My Husband Is Not Mine
Gengs Yang sudah baca Karya Ini gpp Gak usah di Baca lagi ya. Soalnya ini Mimin pisahin biar kalau ada yang Cari Karya Arvan gak ribet nanya2 lagi. Oke 🙏🏻
🌹 **Happy Reading **🌹
Di sebuah Mansion besar di Barcelona City In Spain, terlihat seorang wanita yang tengah bersiap-siap untuk kabur. Dia adalah Jennifer Emilio wanita cantik berusia 21 tahun ini menolak perjodohan atas dirinya dengan pria yang tidak dia kenali.
"Lola makasih ya kamu sudah mau menemaniku untuk pergi jauh dari negara ini," ucapnya pada Asisten yang memang di khususkan untuknya.
Lola tersenyum manis kepada Jennifer yang merupakan majikanya itu, "iya sama-sama Nona, apa pun yang Anda inginkan saya akan berusaha untuk mengikutinya," balasnya dengan tenang.
Padahal sesungguhnya di dalam hatinya sangatlah merasa sangat-sangat gelisah dan khawatir. Dia sangat takut jika aksi mereka ini di ketahui oleh Tuan Jesper yang merupakan kakak dari Jennifer.
Mereka memilih kabur, karna Jennifer yang tidak mau di nikahikan oleh David seorang pria yang datang melamarnya, namun dia sama sekali tidak mengenalinya. Terlebih dari cara bahasanya David terlihatlah sangat Angkuh, yang membuat Jennifer lebih memilih kabur untuk mencari kehidupan baru.
"Kamu sudah siapkan Lola, kita akan pergi sekarang," serunya yang terlihat sudah selesai mengemas barang-barangnya yang penting saja.
Lola menganggukan kepalanya singkat membalas pertanyaan dari Jenni, "sudah Nona, tiketnya juga sudah saya siapkan di atas brangkas sana," tunjuknya pada salah satu meja brangkas milik Jenni.
Jenni tersenyum puas dengan apa yang di lakukan oleh Lola untuknya, karna mereka sudah bersama sedari kecil, itu membuat Jenni sangat-sangat menyayangi Lola bagikan kakanya sendiri.
Bahkan di saat seperti ini saja, Lola dengan patuhnya mengikuti langkah Jenni untuk kabur dari Mansion itu, padahal jelas-jelas mereka belum tau nanti akan seperti apa kehidupanya di Negara milik orang lain.
Yang terpenting sekarang mereka kabur terlebih dahulu agar selamat dari pernikahaan paksa itu.
"Nona, semua sudah siap. Kita tinggal pergi saja sekarang," lirih Lola dengan pelan, mengingat bahwa dirinya harus mengejar pesawat untuk pergi ke Italia negara tetangga yang menjadi tempat tujuanya kali ini.
Mengapa Italia, karna setau Jenni, kakaknya Jesper paling jarang mengunjungi Negara itu, entah kenapa tapi itu yang dia yakini saat ini.
Jika di tanya kemana orang tua Jenni, mereka telah meninggal di saat usia Jenni baru menginjak 15 tahun, sedangkan usia Jesper sudah menginjak 25 tahun.
Usia Jenni dan Jesper memang terpaut sangat jauh, karna penyakit yang di derita mendiang Mamahnya, membuatnya harus melakukan teraphy terlebih dahulu agar bisa memiliki anak kembali.
Mereka meninggal karena sebuah kecelakaan pesawat menuju London dulu, dan Jenazah mereka hingga saat ini masih belum di temukan. Sehingga Jesper dan Jenni hanya mengunjungi tempat kejadian saja ketika hendak berziarah untuk kedua orang tua mereka.
Saat ini Lola tengah mengawasi situasi pada seluruh sudut Mansion itu, "Nona keadaan sudah Aman, ayo cepat kita keluar," ucapnya dengan pelan, membisikan pada Jenni yang setia mengikuti di belakangnya.
Dengan mengendap-ngendap mereka keluar dari Mansion itu, bahkan dengan beraninya mereka memberikan obat tidur pada seluruh scurity dan body guard yanv tengah berjaga, sehingga langkah mereka aman sampai di luar Mansion.
"Huhahahuaha," nafas keduanya yang tidak beraturan karna berlari hingga sempat menahan nafas tadi karna ketakutan.
"Huha, kita berhasil Lola," lirih Jenni pelan sambil mengatur nafasnya yang terdengar seperti balapan itu.
Lola juga terlihat melakukan hal yang sama dengan apa yang di lakukan oleh Jenni, "iya Nona, kita berhasil dan selamat." balasnya dengan gembira, karena berhasil mengelabui seluruh anggota keluarga serta pekerja di dalam Mansion besar ini.
"Ayo Nona, kita pergi sekarang! Sebelum mereka melihat kita," ajak Lola dengan menarik tangan Jenni yang masih terdiam memandang sedih ke arah Mansion itu.
"Nona," tegur Lola pada Jenni yang tak kunjung bergerak mengikutinya.
Jenni tersadar dari lamunanya, lalu tersenyum tipis membalas panggilan dari Lola, "iya Lola maaf, aku hanya sedang berfikir saja, apakah Kakak akan baik-baik saja nanti ketika aku meninggalkanya seperti ini," lirihnya pelan, mengingat jika dia pergi nanti, Jesper kakaknya akan sendiri tanpa siapa pun.
Mengingat Jesper yang sudah berusia 31 tahun namun masih juga belum menikah. Entah kenapa dia memilih sendiri, namun itu membuat hati Jenni saat ini takut untuk melangkah pergi.
Lola yang melihat ekspresi wajah Jenni itu mengerti apa yang di rasakan oleh majikanya satu ini. "Nona, keputusan semua ada di tangan Anda, jika Nona memilih tinggal maka Nona harus mau menikah dengan Tuan David, karena bukankah Anda tau Nona jika Tuan Jesper tidak akan pernah mau membatalkanya." imbuh Lola yang membuat Jenni semakin merasakan dilema saat ini.
Dengan memjamkan matanya perlahan, Jenni akhirnya meyakinkan dirinya untuk melangkah pergi dari Mansion meninggalkan kakaknya seorang diri.
"Selamat tinggal Kakak, aku mencintaimu." Gumamnya dalam hati sambil menatap Mansion itu dari luar.
Lalu detik kemudian dia mengikuti langkah dari Lola untuk memasuki sebuah Taxi yang akan mengantarkan mereka ke Josep Tarradellas Barcelona–El Prat Airport untuk melakukan penerbangan ke Italia, sebagai negara baru mereka untuk memulai kehidupan.
Jenni lagi-lagi menarik nafasnya dalam-dalam, sembil menatap ke arah jalan raya dari jendela taxi itu. "Tuhan, lindunginlah kakak ku selalu, dia baik Tuhan, hanya saja dia sedikit keras kepala untuk menuruti keingananku. Jangan sakiti dia Tuhan, jangan hukum dia, kakak hanya mencoba menjadi orang tua yang baik untuk ku. Kali ini aku akan pergi sementara, bukan untuk selamanya. Jika kakak sudah menolaknya, maka aku akan kembali." gumamnya dalam hati dengan rasa sakit yang mengahampirinya.
Hingga tidak terasa air matanya jatuh mengingat masa kecilnya yang bahagia bersama dengan kakaknya tanpa orang tua yang menemaninya.
"Maafkan Jenni kak, tapi Jenni harus melakukan ini, hiskk,," tangisnya dengan pelan menatap jalan dengan pandangan tang kosong.
Lola yang melihat Jenni kembali menangis itu, hanya mampu menguatkan dan mengusap pundak Jenni dengan pelan. "Kita berdoa saja, semuanya kan baik-baik saja nanti. Percayalah Tuhan akan melindungi Tuan Jesper, walaupun kita jauh darinya nanti." Seru Lola dengan lembut, memberikan kekuatan pada Majikan yang saat ini sudah seperti adik dan sahabatnya itu.
Jenni membalas tatapan Lola dengan tersenyum di dalam tangisnya, "terima kasih ya Lola, kamu sudah mau menemaniku hingga saat ini, aku gak tau jika kamu gak ada bagaimana nasibku nantinya," tangisnya semakin pecah ketika dia membawa Lola ke dalam pelukanya.
"Sama-sama, mulai sekarang kita akan bersama untuk menghadapi kerasnya hidup di luar sana Oke, kamu jangan cengeng." Lirihnya pelan menepuk lembut punggu Jenni yang terlihat lemah saat ini.
"Itu pasti," jawab Jenni dengan penuh keyakinan, bahwa langkahnya ini tidak akan salah.
**To be continue. **
Jangan lupa Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya😘😘
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Lyana Gunawan
baru mulai
2023-04-02
0
Becky D'lafonte
mulai baca
2023-03-24
0
Radya Arynda
semangaaat💪💪💪💪💪
2022-12-01
0