2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab

Kedua orang tua Bryan dan juga adiknya berbondong-bondong berlarian di lorong rumah sakit setelah mendapat kabar bahwa anak sulungnya mengalami kecelakaan.

Tidak bisa digambarkan bagaimana perasaan mereka sekarang. Cemas,  panik, khawatir, takut, semuanya bercampur aduk menjadi satu.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok? Nggak parah, kan? Apa banyak luka? Banyak darah yang keluar? Dokter, anak saya takut dengan darah, jangan biarkan dia melihat darah terlalu lama." Bu Marissa langsung memberondong pertanyaan begitu beliau sampai di ruangan sang anak.

Ekspresi dokter itu begitu datar. Dokter laki-laki berkacamata itu menggeleng dengan lemah.

"Maaf Bu, kecelakaan yang dialami oleh anak Ibu menyebabkan pendarahan di otak. Jadi...."

"Diam, jangan katakan anak saya tidak baik-baik saja," potong Bu Marissa lagi dengan histeris.

"Mama sabar, Ma. Jangan begini, Kak Bryan pasti baik-baik saja." Shaka menenangkan sang Ibu dengan memberikan pelukan.

"Dokter, apa bisa kita menjenguknya?" tanya Pak Malik yang nampak tegar, namun hatinya hancur tak berkeping.

"Silakan, Pak."

Tiga orang yang menjadi keluarga inti dari Bryan itu seketika menghamburkan dalam ruangan. Tidak ada hati orang tua yang tidak hancur melihat anaknya terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan berbagai tempelan alat medis.

Bu Marissa adalah orang pertama yang memeluk anaknya dengan isakan yang memilukan.

"Bryan pasti kamu bisa bertahan, kamu bisa sembuh untuk Mama, Nak. Papa bawa Bryan keluar dari rumah sakit tidak berguna ini. Kita bawa dia keluar negeri, Pa. Dia pasti mendapat penanganan yang baik di sana. Lihatlah, Pa. Anak kita kesulitan bernafas. Bryan, Mama mohon jangan seperti ini, Nak." Bu Marissa nampak sangat terpukul dengan keadaan sang anak.

Nafas Bryan terlihat terengah-engah. Ia sedikit demi sedikit membuka matanya. Semuanya nampak buram di mata pria itu. Ia melihat ibunya yang meraung di sampingnya, ayahnya yang mengelap sudut netranya yang menitikkan air mata, sedangkan sang adik satu-satunya itu hanya dia menatap wajahnya tanpa berkedip.

Bryan merasa sudah tidak sanggup bertahan lebih lama lagi. Berusaha untuk menguatkan diri agar bisa bertahan untuk menikahi kekasihnya, namun nampaknya sang pemilik kehidupan ingin segera berjumpa dengannya.

"Shaka! Ni-mas se-dang ha-mil anakku. To-long nikahi di-a, ja-ga dia se-perti kau ja-ga orang yang kau cin-tai. Ada da-rahku yang me-ngalir di ja-nin yang se-dang di kan-dung. Terima kasih."

Tuuuuuuuuttttt

Alat detak jantung yang terpasang di samping tubuh Bryan berbunyi dengan nyaring dan menampilkan garis lurus yang menandakan bahwa Bryan sudah pergi.

"Shaka panggil dokter, Shaka cepat panggil! Bryan jangan bercanda sama Mama Bryan. Bryan bangun buka matamu! Bryan kalau kamu nggak buka mata Mama marah, ya! Bryan bangun Mama bilang!" Ibu Marissa tak anti hentinya menyentak anaknya seraya menggoyang-goyangkan tubuh pria yang sudah ia lahirkan tiga puluh tahun yang lalu itu.

Semua ibu akan terpukul jika melihat anaknya pergi mendahului dirinya. Bu Marissa dengan sekuat tenaga menggoyang-goyangkan tubuh kaku sang anak agar segera membuka mata. Sangat nampak bahwa beliau tidak siap dan tidak terima dengan kepergian sang anak yang mendadak.

"Mama tenang Ma, Shaka sedang memanggil dokter tenanglah!" Pak Malik yang hatinya juga sama hancurnya dengan sang istri sangat berusaha untuk terlihat tegar.

Beberapa menit berlalu, Dokter pun datang dengan tergesa-gesa lalu memeriksa keadaan Bryan yang sudah tak bernyawa. Dokter itu sudah berusaha untuk memancing detak jantung Bryan agar kembali, namun semuanya sia-sia, Yang Maha Kuasa sudah berkehendak lain.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun, Maaf sekali Bu, Pak, pasien sudah berpulang."

Bagai ditikam peluru yang kecil, namun menyakitkan. Bu Marissa diam seketika ketika mendengar penuturan dari dokter laki-laki itu. Tubuh yang sejak tadi memeluk sang anak seketika luruh ke lantai. Gerakan itu diikuti oleh suaminya, tangannya sejak tadi tak lepas merangkul tubuh sang istri.

Jika Bu Marissa meraung-raung dipelukan sang suami. Berbeda halnya dengan Shaka yang tetap berdiri mematung di tempat seraya menatap kakaknya untuk yang terakhir kali. Air matanya juga mengucur deras membasahi pipinya.

Bukan hanya kepergian yang Bryan yang ia tangisi, tapi amanah yang terakhir yang didengar oleh kedua orang tuanya, namun mereka hiraukan. Kedua orang tuanya terlalu fokus dengan kepergian anak sulungnya, hingga mereka menulikan telinga jika anak sulungnya sudah meninggalkan kekasihnya bersama janin yang sudah tumbuh di rahim gadis yang sama sekali tidak dikenal oleh keluarganya.

Shaka memundurkan langkah hingga kakinya menyentuh sofa. Dirinya terduduk dengan lemas. Kepergian sang Kakak yang mendadak membuat setengah kewarasannya juga ikut pergi dibawa olehnya. Ditambah lagi melihat ibunya yang kacau membuat Shaka benar-benar ingin marah kepada Tuhan. Kenapa Tuhan harus memanggil kakaknya di saat kakaknya itu mempunyai tanggung jawab yang harus dipertanggungjawabkan di dunia. Kenapa harus sekarang?

***

Di lain tempat Nimas juga merasakan ada sesuatu yang mengganggu pikiran dan hatinya. Sejak tadi ia mondar-mandir menunggu kabar dari Bryan. Gadis itu pun sudah menghubungi kekasihnya itu berkali-kali. Namun, nomornya tidak bisa dihubungi, hal itu membuat Nimas berpikir yang tidak-tidak. Ia takut jika Bryan mengingkari janjinya dan melarikan diri dari tanggung jawab yang harusnya ia emban.

Nimas kembali menangis karena hingga sore hari pria itu tak kunjung ada kabar. Gadis itu sudah pesimis dengan kehidupannya, ia sudah berpikir bahwa ia akan menanggung aib ini sendirian.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku, Bryan? Kamu tadi sudah janji sama aku kalau kamu akan tanggung jawab dengan kehamilan ini. Tapi kenapa sampai sekarang kamu nggak datang-datang? Kamu janji sama aku akan membawaku ke dokter, kenapa kamu nggak bisa dihubungi Brian? Kamu ke mana?" ujar Nimas di tengah isakannya.

Tak berselang lama terdengar mobil yang masuk ke dalam halaman kosnya. Nimas segera bangkit dari duduknya seraya menghapus air matanya yang sejak tadi mengalir deras bak hujan.

Nimas membuka pintu dengan perasaan lega dan juga senyuman yang sedikit mengembang. Ia sudah mengira pasti itu mobil Bryan. Sebab dirinya adalah satu-satunya penghuni kos yang selalu mempunyai tamu membawa mobil.

Namun, begitu langkah kaki Nimas dipijakan di teras, ia terkejut karena mobil yang terparkir di halamannya bukan mobil yang biasa dipakai Bryan. Sosok pria yang muncul di balik pintu mobil itu pun bukan pria yang ia kenal.

Nimas kecewa, ia memutar tubuhnya dan ingin masuk ke kamarnya kembali. Ia mengira itu adalah tamu penghuni kos lain.

"Permisi, Mbak maaf bisa saya bertanya?"

Teriakan dari Shaka membuat langkah Nimas terhenti. Ia melihat sekeliling, tidak ada orang yang berada di luar kos selain dirinya, itu artinya pria itu bertanya padanya. Mau tak mau akhirnya gadis itu kembali memutar tubuhnya menghadap halaman.

"Tidak ada orang lain yang ada di luar kos selain aku. Mas manggil aku? Mau tanya apa?"

"Iya, aku ingin bertanya padamu. Aku mencari seseorang yang bernama Nimas."

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Garis Dua
2 2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab
3 3. Pilihan Yang Tidak Mudah
4 4. Debat
5 5. Tidak Ada Yang Peduli
6 6. Kamu Ingkar Janji, Bryan
7 7. Kelembutan Hati Shaka
8 8. Melarikan Diri
9 9. Dalam Bahaya
10 10. Perhatian Shaka
11 11. Sentuhan Fisik
12 12. Periksa Kandungan
13 13. Kembali Berdebat
14 14. Rencana Rahasia Bu Marissa
15 15. Patah Hati
16 16. Dipertemukan
17 17. Tamu Mengejutkan
18 18. Amarah Shaka
19 19. Hampir Khilaf
20 20. Sehari Sebelum Pernikahan
21 21. Hinaan Yang Gagal
22 22. Drama Bu Marissa
23 23. Hak Dan Kewajiban
24 24. Makan Malam
25 25. Mesra
26 26. Shaka Dimata Nimas
27 27. Pertengkaran Pertama
28 28. Pesona Nimas
29 29. Menjaga Perasaan
30 30. Pendarahan
31 31. Bedrest
32 32. Bu Marissa Mulai Jahil
33 33. Membingungkan
34 34. Bertindak Cepat
35 35. Ibu Mertua Julid
36 36. Rencana Pulang Kampung
37 37. Cemburu
38 38. Shaka Mulai Berani
39 39. Sarapan Yang Berbeda
40 40. Shaka bohong
41 41. Niat Buruk
42 42. Shaka Yang Serba Salah
43 43. Kejutan
44 44. Suami Idaman
45 45. Pondasi Rumah Tangga
46 46. Janji Bu Marissa
47 47. Ternyata Pura-pura
48 48. Bu Marissa Beraksi
49 49. Shaka Kesetanan
50 50. Kepedulian Dalam Kekecewaan
51 51. Anak Kita
52 52. Sedikit Titik Terang
53 53. Terungkap
54 54. Shaka Yang Bijak
55 55. Meninggalkan Rumah
56 56. Hanya Shaka
57 57. Mimpi Buruk
58 58. Peperangan Antara Ayah Dan Anak
59 59. Astaghfirullah Nimas
60 60. Ajakan Makan Ramyeon
61 61. Cinta Lain Dari Yang Lain
62 62. Belum Ada Perubahan
63 63. Rindu Ibu
64 64. Melahirkan
65 65. Baby Boy
66 66. Muhammad Bryan Bagaskara
67 67. Obrolan Pria
68 68. Rahasia Pria
69 69. Mengobati Rindu
70 70. Bertengkar
71 71. Aku Anak Ayah, Kan?
72 72. Menurunkan Ego
73 73. Tulus Atau Palsu?
74 74. Shaka. Bimbang
75 75. Bertemu Setelah Terpisah
76 76. Menerima Kenyataan
77 77. Curhat
78 78. Obrolan Tengah Malam
79 79. Kesabaran Yang Selalu Diuji
80 80. Mertua Toxic
81 81. Melawan
82 82. Kekhawatiran Nimas
83 83. Perselisihan Yang Semakin Sengit
84 84. Membungkam Tanpa Bicara
85 85. Kecemasan Bu Marissa
86 86. Penyelesaian Masalah
87 87. Berkunjung
88 88. Kecelakaan
89 89. Ke Mana Kertas Itu?
90 90. Kertas Jatuh Ditangan Yang Salah
91 91. Hancur Karena Kertas
92 92. Kepedulian Dalam Amarah
93 93. Perhatian Kecil
94 94. Rencana Surprise
95 95. Celaka
96 96. Kehilangan
97 97. Tegarnya hati Shaka
98 98. Hikmah Dalam Musibah
99 99. Teman Masa Kecil
100 100. Kado Dihari Pernikahan
101 101. Geger
102 102. Jangan Panggil Aku Sayang
103 103. Merasa Di Lupakan
104 104. Maaf
105 105. Cemburu
106 106. Merasa Sendirian
107 107. Dinding tebal Bryan
108 108. Shaka Semakin Pusing
109 109. Obrolan Serius
110 110. Surprise Untuk Bryan
111 111. Surprise
112 112. Sebuah Nama
113 113. Sebuah Tawaran
114 114. Dua Tahun Berikutnya
115 115. Shaka Junior Season 2
116 116. Nino Yang Malang
117 117. Pembicaraan Pria
118 118. Ghifari Syafi Narendra
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1. Garis Dua
2
2. Pulang Meninggalkan Tanggung Jawab
3
3. Pilihan Yang Tidak Mudah
4
4. Debat
5
5. Tidak Ada Yang Peduli
6
6. Kamu Ingkar Janji, Bryan
7
7. Kelembutan Hati Shaka
8
8. Melarikan Diri
9
9. Dalam Bahaya
10
10. Perhatian Shaka
11
11. Sentuhan Fisik
12
12. Periksa Kandungan
13
13. Kembali Berdebat
14
14. Rencana Rahasia Bu Marissa
15
15. Patah Hati
16
16. Dipertemukan
17
17. Tamu Mengejutkan
18
18. Amarah Shaka
19
19. Hampir Khilaf
20
20. Sehari Sebelum Pernikahan
21
21. Hinaan Yang Gagal
22
22. Drama Bu Marissa
23
23. Hak Dan Kewajiban
24
24. Makan Malam
25
25. Mesra
26
26. Shaka Dimata Nimas
27
27. Pertengkaran Pertama
28
28. Pesona Nimas
29
29. Menjaga Perasaan
30
30. Pendarahan
31
31. Bedrest
32
32. Bu Marissa Mulai Jahil
33
33. Membingungkan
34
34. Bertindak Cepat
35
35. Ibu Mertua Julid
36
36. Rencana Pulang Kampung
37
37. Cemburu
38
38. Shaka Mulai Berani
39
39. Sarapan Yang Berbeda
40
40. Shaka bohong
41
41. Niat Buruk
42
42. Shaka Yang Serba Salah
43
43. Kejutan
44
44. Suami Idaman
45
45. Pondasi Rumah Tangga
46
46. Janji Bu Marissa
47
47. Ternyata Pura-pura
48
48. Bu Marissa Beraksi
49
49. Shaka Kesetanan
50
50. Kepedulian Dalam Kekecewaan
51
51. Anak Kita
52
52. Sedikit Titik Terang
53
53. Terungkap
54
54. Shaka Yang Bijak
55
55. Meninggalkan Rumah
56
56. Hanya Shaka
57
57. Mimpi Buruk
58
58. Peperangan Antara Ayah Dan Anak
59
59. Astaghfirullah Nimas
60
60. Ajakan Makan Ramyeon
61
61. Cinta Lain Dari Yang Lain
62
62. Belum Ada Perubahan
63
63. Rindu Ibu
64
64. Melahirkan
65
65. Baby Boy
66
66. Muhammad Bryan Bagaskara
67
67. Obrolan Pria
68
68. Rahasia Pria
69
69. Mengobati Rindu
70
70. Bertengkar
71
71. Aku Anak Ayah, Kan?
72
72. Menurunkan Ego
73
73. Tulus Atau Palsu?
74
74. Shaka. Bimbang
75
75. Bertemu Setelah Terpisah
76
76. Menerima Kenyataan
77
77. Curhat
78
78. Obrolan Tengah Malam
79
79. Kesabaran Yang Selalu Diuji
80
80. Mertua Toxic
81
81. Melawan
82
82. Kekhawatiran Nimas
83
83. Perselisihan Yang Semakin Sengit
84
84. Membungkam Tanpa Bicara
85
85. Kecemasan Bu Marissa
86
86. Penyelesaian Masalah
87
87. Berkunjung
88
88. Kecelakaan
89
89. Ke Mana Kertas Itu?
90
90. Kertas Jatuh Ditangan Yang Salah
91
91. Hancur Karena Kertas
92
92. Kepedulian Dalam Amarah
93
93. Perhatian Kecil
94
94. Rencana Surprise
95
95. Celaka
96
96. Kehilangan
97
97. Tegarnya hati Shaka
98
98. Hikmah Dalam Musibah
99
99. Teman Masa Kecil
100
100. Kado Dihari Pernikahan
101
101. Geger
102
102. Jangan Panggil Aku Sayang
103
103. Merasa Di Lupakan
104
104. Maaf
105
105. Cemburu
106
106. Merasa Sendirian
107
107. Dinding tebal Bryan
108
108. Shaka Semakin Pusing
109
109. Obrolan Serius
110
110. Surprise Untuk Bryan
111
111. Surprise
112
112. Sebuah Nama
113
113. Sebuah Tawaran
114
114. Dua Tahun Berikutnya
115
115. Shaka Junior Season 2
116
116. Nino Yang Malang
117
117. Pembicaraan Pria
118
118. Ghifari Syafi Narendra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!