Bab. 2. Penghianat Cinta

Setelah Dara mendengar kenyataan tentang Dirga, akhirnya ia pingsan karena tak kuasa menahan beban di dada.

Beruntung sepupu Dirga datang tepat pada waktunya. Ia segera membawa Dara ke bidan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

"Syukurlah Dara kau sudah siuman." ucap Riko sambil tersenyum lega.

"Kak Riko ... ." ucapan Dara terhenti, ia tak mampu melanjutkan ucapannya.. Air matanya kembali mengalir dan tak mampu ia bendung.

"Dara kakak hanya bisa meminta maaf atas semua kesalahan yang telah Dirga lakukan, sebenarnya kakak juga tidak percaya bahwa kau telah memutuskan hubungan dengan Dirga."

"Tetapi Dirga telah memutuskan untuk menikahi wanita lain, dan ia meminta orang tuanya untuk melamar gadis itu."

"Meskipun kakak tidak tau masalah yang kalian hadapi, kakak berharap Dara bisa menerima keadaan ini dengan lapang Dada." ucap Riko.

"Setelah sekian tahun lamanya kami menjalin hubungan, suka dan duka kami lalui bersama, bahkan apapun yang ia minta Dara berikan namun kak Dirga malah memutuskan hubungan ini secara sepihak dan lebih memilih wanita yang baru ia kenal."

"Sekuat apa pundak Dara kak, sehingga ujian ini Allah berikan kepada Dara ? Dan bagaimana caranya Dara bisa melalui hari-hari yang akan datang ?." tanya Dara dengan berurai air mata.

"Dara kau harus yakin, bahwa Allah memberikan yang terbaik untuk setiap hambanya. Kakak yakin Dara akan mampu untuk melalui semua ini."

"Jika Dara mulai lelah, ingatlah bahwa masih ada orang tua dan keluarga yang masih menunggu dan mengharapkan kebaikan untuk dirimu."

"Jika saat ini kau jatuh karena Cinta, maka bangkitlah karena Cinta juga. Demi cinta yang telah diberikan oleh orang tua dan keluarga kau harus bangkit Dari."

"Di depan sana masih banyak hal yang harus kau kerjakan demi orang-orang yang mencintaimu."

"Dan menurut kakak Dirga bukanlah lelaki yang terbaik untuk wanita sebaik dirimu. Sejak ia menjadi anggota TNI ia berubah Dara."

"Dia bukan lagi Dirga yang pernah kau kenal dulu. Bahkan sebagai seorang saudara kakak sendiri tidak menyangka bahwa Dirga akan berubah seperti ini."

"Sebenarnya Dirga telah berkali-kali mengkhianati mu. Bahkan sejak satu bulan ia mengikuti pendidikan militer itu, ia telah mengkhianati cinta mu." ucap Riko dengan menundukkan kepalanya.

"Lalu mengapa kakak tidak pernah menyampaikan hal itu kepada Dara ?" tanya Dara sambil menggelengkan kepalanya.

Ia seakan tak percaya bahwa Dirga telah mengkhianati cinta yang tulus dan suci yang selama ini Dara jaga.

"Dara, kakak minta maaf jika kakak bersalah. Sebenarnya sejak awal kakak ingin menyampaikan hal ini secara langsung. Tetapi kakak belum punya kesempatan."

"Dan setiap kali orang tua Dirga melamar wanita selain dirimu, ia selalu ditolak oleh keluarganya. Kakak pikir ia kan berubah dan akan mempertahankan cinta yang kalian bina selama ini."

"Tetapi empat hari yang lalu kakak mendengar kabar lagi bahwa ia berniat melamar kekasihnya yang lain, dan ternyata ia diterima bahkan hari pernikahan mereka telah ditentukan." jelas Riko.

Duaar !

"Bagai tersambar petir untuk yang kedua kalinya, saat Dara mendengar kenyataan tentang Dirga.

Lelaki yang setiap malam selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan dirinya, yang selalu mengatakan seribu janji manis untuk dirinya bahkan mengucapkan janji dengan nama Allah ternyata adalah lelaki yang berkali-kali mengkhianatinya.

Kini setelah apa yang Dirga inginkan tercapai, ia menghilang bak ditelan bumi. Tanpa kabar apapun. Dan ternyata menghilangnya Dirga karena ia telah menjalin hubungan dengan wanita lain.

Lalu mengapa selama ini tidak ada satu orangpun yang mau menceritakan semuanya kepada Dara ? apakah semua orang percaya bahwa Dara layak untuk disakiti ?.

Dara kembali pingsan tak kuasa menanggung beban yang harus ia tanggung sendiri. Riko langsung bergegas pergi memanggil bidan untuk menolong Data.

Dengan cepat bidan tersebut melakukan pemeriksaan intensif kepada Dara. Dan setelah beberapa saat akhirnya bidan tersebut mengetahui bahwa saat ini Dara tengah mengandung benih cintanya dengan Dirga.

Namun disaat bidan tersebut ingin menyampaikan berita tersebut, Riko mendapatkan telepon dari seseorang sehingga ia buru-buru pergi meninggalkan Dara yang masih belum sadarkan diri.

Ia hanya berpesan agar bidan tersebut menjaga Dara sementara ia pergi dan ia akan segera kembali untuk menjemput Dara.

"Bu apa yang terjadi dengan saya, mengapa akhir-akhir ini saya sering lelah ?" tanya Dara setelah siuman.

"Jangan khawatir, hal ini umum terjadi terhadap wanita yang baru saja mengandung. Dan akan kembali normal setelah beberapa bulan tetapi tergantung dari masing-masing orang." jawab bidan tersebut dengan tersenyum.

"Apa mengandung ?" tanya Dara seakan tak percaya.

"Benar anda telah mengandung selama lima Minggu. Dan biasanya disaat usia kandungan seperti ini sang calon ibu banyak mengalami ... ."

Dara sudah tidak bisa mendengar lagi apa yang disampaikan oleh bidan tersebut. Ia bangkit dan segera pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa bisa berkata apa-apa lagi.

Tanpa pamit, tanpa menoleh dan tanpa kata, Dara berjalan tak tentu arah. Seperti tujuan hidupnya saat ini yang hilang bersama kabar yang ia dengar.

Dara berjalan hingga larut malam dan ia berhenti di persimpangan jalan. Ia tidak tahu harus melangkah ke mana lagi.

Terlintas kenangan -kenangan indah bersama Dirga. Bahkan setiap adegan ditepi pantai dengan dihiasi warna jingga dari sunset yang menambah kesan romantis di antara mereka.

Setiap sentuhan kasih yang Dirga berikan hingga ia berhasil merengkuh nikmat yang berlumur dosa, terlihat jelas di pelupuk mata Dara.

Namun kini semua kenangan indah itu, berubah menjadi kutukan penuh derita yang harus Dara tanggung seorang diri.

Disaat Dara benar-benar kehilangan arah, datang salah seorang murid Dara yang kebetulan lewat dijalan dimana Dara sedang linglung.

Dengan bantuan dari sang murid Dara bisa kembali pulang ke rumah keluarganya dan kini ia sudah beristirahat setelah membersihkan dirinya.

Dara masuk kedalam kamar dan segera mengunci pintu. Ia menangis dengan menutup wajahnya dengan bantal agar tidak ada yang bisa mendengar jerit tangisnya.

Dara menumpahkan semua rasa yang ia alami, sakit dan perihnya di khianati dan dicampakkan oleh seseorang yang paling ia sayangi setelah mahkotanya diberikan kepada sang kekasih.

Kini tinggal Dara bersama benih cinta yang telah tumbuh di rahim Dara tanpa Dirga sebagai pelaku yang seharusnya bertanggung jawab.

Dara menangis hingga menjelang pagi, saat ini ia sangat putus asa dan tidak tau harus bagaimana lagi untuk menjalani kehidupan yang masih panjang ini.

Hingga azan subuh berkumandang, Dara masih tetap terjaga dengan berurai air mata. Penghianatan cinta yang dilakukan oleh Dirga Pratama seorang anggota TNI Al terhadap Dara membuat Guru yang cantik dengan segudang prestasi itu kini tak mampu lagi untuk sekedar tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!