Farewell

Farewell

Bab 1: Janji

Di tengah taman yang penuh bunga tampak dua gadis kecil yang sedang bermain kejar-kejaran. Tawa gembira kedua gadis tersebut menyebar di udara, menunjukkan suasana hati mereka yang cerah seperti matahari yang tersenyum.

"Kakak! Kakak! Ayo tangkap aku! Hahaha....."

"Hahaha"

Seorang gadis kecil dengan gaun merah muda tertawa lebar dan melambaikan tangannya ke arah yang lain sambil berlari mengitari taman.

Gadis kecil lainnya yang memakai gaun biru berlari lebih kencang untuk menangkap targetnya. Keduanya jatuh telentang di atas hamparan bunga sambil tertawa penuh kebahagiaan murni.

Selesai tertawa, gadis kecil dengan gaun merah muda memeluk kakaknya dengan penuh senyuman dan berkata, "Kakak, Feline paling menyayangi Kakak!"

Sang kakak tertawa dan memeluk balik adiknya, "Kakak juga paling menyayangi Feline dan akan selalu menyayangi dan menjaga Feline!"

Sang adik semakin gembira mendengar kata-kata kakaknya dan bertanya lagi, "Kakak, kita akan selalu bersama kan?"

Mendengar pertanyaan Felice, sang kakak menarik mereka berdua yang berbaring telentang, bangun ke posisi duduk dan berkata dengan penuh percaya diri, "Tentu saja! Kita akan selalu bersama selama-lamanya. Kakak akan membalas siapa pun yang mengganggu Feline!"

Feline terkikik senang dan dengan polos bertanya lagi, "Bagaimana jika Feline diganggu banyak orang? Kan kakak cuma sendiri."

Sang kakak membelai kepala adiknya dan dengan bangga menjawab, "Tidak peduli berapa banyak orang yang mengganggu Feline, kakak pasti akan melindungi Feline dan membalas semua orang yang telah mengganggu Feline!"

Feline menunjukkan jari kelingkingnya dan menggoyang-goyangkannya, "Pinky promise?"

Sang kakak mengaitkan jari kelingking adiknya dengan senyuman lebar dan berkata, "Pinky promise."

Kedua gadis kecil itu saling berbagi senyuman. Matahari terbenam menambah kehangatan pada fitur keduanya. Pada saat itu, di tengah hamparan bunga, janji polos antara kedua anak gadis itu pun terbentuk, dengan matahari terbenam sebagai saksi alam keduanya.

......................

Di tengah hujan lebat, suara tangisan memecah malam. Teriakan dan tuduhan membingkai suasana yang menyesakkan. Seorang gadis kecil mengenakan gaun hitam memegang payung dan berdiri di tengah kerumuan, membuat sosoknya tampak tidak mencolok. Namun, di tengah tangisan yang menyebar, teriakan melengking dari pertengkaran, serta bisikan-bisikan yang mengandung ejekan, rasa kasihan, dan gosip, gadis kecil itu hanya berdiri diam tanpa reaksi apa pun. Dia menatap foto di batu kuburan tanpa emosi.

"Anak itu benar-benar malang. Padahal usianya baru sepuluh tahun."

"Keluarga ini juga sangat kasihan. Kedua orang tua gadis kecil itu pasti merasa sangat sedih sampai bertengkar histeris seperti itu."

"Heh...Kalau dipikir-pikir, keluarga mereka juga bermasalah. Kudengar gadis kecil itu bunuh diri karena depresi. Masa anak usia sepuluh tahun bisa depresi? Kalau pun memang depresi, masa orang tuanya ga bisa melihat tanda-tanda kalau anaknya sedang bermasalah? Jelas-jelas mereka sebagai orang tua tidak becus menjaga anak."

"Hush....Jangan sembarangan bicara."

"Tapi kata-katanya ga salah juga. Kudengar ibu gadis itu seorang psikiater, masa ga bisa melihat kalau anaknya sedang depresi?"

"Daripada membahas apakah orang tuanya becus menjaga anak atau tidak, bukankah menurut kalian gadis kecil itu sedikit menakutkan? Kata keponakanku hubungan kakak beradik itu sangat dekat, tapi coba kalian lihat gadis itu. Jangankan menangis, dia bahkan tidak terlihat sedih sama sekali seolah-olah yang di depannya itu bukan makam adiknya."

"Iya ya, ayah dan ibu mereka menangis histeris sekali, tapi gadis itu sama sekali tidak ada reaksi seperti boneka."

"Ih...ngeri...Jangan lihat lagi ah! Bagusan kita pulang saja. Suasana keluarga mereka membuatku tidak nyaman."

Mendengar bisikan-bisikan dari orang-orang di sekitarnya, gadis kecil itu mengencangkan cengkeramannya pada pegangan payung, tetapi wajahnya masih datar tanpa emosi.

Sebenarnya gadis kecil itu tidak setenang yang orang lain banyangkan, hatinya tercabik-cabik melihat foto di batu nisan, tangisan pilu menjerit seiring dengan lolong hantu yang merangkak keluar dari lubang keputusasaan di hatinya.

Feline, maafkan kakak. Kakak gagal melindungimu.

Tanpa ada yang menyadarinya, di malam yang penuh penyesalan ini, bibit kebencian tanpa dasar tertanam jauh dalam diri seorang gadis kecil yang kehilangan orang kesayangannya.

......................

Di bandara yang penuh keramaian, sepasang orang dewasa berusia sekitar tiga puluhan berdiri di antara kerumuan tampak seperti sedang menunggu seseorang. Di antara kerumuan penumpang yang baru turun dari pesawat, mereka melihat seorang gadis dengan rok biru dan syal merah muda menarik kopernya melewati kerumuan dan berjalan ke arah mereka.

Gadis itu berdiri di depan kedua orang dewasa tersebut dan memeluk mereka, "Papa, Mama, aku kembali."

Kedua orang tua gadis itu memeluk putri mereka dengan senyuman puas, sebelum melepas pelukan kasih sayang mereka.

"Ayo kita pulang, kamu pasti sangat lelah setelah penerbangan," ujar ibunya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku ingin mengunjungi Feline dulu sebelum pulang ke rumah. Sudah sangat lama aku tidak menemuinya. Aku rindu padanya. Bolehkan Pa, Ma? "

Kedua orang tua itu merasa sedih ketika putri bungsu mereka disebut. Sampai saat ini, mereka masih sangat menyesali kepergian putri bungsu mereka. Rasa bersalah dan penyesalan mereka, mereka tebus kepada putri sulung mereka. Sudah cukup kehilangan seorang putri, mereka tidak ingin kehilangan satu-satunya anak mereka lagi.

Sang ayah membelai kepala putrinya dan tersenyum, "Tentu saja boleh, Sayang. Papa dan Mama juga ingin melihat Feline."

Keluarga itu keluar dari bandara dan berangkat ke kuburan untuk berziarah. Di jalan, gadis itu memandang pemandangan yang berlalu sepanjang jalan dan tersenyum rindu.

I'm back my dear Feline.

Kali ini kakak pasti tidak akan mengecewakanmu adikku tersayang. Kakak bersumpah.

Kenangan tentang adik kecilnya yang manis membuat gadis itu tersenyum.

"Kita sudah sampai, Felice."

Suara ibunya membuyarkan lamunan Felice. Mereka turun dari mobil dan masuk ke dalam area pemakaman.

Felice melihat nama adiknya terukir di batu nisan. Meski sudah bertahun-tahun, Felice masih merasa hatinya terbuka berdarah ketika harus menghadapi fakta bahwa adiknya memang sudah meninggalkannya jauh dari dunia ini.

Felice melihat kedua orang tuanya meneteskan air mata dan mengungkapkan rasa rindu mereka serta penyesalan dan permintaan maaf yang menyesakkan. Terkadang Felice merasa tindakan orang tuanya tidak ada artinya. Semenjak kematian Feline, orang tuanya sangat menyesal atas kurangnya kepedulian mereka terhadap anak-anak mereka karena pekerjaan. Felice bisa merasakan ayah dan ibunya menggunakan dirinya untuk menebus rasa bersalah dan penyesalan mereka karena kehilangan putri bungsu mereka.

Kehilangan seorang putri yang berusia sepuluh tahun membuat mereka menyadari pentingnya keluarga dibandingkan pekerjaan. Tapi menurut Felice semua kasih sayang yang datang dari orang tuanya sudah terlambat. Adiknya sudah tidak ada lagi. Tidak peduli sebesar apa rasa bersalah dan penyesalan mereka, tidak peduli seberapa besar kasih sayang yang mereka curahkan padanya, itu tidak bisa membawa kembali adiknya yang sudah tiada.

Terkadang Felice tidak bisa menahan diri dari membenci kedua orang tuanya, kalau saja dulu ayah dan ibunya lebih memperhatikan Feline maka semua ini tidak akan terjadi. Feline akan berada di sisinya sebagai seorang gadis berusia tujuh belas tahun.

Tapi melihat betapa hancurnya hati kedua orang tuanya, melihat betapa menyesalnya mereka sampai saat ini, Felice tidak bisa tidak merasa sedih. Sulit rasanya membenci orang tuanya. Terlebih lagi, Feline pasti tidak ingin melihatnya menyimpan dendam kepada orang tuanya karena Felice tahu betapa sayangnya Feline kepada ayah dan ibu mereka.

Melihat kedua orang tuanya yang patah hati mencurahkan segala kesedihan mereka, Felice memeluk mereka dan berkata, "Papa, Mama, jangan menangis lagi. Feline pasti sedih melihat orang tuanya yang tercinta menangis di depannya. Sudah bertahun-tahun, jangan terus menyiksa diri kalian dengan rasa penyesalan. Feline ingin melihat kalian terus melanjutkan hidup kalian dengan bahagia, bukan dengan rasa penyesalan yang mengikat seumur hidup."

Mendengar kalimat Felice, tangisan ibunya semakin keras. Ibunya selalu merasa bahwa dirinyalah penyebab terbesar Feline meninggal. Sebagai seorang psikiater, seharusnya ibunya menjadi orang pertama yang menyadari ketidaknormalan Feline, tetapi karena terlalu mementingkan pekerjaannya, dia malah mengabaikan anaknya yang pada akhirnya membuatnya kehilangan seorang anak.

"Pa, Ma, kalian kembali dulu ke mobil. Aku masih ingin berbincang-bincang lebih lama dengan Feline," ujar Felice dengan lembut sambil menghapus jejak air mata di wajah kedua orang tuanya.

"Baiklah, kalau begitu kami kembali dulu. Kami akan menunggumu di mobil, Sayang," kata ayahnya, sebelum kedua orang tuanya pergi.

Setelah sosok kedua orang tuanya tidak terlihat, Felice berjongkok di depan batu nisan adiknya dan membelai nama yang tertulis di batu nisan, "Sudah dua tahun kakak tidak datang menemuimu, kakak minta maaf ya."

"Kakak baru kembali dari studi di Amerika. Selama bertahun-tahun, kakak tidak pernah melupakan janji kakak. Kakak sudah mengecewakanmu sekali, kakak berjanji tidak akan ada yang kedua kalinya. Kepulangan kakak kali ini akan membuat mereka yang berutang kepadamu membayar kembali utang mereka. Kakak berjanji, kakak tidak akan berhenti sampai mereka menerima pembalasan."

Felice memeluk batu nisan Feline seperti dia memeluk adiknya di masa lalu. Pandangan mata Felice sangat lembut. Sambil memeluk batu nisan adiknya, dia membisikkan kata-kata yang membuat orang merasa dingin, "Kakak akan membuat mereka membayarnya, bahkan jika itu mengharuskan kakak membunuh mereka."

This time I won't let you down, Feline.

Terpopuler

Comments

tintakering

tintakering

salam kenal thor. ceitanya menarik.

2022-12-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!