Amora yang sedang patah hati akibat pengkhianatan Prince mengurung diri di kamarnya. Dia sedih karena hidupnya selalu tidak beruntung.
Baru setahun ayahnya meninggal, Nenek Tara lantas datang dua sepupunya untuk mengganggu ketenangan hidup dengan dalih menemani Amora. Padahal, dia tidak pernah ingin menganggu kedamaian siapapun.
Kini, Prince yang diharapkan akan mengeluarkannya dari rasa sepi malah berkhianat. Rasanya dia ingin ikut ayah dan ibunya saja ke surga.
Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Nampak sosok tinggi dan tampan yang berdiri di depan pintu menatapnya.
"Amora, apakah kau baik-baik saja?" tanya Essa, kembaran Amora dengan wajah khawatir.
Amora menoleh dan mengusap air matanya. Melihat hal itu, Essa langsung mendekat ke arah Amora.
"Akhirnya kau pulang juga," ujar Amora terisak dalam pelukan kakak kembarnya.
"Begitu aku mendengar kabar jika Prince membawa wanita lain ke pertemuan, aku langsung datang kemari.
"Sudahlah, dia tidak pantas mendapatkan air mataku," ujar Amora mengusap pipinya yang basah dan mengambil nafas berkali-kali.
"Ya, dia tidak pantas mendapatkan air matamu yang suci ini. Dasar pria br3n$3k. Berani benar dia melakukan ini pada adikku," umpat Essa dengan kesal.
Amora lantas menceritakan semuanya pada Essa. Wajah pria tampan itu berubah memerah dan menegang. Dia sampai memukul meja di depannya.
"Aku akan menghajar duo cenil (cewek centil) itu," ujar Essa.
"Jika kau melakukan itu malah akan merugikan kau sendiri. Kita harus memakai otak untuk mengalahkan mereka bukan dengan kekuatan. Kau tahu sendiri betapa liciknya Nenek Tara. Dia pasti akan selalu mencari kesalahan kita agar bisa menendang keluar kita dari keluarga Chandra," terang Amora.
"Kau benar."
"Kita tidak boleh gegabah. Yang jelas aku sudah mengirimkan Pak Purwo untuk mengurus barang-barang yang dicuri oleh mereka."
"Aku tidak tahu jika adikku ini sangat pintar dan cerdik," ujar Essa mengusap kepala Amora dengan penuh kasih sayang.
Suara ketukan dari pintu terdengar. Keduanya lantas melihat ke arah sumber suara.
"Nona, dibawah ada beberapa orang ...." air muka Bik Yuni nampak cemas dan panik. Dengan cepat Amora dan Essa langsung ke bawah.
Di sana nampak asisten Prince, Rony dan beberapa anak buahnya berdiri membawa banyak bingkisan seperti hantaran untuk Amora.
"Apa ini?" tanya Amora sambil menuruni tangga kayu berwarna gelap.
"Nona kami diutus oleh Tuan Prince untuk mengantar hantaran ini."
"Apakah begini cara melamar seorang gadis dari keluarga terpandang?" ujar Essa tidak terima.
"Bukan karena orang tuaku telah tiada kalian bisa memperlakukan kami begini saja."
"Kami hanya menyampaikan amanah Tuan Prince. Dia punya niat baik untuk menikah dengan Nona Amora."
"Jika punya niat baik maka harus dilakukan dengan baik. Dia itu gadis paling sulung di rumah kami. Jadi pernikahannya akan diadakan sebaik mungkin dan dengan meriah. Jika dari awal kalian keluarga Liu tidak menghormati adikku maka sebaiknya kalian pergi keluar dari sini saja."
Mendengar kata-kata Essa membuat hati Amora terharu. Ternyata ada yang masih perduli dengannya. Padahal sebelumnya Essa hanya perduli dengan dunianya sendiri. Jarang pulang ke rumah mungkin dalam setahun bisa dihitung dengan jari. Dia lebih perduli dengan turnamen balap motor antar negara yang dia ikuti dari pada keluarganya sendiri. Namun, mendengar adiknya dalam kesulitan, dia meninggalkan pekerjaan yang sudah digelutinya bertahun-tahun untuk bisa menjaganya.
"Aku heran dengan penjaga di rumah ini. Mengapa mengijinkan peliharaan Prince masuk ke rumah ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu pada kita. Sebaiknya kau tambah lagi personil pengamanan karena nampaknya sudah tidak aman lagi karena hewan liar bisa masuk ke sini dengan bebas.
Amora menahan tawanya. Para anak buah Prince nampak menahan marah dan malu karena sindiran dari Essa.
"Coba aku lihat apa yang kalian bawa?" Essa lantas meneliti barang bawaan dari Prince.
"Oh, berapa uang pernikahan yang akan Prince berikan untuk adikku?" tanya Essa.
"Kami kurang tahu, Tuan Muda," jawab Rony.
"Kurang tahu. Aku mengira dia hanya akan memberi uang ratusan juta saja. Akh itu bahkan hanya setara uang tas mewahmu Amora," ujar Essa. "Dia itu tipe pelit sekali hanya memberikan barang sampah ini. Dia kira siapa, ingin menjatuhkan harga diri Amora dengan barang seperti ini." Essa membuang salah satu bingkisan di tangannya.
"Barang-barang ini lebih cocok dipakai pelayan daripada adikku yang seperti berlian ini."
"Baiklah, kami akan memberitahukan pada Tuan Prince apa yang Anda sampaikan jika keluarga ini ingin harga yang pantas untuk Nona Amora," ujar Rony sambil memungut kembali barang yang dibuang oleh Essa.
"Bukan hanya barang yang mewah dan harga yang pantas, dia juga harus membuang orang yang akan menjadi duri dari pernikahan ini. Jika tidak sampai kapan pun aku tidak akan rela jika adikku diambil oleh pria jadi-jadian itu."
Kali ini Essa terlalu berani untuk menghina Prince. Amora membuka mulutnya lebar. Jika Prince mendengar hal ini, dia tidak bisa menjamin masa depan Essa akan ada karena rumornya Prince adalah tipe pemarah dan bertangan dingin.
Asisten Rony dan bawahannya membawa kembali barang bawaannya dengan menundukkan kepala dan wajah merah padam. Bagaimana pun mereka tidak terima jika Tuannya dihina habis-habisan oleh calon iparnya.
"Tutup rumah ini untuk semua orang yang mau berkunjung kemari tanpa terkecuali. Adikku hanya butuh ketenangan untuk saat ini. Perketat keamanan agar tidak ada lagi tikus got yang masuk kemari," perintah Essa pada penjaga gerbang ketika mobil Rony melewati mereka.
Amora lantas memeluk kakaknya sendiri. "Terima kasih, Kak."
"Ini adalah kewajibanku, Amora."
"Namun aku khawatir padamu, Kak. Prince bukan orang baik."
"Kalau begitu aku akan melawannya demi adikku yang tercinta," ujar Essa.
***
Sedangkan Prince terkejut ketika melihat barang bawaan yang dipersembahkan untuk Amora dikembalikan lagi padanya.
"Apa yang dia katakan?" tanyanya dengan wajah merah padam.
"Kata Kakak lelakinya barang ini hanya barang sampah tidak cocok untuk dikenakan adiknya," laporan Rony.
"Barang sampah? Memang dia ingin barang apalagi?"
"Yang sesuai dengan derajat mereka."
"Mereka hanya anak-anak keluarga Candra jadi tidak punya gigi untuk mengigit lawannya tapi masih saja sombong."
"Lantas apalagi yang mereka katakan?'' Rony nampak ragu untuk mengatakannya.
"Katanya Anda harus memberikan penawaran tinggi untuk bisa menikahi adiknya dan dia juga ingin agar Nona Luna pergi dari kehidupan Anda," lanjut Rony dengan ketakutan.
"Apakah ada yang kurang? Sudah bagus aku memberinya uang dan perhiasan itu padanya.
"Katanya itu hanya cocok digunakan oleh pelayannya."
Suara gebrakan meja menggema.
"Dia juga ingin agar Anda membayar mahar yang dengan jumlah besar untuk Nona Amora," terang Rony lagi.
Aura dingin dan tegang sangat terasa. "Jadi... berapa yang dia mau?" ujar Prince menyeringai.
"Saya tidak tahu berapa, hanya saja Kakak Nona Amora mengatakan jumlah yang Tuan berikan hanya seharga tasnya yang paling murah."
"Amora, aku akan lihat, berapa harga dirimu yang mahal itu dan kupastikan aku yang akan membelinya!" teriak Prince murka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Anggi Susanti
sebenarnya apa yg di inginkan prince dia sdh berkhianat dan sdh pula manghamili wanita lain sdh nikah aja sama luna kenapa ingin juga amora serakah semoga kakak kembarnya amora punya kekuatan untuk melawan keluarga prince
2022-12-07
1
nur imamah
maunya apa sih kamu prince
2022-12-02
0