Rencana Can untuk Sellena

“Seharunya lebih baik Laia saja yang pergi bersama Papa karena Sellena tidak pandai berbicara,” ujap Sellena sembari melihat kearah Laia dengan tatapan memohon.

Laia melihat kearah Sellena yang kini menatapnya memohon. Laia tahu jika Sellena pasti tidak akan sepandai dirinya dalam bernegosiasi.

“Benar apa yang Sellena katakan, lebih baik Laia saja yang pergi bersama dengan Papa.” Laia menatap Can dengan tersenyum manis. “Sellena tidak akan pandai berbicara!” Laia melirik Sellena sekilas kemudian memutar kedua matanya malas.

“Tuan Alessandro meminta Papa untuk membawa anak yang paling muda,” bujuk Can pada Laia. Can tidak akan pernah membiarkan putri semata wayangnya dalam masalah dan biarkan saja anak adopsi itu yang akan menjadi umpan.

Laia melihat Can mengerdipkan matanya dan wanita itupun tahu apa yang harus ia lakukan. Laia memang tidak tahu apa yang kini sedang Can rencanakan, tapi ia begitu percaya dengan papanya sehingga langsung ikut andil bagian dari drama singkat ini.

“Sellena, aku mau saja menemani Papa tapi jika sampai terjadi sesuatu pada kami berdua maka kamu harus hidup dengan bahagia.” Laia berbicara dengan wajah memelas karena mencoba untuk menarik simpati Sellena.

“Biarkan Sellena saja yang berangkat bersama Papa.” Wajah polos dan juga lugu Sellena terlihat menyebalkan diwajah Laia.

“Laia, kamu rias Sellena agar terlihat cantik!” perintah Can. Lelaki itu langsung menghela nafas lega setelah berhasil membujuk anak adopsinya tersebut.

“Untuk apa pakai merias diri, lebih baik langsung berangkat saja agar semuanya lekas selesai lalu sepulang dari rumah Tuan Alessandro sebaiknya kita pergi ke rumah sakit,” tutur Sellena dengan polosnya.

“Papa, akan mengobati luka ini sendiri saja lagi pula kita tidak punya banyak uang untuk pergi ke rumah sakit bahkan jika beruntung maka rumah ini akan disita oleh pihak bank bulan depan,” tutur Can. “Laia, bawa Sellena ke kamar kamu!” perintah Can. “Sellena harus terlihat cantik agar Tuan Alessandro tertarik padanya,” batin Can sembari memegang wajahnya yang dipenuhi luka sobek dengan meringis kesakitan

“Sellena akan membantu Papa untuk membersihkan luka ini dulu,” bujuk Sellena yang tidak tega melihat cairan kemerahan yang masih menetes dibeberapa luka pada wajah lelaki paruh baya itu.

“Ayo kamu ikut dengan aku saja.” Laia langsung menarik Sellena dan segera meriasnya.

Kedua pengawal membuka penutup mata Sellena dan juga Can setelah berada di dalam ruangan bawah tanah yang merupakan markas klan Tuan Alessandro berada. Setelah berhasil membujuk Sellena, Can langsung kembali ke hadapan Tuan Alessandro sebab pengawal lelaki tersebut sudah berada dihadapan rumah Can dengan sigap untuk menjaga jika sampai lelaki paruh baya itu justru tidak menepati janjinya membawa putrinya pada Tuan Alessandro.

Mata Coklat bak kacang kenari milik Sellena menyapu setiap sudur ruangan yang minim akan cahaya. “Ruangan apa ini? Kenapa banyak sekali pria didalam ruangan ini.” Pertanyaan itu terus saja bergentayangan liar didalam pikiran Sellena.

Alessandro menatap kearah Sellena yang kini sedang mengedarkan pandangannya kesekitar seakan wanita jelita itu sedang mengamati situasi disekitarnya. Alessandro bisa menebak tubuh Sellena yang mulai dirambati oleh keringat dingin saat mengetahui jika hanya dia saja wanita diantara puluhan pengawalnya. Sellena meneliti wanita cantik yang ada disampingnya dengan sorot mata tidak terbaca.

“Tuan Alessandro. Saya sudah menepati janji dengan membawa putri saya,” ujar Can sembari melirik sinis kearah Sellena yang kini masih sibuk mengamati sekitarnya.

Mendengar nama Tuan Alessandro disebut Sellena langsung mengarahkan pandangannya lurus ke depan. Mata coklat milik Sellena menatap kearah Tuan Alessandro dengan wajah datar tidak terdapat pancaran mata terpesona akan sosok tampan yang kini sedang duduk di singgahsanannya dengan mata elang yang seakan sedang mengamati mangsannya dari jarak jauh.

Tuan Alessandro mulai beranjak berdiri dari posisi duduknya. Tangan Tuan Alessandro menengadah meminta pisau kesayagannya pada Derya yang dengan senang hati langsung memberikan apa yang Tuan Alessandro minta. Mata tajam milik Sellena seakan berkilat penuh rasa terkejutan ketika melihat lelaki itu menatap sang Papa dengan pisau ditangannya seakan pisau itu tidak lama lagi akan menghunus tubuh Can karena sejak dari tadi Tuan Alessandro terus saja fokus pada Papanya.

“Apakah kau sudah menceritakan semuanya?” pertanyaan Alessandro terdengar seperti ancaman bagi Can.

Sellena hendak membuka mulutnya untuk berbicara tapi suara Can mendahuluinya. “Namanya Sellena dan dia dengan senang hati akan mengantikan hukuman saya,” dusta Can dengan menatap kearah Sellena tajam. Seakan dari tatapan itu Can meminta Sellena untuk mengiyakan dusta nya.

Sellena baru mengerti kenapa Papanya bersikeras agar yang ikut adalah dirinya dan buka Laia. Tidak heran jika Laia memberikan gaun terbaiknya dan juga memoles wajah Sellena dengan sangat cantik sekali padahal biasanya Laia selalu memberikan baju yang sudah usang dan tidak layak pakai untuk Sellena. Sellena yang begitu menyayangi Papa dan juga Laia tidak pernah menaruh curiga pada keduanya, tapi kenyataan ini sungguh membuat kedua bola mata Sellena terasa memanas dan terasa sakit hingga berselang beberapa detik kemudian pandangannya mulai kabur karena tertutup oleh cairan bening.

“Benarkah?” tanya Tuan Alessandro pada Sellena meminta jawaban kebenaran.

Sellena menarik nafas dalam dan berusaha menahan rasa takutnya lalu Sellena mengarahkan pandangannya pada Tuan Alessandro. “Benar,” dusta Sellena dengan suara bergetar di ujung lidah.

Alessandro mengamati manik coklat bak kaca kenari itu intens. Sellena berbicara dengan mantap, tapi terdapat rasa sakit yang nampak nyata dari kedua pelupuk mata yang sudah mengumpal cairan bening. Jika Alessandro tidak salah tebak pasti Can berbohong pada putrinya.

“Saya sudah bilang pada Anda, jika putri saya akan bersedia menyerahkan nyawannya untuk melihat saya bahagia.” Can berbicara dengan enteng.

“Jaga bicaramu di depan Tuan Alessandro.” Kecam kedua pengawal yang langsung menendang kaki Can dengan kasar sampai lelaki paruh baya itu jatuh tersungkur.

“Papa,” teriak Sellena terkejut. “Tuan Alessandro, tolong kasihani Papa saya, saya rela mengantikannya.” Sellena bicara dengan wajah memelas bahkan kini alis dan juga hidungnya mulai memerah menahan air mata dan juga rasa takutnya.

Alessandro mengangkat tangannya di udara mengisyaratkan agar para pengawalnya berhenti. “Aku tidak suka jika ada yang berbohong padaku.” Alessandro menatap Sellena dengan ekor matanya lalu satu detik kemudian tangan lelaki itu bersiap menikam Can.

“Jangan sakiti Papaku. Aku yang akan menggantikannya.” Tanpa disangka Sellena memegang erat pisau yang Can pegang.

Tuan Alessandro menatap Sellena dengan sorot tak terbaca lalu detik berikutnya Alessandro menurunkan pandangannya dan melihat salah satu tangan Sellena mengeluarkan cairan warna merah dengan begitu banyak seakan menandakan seberapa dalam luka wanita tersebut.

Terpopuler

Comments

Neng Ipeh

Neng Ipeh

lanjut

2024-05-19

0

💫✰✭𝕾𝖊𝖗𝖑𝖞𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹🎯™

💫✰✭𝕾𝖊𝖗𝖑𝖞𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹🎯™

sellena menggantikan ayah angkat nya kejam jd orang tua

2022-12-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!