Kontrak Pernikahan Tuan Arogan
“Bunuh!” perintah Alessandro Scotts.
Alessandro Scotts merupakan bos mafia yang sangat di segani teman dan di takuti lawan hingga semua orang langsung bergidik ngeri hanya dengan mendengarkan namanya saja. Alessandro juga disebut sebagai pebisnis sukses yang memiliki banyak harta, sikapnya yang arogan dan juga sombong justru membuat banyak wanita jatuh cinta padanya hanya dengan satu kali tatapan saja hingga tidak heran jika semua wanita di negara ini begitu menginginkannya. Alessandro masih berusia 30 namun, dia sudah mendapatkan gelar bos Mafia yang begitu ditakuti di negara ini dan beberapa negara lain hingga tidak ada satupun orang yang berani berurusan dengannya.
“Tuan Alessandro, tolong berikan saya kesempatan satu kali lagi, saya akan berjanji mengembalikan semua uang yang telah Anda pinjamkan pada saya,” bujuk Can dengan mengatupkan kedua tangannya di depan wajah meminta pengampunan.
“Hahaha!” tawa Alessandro melengking ngeri dan hampir saja membuat gendang telinga Can berdarah. “Perusahaan kamu itu telah bangkrut, lalu dengan cara apa kau akan membayar semuanya?!” pertanyaan Alessandro lontarkan lebih mirip seperti suatu ancaman mengerikan ditelinga Can.
Kedua pengawal yang kini berada dibelakang Can dengan sengaja tidak langsung menarik senapan mereka yang sudah berada dibelakang kepala lelaki paruh baya ini sebab kedua pengawal dengan tubuh tinggi besar itu tahu kalau Tuan Alessandro sedang ingin bermain dengan tawanannya. Lelaki kejam seperti Alessandro begitu senang sekali saat melihat musuhnya ketakutan.
Can semakin bergetar sampai sekujur tubuhnya semakin mengeluarkan keringat dingin. Luka-luka dibagian wajahnya terasa perih ketika terkena cairan asin yang keluar dari kulitnya. Atmosfir didalam ruangan ini terasa begitu mencekam sekali bagaikan tidak terdapat sirkulasi udara didalam ruangan ini. Tatapan Tuan Alessandro seakan membekukan tubuh semua pengawal yang berdiri tanpa menggeser posisi mereka sedikitpun-sungguh suasana yang mengerikan sekali.
“Saya memiliki putri yang sangat cantik, jika Anda mengampuni saya maka saya akan membawannya kesini untuk mengantikan saya menjalani hukuman. Putri saya begitu baik hati dan ia akan melakukan semuanya untuk membuat saya merasa bahagia,” bujuk Can mencoba lolos dari genggaman Alessandro dengan mengorbankan putrinya.
Alessandro diam tanpa memberikan respon sedikitpun hal itu membuat Can semakin ketakutan. Lelaki itu menggenggam kedua jemarinya sendiri seakan mencoba menekan emosi dan juga rasa takut yang kini mulai merajai pikirannya. Kebungkaman Alessandro membuat suasana semakin mencekam bagaikan ada didalam film horor.
Semua pengawal yang berjejer di ruangan bawah tanah ini tidak mengeluarkan suara bahkan untuk menghembuskan nafas saja mereka mungkin melakukannya dengan perlahan. Alessandro menyandarkan punggungnya di kursi dengan menatap tajam kearah Can yang masih menunggu jawaban darinya.
“Apakah kau pikir aku bodoh.” Teriak Alessandro dengan lantang sampai suaranya menggema didalam ruangan yang sunyi. “Mana ada seorang wanita yang mau mengorbankan dirinya hanya demi orangtua mereka.” Alessandro mulai menyilangkan satu kakinya bertumpu pada lutut tanpa berkedip.
“Saya akan membuktikan pada Anda dan hanya dengan begitu saja maka Anda akan percaya dengan apa yang saya katakan,” ucap Can meminta kesempatan. “Ini foto putri saya.” Can mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana dengan tubuh bergetar.
Pengawal yang sejak dari tadi menodongkan pistol kearah Can mulai mengangkat pandangan. Tuan Alessandro menganggukkan kepala seakan memberikan isyarat jika lelaki angkuh itu ingin melihat ponsel Can.
Seorang pengawal mengambil ponsel dari tangan Can lalu memberikannya pada Alessandro dengan membungkukkan tubuhnya sopan. Alessandro melihat foto didalam ponsel tersebut dan matanya pun semakin menajam hal itu membuat hati Can semakin gemetar tidak karuan.
Selang beberapa waktu Tuan Alessandro mulai melempar ponsel itu ke lantai dan berhasil membuat Can terjingkat kaget, tapi Can tetap menundukkan kepalanya hingga suara Alessandro mulai terdengar.
“Biarkan dia pergi!” perintah Alessandro.
Para pengawal yang tadinya menodongkan senjata pada Can langsung menyimpan senjata api mereka dibelakang pinggang kemudian memberikan jalan pada Can. Alessandro tidak suka banyak bicara dan lelaki itu juga hanya mengatakan hal yang penting dan to the poin.
“Setelah membujuknya, saya akan kembali ke sini lagi dan terima kasih karena Tuan Alessandro telah memberikan kesempatan pada saya.” Can berbicara dengan membungkukkan tubuhnya.
“Keluar atau Tuan Alessandro akan berubah pikiran dan jangan sampai kepala kamu menjadi makanan anjing,” ucap Derya dengan wajah nampak masam.
Can langsung berlari keluar dari ruangan bawah tanah ini bahkan terlihat lelaki paruh baya itu sampai terjatuh-jatuh sangking takutnya hingga membuat kedua lututnya terasa lemas karena kesulitan menopang berat badannya sendiri.
Derya lelaki berusia 28 tahun dan ia merupakan orang kepercayaan Alessandro di dunia mafia. Jika Alessandro sedang sibuk maka Derya yang akan turun tangan untuk membasmi para musuh.
“Mungkin kau tidak berhasil bermain dengan Can hari ini, tapi cepat atau lambat kita akan menangkapnya lagi sebab aku percaya jika putrinya tidak akan pernah mau menggantikannya menjadi mangsa Tuan Alessandro.” Erhan berbicara dengan memegang bahu Derya dengan tatapan prihatinnya.
Jika Derya adalah orang kepercayaan Alessandro di dunia mafia maka Erhan adalah orang kepercayaan Alessandro di dunia bisnis. Alessandro menatap jejak bayangan Can yang menghilang dibalik pintu sembari mengusap dagunya sendiri.
“Jika sampai kau tidak berhasil membujuknya, maka aku akan menyayat setiap sendi yang berada didalam tubuhmu.” Kira-kira seperti itulah arti tatapan Alessandro sekarang.
“Papa, apa yang terjadi? Kenapa wajahmu babak belur seperti ini?” tanya Sellena histeris ketika melihat papanya berdiri didepan pintu dengan luka diwajahnya. Dengan penuh perhatian Sellena membantu papanya untuk masuk kedalam. “Laia, Papa terluka,” teriak Sellena dengan wajah yang panik.
Terdengar suara langkah kaki berlari mendekat dan terlihat Laia langsung membulatkan kedua matanya saat melihat kondisi lelaki tangguhnya babak-belur menandakan jika lelaki ini baru saja di hajar oleh segerombolan orang dan sialannya Sellena dan juga Laia tidak tahu siapa yang melakukan semua ini.
“Papa, apa yang terjadi?” tanya Laia dengan mengamati wajah lelaki dihadapannya. “Sellena, kenapa kau masih di sini lekas ambilkan Papa air minum!” perintah Laia dengan suara lantang.
“Baik,” sahut Sellena patuh.
“Apa yang terjadi?” tanya Sellena pada Can ketika melihat Sellena sudah menjauhi mereka.
“Tuan Alessandro mau membunuh Papa,” sahut Can.
Detik berikutnya terdengar suara gelas kaca yang bersentuhan dengan lantai ruangan ini. Can dan juga Laia melihat ke asal suara itu dan kini Sellena sedang berdiri membeku di posisinya dengan tubuh yang bergetar.
“Siapa Alessandro? Dan kenapa lelaki itu ingin membunuh Papa?” tanya Sellena dengan suara panik bukan main.
Can meminta kedua putrinya untuk duduk di sofa yang berada dihadapannya setelah itu Alessandro menceritakan awal mulanya ia meminjam uang pada Tuan Alessandro untuk mengembangkan bisnisnya. Tapi siapa sangka jika Can malah di tipu oleh rekan bisnisnya dan Tuan Alessandro mengancam akan membunuhnya jika sampai uang itu tidak segera dikembalikan.
“Lalu apa yang harus kita lakukan? Laia tidak punya uang sebanyak itu.”
“Sellena punya tabungan tapi tidak sebanyak itu dan apakah tidak boleh jika kita minta jangka waktu lagi?” tanya Sellena dengan wajah penuh harap.
“Kita bisa melakukannya, tapi bisakah kamu ikut dengan Papa untuk berbicara pada Tuan Alessandro?” tanya Can dengan tipu muslihat liciknya. Tentu saja Can hanya berbohong saja mengatakan itu pada Sellena. Hanya dengan mengorbankan Sellena maka Can akan bebas-sungguh pemikiran yang mengerikan sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Jesika Jesika
apa
2023-02-16
1
💫✰✭𝕮𝖊𝖚𝖈𝖊𝖚𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹
ceritanya menarik
2022-12-12
1
Momy
weh lounching
2022-12-05
1