Istri Satu Juta Dolar
"Tidak, mana mungkin aku mau menjadi yang kedua sedangkan kita telah bertunangan selama tiga tahun ini! Lebih baik batalkan saja rencana pernikahan ini!" seru Amora marah.
Dia berada di sebuah perjamuan makan antara dua keluarga besar Candra dan Liu. Mereka duduk di sebuah meja panjang yang mewah. Ada sekitar 30 orang yang mengelilingi meja itu. Mereka membicarakan tentang pernikahan Amora dan Prince yang rencananya akan diadakan bulan depan.
Amora dan Prince telah bertunangan selama tiga tahun karena perjodohan yang dilakukan oleh orang tua mereka dahulu. Mereka bertunangan ketika Amora belum genap berusia 18 tahun sedangkan Prince sudah berumur 27 tahun. Alasan utama terjadinya perjodohan ini agar saham kedua keluarga di Mounth Corp tidak terpecah dan menjadi satu kesatuan.
Selama tiga tahun ini Prince lebih sering menghabiskan waktunya di London mengurus pusat bisnis di sana. Sedangkan Amora menyelesaikan pendidikannya di dalam negeri.
Namun, beberapa bulan sekali Prince datang untuk menengoknya. Mereka sengaja bertemu dan berbicara walau hanya untuk waktu yang sebentar. Setelah itu, dia akan kembali lagi pergi.
Sudah satu tahun ayah Amora meninggal dunia, tetapi hubungan mereka tidak pernah putus. Amora pun berusaha untuk tetap setia walau dia belum mengenal Prince secara dalam. Baginya Prince adalah masa depan yang akan diraihnya.
Namun, kepulangan Prince kali ini membawa kabar yang membuat hati Amora patah. Pria itu membawa wanita lain dalam hubungan mereka. Amora yang sakit hati tidak bisa menerimanya. Penantiannya selama tiga tahun ini terasa sia-sia.
"Amora, kita tidak bisa membatalkannya begitu saja. Ayah kita telah saling mengikat janji dan aku pun sudah berjanji akan selalu menjagamu." Prince menyeringai penuh kemenangan pada Amora. Dia tidak menyangka Amora yang lemah dan sering sakit itu berani untuk melawannya. Padahal selama ini tidak ada yang berani untuk menyelanya.
"Menjaga tidak harus menjadi milikmu. Bukankah katamu kau ingin menikah dengan Luna terlebih dahulu? Silahkan, aku tidak akan melarang kau menikah dengannya, tapi lepaskan aku! Aku tidak terima dengan pengkhianatan yang kau lakukan Prince. Jadi jangan memaksaku untuk menikah denganmu," ujar Amora lantang.
Semua orang menatap Amora penuh ejekan mendengar Amora melawan Prince yang penuh kekuatan dan kekuasaan. Mereka tahu jika posisi Amora malah akan beruntung jika menikah dengan Prince, sang pangeran keluarga Liu. Ayah dan ibunya telah tiada, sedangkan dia hidup bersama dengan Nenek tiri yang tidak peduli dengannya.
"Amora tenanglah," kata Kakek Liu pada Amora. "Kembali duduk. Kita bicarakan ini baik-baik." Kharismanya yang terpancar membuat orang akan segan dan hormat padanya, tidak terkecuali Amora.
"Tapi Kakek," tolak Amora keberatan. Namun, melihat tatapan Kakek Liu membuat ciut nyali Amora. Gadis itu kembali duduk di kursinya.
Kakek Liu adalah Kakek dari Prince. Orang yang paling dihormati oleh keluarga Candra dan Keluarga Liu.
"Kakek tahu kan pernikahanku dengan Luna itu penting untuk kerja sama bisnis kita dengan keluarga Perkasa" ujar Prince dengan pembenarannya. "Dari pada kita bersaing dengan perusahaannya dan tidak menghasilkan apapun. Kita bisa menjalin kerjasama yang lebih erat dengan mereka."
Beberapa orang terlihat menganggukkan kepala, memahami alasan masuk akal dari Prince. Pikiran mereka hanya berkisar harta kekayaan. Bukan hal lainnya.
"Apakah kau akan selalu memakai cara menikah untuk keuntungan bisnis. Seperti yang ingin kita lakukan? Kau ingin menguasai Mountain sehingga rela menikah denganku. Namun, kau merasa tidak cukup jadi kau menemukan wanita lain yang bisa dijerat agar jaringan bisnismu semakin lebar. Nanti jika ada wanita lain lagi yang lebih menguntungkan kau juga akan menambah istrimu lagi. Selalu seperti itu, hingga kau menjadi King, bukan Prince lagi," sindir Amora.
"Amora!" seru Nenek Tara. "Bicaralah dengan sopan jangan menyela pembicaraan orang."
"Nenek, cucumu akan dijadikan istri kedua. Apakah bagimu uang itu lebih penting dari kebahagiaan cucumu sendiri?"
"Kita tidak bisa memutuskan hubungan yang telah lama dibuat begitu saja, bukan begitu Liu?" ujar Nenek Tara. "Kau harus menjalani wasiat orang tuamu."
"Aku tidak sebodoh itu untuk menjadi tumbal keserakahan kalian. Aku bisa mendapatkan pria lain yang lebih kaya dari Prince," ujar Amora sombong. Hanya karena orang tuanya sudah tiada maka saat ini tidak ada satu orang pun yang membelanya. Bahkan seakan ingin menjatuhkannya.
Prince menggebrak meja tidak senang dengan kalimat yang Amora lontarkan.
Luna yang duduk di sebelah Prince nampak menikmati adegan ini. Melihatnya membuat Amora muak. Bagaimana bisa seorang wanita dari keluarga bangsawan mau menerima wanita lain dalam kehidupan suaminya? Seperti tidak ada pria lain saja. Pikir Amora.
"Amora, kau tidak akan menjadi tumbalnya. Status kita akan sama menjadi istri Prince nantinya, kita hanya perlu menikah bersama lantas status istri pertama itu hanya ada di atas kertas saja," ujar Luna dengan gaya yang terlihat lemah lembut dan anggun. Sangat berbeda dengan gaya Amora yang frontal.
"Aku tidak tahu alasanmu ingin kita berdua menikah dengan satu pria. Padahal kau bisa memilih Prince yang lainnya dan kau juga lahir dari keluarga terpandang. Jika itu karena cinta, maka cinta mana yang membuatmu buta hingga rela dimadu atau menjadi madu."
Semua terhenyak oleh perkataan Amora. Selama ini tidak ada yang berani berkata kasar pada keturunan dari keluarga Perkasa. Luna lahir dari keluarga terkaya di daerah Timur.
"Apakah tidak ada pria lain selain Prince, sehingga kau bersikeras ingin menikahinya walau tahu jika Prince akan menikah denganku? Tapi jika kau memang menyukainya dan ingin menikah dengannya maka akan kusedekahkan Prince untukmu," ejek Amora berani, menyeringai penuh kemenangan. Dia tidak perduli ketika semua orang menatapnya tajam.
Tangan Prince terlihat sudah mengepal erat hingga otot yang mengelilinginya nampak terlihat membesar di sekitar lengan kemeja pendeknya. Rahangnya yang tinggi nampak berkedut cepat.
"Pada kenyataannya Prince tidak mau melepaskanmu," lanjut Luna melirik ke arah Prince. "Aku bisa apa? Aku terlalu mencintainya hingga rela nantinya berbagi suami denganmu."
"Sayangnya aku tidak jatuh cinta padanya, jadi aku rela untuk memutuskan hubungan dengannya," tandas Amora membuat kesabaran Prince hilang.
Dirinya seperti barang yang tidak berharga bagi gadis cilik itu. Gadis yang dia tinggalkan masih ingusan kini telah berubah dewasa.
Wanita itu telah patah hati tapi dia masih punya harga diri yang tidak bisa diinjak orang lain seenaknya sendiri. Walau dia menyukai Prince bukan berarti pria itu bisa menghina dirinya untuk menjadi yang kedua.Amora, aku tidak bisa melepaskan Luna. Dia sedang hamil anakku, aku juga tidak akan pernah melepaskanmu untuk menikah dengan pria lain," ungkap Prince jujur. Hal itu membuat kegaduhan di meja makan.
Seketika hati Amora terasa seperti tersayat sebilah pisau tajam. Sakit hingga terasa menusuk dari depan ke bagian belakang tulang punggungnya. Penantian dan kesetiaannya selama ini seperti sebuah lelucon bagi Prince.
"Jika begitu nikahi dia, aku tidak keberatan. Aku malah akan menolak jika kau ingin memiliki kami berdua. Aku bukan wanita koleksimu," tolaknya mentah-mentah dan dengan suara yang rendah, penuh ketegasan.
"Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu, Amora. Pernikahan kita akan tetap dilangsungkan bulan ini," tegas Prince.
"Terserah, bagiku kau telah mati!" balas Amora meninggalkan Prince sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Anggi Susanti
good amora sikap tegasmu membuatku salut sesama wanita hidup bukan hanya untuk harta saja butuh cinta dan kebahagiaan
2022-12-07
0
Popi Noviani
bagus amora...hrs rajin sedekah biar hidupmu berkah jadi sedekahkan aja si prince wkwkwk
2022-12-02
1
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
hadirooh dimari☝
maa Syaa Alloh k Nana produktif banget 👍👍👍💝💝💝
2022-12-01
1