4. Debat

Ternyata tidak mudah bagi Shaka untuk meninggalkan ibunya sendirian di kamar. Ibunya terus menggenggam tangannya dengan erat seakan beliau enggan untuk ditinggalkan.

Pikiran Shaka masih terbang ke mana-mana. Sangat susah rasanya jika ia tidak memikirkan masalah ini barang sedetik saja. Shaka yang lelah sejak tadi tak beristirahat, merebahkan kepalanya di kepala ranjang. Ia diam menatap langit-langit kamar kedua orang tuanya.

Perlahan-lahan, mata Shaka mulai terasa berat. Padahal hari belum terlalu malam, namun rasanya ia sudah mengantuk dan sangat lelah. Hingga akhirnya tanpa sadar ia terpejam.

"Shaka! Tolong aku, kau pasti tidak ingin aku tidak tenang di sini, kan? Hanya dengan satu cara biar aku bisa tenang, Shaka. Tolong jalankan amanahku, aku tidak lagi meminta apapun. Tolong Shaka! Ada anakku di rahim Nimas. Penerus ku, penerus keluarga Narendra. Tolong Shaka, tolong!

"Kak, Kak Bryan jangan pergi, jangan pergi, Kak! Kak Bryan!" teriak Shaka terbangun dari tidurnya.

Pria itu terbangun dari tidurnya dengan nafas yang sudah terengah-engah, dahinya penuh dengan peluh keringat. Beberapa kali ia memejamkan mata untuk menenangkan dirinya sendiri. Untunglah ibunya tidak terbangun karena teriakannya.

Kebingungan dari Shaka seakan terjawab. Ia harus menikahi Nimas untuk ketenangan sang Kakak. Ia mengerti, mungkin saja arwah Bryan tidak akan istirahat dengan tenang jika tidak ada yang menanggung kehidupan kekasih dan juga anaknya.

Anak yang di kandung Nimas juga darah daging keluarga Narendra. Tidak ada yang salah jika ia menikah dengan perempuan yang seharusnya jadi kakak iparnya.

Teringat dengan pesan ayahnya yang ingin bicara empat mata, dengan perlahan ia memindahkan tangan sang Ibu dari tangannya. Lalu menyelimuti ibunya dengan benar dan beranjak pergi.

Hening.

Di rumah sebesar itu terasa hening sekali saat ini. Bahkan pijakan kakinya di lantai terdengar sangat jelas.

Mata Shaka ****** melihat sekeliling mencari keberadaan sang Ayah. Ia berjalan menuju meja bundar yang terletak di tengah teras, terdapat dua kursi yang terpajang di sana.

"Ada apa, Pa?" Shaka tanpa basa basi bertanya ke intinya setelah duduk di depan ayahnya yang sudah mulai nampak guratan keriput.

"Papa yakin kamu mendengar apa yang menjadi pesan Bryan tadi."

Akhirnya ada pembahasan untuk masalah ini.

"Semua orang yang di sana pasti mendengar, Pa. Pesan itu untukku, bagaimana mungkin aku tidak mendengar?"

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?"

"Apalagi? Memang apa yang bisa aku lakukan selain menjalankan apa yang sudah diamanahkan? Ya aku akan menikahi Nimas, aku tadi sudah bertemu dengannya. Aku tadi pergi untuk menemui dia. Aku mengatakan padanya untuk berkemas dan pindah ke sini. Akan aku nikahi dia secepatnya."

Mata Pak Malik seketika mendelik. Beliau terkejut dengan apa yang dilakukan anaknya, bertindak sejauh itu tanpa membicarakan padanya adalah sebuah kesalahan.

"Apa kamu berpikir ini masalah sepele sampai kamu bertindak tidak izin ke Papa?" tanya Pak Malik dengan nada penuh penekanan.

"Bukan itu masalahnya, Pa. Aku harus cepat. Kalau tidak segera aku selesaikan, takutnya perempuan itu akan berpikir yang bukan-bukan dan malah akan berujung pada nama baik keluarga yang buruk. Pa, anak yang berada dikandungan Nimas adalah keturunan kita, darah daging kita, kalau kita nggak cepat bertindak aku takut dia akan terlunta-lunta."

"Tapi kita nggak tahu asal usul dia. Bagaimana kamu bisa bertindak gegabah begini?"

"Di saat seperti ini kenapa harus peduli dengan asal usul? Ini sudah genting, Pa."

"Iya kalau dia berkata jujur, kalau nggak? Papa takutnya perempuan itu mengarang cerita bahwa dia hamil anaknya Bryan. Bisa jadi dia hamil dengan laki-laki lain lalu meminta pertanggungjawaban Bryan. Papa percaya anak Papa nggak akan berbuat hal kotor seperti itu."

"Pa, kita hanya melihat Kak Bryan itu di rumah, di luar rumah kita nggak tahu dia bagaimana. Aku juga nggak percaya kalau Kak Bryan bisa melakukan hal itu. Tapi apakah mungkin Kak Bryan mati-matian berusaha bicara di tengah sakaratul mautnya kalau memang dia nggak melakukan itu? Kak Bryan mengakui kalau anak yang di kandung Nimas adalah anaknya, itu artinya Kak Bryan memang pernah melakukannya. Mau bagaimanapun pendapat Papa soal ini, aku akan tetap nikahi Nimas sesuai dengan apa yang sudah di pesankan Kak Bryan padaku."

"Shaka! Apakah ini tidak terlihat konyol? Kamu konyol kalau menikahi dia, apa kata orang kalau kamu tiba-tiba menikah dengan wanita hamil?orang-orang pasti mengira kamu menghamili dia. Nama baik keluarga kita juga akan buruk."

Sudah Shaka duga. Tindakan yang ia ambil tidaklah mudah. Akan ada banyak pertentangan, ujian, cobaan, dan juga rintangan yang sudah menunggu dirinya di depan mata. Ia sadar ini akan terasa sangat sulit. Tapi akan lebih sulit lagi jika ia mengabaikan pesan kakaknya yang sudah berada di dunia yang berbeda. Ia juga akan merasa bersalah pada kakaknya karena tidak menjalankan pesan terakhirnya.

"Nama keluarga kita memang sudah buruk, Pa. Tapi akan jauh lebih buruk, jika kita menelantarkan bayi yang ada di kandungan Nimas yang mau tidak mau, terima atau tidak, itu adalah darah daging kita sendiri. Yang ada di kandungan Nimas itu cucu Papa, loh. Anaknya Kak Bryan."

"Tapi bukan berarti kamu menikahi dia, Shaka! Cukup kita dengan memberinya uang, materi, juga kehidupan yang layak untuk dia dan juga anaknya itu sudah cukup tanggung jawab. Kenapa harus kamu menikahi dia juga? Yang dia butuhkan hanya materi, itu saja."

Shaka menggelengkan kepalanya tak percaya. Sebegitu tidak pedulinya Pak Malik pada Nimas. Di mana kah hati nuraninya? Kenapa sang Ayah bicara seakan tidak punya kesalahan dan dosa? Serendah itukah orang lain di mata Pak Malik? Kenapa ayahnya itu hanya berpikir bahwa semua orang merajakan materi seperti dirinya?

"Dia juga butuh tanggung jawab dari kita, Pa. Kita adalah kelurga laki-laki yang merusak Nimas. Aku di minta menikah dengan Nimas, maka akan tetap aku lakukan."

"Bagaimana dengan Raisa? Kamu tidak peduli dengan perasaan perempuan itu? Papa kenal dengan ayahnya, mau di taruh mana muka Papa kalau kamu memilih menikah dengan wanita lain tanpa sebab?"

"Tanpa sebab? Aku menikah dengan Nimas karena di hamil anak Kak Bryan, itu juga amanah terakhir dari Kak Bryan. Tanpa sebab dari mana, sih Pa?"

"Kamu nggak kenal dia, kita nggak ada yang kenal perempuan itu. Papa nggak akan pernah setuju jika kamu menikah dengan dia. Perempuan yang tidak jelas asal usulnya."

"Apakah Papa berpikir bahwa Kak Bryan akan memacari perempuan yang tidak jelas asal-usulnya? Kita hanya tidak tahu, Pa. Bukan berarti dia nggak jelas asal-usulnya."

"Kamu lebih memilih perempuan itu dari pada Papa? Orang tua kamu sendiri?"

"Papa aku mohon, kalian bukan pilihan. Jangan mengira aku mengambil keputusan ini tanpa berpikir. Jangan kira aku nggak berat melakukan ini, Pa. Aku sangat-sangat sakit dengan jalan hidup yang dipilihkan Tuhan untukku. Aku mencintai Raisa, aku mencintai dia. Tapi Kak Bryan memberiku amanah untuk menikah dengan Nimas, Pa. Aku sendiri berat menjalani ini." Shaka mulai kembali terisak. Ia akui ia sangat cengeng dan lemah saat ini.

"Siapa Nimas?"

Kedua pria itu mendongak dan membelalak begitu melihat siapa yang berada di tengah pintu.

Terpopuler

Comments

Erlinda

Erlinda

hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel

2023-06-11

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-03-08

0

Serli Ati

Serli Ati

ibu brian terjaga dari tidurnya, pasti dia tak setuju juga ya kan?

2022-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Garis Dua
2 2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab
3 3. Pilihan Yang Tidak Mudah
4 4. Debat
5 5. Tidak Ada Yang Peduli
6 6. Kamu Ingkar Janji, Bryan
7 7. Kelembutan Hati Shaka
8 8. Melarikan Diri
9 9. Dalam Bahaya
10 10. Perhatian Shaka
11 11. Sentuhan Fisik
12 12. Periksa Kandungan
13 13. Kembali Berdebat
14 14. Rencana Rahasia Bu Marissa
15 15. Patah Hati
16 16. Dipertemukan
17 17. Tamu Mengejutkan
18 18. Amarah Shaka
19 19. Hampir Khilaf
20 20. Sehari Sebelum Pernikahan
21 21. Hinaan Yang Gagal
22 22. Drama Bu Marissa
23 23. Hak Dan Kewajiban
24 24. Makan Malam
25 25. Mesra
26 26. Shaka Dimata Nimas
27 27. Pertengkaran Pertama
28 28. Pesona Nimas
29 29. Menjaga Perasaan
30 30. Pendarahan
31 31. Bedrest
32 32. Bu Marissa Mulai Jahil
33 33. Membingungkan
34 34. Bertindak Cepat
35 35. Ibu Mertua Julid
36 36. Rencana Pulang Kampung
37 37. Cemburu
38 38. Shaka Mulai Berani
39 39. Sarapan Yang Berbeda
40 40. Shaka bohong
41 41. Niat Buruk
42 42. Shaka Yang Serba Salah
43 43. Kejutan
44 44. Suami Idaman
45 45. Pondasi Rumah Tangga
46 46. Janji Bu Marissa
47 47. Ternyata Pura-pura
48 48. Bu Marissa Beraksi
49 49. Shaka Kesetanan
50 50. Kepedulian Dalam Kekecewaan
51 51. Anak Kita
52 52. Sedikit Titik Terang
53 53. Terungkap
54 54. Shaka Yang Bijak
55 55. Meninggalkan Rumah
56 56. Hanya Shaka
57 57. Mimpi Buruk
58 58. Peperangan Antara Ayah Dan Anak
59 59. Astaghfirullah Nimas
60 60. Ajakan Makan Ramyeon
61 61. Cinta Lain Dari Yang Lain
62 62. Belum Ada Perubahan
63 63. Rindu Ibu
64 64. Melahirkan
65 65. Baby Boy
66 66. Muhammad Bryan Bagaskara
67 67. Obrolan Pria
68 68. Rahasia Pria
69 69. Mengobati Rindu
70 70. Bertengkar
71 71. Aku Anak Ayah, Kan?
72 72. Menurunkan Ego
73 73. Tulus Atau Palsu?
74 74. Shaka. Bimbang
75 75. Bertemu Setelah Terpisah
76 76. Menerima Kenyataan
77 77. Curhat
78 78. Obrolan Tengah Malam
79 79. Kesabaran Yang Selalu Diuji
80 80. Mertua Toxic
81 81. Melawan
82 82. Kekhawatiran Nimas
83 83. Perselisihan Yang Semakin Sengit
84 84. Membungkam Tanpa Bicara
85 85. Kecemasan Bu Marissa
86 86. Penyelesaian Masalah
87 87. Berkunjung
88 88. Kecelakaan
89 89. Ke Mana Kertas Itu?
90 90. Kertas Jatuh Ditangan Yang Salah
91 91. Hancur Karena Kertas
92 92. Kepedulian Dalam Amarah
93 93. Perhatian Kecil
94 94. Rencana Surprise
95 95. Celaka
96 96. Kehilangan
97 97. Tegarnya hati Shaka
98 98. Hikmah Dalam Musibah
99 99. Teman Masa Kecil
100 100. Kado Dihari Pernikahan
101 101. Geger
102 102. Jangan Panggil Aku Sayang
103 103. Merasa Di Lupakan
104 104. Maaf
105 105. Cemburu
106 106. Merasa Sendirian
107 107. Dinding tebal Bryan
108 108. Shaka Semakin Pusing
109 109. Obrolan Serius
110 110. Surprise Untuk Bryan
111 111. Surprise
112 112. Sebuah Nama
113 113. Sebuah Tawaran
114 114. Dua Tahun Berikutnya
115 115. Shaka Junior Season 2
116 116. Nino Yang Malang
117 117. Pembicaraan Pria
118 118. Ghifari Syafi Narendra
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1. Garis Dua
2
2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab
3
3. Pilihan Yang Tidak Mudah
4
4. Debat
5
5. Tidak Ada Yang Peduli
6
6. Kamu Ingkar Janji, Bryan
7
7. Kelembutan Hati Shaka
8
8. Melarikan Diri
9
9. Dalam Bahaya
10
10. Perhatian Shaka
11
11. Sentuhan Fisik
12
12. Periksa Kandungan
13
13. Kembali Berdebat
14
14. Rencana Rahasia Bu Marissa
15
15. Patah Hati
16
16. Dipertemukan
17
17. Tamu Mengejutkan
18
18. Amarah Shaka
19
19. Hampir Khilaf
20
20. Sehari Sebelum Pernikahan
21
21. Hinaan Yang Gagal
22
22. Drama Bu Marissa
23
23. Hak Dan Kewajiban
24
24. Makan Malam
25
25. Mesra
26
26. Shaka Dimata Nimas
27
27. Pertengkaran Pertama
28
28. Pesona Nimas
29
29. Menjaga Perasaan
30
30. Pendarahan
31
31. Bedrest
32
32. Bu Marissa Mulai Jahil
33
33. Membingungkan
34
34. Bertindak Cepat
35
35. Ibu Mertua Julid
36
36. Rencana Pulang Kampung
37
37. Cemburu
38
38. Shaka Mulai Berani
39
39. Sarapan Yang Berbeda
40
40. Shaka bohong
41
41. Niat Buruk
42
42. Shaka Yang Serba Salah
43
43. Kejutan
44
44. Suami Idaman
45
45. Pondasi Rumah Tangga
46
46. Janji Bu Marissa
47
47. Ternyata Pura-pura
48
48. Bu Marissa Beraksi
49
49. Shaka Kesetanan
50
50. Kepedulian Dalam Kekecewaan
51
51. Anak Kita
52
52. Sedikit Titik Terang
53
53. Terungkap
54
54. Shaka Yang Bijak
55
55. Meninggalkan Rumah
56
56. Hanya Shaka
57
57. Mimpi Buruk
58
58. Peperangan Antara Ayah Dan Anak
59
59. Astaghfirullah Nimas
60
60. Ajakan Makan Ramyeon
61
61. Cinta Lain Dari Yang Lain
62
62. Belum Ada Perubahan
63
63. Rindu Ibu
64
64. Melahirkan
65
65. Baby Boy
66
66. Muhammad Bryan Bagaskara
67
67. Obrolan Pria
68
68. Rahasia Pria
69
69. Mengobati Rindu
70
70. Bertengkar
71
71. Aku Anak Ayah, Kan?
72
72. Menurunkan Ego
73
73. Tulus Atau Palsu?
74
74. Shaka. Bimbang
75
75. Bertemu Setelah Terpisah
76
76. Menerima Kenyataan
77
77. Curhat
78
78. Obrolan Tengah Malam
79
79. Kesabaran Yang Selalu Diuji
80
80. Mertua Toxic
81
81. Melawan
82
82. Kekhawatiran Nimas
83
83. Perselisihan Yang Semakin Sengit
84
84. Membungkam Tanpa Bicara
85
85. Kecemasan Bu Marissa
86
86. Penyelesaian Masalah
87
87. Berkunjung
88
88. Kecelakaan
89
89. Ke Mana Kertas Itu?
90
90. Kertas Jatuh Ditangan Yang Salah
91
91. Hancur Karena Kertas
92
92. Kepedulian Dalam Amarah
93
93. Perhatian Kecil
94
94. Rencana Surprise
95
95. Celaka
96
96. Kehilangan
97
97. Tegarnya hati Shaka
98
98. Hikmah Dalam Musibah
99
99. Teman Masa Kecil
100
100. Kado Dihari Pernikahan
101
101. Geger
102
102. Jangan Panggil Aku Sayang
103
103. Merasa Di Lupakan
104
104. Maaf
105
105. Cemburu
106
106. Merasa Sendirian
107
107. Dinding tebal Bryan
108
108. Shaka Semakin Pusing
109
109. Obrolan Serius
110
110. Surprise Untuk Bryan
111
111. Surprise
112
112. Sebuah Nama
113
113. Sebuah Tawaran
114
114. Dua Tahun Berikutnya
115
115. Shaka Junior Season 2
116
116. Nino Yang Malang
117
117. Pembicaraan Pria
118
118. Ghifari Syafi Narendra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!