Janda Killer Kesayangan
Ig @putritanjung2020 ~
Buku ini akhirnya uni pindah ke sini, ya biar barengan sama Syifa.
Pagi ini Saraswati tampak tergesa-gesa menuju ruangannya, sudah menjadi kebiasaan wanita cantik dengan paras tegas berhidung mancung itu, tidak ingin terlambat walau pun sebentar apa bila sudah menyangkut tentang pekerjaan. Sejak menduduki posisi sebagai General Manager di perusahaan jamu tempatnya berkarir saat ini maka kesibukan Saras memang tidak bisa disebutkan lagi saking padatnya.
“Pagi bu Saras, maaf mengganggu waktu Ibu, boleh minta waktunya sebentar, Bu?” tanya karyawan yang bernama Sakti, nama itu tertera di name tag nya yang berasal divisi laboratorium.
“Ya Sakti, silahkan,” jawab Saraswati singkat dengan wajah berwibawa.
“Kami kekurangan orang di laboratorium Bu, karena tiga orang sudah kena PHK, jadi gimana sekarang ini, Bu? Apalagi gaji juga ikut diturunkan, sementara jam kerja kami malah semakin bertambah karena kekurangan orang. Kenapa sekarang perusahaan jadi seperti memeras keringat kami?!” tanya sakti dengan emosi yang hampir tidak bisa dia tahan.
Saras berusaha tenang, sejak awal pandemi ini memang banyak sekali perubahan, terutama masalah pengurangan karyawan.
“Sakti, saya tampung dulu keluhan kamu ya, saya mohon kerjasamanya. tetaplah bekerja seperti biasa dan saya akan carikan solusinya,” jawab Saras.
“Gimana saya bisa tenang! Kalau jadi Ibu sih enak … udah gaji besar, fasilitas pun dijamin sama perusahaan tapi coba liat dong kami yang di bawah, Bu!” Sakti yang terus mendesak Saras agar memberikan solusi saat ini juga, menjadi semakin emosi.
“Terus saya harus lakukan apa sekarang? Ini perusahaan besar, Bung, bukan kelompok bermain! Tolong jaga bicara anda, berikan kami waktu untuk bisa menyelesaikan masalah yang ada sekarang,” balas Saras dengan nada yang mulai naik beberapa oktaf, karena Sakti yang juga mulai membentaknya.
“Kebanyakan omong kamu!” Sakti yang tidak sabaran sudah mengepalkan tangannya untuk memukul Saras yang di matanya seperti menantang dan tidak berpihak sama sekali kepada karyawan kecil.
Tap!
“Jaga sikap kamu kepada perempuan, ini kantor bukan jalanan!”
Nada suara berat penuh tekanan menggema di lobby perusahaan. Bahkan tangan kekar itu berhasil menangkap tinju Sakti yang sedikit lagi mendarat di wajah Saraswati. Wanita itu memejamkan mata dengan tangan yang reflek terangkat untuk melindungi wajahnya.
Saras perlahan membuka mata, Sakti yang tertunduk tampak ketakutan.
“Terima kasih, Tuan, anda sudah membantu saya,” ucap Saras memberikan anggukan kecil pada lelaki yang belum dikenalnya. Wanita itu pun mengalihkan pandang lagi.
“Sakti, saya mohon anda bisa bersabar, saya akan bahas hal ini di rapat nanti. Saya permisi dulu Sakti … Tuan sekali lagi terimakasih,” lanjut Saras berbalik badan dan kembali melanjutkan langkahnya.
“Kau tolong jaga sikapmu, emosi tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah, sekarang kembali ke ruanganmu,” titah sang tuan misterius yang memiliki sorot mata setajam elang itu menatap Sakti dengan tatapan menghujam.
Sakti yang merasakan aura wibawa dari sosok pria tampan itu, tidak berani lagi membantah. Anggukan kecil yang hanya mampu menjawab perintah si tuan tampan, lalu membawa langkah kaki pemuda dari divisi laboratorium itupun balik badan dan menghilang di balik pintu.
“Pagi sudah dihidangkan dengan hal yang bikin mood ku rusak saja. Tapi cewek tadi oke juga, aku suka wanita tegas dan pemberani seperti itu. Hemm …menarik, tapi nanti saja aku cari tau tentang siapa dirinya,” gumam pria berwajah tampan dan eksotis itu sambil melangkah menuju lift.
Saraswati masih mempercepat langkahnya, jantungnya masih saja berdebar akan peristiwa tadi. Benar kata orang bijak, semakin tinggi pohon, maka semakin tinggi pula tiupan angin nya. inilah yang sekarang dihadapinya, posisi sebagai GM membuat dia akhirnya harus mengetahui semua yang dihadapi manajer-manajer yang ada di perusahaan ini.
Menjadi wanita karir dengan prestasi yang membanggakan plus karyawan kesayangan Tuan besar Nugroho — pemilik pabrik Jamu nomor satu di negeri ini, adalah impian dari wanita bergaris wajah tegas itu, hal ini benar-benar menjadikan dia sosok wanita yang memiliki tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi.
Ping!
suara notifikasi pesan dari aplikasi hijau yang dicintai semua umat itu baru saja berbunyi. Dengan cepat Saras membuka ponselnya untuk melihat pesan yang baru masuk, ternyata dari nomor yang tidak dikenal, sedikit ragu Saras membuka pesan dari nomor yang tidak terdaftar di phonebook nya.
“Ahhh … pelan sedikit dong Raju, awww sakit! Kamu semakin ganas saja.” Mata Saras membelalak sempurna, dadanya terasa sesak akibat kiriman video pendek dari kamera amatir yang sedang menunjukkan adegan panas antara sang suami dengan wanita yang tidak dikenalnya. Apakah ini nyata? Saat dirinya berjibaku dengan pekerjaan demi keluarga kecil yang sedang dibentuknya tapi sang suami malah sedang bermain gila dengan wanita lain.
Sakit, itulah yang sedang dirasakannya, hatinya begitu hancur melihat adegan singkat barusan. Bagaimana air mata takkan turun membanjiri pipi jika lelaki impian yang sangat dicintai ternyata lebih dulu mengabdikan diri pada lubang wanita lain sebelum dirinya merasakan pusaka sang suami.
“Raju … Kenapa kamu tega melakukan ini semua padaku? Astaghfirullah …,” gumam saras pelan, kakinya terasa lemas, kepalanya mendadak berat dan berdenyut akibat shock setelah melihat sesuatu yang tak seharusnya singgah dalam keluarga yang baru menapak dasar rumah tangga.
Wanita itu tak pernah membayangkan kalau sepagi ini sudah mendapatkan ujian yang bertubi-tubi. Ingin rasanya berlari pulang dan menanyakan ini semua pada lelaki terkasihnya, tapi tidak mungkin dilakukannya sekarang karena baru saja sampai di area kantor.
‘Ya Allah … tolong kuatkan hambaMu ini, aku tak ingin terpuruk dengan video yang belum pasti,’ ucapnya dalam hati berusaha untuk menampik rasa gundah hatinya.
Langkahnya terasa semakin berat, semangatnya menguap hilang entah kemana, air mata yang mulai memenuhi kelopak mata pun dengan sekuat tenaga ditahannya. Dengan langkah cepat wanita itu segera masuk ke dalam ruangannya. Tidak lama kemudian ponselnya kembali berbunyi.
Ping!
Kali ini pesan yang masuk malah dari Raju — suaminya. Rasa malas untuk membuka pesan dari aplikasi berwarna hijau itu datang menyapa, apa lagi untuk membalas sempat menggelayuti hati dan pikirannya. Tapi sebagai seorang perempuan yang masih berstatus jadi istrinya, Saras tidak mau mengabaikan pesan dari suaminya. Dia hanya tak ingin mendapatkan dosa.
[Saras, aku ternyata malah masuk ke dalam daftar PHK, akhir Desember nanti sepertinya diriku akan berhenti kerja di bank ini. Apakah kau bisa memasukkan aku ke perusahaan tempatmu bekerja, Sayang?]
Raju tidak ingin bertele-tele, karena dia sangat paham dengan karakter istrinya yang paling tidak suka berbasa basi.
Saraswati terdiam sejenak membaca pesan dari suaminya padahal baru beberapa saat yang lalu pria itu sedang berada dalam gumulan panas bersama seorang perempuan lain. Dia nggak tau kapan pergumulan itu terjadi sebab sepertinya tidak mungkin Raju mengirimkan pesan setelah mereka saling bertukar peluh.
‘Ya Tuhan … kuatkan aku untuk menghadapi ini semua. Aku tak boleh lemah!’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Lia Nurhayati
mudah2an ceritanya bagus
2023-01-06
2
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
smngatttt uni 👍👍👍 dan sbr untuk Saras 💪💪💪 🙏🥰
2022-12-05
0
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
hadir uni bru smpet mampir 🙏😁
2022-12-05
0