Sunset Cinta

Sunset Cinta

Bab. 1. Salahkah Cinta

Dara Celina Jonathan, Seorang gadis cantik dengan segudang prestasi, ia rela mengabdi sebagai seorang guru di Desa tempat kelahirannya tepatnya di kota K, sebuah Desa sang sangat asri tempat dimana keluarga besarnya berada.

Dara yang merupakan seorang guru yang menjadi primadona di Sekolahnya bahkan di Desanya itu, menjalin cinta dengan seorang pemuda yang bernama Dirga Pratama yang akhirnya menjadi seorang TNI AL.

Cinta yang mereka bina begitu indah seolah-olah tidak akan terpisahkan oleh apapun. Bahkan meskipun jarak memisahkan keduanya. Cinta itu tetap terjaga di hati Dara.

"Bu Dara ! Sudah ditunggu sama mas Dirga." ucap pak Joko Scurity di tempat Dara mengajar.

"Baik pak, kalau begitu saya pulang dulu ya dan tolong jika kak Andi menjemput saya tolong sampaikan saya pulang sama kak Dirga." ucap Dara yang sedang menunggu jemputan di ruang Scurity.

"Siap Bu Guru yang Cantik." jawab pak Joko.

Dara hanya tersenyum mendengar ucapan pak Joko, setelah itu ia berlalu dan segera menghampiri Dirga.

Di depan pintu Gerbang, Dirga duduk di atas motor sport dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Menambah ketampanan sang TNI pujaan hati Dara.

"Ah ! hatiku sakit saat melihat Bu Guru Dara yang selama ini menghiasi khayalanku ini, dibawa motor sport itu."

"Cintaku terhalang TNI AL."

"Pupus sudah harapan ku untuk meminang sang primadona SMA ini."

Begitulah kira-kira celuk para siswa yang memang sangat mengagumi Dara yang merupakan salah Guru di Sekolah mereka. Sedangkan Dara hanya tersenyum kemudian ia segera duduk di belakang Dirga.

"Terimakasih atas jemputanya kak." ucap Dara setelah motor yang mereka bawa melaju membelah jalan di Desa sang sangat asri itu.

"Kakak sengaja mejemputmu langsung di Sekolah, soalnya kakak sudah rindu sekali. Meskipun setiap hari kita video call sayang." jawab Dirga sambil menggenggam tangan Dara yang melingkar di perutnya.

Keduanya berbincang-bincang sambil saling mencurahkan perasaan masingmasing. Kemudian Dirga menghubungi menghubungi Andi, sepupu Dara yang biasanya selalu menjemput Dara.

Dirga sekalian meminta ijin untuk membawa Dara pergi jalan-jalan sekalian berkunjung untuk bersama keluarga Dirga.

Hubungan keduanya memang sudah mendapatkan restu dari kedua belah pihak keluarga, tinggal menunggu acara akad nikah yang akan dilangsungkan setelah Dirga menyelesaikan pendidikan militernya.

Setelah bertemu dengan keluarga Dirga, mereka berdua pergi ke sebuah pantai. Seperti anak muda pada umumnya mereka menikmati keindahan pantai untuk melepaskan rindu sambil menanti sunset.

"Sayang kakak rindu sekali, ditempat pendidikan sana sangat sulit sekali, kau kan tau sendiri bagaimana aku sewaktu Sekolah dulu sangat tidak suka yang namanya kegiatan ekstrakurikuler."

"Sekarang harus berbarislah harus inilah harus itulah. Sebenarnya kakak lebih suka tinggal di rumah agar bisa bertemu dengan kekasih kakak ini setiap hari." ucap Dirga mulai dengan rayuan gombalnya.

Namun Laila malah tersenyum simpul mendengar rayuan gombal Dirga. Ia dengan santai bersandar dalam pelukan Dirga sambil merasakan hembusan angin bersama deburan ombak yang menghantam batu-batu karang.

Kedua insan yang sedang dimabuk cinta itu, terbawa suasana. Keindahan matahari yang terbenam menambah suasana semakin romantis.

Dengan lembut Dirga mengecup kening Dara, gadis yang selama ini ia cintai. Keduanya larut dalam alunan cinta dibawah lembayung senja.

Bahkan akal sehat mereka tercabik-cabik, dan porak poranda disaat melepaskan rindu setelah lama berpisah. Kenikmatan yang terlarang yang mereka lakukan dengan nama cinta meninggalkan bercak noda yang berwarna merah.

Mahkota yang selama ini dijaga oleh Dara kini terenggut oleh sang kekasih yang selalu berjanji akan menikahinya, Tanpa mereka sadari perbuatan mereka telah meninggalkan benih cinta di rahim Dara.

Kebahagiaan yang Dara rasakan sebenarnya adalah awal dari bencana dan penderitaan yang baru saja ia mulai.

Setelah mendapatkan apa yang Dirga inginkan. Dirga kembali melanjutkan pendidikan militernya atas nama karir dan masa depan.

Meninggalkan Dara yang harus menanggung akibat kenikmatan sesaat yang mereka lakukan.

Setelah beberapa Minggu Dara menyadari bahwa ada yang lain dari tubuhnya. Namun disaat ia ingin mengungkapkan apa yang menjadi kekhawatirannya. Dirga tidak bisa lagi dihubungi.

Dara tak putus asa, ia mengunjungi keluarga Dirga yang memang sudah mengetahui hubungan keduanya.

Dengan membawa beberapa buah tangan, Dara mengetuk pintu rumah orang tua Dirga. Dengan ramah keluarga Dirga menyambut kedatangan Dara yang memang sudah sering berkunjung ke rumah mereka bersama dengan Dirga.

"Dara ayo masuk." ucap perempuan paruh baya yang merupakan ibu kandung Dirga.

"Baik Bu." jawab Dara dengan sopan.

Setelah itu Dara masuk dan memberikan buah tangan yang sengaja ia siapkan tadi malam.

"Dara, ibu fikir setelah kalian berdua putus, kau tidak akan mau lagi berkunjung ke rumah kami lagi." ucap ibu Dirga dengan polosnya.

"Maksud ibu ? Dara kurang paham Bu." tanya Dara dengan bingung.

"Bukankah kau telah memutuskan hubungan kalian berdua, saat kalian pergi dan bertemu beberapa Minggu yang lalu."

"Bahkan kami baru pulang dua hari yang lalu dari kota J untuk melamar seorang gadis yang bisa menerima Dirga apa adanya." jelas ibu Dirga.

"Apa ! apa maksud ibu dengan melamar gadis yang bisa menerima Kak Dirga apa adanya ?" tanya Dara.

"Sudahlah Dara, bukankah kau telah memutuskan hubungan Dirga dengan alasan kau telah menemukan lelaki yang lebih cocok dengan mu."

"Dirga memang tidak mempunyai pendidikan yang tinggi seperti dirimu, tetapi setelah ia lulus ia bisa melanjutkan pendidikannya agar ia bisa menduduki jabatan yang lebih tinggi lagi."

"Dan saat ini ada seorang Perawat yang mau menerima keadaan Dirga dengan apa adanya. Dan kami telah resmi melamar gadis itu untuk dijadikan menantu kami."

"Dan kau bisa segera melanjutkan hubungan kalian juga ke jenjang pernikahan seperti yang kau impikan selama ini." ucap ibu Dirga tanpa basa-basi lagi.

Bagai tersambar petir disiang hari saat Dara mendengar penjelas wanita yang selama ini ia hormati dan ia anggap sebagai ibu mertuanya.

Air matanya mengalir deras, hatinya perih bak disayat sembilu. Tubuhnya lemas bagaikan tak bertulang.

Pandangan Dara melai kabur, dunia seakan runtuh menimpa tubuhnya yang lemah tanpa tenaga, hilang sudah semua harapan dan bayangan indah membina rumah tangga yang bahagia bersama Dirga.

Dengan mengatas namakan Cinta, ia renggut mahkota yang seharusnya ia jaga tapi dengan nama cinta ia renggut kemudian ia hempaskan sekuat tenaga hingga Dara harus jatuh ke lubang hitam penuh dengan derita dan air mata.

Salahkah cinta ? Sehingga sang pemujanya harus menderita akibat cinta itu sendiri ? Atau salahkan para pemuja cinta ? sehingga makna cinta tergantikan oleh nafsu penuh dengan dosa ?.

Lanjut bab berikutnya ...

Terpopuler

Comments

Wanda Nur

Wanda Nur

mkanya jadi perempuan jgn mudah di rayu jdi nyesel dn hancur kn

2023-01-05

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!