudhu lalu melaksanakan ibadah subuhnya.Pergi ke dapur dan membantu ibunya menyiapkan sarapan.

"Neng, udah beres panggil bapa di belakang suruh sarapan dulu"ucap emak pada Ailin

"Iya mak"Ailin pun bergegas memanggil bapaknya.

Dibelangkang rumah bapa sedang mengasah golok nya karena akan pergi ke kebun.

"Pak, makan dulu kata emak"

"Iya bentar"

Beberapa saat kemudian mereka berkumpul di meja makan sederhana,yang diturunkan turun temurun dari neneknya Ailin.Dia juga punya adik laki-laki namanya Rahmat.

"Mak kenapa sih?Rahmat beda dari teteh?"Celetuk Rahmat tiba-tiba.

"Beda kumaha maksudnya?"Emak mengerutkan dahi

"Yaaa teteh mah putih,Rahmat mah item, teteh mah cantik Rahmat mah jelek"

"Husssstt... jangan ngomong gitu,emang siapa yang bilang kaya gitu?"Ucap Emak lagi

"Temen-temen Rahmat ma"

"Udah ga usah di dengerin,lagian mau gimana pun kamu kan tetep adenya teteh"Senyum Ailin mengembang.

"Iya,bapak juga kan udah sering bilang sama kamu,jangan terlalu deket sama mereka itu,yang suka ngejek-ngejek kamu itu,ga seneng bapa sama kelakuan mereka" Suara bapak meninggi.

"Ya abisnya Rahmat di ledekin terus pak"

"Udah-udah ga usah ngomongin itu lagi, mendingan kalian berangkat nanti kesiangan"Pungkas Emak.

"Iya mak"

Ailin dan Rahmat pun bergegas pergi ke sekolah.Mereka bersepeda menyusuri jalan yang cukup besar dan berbatu kerikil,dikelilingi sawah yang membentang luas di sisi kanan kirinya,dihiasi gunung tinggi menjulang di sekitarnya,awan putih langit biru dan matahari terlihat begitu indah pagi itu.Angin dingin menusuk sampai ke tulang,sejuk bagi orang-orang di daerah setempat,tapi mungkin jika bagi orang-orang di kota besar,udara itu sangat dingin.

Ailin dan Rahmat tinggal di sebuah desa yang jauh dari pusat kota, sebuah desa terpencil di Jawa Barat.Perlu waktu seharian untuk sampai ke Bandung,jauh sekali.Itu pun harus naik ojeg terlebih dahulu, naik angkutan desa, naik angkutan kota baru naik bis, itu pun baru sampai di kota nya belum sampai tujuannya.Tapi meski begitu, desa itu adalah desa yang indah, jauh dari keramaian, tidak ada polusi karena hanya satu atau dua keluarga saja yang memiliki kendaraan,selebihnya hanya memakai sepeda ataupun kerbau untuk bepergian.

Datang 3 orang dengan seragam yang sama seperti Ailin.Menyusul sepeda Ailin dan Rahmat yang berjalan santai.

"Neng Ailin,makin cantik aja atuh neng"Ucap salah satu laki-laki yang berada paling depan diantara mereka bertiga.

Ailin hanya melirik dan Rahmat pun sama.

"Jiaailah sombong bener neng geulis,jalan bareng aa yu ke sekolahnya"

"Ga usah, makasih. Yu mat!! "Ailin pun pergi dengan Rahmat dengan mempercepat laju sepedanya.Namun,mereka bertiga mengejar sampai sekolah.

Ailin dan Rahmat berpisah di sekolah,Ailin naik ke lantai 2 tempat kelas XII dan Rahmat di lantai 1 Untuk kelas X.

Ailin masuk kelas dengan tergesa-gesa.

"Kamu teh kenapa kaya di kejar-kejar setan aja?"Tanya Rina teman sebangku Ailin.

"Ada si Subri, aku takut"

"Subri lagi Subri lagi... bener ya tu anak ga kapok-kapok ngejar kamu dari kelas satu sampe sekarang mau lulus masiihh aja kaya gitu"

"Yaa ga tau atuh"

"Kamu sih dibilangin bukannya cepet-cepet punya pacar, malah ga mau, kalo kamu punya pacar kan jadi ada yang lindungin kamu,kaya drama-drama korea itu loh"

"Apaan sih Rin,aku ga mau ah punya pacar ribet"

"Ribet apa atuh, enak tau, kemana-mana ada yang nganterin,apa-apa ada yang belain,disekolah ada yang nemenin jadi kan semangat sekolahnya,lagian nih ya kamu kan bisa milih cowo yang kamu suka soalnya hampir semua cowo single di desa ini suka sama kamu"cerocos Rina

"Aaahhh...ga tau ah"

Beberapa saat kemudian bel berbunyi.Mereka belajar dan beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi.

Ailin masih membereskan buku-bukunya.

"Hayu kekantin"Ajak Rina

"Yu... "

Mereka berduapun pergi dengan begandengan tangan.

"Eh Lin kamu tau ga kalo aku lagi jalan sama kamu nih.. suka pede pisan aku mah"

"kenapa emang?"

"iya soalnya suka diliatin sama Cowok-cowok, aku berasa jadi selebriti gitu,padahal mah yang selebriti nya kan kamu,aku mah ajimumpung aja"Rina tertawa cekikikan.

"Apaan sih, jangan kaya gitu ah, biasa aja, lagian aku kan jadi banyak ga disukain sama temen-temen perempuan,cuma kamu yang mau temenan sama aku"

"iihhh engga begitu, mereka mah cuma iri sama kamu,karena kamu lebih cantik"Rina mengacungkan jempolnya.

"Trus kamu ga iri sama aku? kenapa kamu ga jauhin aku juga kaya mereka?"

"idiihhh kalo aku jauhin kamu kaya mereka,siapa yang bakalan bantuin kamu kalo ada apa-apa,cuma aku yang ikhlas ridho"Rina tertawa

"Bener-bener, kamu Bener "Ailin pun ikut terbahak.

Sementara itu Emak dan Bapak baru saja selesai ngarit (mengambil rumput untuk makan ternak) untuk sapi-sapi mereka.Di kandang sapi mereka mengobrol.

"Mak..ini udah akhir tahun loh"Ucap bapak tiba-tiba sambil memberikan rumput pada sapi.

"Iya, terus?"emak tidak faham ucapan bapak

"Apa ga sebaiknya kita ngomong ke Ailin?"

Emak tiba-tiba diam.

"Emak bingung harus gimana pak"Suara emak bergetar.

"Cepat atau lambat mereka pasti datang,kita kudu ngomong sebelum itu terjadi"

"Emak takut si neng marah sama kita"

(neng panggilan Ailin sehari-hari)

"Bapak juga tapi mau gimana lagi atuh ma,kita mah cuma bisa pasrah, apapun yang terjadi"

"Bapa urus ajalah,ema ngikut aja"Emak pergi sambil menangis.

"Ya Alloh Gusti....harus gimana saya ini Gustiiii"

______________

Ailin dan Rina pulang bersama,meskipun beda arah Rina rela untuk memutar jalan.

"Udah kamu pulang aja,ga usah nemenin aku pulang,kasian kan jadi makin jauh pulangnya atuh"ucap Ailin sambil mengayuh sepedanya.

"Udah gak apa-apa hayu aja.lagian tambah jauh juga ga jauh-jauh pisan"Rina cengengesan.

Rina itu gadis yang baik hati, itu yang tertanam di benak Ailin, dia ramah, mudah bergaul dengan siapapun,temannya banyak dari mulai anak-anak SD sampai kakek-kakek nenek-nenek semua akrab dengannya.Meski begitu Ailin lah satu-satunya yang selalu bersamanya kemana-kemana.

"Ehh...ngabaso dulu yuu."Ajak Ailin tiba-tiba

"Tumben...ngajakin Ngabaso,ada apa ni? "

"Ga apa-apa lagi pengen aja atuh"

"Mmmmm.... gimana ya, uangku... "

"Aku jajanin,, hayu"Ailin mempercepat laju sepedanya.

"Asiikkk... hayu atuhh Gassss"Rina mengikuti dengan semangat.

Pertemuan Tak Terduga

Ailin masih mondar-mandir di perpustakaan mencari buku untuk bahan ulangan nanti, tiba-tiba..

"Eh eh eh eh... Lin lin lin"Rina datang dengan tergesa-gesa

"Apa atuh kamu teh lari-lari begitu?"

"Ada kabar bagus"Wajahnya sumeringah

"Kabar apa?"Ailin cuek

"Katanya bakalan ada mahasiswa-mahasiswa yang bakal datang ke kampung kita"

"Terus kabar bagusnya apa?"-

"Iihhh kamu mah, itu teh tandanya kamu bisa cari pacar orang kota,kan kamu pernah bilang kalo pengen punya pacar teh bukan orang kampung sini"

"Yaaa ga gitu juga atuh Rin,nanti juga kalo jodoh mah pasti bakalan dateng sendiri"

"Ya harus dicari atuh, berusaha gitu"

Ailin malah pergi begitu saja mendengar kata-kata Rina.

"Gimana? kamu mau ikut aku liat mereka ga nanti?"Rina mengikuti langkah Ailin.

"Ga ahh...aku mau belajar bentar lagi kan ujian"

"Ya ga perlu tiap hari atuh,,sekali aja liat anak-anak kampus itu"

"Riiinnnn... "Ailin menghentikan langkah kakinya dan berbalik.

"Iyaaaa..."Gurau Rina

"Stop, udah, diem... ayo kita pulang"Ailin mengaitkan lengannya ke leher sahabatnya itu.

"Aduuhhh aduhh aduuuuhhh sakit Lin"

_______________________

Hari minggu pagi di rumah Ailin.

"Neeeeenggg"panggil emak dari dapur

"Iya Makk"Ailin berlari dari kamar menuju dapur menemui ibunya.

"Ini,anterin sarapan buat bapa ke sawah ya neng,agak banyak ga apa-apa ya,soalnya lagi ngebajak sawah jadi ada beberapa orang yang bantuin"

"Bapak dari subuh ya mak ke sawahnya?"

"Iya,yaudah cepet sana anterin"

"iya mak,Lin brangkat dulu ya mak"Ailin mencium tangan ibunya.

"Hati-hati yaaa... "

"Iya mak "

"kalo udah, langsung pulang ya neng jangan kemana-mana dulu"

"Iya Mak, assalamualaikum "

"Waalaikumsalam "

Ailin mengayuh sepedanya,kebetulan jalan menuju sawah itu melewati rumah Kepala desa,saat melewati rumah itu Ailin melihat 2 mobil pribadi dan disekitarnya ada lebih dari 5 orang yang tak dikenal bersama Pak Kades.

Seorang pria, salah satu dari mereka menoleh saat Alin lewat.Pria itu tiba-tiba mematung dengan pandangan mengikuti Ailin.

"Pak itu siapa? " Tanya pria itu pada pak Kades

"Itu Ailin nak Julian,salah satu gadis paling cantik di kampung ini"Pak Kades menjelaskan sambil tersenyum.

"Ooh... Ailin"Julian terus melihat Ailin yang sudah menjauh.

"Dia anaknya ramah,baik,sopan pinter pula"

"Gitu ya pak.."

"Kenapa?Nak Julian berminat?"

"Aaahh... bapa ini, saya kenal juga belum"

"Yaaa barangkali begitu"Pak Kades tertawa kecil.

Ailin baru sampai di sawah bapaknya terlihat sedang membajak sawah bersama beberapa orang lainna.

"Paaaaaakkk"Panggil Ailin dari kejauhan.

"Sini nak"Bapa melambai

Ailin berjalan medekati bapak.

"Ini pak sarapan dulu"Ailin mengeluarkan semua makanan.

"Ayo makan dulu semuanya"teriak bapak pada yang lainnya.

Ada 3 pria yang membantu bapak membajak sawah.

"Aduhh neng Ailin makin cantik aja"celetuk salah satu orang.

"Alhamdulillah "Ailin tersenyum

"Neng Ailin sudah punya pacar belum ini teh pak Ali? "tanya seorang lagi pada Bapak

"Belum pak,fokus dulu sekolah ah"jelas bapak.

"Aduuuhhh kalau belum mending sama anak saya saja atuh,namanya Rudi dia lagi kuliah di kota sekarang"

"Ahh...nanti dulu aja,nanti kalo sudah kerja baru boleh punya pacar"Senyum Bapak

"Ya sudah atuh saya permisi dulu"pungkas Ailin

"Ya sudah Hati-hati ya...jangan kemana-mana dulu, langsung pulang,yaa..."jelas bapak.

"iya pak,assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"semua serentak

Ailin pun pergi.

Di perjalanan tiba-tiba

"Doorr"Subri melompat dari semak-semsk mengagetkan Ailin.

"Aaaaaaaa"Ailin hampir jatuh.

"Haii neng Linlin"

"Kamu teh ngapain Subri? Kamu mau bikin saya jantungann ya?Gila kamu"Ailin meninggikan suaranya.

"Yaaa begitu aja marah atuh neng geulis,abis dari mana atuh pagi-pagi begini?"

"Ga usah kepo,minggir minggir saya mau lewat"

"Etttt sebentar dulu atuh, buru-baru amat"Subri mencolek dagu Ailin

"Iihhhh ga usah colek-colek"Ailin kesal.

"Mendingan jalan-jalan dulu yu sama aa"

"Iihhh Engga ah.. sana-sanaaaaaa"Ailin mencoba pergi.

"Eeehhh tunggu dulu atuh, kita ngobrol dulu sebentar"

"Minggir Subriiiiiiii"Teriak Ailin kesal

Julian dan salah satu temannya,Fahri,sedang melihat-lihat perkampungan saat itu,mereka melihat Ailin yang sedang di ganggu Subri.

"Eh eh liat tuh"Tunjuk Fahri

"Itu.. "Julian

"Bantuin yuuu"ajak Fahri, lalu mereka pun bergegas memanggil mendekati Subri dan Ailin.

"Maaf ada apa ini?"Tanya Fahri pada Ailin dan Subri

"Eh... siapa kamu?" Tanya Subri balik.

"Saya itu anu..... "Fahri bingung

"Kalian bukan orang kampung sini ya?"ucap Subri sinis.

"Iya, tapi kami cuma tadi lewat terus keliatannya kalian berdua... "Fahri menyenggol tangan Julian yang dari tadi bengong.

"Apa?"bisik Julian pada Fahri

"Mau apa kalian?ini bukan urusan kalian"Suara Subri meninggi

"Dia gangguin saya"Tiba-tiba Ailin bicara.

"Nah loh, ketauan kan?Kamu gangguin perempuan ini"Fahri

"Ehhh saya ga gangguin,saya cuma ngajakin jalan bareng calon istri saya, mau apa kalian?"Wajah Subri mengkerut.

"Istri jidatmu,, sejak kapan aku jadi calon istri kamu,pacaran juga engga"Tegas Ailin.

"Hayolohh... jangan suka gitu mas,kalau si tetehnya gak suka jangan di paksa" Julian

"Yaa... itu"Subri bingung.

"Udah sana pergi"Ailin masih kesal

"Iya mendingan mas pulang aja,Ailin biar saya yang anter pulang"Julian sombong

"Kamu kenal neng Ailin?"Subri heran

"kenal,udah sana-sana,, udah dulu yaa... bye"Julian membalikkan tubuh Subri dan mendorong secara halus supaya dia pergi.

"Eh eh.. tunggu atuh"

"Kamu ga usah khawatir,aku yang bakalan jadi pacar Ailin"Bisik Julian dan dia pun berbalik lagi pergi.

"Eh.. "Subri semakin heran

Ailin,Julian dan Fahri pun pergi,mereka mengobrol sambil berjalan.

"Maaf kalian tahu dari mana nama saya?"Tanya Ailin.

"Iya.. soal itu,tadi pagi saya liat kamu lewat depan rumahnya pa Kades dari pak Kades saya tahu nama kamu"Jelas Julian,Fahri mengangguk tanpa tau keadaan sebenarnya.

"Oohhh...Terimakasih ya kakak-kakak sudah bantu saya"Ailin

"Sama-sama,,oiah kenalin aku Julian, ini Fahri"Mereka berjabat.

"Ngomong-ngomong yang tadi itu siapa?"Fahri

"Ohh.. Hooh itu Subri dia temen sekolah saya"jelas Ailin

"Dia suka gangguin kamu kaya gitu?"Fahri

"Iya..... setiap hari"Ailin mengkerutkan bibir nya

"Serius tiap hari?"Fahri

"Iya"Ailin mengangguk

"Yaaa pasti tiap hari, keliatannya dia suka banget sama kamu"Julian

"Aaahhhh bukan,dia itu iseng, cuma iseng aja gitu"Ailin mengelak

Julian dan Fahri hanya tersenyum.

"Ya sudah saya permisi dulu, terima kasih sudah bantu saya tadi"Ailin

"Iya sama-sama "Fahri

"Permisi"Ailin pun pamit

"Ketemu lagi nanti ya"Julian melambai,Ailin menoleh dan tersenyum.

Penyerahan Hati

Julian duduk di balkon sambil minum kopi dia melihat sekitar.

*Desa yang indah*Itu yang tersirat dalam benaknya,angin dingin menyelinap masuk kedalam serat kaos tipisnya.

"Kemana dulu kita hari ini?"Fahri tiba-tiba datang.

"Kita liat kegiatan apa di kampung ini aja dulu "kata Julian, Fahri mengangguk

Para mahasiswa itu berjalan-jalan di tepi sawah dengan Pak Kepala desa,berbincang kesana kemari menanyakan ini dan itu agar dapat menyelesaikan tugas mereka dari kampus.

Dari kejauhan segerombolan anak SMA datang memakai sepeda juga ada yang berjalan kaki dan diantara mereka ada Ailin,Rahmat dan Rina, saat mereka melewati para mahasiswa itu Ailin melihat ada Fahri dan Julian, begitu juga mereka melihat Ailin.

"Ailin"Panggil Julian,Ailin berhenti

"Hallo kak"ucap Ailin, sontak Rina dan Rahmat juga berhenti

"Kamu mau sekolah?"Julian menghampiri

"Iya, kak Julian lagi ngapain disini?"

"Aku lagi... Yaaa gini lagi liat gimana cara petani bekerja"

"Ohh... gitu ya,,ya udah saya berangkat dulu ya kak"

"Eeeuu.. tunggu"

"Iya kak kenapa?"

"Nanti sore kamu pulang jam berapa?"

"Jam 2 kenapa?"

"Ga Apa-apa cuma nanya aja"

"Oohh.....ya sudah saya berangkat sekolah dulu atuh ya,, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Ailin mengayuh sepedanya semakin jauh,semakin jauh,semakin tam terlihat.

"Cantiknya Ya Allah"Julian mengusap dadanya.

"Mmmmmm... yang lagi jatuh cinta,suka lo ya sama Ailin?"tiba-tiba Fahri ada di belakangnya.

"Apaan sihh"Julian pergi

"Lo kira gue ga denger,,Cantiknya Ya Allah"Fahri meledek.

"### Sssstt diem"Julian menyumpal mulut Fahri dengan kertas.

"Kamu kenal mereka?"Rina penasaran

"Teteh ko bisa kenal mereka?"Rahmat ikut-ikutan penasaran.

"Cuma kenal aja ko"Ucap Ailin sambil terus mengayuh sepedanya.

"Kenalin aku juga dong Lin"Rina

"Iya nanti"

Sesampainya di sekolah.

"Teteh gimana ceritanya teteh kenal sama anak kota itu?"

"Kamu ko penasaran banget sih mat"Ailin

"Aku.. aku juga penasaran"Rina

"Jadi ceritanya aku kan di gangguin sama Subri pas pulang dari sawah,trus Kak Fahri dan Kak Julian nolongin aku,,cumq gitu aja"

"Tuh tuh tuh kan bener"Rina

"Bener apa?"Ailin

"Jalan hidup kamu teh bakal kaya drama-drama korea gitu, ini nih ini awalnya,waaahhh aku jadi penasaran gimana kelanjutan ceritanya nanti"Rina kegirangan.

"Apaan sih,kamana wae kamu mah Rin Rin"

"Terus kalo cerita teteh kaya di drama Korea, aku gimana?"Rahmat sedih

"Kamu akan tetep jadi adeknya teteh yang paliiiiiing teteh sayang"Ailin tersenyum sambil menggandeng lengan Rahmat.

"Bener yaa teh,teteh bakalan tetep sayang sama Rahmat"

"Iya.. kamu kan sodara teteh satu-satunya"

"Pokonya kalo teteh nanti nikah sama orang kota,Rahmat mau ikut teteh ke kota"

"Terus emak sama bapak gimana?"

"Yaa pokoknya ikut semua"Ucap Rahmat manja.

"Kalo ikut semua mah gimana nanti Ailin ga bisa punya anak atuh"Guyon Rina

"Eehh... ini lagi ngomongin anak"Ailin

"Yaa Pokonya Rahmat ikut"

"Iya-iya, udah atuh ko jadi melow begitu mukanya"Ailin mengusap punggung adiknya itu.

Dan mereka pun masuk kelas masing-masing.

 

Julian dan teman-temannya baru sampai di rumah Pak Kades.

Drrrrrrttttt ponsel Julian bergetar,ada telfon.

"Mama... ada apa ya?"

"Iya Hallo mah,kenapa mah?"

(Kamu lagi apa nak)

"Aku baru aja pulang dari ngerjain penelitian,kenapa ma? "

(Engga Apa-apa cuma nelfon aja, kamu udah makan sayang)

"Udah ma tadi"

(Eeuuu.. Jul)

"iya ma?"

(kamu sekarang ada di desa Sukasari kan?)

"Iya ma,kenapa?"

(Kamu ketemu cewek ga?)

"cewek? jodoh aku?"Julian sedikit tertawa

(Ihh bukan)

"Terus apa mah,mamah ga jelas deh"

(Ga tau ah,nanti bulan depan mamah ke situ ya)

"mau apa?"

(Ya jalan-jalan aja,udah lama mama ka kesana)

"mama pernah Kesini?"

(Pernah, mama kan punya kerabat disana)

"Beneran? mama ko ga bilang sama Julian"

(Ga Apa-apa sih)mamah tersenyum.

"Oiah mah aku ketemu cewek cantik banget"

(Oiah.. siapa namanya?)

"Ailin"

Mamah seketika itu terdiam...

"Dia baik mah, orangnya cantik pula dia........ "bla bla bla Julian menceritakan tentang Ailin

(Jul.... )

"Iya mah.. "

(Apa dia masih SMA)

"ko mamah tau?"

(kamu jangan suka sama dia ya)

"kenapa?ko ga boleh?"

(karena......)

"karena?"

(Yaa karena dia itu adik kamu)

"Hah????Ko bisa?"

(ya..ya..ya bisa dia.. anak kerabat mamah,,bapanya namanya pa Ali,,co coba deh kamu tanya dia) Mamah terdengar gugup.

"Ohh..sodara.. "

(I iya jadi jangan suka sama saudara gitu)

"Yaahhh ga jadi punya pacar dong aku"

(Kamu cari yang lain aja kan banyak cewe,sebelum kamu terlanjur suka kan sama Ailin jadi mamah kasih tau gitu)

"iya, untung mama nelfon ya"

(iya sayang,, oiah mamah titip pesen ya ke pa Ali, bilangin mamah nanti mau kesana 3 minggu lagi)

"Mamah ga punya no hp nya?"

(ada sih,cuma ya biar kamu ketemu aja gitu sama keluarga Pa Ali)

"Mamah ini.. "

(Ya sayang ya...)

"iya mah,, tapi ko lama banget sih 3 minggu lagi? "

(Ya kan mamah harus bikin jadwal dulu, mamah banyak meeting minggu-minggu ini,papah kamu juga sama, jadi harus nyamain jadwalnya)

"Ohh... gitu,, ya udah nanti aku tanya dulu sama pak Kades dimana rumah Ailin,trus aku bilangin deh kr Pak Ali"

(Iya sayang, makasih ya)

"iya mah"

(Ya udah kalo gitu udah dulu ya mamah mau ada acara dulu sama papah)

"Iya mah"

(Bye sayang)

"Bye mam"klik Julian menutup sambungan telfonya.

"### Saudara?Sejak Kapan mamah punya Saudara di kampung?Trus kalo saudara kenapa nyebutnya pa Ali, bukan paman ke ato Om gitu"Julian menggerutu sendirian.

Ibu Julian duduk di sofa ruangan kantornya.

Tok tok tok ayah Julian datang.

"Pah.. "

"Kenapa mah ko muka kamu kaya gitu?"

"Julian.. "

"Ada apa sama Juli?"

"Julian... udah ketemu Sama Ailin"

"Beneran mah?"Wajah

"Iya pah"

"Ok kalo gitu kita kesana aja"

"Mamah udah bilang kita kesana 3 minggu lagi"

"Ya sudah, papah atur jadwal dulu, pokoknya mamah ga usah khawatir semuanya pasti berjalan dengan lancar..yaa"

"### Iya pah"Mamah tersenyum.

Malam itu begitu sunyi semua orang di kampung itu mungkin sudah tidur,Ailin masih duduk di meja belajarnya,membaca buku pelajaran yang baru dibahas gurunya tadi siang.

Tok tok tok suara seseorang mengetuk pintu.

"Iya.. "Ailin menyaut.

Ibu dan Bapak masuk membuka pintu.

"Kenapa Pak, mak?"

"Kamu lagi apa?"Tanya bapak

"Lagi belajar"

"Sibuk ya?"bapak bertanya lagi.

"Engga ko,Kenapa pak?"

Bapak dan ibu duduk di pinggir ranjang Ailin.

"Ujiannya masih lama gak"bapak

"mmm....iya masih lama pak. kenapa?"

"Ema sama bapak mau bicara"bapak

"Soal apa?"

"Neng, neng pernah engga berpikir kenapa kenapa Eneng dan Rahmat itu beda?" bapak

Ailin agak bingung dengan pertanyaan bapaknya itu dan emak hanya diam tak bersuara sedikitpun.

"Neng ga pernah mikir kaya gitu pak, karena kadang-kadang adik kakak itu beda-beda"

"Bukan gitu nak,,bapak sama emak sayaaaaang sekali pada kalian berdua,ga ingin rasanya kita berpisah, apapun yang bakal terjadi nanti kalian berdua tetap anak kesayangan bapak dan ema"

"Jadi??" Ailin

"Bapak mau bilang sesuatu sama eneng... "

Kalimat bapa terhenti... emak mulai menitikkan air mata,semua diam, suasananya hening sekali.Cukup lama mereka terdiam.

"Bapak mau bilang apa?"Suara Ailin bergetar.

"Bapak.... "bapak menunduk.

"Bapa mau bilang kalo aku ini bukan anak kalian? Iya kan?"Ucap Ailin tegas dan tangis Ailin pun pecah.

Bapak dan Emak kaget.

"Neng... "Emak terheran-heran

"Aku udah tau semuanya,dari dulu"

"Sejak kapan neng tau?"Tanya emak sambil terisak.

"Aku ga sengaja lihat pesan di hp bapak dia nanyain anaknya ke bapa,bapa bilang aku sehat dan tumbuh jadi anak yang cantik"Ailin menangis tersedu-sedu.

"Maafin bapak sama emak ya Neng"Bapak menangis

"Ini bukan salah bapa sama emak,aku seneng bisa hidup sama kalian, sampai kapanpun kalian tetep orang tua neng"

Tiba-tiba emak memeluk Ailin begitu juga bapak, mereka menangis sesegukkan.

Sakit memang tapi itulah kenyataan yang harus diterima Ailin,cepat atau lambat orang tua kandungnya pasti akan datang menjemputnya.

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!