Tatapan Sedingin Kutub Utara

Sellena mengigit bibir bagian bawahnya guna untuk menahan rasa nyeri dari tangannya yang bersentuhan dengan belati. Luka di tangan Sellena berdenyut sampai di puncak kepalanya dan untuk mengurangi rasa sakit gadis itu mulai mengigit bibir bagian bawahnya.

Alessandro mengamati mata Sellena yang kini sedang menatapnya dengan sorot mata teduh. Bibir Sellena terlihat bergetar dan hal itu membuat Alessandro tidak tenang. Sialan! Kenapa wanita ini rela mendapatkan hukuman atas apa yang Can lakukan sedangkan lelaki sialan ini malah mengorbankan putrinya tanpa ada rasa bersalah.

Alessandro semakin penasaran alasan apa yang membuat Sellena membela Alessandro sampai rela menahan pisau terkutuk ini dengan tangannya tanpa berpikir panjang.

“Lepaskan!” perintah Alessandro dengan suara penuh penekanan.

“Berjanjilah Anda tidak akan melukai Papa saya.” Sellena berbicara dengan menggeser tubuhnya hingga kini lurus dengan ujung runcing belati yang masih berada dalam genggaman tangannya.

Apakah wanita ini gila? Tapi tentu saja tidak karena jika dilihat dari cara bicara dan keyakinannya Sellena masih sangatlah waras. Tatapan penuh percaya diri Sellena sungguh membuat Alessandro tidak tenang.

“Kenapa kau membelanya! Dia berbohong padamu.” Alessandro bicara tanpa menggerakkan belatinya.

“Aku tahu Papa berbohong. Tapi andaikan Papa berbicara jujur sekalipun aku akan tetap menggantikannya.” Sellena bicara mantap tanpa rasa ragu. “Semua itu tidak ada bedanya bagiku.”

Can merasa lega ketika melihat Sellena berdiri dihadapannya seakan rela memberikan hidupnya pada Tuan Alessandro. Sedangkan Derya dan juga Erhan saling menatap dalam kebisuan.

Sikap Sellena yang begitu percaya diri membuat atmosfir didalam ruangan ini semakin mencekam sekali hingga hawa panas mulai menjalari sekujur tubuh semua pengawal dan hawa panas itu berasal dari tatapan tajam Tuan Alessandro.

“Kau akan menuruti apapun yang aku katakan?” tanya Alessandro. Sorot mata tajam itu membuat siapa saja akan merasa terintimidasi tidak terkecuali Sellena sendiri.

“Ya.” Sellena menjawab tanpa ragu.

“Menikah denganku.” Alessandro berbicara dengan seulas seringai licik dan penuh ancaman. Seakan senyuman itu akan menenggelamkan Sellena kedalam jurang penderitaan yang teramat dalam.

Mulut Sellena terbuka lebar hampir tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Sejak remaja Sellena selalu ingin menikah dengan lelaki yang ia cintai dan juga lelaki yang akan membuat jantungnya berdetak kencang karena cinta. Tapi semua harapan itu seakan pupus bersama dengan ucapan yang terlontar dari bibir Tuan Alessandro barusan. Bayangan indah pernikahan mulai menjauh dan sulit ia gapai tapi Sellena harus melakukannya demi Can yang sudah merawatnya selama ini.

Takdir sungguh terus mempermainkan kehidupan Sellena membuat wanita itu tidak pernah punya pilihan selain tunduk pada keinginan takdir. Hidupnya sudah terlalu menyedihkan menjadi boneka Laia-Itulah arti Sellena didalam keluarga Can jadi tidak heran jika Can melindungi Solana dan membawa Sellena kehadapan Tuan Alessandro.

Sellena berada di panti asuhan sejak dia kecil hingga Can dan juga Laia datang ke panti asuhan guna mengadopsinya. Usia Sellena waktu itu masih 7 tahun dan dia sangat senang sekali karena pada akhirnya bisa memiliki saudara seperti temannya yang lain. Tapi semua itu berubah sejak Sellena sadar jika dia hanya dijadikan boneka Laia yang harus menuruti semua keinginan wanita itu dan menjadi pelayan di rumah keluarga angkatnya sendiri.

Sellena langsung tersadar dari lamunannya setelah Can menarik dress berwarna merah yang sedang ia kenakan dengan gerakan pelan. “Apapun itu akan aku lakukan.” Sellena memberikan jeda sejenak untuk kalimatnya. “Termasuk menikah dengan Anda.” Sellena memejamkan matanya seakan wanita itu sedang mencoba untuk menyesuaikan dirinya dari kegelapan yang akan dia hadapi setelah mengambil keputusan besar ini.

“Lepaskan berlatih ini!” perintah Alessandro pada Sellena dengan lebih perintah.

“Biarkan Papaku keluar dari ruangan ini karena aku takut Anda berdusta,” bujuk Sellena pada Alessandro dengan tatapan memohon.

Alessandro menghembuskan nafasnya kasar di udara. “Mulai sekarang wanita ini adalah milikku! Kau tidak akan bisa menemuinya lagi dan hubungan kalian berdua usai di detik ini.” Alessandro menatap kearah Can dengan penuh ancaman.

Can mulai beranjak berdiri dari posisi duduknya perlahan lalu berkata, “Saya berjanji tidak akan pernah menemuinya lagi.” Setelah bicara Can menatap kearah Sellena. “Anggaplah kamu sedang membalas kebaikan Papa dan juga Laia yang sudah merawat kamu sejak dari kecil.” Usai bicara Can langsung berlalu pergi begitu saja dengan kaki terseok-seok menahan rasa sakit akibat tendangan Derya yang seakan membuat tulang kakinya bergeser.

“Terima kasih karena sudah merawat aku selama ini,” ucap Sellena dengan suara yang bergetar. Sellena tidak dendam pada Can dan juga Laia justru ia merasa sedih sekali berpisah dengan mereka berdua dan pada akhirnya Sellena hanya sendiri-seperti awal ia besar di panti asuhan tanpa adanya kehangatan keluarga.

“Sekarang lepaskan belati ini atau akan benar-benar melukaimu.” Suara lantang Alessandro menyentak pandangan Sellena.

Sellena langsung melepaskan tangannya dari belati tersebut dengan gerakan cepat. Kini wajahnya mulai memucat saat menyadari cairan berwarna merah yang begitu banyak keluar dari luka sobek ditangannya. Sellena mulai merasakan jika pandangannya kabur dan kepalanya mulai terasa berat hingga akhirnya ia mulai kehilangan kesadaran.

Tuan Alessandro dengan sigap meraih pinggang Sellena setelah lelaki itu melepaskan pisau ditangannya hingga jatuh ke lantai. “Benar-benar wanita yang merepotkan sekali.”

Derya dan juga Erhan saling menatap dalam kebisuan. Keduanya tentulah sangat heran sekali ketika untuk kali pertama Tian Alessandro perduli pada seorang wanita yang baru ia temui.

Sellena mulai membuka mata kini seluruh pandangannya di penuhi dengan ruangan yang nampak mewah dengan dinding berwarna hitam dan hampir semua perabotan didalam ruangan ini berwarna putih. Sellena mulai mengangkat tangannya dan ia melihat tangannya sudah dibalut oleh perban dan ini yang jelas bukan berada didalam ruangan bawah tanah yang terlihat begitu menakuti dan juga mencekam.

“Kau sudah sadar.” Suara barington itu langsung menyita perhatian Sellena.

Sellena mendudukkan tubuhnya dan melihat Tuan Alessandro sedang duduk di sofa yang berada di pojok ruangan ini. Sellena yang sudah mendapatkan sebagian kekuatannya segera menjejakkan kakinya di lantai.

Alessandro membuyarkan lipatan tangannya di kedua dada lalu beranjak berdiri. Setiap hentakan sepatu pantofel lelaki itu seakan suatu ancaman bagi Sellena. Sellena melangkah mundur hingga membuat tubuhnya terpojok ke dinding. Alessandro langsung mengunci tubuh Sellena dengan kedua tangannya yang menempel pada dinding.

“Kau mau lari.” Alessandro bicara sembari membelai lembut wajah cantik Seller.

Tubuh Sellena menegang, tatapan dingin Alessandro seakan membuat sekujur tubuh Sellena sedang diselimuti oleh balok es.

Terpopuler

Comments

Yusria Mumba

Yusria Mumba

yang sabar Selena,

2023-02-24

1

Eky Ramadani10

Eky Ramadani10

lanjut terus yaa thorr bagus banget ceritamu

2022-12-14

0

💫✰✭𝕾𝖊𝖗𝖑𝖞𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹🎯™

💫✰✭𝕾𝖊𝖗𝖑𝖞𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹🎯™

wiiiih seram tatapan nya

2022-12-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!