3. Pilihan Yang Tidak Mudah

Nimas mengerutkan kening. Pasalnya ia tidak tahu siapa pria yang menanyakan dirinya, untuk apa yang mencari dirinya.

"Mas siapa, ya?"

"Maaf saya sedang mencari Nimas. Apakah benar ini alamatnya?"

"Iya, saya Nimas. Ada apa, ya?"

Deg!

Tiba-tiba sentakkan dari jantung Shaka terasa begitu nyata. Hanya sekali, tapi begitu terasa di seluruh tubuhnya.

Hari hampir senja, sengaja Shaka langsung datang ke kos Nimas setelah mengobrak-abrik kamar Bryan untuk memberitahu apa yang terjadi dengan kakaknya. Sejak pemakaman Bryan tadi, ia benar-benar tak bisa memfokuskan diri pada sang Kakak.

Fokusnya terbelah karena sejak detik kematian sang Kakak, amanah yang diberikan oleh pria itu terngiang dan memenuhi rongga telinganya. Ia tidak akan tenang sebelum menemui gadis yang menjadi kekasih kakaknya itu.

Bryan adalah pria yang tertutup, ia tak pernah memperkenalkan kekasihnya pada keluarganya. Bahkan saudara kakak beradik itu sebenarnya terjalin baik dan dekat, namun Bryan tak pernah menceritakan apapun pada adiknya.

Ini adalah pertama kalinya Shaka bertemu dengan gadis yang berhasil meluluhkan kulkas seperti kakaknya.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Shaka berjalan mendekati teras.

"Bisa. Di sini nggak apa-apa, kan? Kos di sini hanya berisi kamar tidur dan kamar mandi. Jadi tidak ada ruang tamu." Nimas menjawab dengan ramah, tidak mempunyai firasat atau pikiran apapun mengenai datangnya sosok pria yang bahkan tak ia kenal.

"Nggak apa-apa. Di mana saja bisa." Shaka duduk di teras kos yang kemudian di susul oleh Nimas.

"Mas siapa, ya? Apa kita kenal? Kayaknya ini pertama kalinya kita bertemu." Nimas tak bisa menyembunyikan ke kepo annya lebih lama.

"Saya Shaka. Saya adiknya Bryan."

Nimas semakin tidak mengerti, ia mengharapkan kedatangan Bryan, bukan adiknya, lagi pula untuk apa Bryan menyuruh adiknya ke sini? Berbagai pertanyaan akhirnya bergelantungan di kepala Nimas.

"Oh, iya. Tapi aku nggak ngerti kenapa dia nyuruh kamu ke sini? Apa terjadi sesuatu sama dia?"

"Aku ke sini untuk memberi tahu kamu kalau, besok kamu harus bersiap ke rumah. Sekalian kamu bawa baju-baju kamu."

"Tunggu, untuk apa? Maksudku aku mau di bawa ke mana?"

"Kamu akan mengerti besok. Cukup turuti apa yang aku minta. Itu pesan dari Kak Bryan."

"Ke mana dia? Kenapa nomernya nggak bisa dihubungi? Kenapa dia nggak ke sini langsung?"

"Besok kamu akan ketemu sama dia. Makanya sekarang aku kasih tahu untuk kamu siap-siap. Besok aku akan kembali pukul sembilan pagi. Kamu harus sudah siap."

"Kamu lagi yang jemput aku?"

"Iya. Siapapun yang jemput sama aja, kan? Ya udah aku cuma mau bilang itu. Aku permisi pulang, ya. Udah mau gelap."

Nimas menganggukkan kepala dengan wajahnya yang terlihat masih bingung. Tidak ada yang bingung jika berada di posisi Nimas. Adik dari kekasihnya datang dan mengatakan akan menjemputnya esok hari. Sementara ia sama sekali tak tahu apa yang terjadi dengan kekasihnya.

***

Shaka mengemudikan mobilnya dengan deraian air mata. Ia berduka untuk kakaknya, orang tuanya, dan juga dirinya sendiri. Bagaimana tidak? Ia harus menikahi gadis yang sama sekali tidak ia kenal. Di satu sisi, ia pun juga memiliki kekasih yang sudah ia pacari selama dua tahun.

Shaka menepikan mobilnya karena merasa tidak bisa membawa kendaraan di saat kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Kepalanya ia telungkupkan di atas setir bundar mobilnya, pundaknya bergetar hebat. Tangisan yang sejak tadi ia tahan selama proses pemakaman kakaknya, akhirnya tumpah ruah di bawah langit yang mulai gelap.

Semuanya terlihat tidak adil bagi Shaka. Berkali-kali hatinya menanyakan kepada Tuhan, kenapa hal ini harus terjadi pada dirinya? Kenapa harus dirinya yang mempertanggungjawabkan perbuatan kakaknya?

Shaka berada dalam kebingungan yang luar biasa. Di satu sisi ia begitu mencintai kekasihnya, ini pasti terlihat sangat menyakitkan dan tidak adil baginya. Namun, di sisi lain amanah kakaknya juga harus ia tunaikan, karena itu adalah permintaan terakhir dan hanya itu yang bisa diucapkan oleh kakaknya.

Di tengah tangisnya, ponsel yang sejak tadi berada di dalam saku tiba-tiba berdering.

"Iya Pa, ada apa?" tanya Shaka berusaha untuk menekan suaranya agar terlihat baik-baik saja.

"Kok ada apa? Kamu ini ke mana? Orang masih berduka kok kamu kelayapan? Mama nyariin kamu, katanya kamu dari tadi nggak kelihatan. Mama masih trauma sama kecelakaan yang menimpa kakakmu. Janganlah buat dia semakin terpuruk, ketika melihat mobil kamu nggak ada, Mama teriak-teriak."

"Iya tadi aku ada kepentingan, aku pulang sekarang. Ini udah di jalan mau pulang kok."

"Ada yang lebih penting dari keluargamu? Dasar keterlaluan kamu, Shaka! Pulang sekarang!" Pak Malik sedikit marah mendengar jawaban dari Shaka. Beliau merasa anak bungsunya itu menomorduakan keluarga.

"Setelah ini pasti akan ada pertentangan dan juga masalah yang datang bertubi-tubi padaku. Sepercaya itu padaku Kau Tuhan, Kau menimpakan beban hidupku yang besar, bahkan membayangkan saja aku tidak bisa."

Shaka bergumam sendirian. Ia mulai sadar kenapa Bryan tidak pernah menceritakan kekasihnya pada keluarganya dan juga pada dirinya. Kehidupan kekasihnya yang sederhana mungkin saja menjadi momok bagi Bryan jika ia menceritakan background Nimas.

Shaka mengemudikan mobilnya dengan cepat, ia ingin segera sampai rumah. Ia tidak mau membuat keluarganya semakin memikirkan ia dan juga salah paham dengan kepergiannya.

"Papa mana anakku? anakku mana, ke mana mereka? Bryan baru saja meninggalkan aku, Pa. Shaka ke mana?"

Shaka mendengar tangisan ibunya yang begitu menyayat hatinya, tangisan ibunya adalah sebuah luka untuk Shaka. Pria dua puluh delapan tahun itu pun berlari menghampiri ibunya yang masih meraung di ruang tamu.

"Mama aku di sini, Ma. Aku nggak ke mana-mana." Shaka menghampiri ibunya dan memeluk ibunya dengan erat. Air matanya kembali luruh melihat ibunya yang masih nampak terpukul dan syok dengan kepergian kakaknya.

Ya Tuhan. Bagaimana caraku memberitahu Mama dan Papa bahwa ada tanggung jawab yang harus kita tanggung. Mereka tadi juga mendengar ucapan terakhir Kak Brian, tapi kenapa mereka seolah tidak mendengarnya? Astagfirullah, Shaka sabarlah! Jangan membahas masalah itu sekarang.

"Jangan pergi tanpa izin Mama. Jangan buat mama takut, Mama cuman punya kamu. Kakakmu sudah jahat, kakakmu tega ninggalin Mama." Bu Marissa berucap dengan masih terisak.

"Mama, mau sampai kapan Mama seperti ini terus? Mama boleh sedih, tapi jangan seperti ini, Ma. Ini akan membuat Kak Brian sedih juga, jalannya nanti tidak terang. Mama harus ikhlas. Mama masih punya aku dan Papa."

Tak tega melihat ibunya yang terus terisak, akhirnya Shaka mengajak ibunya ke kamar untuk istirahat. Pak Malik yang sejak tadi menenangkan dan mengajak istrinya untuk istirahat diabaikan. Untunglah beliau sadar dan mengerti bahwa istrinya sekarang masih terpukul dengan kepergian Bryan, itu sebabnya wanita itu tak mau jauh dari anaknya yang lain.

"Shaka! Kita akan bicara begitu Mama sudah bisa di tinggal. Papa tunggu di teras samping."

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehat

2023-03-08

0

Serli Ati

Serli Ati

mama bryan melihat orang bukan dari segi pribadi ya tapi dari segi harta dan jabatan, itu yg buat bryan diam dan tak pernah jujur pada keluarganya tentang nyimas.

2022-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Garis Dua
2 2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab
3 3. Pilihan Yang Tidak Mudah
4 4. Debat
5 5. Tidak Ada Yang Peduli
6 6. Kamu Ingkar Janji, Bryan
7 7. Kelembutan Hati Shaka
8 8. Melarikan Diri
9 9. Dalam Bahaya
10 10. Perhatian Shaka
11 11. Sentuhan Fisik
12 12. Periksa Kandungan
13 13. Kembali Berdebat
14 14. Rencana Rahasia Bu Marissa
15 15. Patah Hati
16 16. Dipertemukan
17 17. Tamu Mengejutkan
18 18. Amarah Shaka
19 19. Hampir Khilaf
20 20. Sehari Sebelum Pernikahan
21 21. Hinaan Yang Gagal
22 22. Drama Bu Marissa
23 23. Hak Dan Kewajiban
24 24. Makan Malam
25 25. Mesra
26 26. Shaka Dimata Nimas
27 27. Pertengkaran Pertama
28 28. Pesona Nimas
29 29. Menjaga Perasaan
30 30. Pendarahan
31 31. Bedrest
32 32. Bu Marissa Mulai Jahil
33 33. Membingungkan
34 34. Bertindak Cepat
35 35. Ibu Mertua Julid
36 36. Rencana Pulang Kampung
37 37. Cemburu
38 38. Shaka Mulai Berani
39 39. Sarapan Yang Berbeda
40 40. Shaka bohong
41 41. Niat Buruk
42 42. Shaka Yang Serba Salah
43 43. Kejutan
44 44. Suami Idaman
45 45. Pondasi Rumah Tangga
46 46. Janji Bu Marissa
47 47. Ternyata Pura-pura
48 48. Bu Marissa Beraksi
49 49. Shaka Kesetanan
50 50. Kepedulian Dalam Kekecewaan
51 51. Anak Kita
52 52. Sedikit Titik Terang
53 53. Terungkap
54 54. Shaka Yang Bijak
55 55. Meninggalkan Rumah
56 56. Hanya Shaka
57 57. Mimpi Buruk
58 58. Peperangan Antara Ayah Dan Anak
59 59. Astaghfirullah Nimas
60 60. Ajakan Makan Ramyeon
61 61. Cinta Lain Dari Yang Lain
62 62. Belum Ada Perubahan
63 63. Rindu Ibu
64 64. Melahirkan
65 65. Baby Boy
66 66. Muhammad Bryan Bagaskara
67 67. Obrolan Pria
68 68. Rahasia Pria
69 69. Mengobati Rindu
70 70. Bertengkar
71 71. Aku Anak Ayah, Kan?
72 72. Menurunkan Ego
73 73. Tulus Atau Palsu?
74 74. Shaka. Bimbang
75 75. Bertemu Setelah Terpisah
76 76. Menerima Kenyataan
77 77. Curhat
78 78. Obrolan Tengah Malam
79 79. Kesabaran Yang Selalu Diuji
80 80. Mertua Toxic
81 81. Melawan
82 82. Kekhawatiran Nimas
83 83. Perselisihan Yang Semakin Sengit
84 84. Membungkam Tanpa Bicara
85 85. Kecemasan Bu Marissa
86 86. Penyelesaian Masalah
87 87. Berkunjung
88 88. Kecelakaan
89 89. Ke Mana Kertas Itu?
90 90. Kertas Jatuh Ditangan Yang Salah
91 91. Hancur Karena Kertas
92 92. Kepedulian Dalam Amarah
93 93. Perhatian Kecil
94 94. Rencana Surprise
95 95. Celaka
96 96. Kehilangan
97 97. Tegarnya hati Shaka
98 98. Hikmah Dalam Musibah
99 99. Teman Masa Kecil
100 100. Kado Dihari Pernikahan
101 101. Geger
102 102. Jangan Panggil Aku Sayang
103 103. Merasa Di Lupakan
104 104. Maaf
105 105. Cemburu
106 106. Merasa Sendirian
107 107. Dinding tebal Bryan
108 108. Shaka Semakin Pusing
109 109. Obrolan Serius
110 110. Surprise Untuk Bryan
111 111. Surprise
112 112. Sebuah Nama
113 113. Sebuah Tawaran
114 114. Dua Tahun Berikutnya
115 115. Shaka Junior Season 2
116 116. Nino Yang Malang
117 117. Pembicaraan Pria
118 118. Ghifari Syafi Narendra
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1. Garis Dua
2
2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab
3
3. Pilihan Yang Tidak Mudah
4
4. Debat
5
5. Tidak Ada Yang Peduli
6
6. Kamu Ingkar Janji, Bryan
7
7. Kelembutan Hati Shaka
8
8. Melarikan Diri
9
9. Dalam Bahaya
10
10. Perhatian Shaka
11
11. Sentuhan Fisik
12
12. Periksa Kandungan
13
13. Kembali Berdebat
14
14. Rencana Rahasia Bu Marissa
15
15. Patah Hati
16
16. Dipertemukan
17
17. Tamu Mengejutkan
18
18. Amarah Shaka
19
19. Hampir Khilaf
20
20. Sehari Sebelum Pernikahan
21
21. Hinaan Yang Gagal
22
22. Drama Bu Marissa
23
23. Hak Dan Kewajiban
24
24. Makan Malam
25
25. Mesra
26
26. Shaka Dimata Nimas
27
27. Pertengkaran Pertama
28
28. Pesona Nimas
29
29. Menjaga Perasaan
30
30. Pendarahan
31
31. Bedrest
32
32. Bu Marissa Mulai Jahil
33
33. Membingungkan
34
34. Bertindak Cepat
35
35. Ibu Mertua Julid
36
36. Rencana Pulang Kampung
37
37. Cemburu
38
38. Shaka Mulai Berani
39
39. Sarapan Yang Berbeda
40
40. Shaka bohong
41
41. Niat Buruk
42
42. Shaka Yang Serba Salah
43
43. Kejutan
44
44. Suami Idaman
45
45. Pondasi Rumah Tangga
46
46. Janji Bu Marissa
47
47. Ternyata Pura-pura
48
48. Bu Marissa Beraksi
49
49. Shaka Kesetanan
50
50. Kepedulian Dalam Kekecewaan
51
51. Anak Kita
52
52. Sedikit Titik Terang
53
53. Terungkap
54
54. Shaka Yang Bijak
55
55. Meninggalkan Rumah
56
56. Hanya Shaka
57
57. Mimpi Buruk
58
58. Peperangan Antara Ayah Dan Anak
59
59. Astaghfirullah Nimas
60
60. Ajakan Makan Ramyeon
61
61. Cinta Lain Dari Yang Lain
62
62. Belum Ada Perubahan
63
63. Rindu Ibu
64
64. Melahirkan
65
65. Baby Boy
66
66. Muhammad Bryan Bagaskara
67
67. Obrolan Pria
68
68. Rahasia Pria
69
69. Mengobati Rindu
70
70. Bertengkar
71
71. Aku Anak Ayah, Kan?
72
72. Menurunkan Ego
73
73. Tulus Atau Palsu?
74
74. Shaka. Bimbang
75
75. Bertemu Setelah Terpisah
76
76. Menerima Kenyataan
77
77. Curhat
78
78. Obrolan Tengah Malam
79
79. Kesabaran Yang Selalu Diuji
80
80. Mertua Toxic
81
81. Melawan
82
82. Kekhawatiran Nimas
83
83. Perselisihan Yang Semakin Sengit
84
84. Membungkam Tanpa Bicara
85
85. Kecemasan Bu Marissa
86
86. Penyelesaian Masalah
87
87. Berkunjung
88
88. Kecelakaan
89
89. Ke Mana Kertas Itu?
90
90. Kertas Jatuh Ditangan Yang Salah
91
91. Hancur Karena Kertas
92
92. Kepedulian Dalam Amarah
93
93. Perhatian Kecil
94
94. Rencana Surprise
95
95. Celaka
96
96. Kehilangan
97
97. Tegarnya hati Shaka
98
98. Hikmah Dalam Musibah
99
99. Teman Masa Kecil
100
100. Kado Dihari Pernikahan
101
101. Geger
102
102. Jangan Panggil Aku Sayang
103
103. Merasa Di Lupakan
104
104. Maaf
105
105. Cemburu
106
106. Merasa Sendirian
107
107. Dinding tebal Bryan
108
108. Shaka Semakin Pusing
109
109. Obrolan Serius
110
110. Surprise Untuk Bryan
111
111. Surprise
112
112. Sebuah Nama
113
113. Sebuah Tawaran
114
114. Dua Tahun Berikutnya
115
115. Shaka Junior Season 2
116
116. Nino Yang Malang
117
117. Pembicaraan Pria
118
118. Ghifari Syafi Narendra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!