Belenggu Cincin Pernikahan

Sentuhan Alessandro sangat lembut sekali. Tapi berhasil membuat tubuh Sellena gemetar ketakutan, Sellena bahkan bisa mendengarkan suara detak jantung dan juga deru nafasnya sendiri. Mata tajam Tuan Alessandro seakan menyerap semua energi yang Sellena miliki-tatapan yang begitu mengerikan sekali.

Alessandro melihat tubuh Sellena yang bergetar dan hal itu membuat kening Alessandro sedikit berkerut. Kenapa wanita ini ketakutan sedangkan beberapa jam yang lalu Sellena terlihat tidak takut padanya bahkan wanita ini jelas-jelas menantangnya namun, lihatlah sekarang Sellena bahkan tidak berani menatap matanya. Wanita itu bahkan lebih memilih melihat lantai marmer ruangan ini dari pada melihat wajahnya yang tampan.

“Kamu takut, Sayang.” Suara Alessandro terdengar seperti ancaman hingga membuat Sellena tidak bisa mengucap kata.

Sellena menghembuskan nafasnya lega ketika gendang telingannya mendengarkan suara ketukan dari luar ruangan ini. Alessandro tidak berpindah dari posisinya dan hal itu membuat Sellena tidak berkutik bahkan ia sekarang menempel pada dinding sudah seperti cicak yang terjebak.

“Tuan Alessandro. Saya sudah mempersiapkan semuanya dan pesta pernikahan akan dilaksanakan kurang dari 1 jam.” Erhan berbicara dengan menundukkan pandangannya.

“Hem,” jawab Alessandro dengan dahaman.

Dia bilang pernikahan akan berlangsung satu jam lagi. Tapi kenapa bisa secepat ini memangnya pernikahan mengerikan seperti apa yang akan kami langsungkan? Sellena benar-benar tidak mengenali siapa calon suaminya? Dan siapa lelaki yang berada dihadapannya sekarang namun, satu hal yang Sellena ketahui-lelaki ini ialah lelaki berdarah dingin yang hampir membunuh Can beberapa waktu yang lalu.

“Kenapa kamu sekarang terlihat ketakutan? Dimana keberanian kamu tadi?” pertanyaan yang Alessandro lontarkan barusan mirip seperti suatu ledekan nyata.

“Bagaimana mungkin aku tidak takut jika melihat mata tajam kamu yang seakan ingin menerkamku hidup-hidup.” Andaikan Sellena bisa mengungkapkan apa yang ada didalam pemikirannya pastilah ia akan sangat senang sekali.

Tangan Alessandro langsung mencengkram rahang Sellena dengan erat seakan lelaki itu hendak merontokkan tulang Sellena dengan genggaman tangannya. “Jika kamu menyesal telah mengantikan Can maka aku dengan senang hati akan menukar kalian lagi.” Alessandro sengaja berbicara seperti itu guna untuk mengetahui pilihan yang akan diambil oleh Sellena.

Sellena yang mendengarkan nama Can disebut langsung angkat bicara. “Aku tidak akan pernah mengubah keputusanku.” Sellena berbicara dengan manik mata penuh keyakinan dan Alessandro mengetahui pasti akan hal itu.

“Dia bukan keluarga kandung kamu, tapi kenapa kau perduli pada mereka yang selama ini hanya menganggap kamu bagaikan boneka.” Alessandro mengamati mata coklat milik Sellena yang kini sedang bergerak kesana kemari nampak cemas dan cairan bening yang semakin lama menumpuk dikedua pelupuk mata Sellena seakan membuat Alessandro mengerti jika ada luka yang sengaja disembunyikan oleh calon istrinya ini. “Lekaslah bersiap.” Setelah bicara Alessandro segera meninggalkan Sellena sendirian didalam kamar ini.

“Tuhan, tolong aku.” Teriak Sellena dengan kencang sembari menjatuhkan tubuhnya di lantai.

Alessandro yang masih berdiri di depan pintu ruangan ini mendengar teriakan Sellena yang penuh dengan kecemasan dan juga frustasi dengan sangat jelas. Wajah Alessandro yang tidak menunjukkan ekspresi apapun sungguh membuat siapa saja akan kesulitan menebak isi hatinya.

1 jam kemudian.

Sellena terlihat cantik dengan gaun pengantin warna putih seakan menandakan kepolosan dan juga ketulusan hatinya. Gaun pengantin itu tertutup dibagian dada dan membuat Sellena merasa lega sebab ia tidak suka mengunakan baju yang menunjukkan keindahan tubuhnya karena bagi Sellena hanya suaminya sajalah yang boleh melihat keindahannya. Suami! Kata itu membuat Sellena bergidik ketika ia mengingat jika kurang dari beberapa menit lagi maka dirinya akan menikahi lelaki asing yang baru saja ia kenal. Oh ... tidak bisakah ia kabur? Tapi jika sampai Sellena melakukan hal itu maka Can dan juga Laia yang akan mendapatkan imbasnya.

“Nona terlihat sangat cantik sekali,” ujar sang penata rias dengan tersenyum puas setelah melihat hasil riasannya di wajah cantik Sellena.

“Nona Sellena sangat cantik, sehingga tidak membuat kita berdua kesulitan,” sahut sang perancang baju pengantin yang sekarang sedang Sellena kenakan.

“Keluar!” perintah Alessandro dengan sarkas.

Kedua wanita yang tadi membantu Sellena segera membungkukkan tubuhnya lalu menghilang secepat mungkin dari ruangan ini. Alessandro melangkah mendekati Sellena dan ia begitu memuji kecantikan calon istrinya. Setelah berada didepan Sellena, Alessandro mengangkat dagu wanita itu dengan satu jari telunjuknya lalu menolehkan kekanan-kekiri wajah Sellena seakan sedang memperhatikan kecantikan calon istrinya dengan detail.

“Aku suka hasil riasan mereka.” Itulah kata yang keluar dari bibir Alessandro.

Sellena menahan nafasnya ketika jarak keduanya melebur. “Kenapa kamu tidak membunuhku saja? Kenapa menjadikanku istrimu?” pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir Sellena.

Sellena menangkap ada nada ketakutan dan juga nada penasaran dari ucapan yang Sellena lontarkan padanya. Sial! Kenapa Alessandro jadi terganggu ketika melihat tatapan penuh kecemasan dan juga tatapan polos wanita dihadapannya ini. Tapi Alessandro tidak boleh terlihat lemah dihadapan orang lain.

“Karena aku ingin membuatmu terbelenggu dalam pernikahan ini.” Suara Alessandro terdengar datar, tapi berhasil menusuk ke hati Sellena dengan sangat dalam.

Kediaman Can.

“Papa, apakah semua baik-baik saja?” tanya Laia yang melihat lelaki tangguhnya itu baru saja masuk kedalam rumah ini.

Can tidak langsung menjawab, lelaki itu mendudukkan tubuhnya perlahan di sofa lalu meneguk satu gelas air mineral yang barusan Laia sodorkan.

“Semuanya baik-baik saja. Sellena mengantikan posisi Papa menjadi tawanan Tuan Alessandro,” jelas Can dengan tatapan senang. Tentu saja lelaki itu merasa senang karena dia telah lolos dari bahaya.

Laia tersenyum manis. Membayangkan Sellena menderita ia sangat menyukainya karena selama ini adik angkatnya itu selalu mendapatkan perhatian dari teman-temannya. Sellena yang cantik bahkan tanpa menggunakan make up sekalipun, hal itu membuat Laia iri padanya.

“Kira-kira apa yang akan Tuan Alessandro lakukan pada wanita sialan itu?” tanya Laia pada Can dengan sangat antusias.

“Tuan Alessandro akan menikahinya.” Can tidak bisa menebak apa yang akan lelaki berdarah dingin itu lakukan pada Sellena.

“Apakah Tuan Alessandro yang Papa maksud ialah ini?” tanya Laia sembari menunjukkan ponsel di hadapannya.

“Ya, itu memang dia. Alessandro Scotts.” Mendengarkan sahutan dari sang Papa, Laia langsung beranjak berdiri dari posisinya duduknya dengan wajah nampak murka.

Laia menatap kearah Can dengan guratan emosi yang terpancar jelas dari air mukanya yang kini sudah merah padam, kobaran api di wajah Laia membuat Can mengerutkan keningnya.

“Laia, kenapa menatap Papa seperti itu?”

“Seharusnya aku yang Papa bawa kehadapan Tuan Alessandro agar aku bisa menikah dengannya dan buka wanita sialan itu.” Laia menjerit Histeris.

Terpopuler

Comments

Iqlima Al Jazira

Iqlima Al Jazira

next thor

2022-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!