Pernikahan Dua Hati

Pernikahan Dua Hati

Part 1: Bianca Hatinya Hancur

Gadis polos berusia 13 tahun yang baru duduk di bangku SMP kelas 2 itu, sedang termangu dan duduk di sudut kamar, dia memeluk kedua lututnya. Nama gadis itu adalah, Bianca Ayu Dewi.

Air matanya berderai menangis, terlihat sesak dadanya setelah mendengar sang pujaan hati yang bernama Rama akan menikah dengan wanita lain di bulan depan.

Pacarnya yang bernama Rama Aditya Putra, bulan depan akan menikah dengan wanita teman kerjanya yang bernama Siska.

Rama usianya baru menginjak 25 tahun, dan calon dari Rama yang akan dia nikahi usianya, terpaut 3 tahun yaitu 22 tahun.

Bianca baru menjalin hubungan dengan Rama sekitar enam bulan. Rama sudah bekerja sedangkan Bianca, masih duduk di bangku SMP kelas 2.

Anak seusia dia masih polos dan senang bermain. Tapi karena perhatian yang lebih dari Rama kepada Bianca, menjadikan Bianca di mabuk kepayang. Rama adalah cinta pertama Bianca.

Dari mulai bayar SPP, keperluan alat sekolah dan antar jemput sekolah, selalu di jemput oleh Rama, tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Bianca selalu berpura-pura kepada kedua orang tuanya, dia ke sekolah dengan berjalan kaki atau di jemput teman di seberang jalan dengan memakai motor. Kebetulan jarak rumah ke sekolah dekat

\*\*\*\*\*

Bianca anak manja, mau pergi sekolah pun terkadang masih di suapin Ibunya.

Orang tua dari Bianca cukup sederhana, Bapaknya hanya seorang karyawan biasa, sedangkan Ibunya, hanya berjualan sayuran di pasar tradisional.

Bianca hari itu sakit, nampak terlihat mukanya pucat pasi. Dia memegang perutnya, seakan mual dan kepalanya terasa pusing.

"Bu, hari ini aku tidak sekolah ya, pusing," ucap Bianca kepada Ibunya itu.

Ibunya Bianca yang bernama Bu Astri, terlihat sangat khawatir, lalu dia memberikan obat kepada anaknya itu.

Ibu Astri memutuskan untuk tidak berjualan ke pasar karena mengkhawatirkan keadaan anaknya itu.

"Nggak apa-apa Bu, kalau mau ke pasar pergi saja, aku hanya pusing biasa ko," jawabnya.

"Bener kamu tidak apa-apa, kalau Ibu tinggal?" tanya Ibu, sambil membelai rambut Bianca.

Bianca menganggukkan kepalanya, dan tersenyum tipis.

"Nggak apa-apa, Merry sama Kakaknya mau datang kesini," ucapnya.

Ibu pun meninggalkan Bianca untuk pergi ke pasar berjualan.

*****

Jam menunjukkan pukul sebelas siang, teman sekolah dari Bianca datang ke rumah dia temani Kakaknya, yang bernama Febry. kedekatan mereka sangat akrab.

Mereka berteman dari sejak SD, satu kelas. Kedekatan keluarga dari Bianca dan temannya itu yang bernama Merry cukup dekat.

"Kak Febry apa kabar," Bianca mengulurkan tangannya, kepada Febry Kakak dari Merry itu.

Febry tinggal di kota Medan setelah menikah, dia baru menikah 3 bulan, kebetulan dia sedang berlibur ke rumah Ibunya yang sekarang berada di Jakarta.

Febri terlihat penasaran dengan sakit yang di derita Bianca, karena dia dari pertama datang, Bianca terlihat bolak-balik ke kamar mandi dan muntah, peluh bercucuran. Dan memegang perut terus.

"Kamu sudah minum obat apa, ?"tanya Febry, menatap lekat kepada Bianca.

"Obat masuk angin," jawabnya polos.

"Sudah ke dokter?" sambung lagi Febry.

"Belum, tapi aku belum datang bulan, dan bawaannya Ingin tidur." jawabnya.

Entah mengapa Febry seakan menebak, dan di hinggapi rasa curiga. Bianca itu sedang hamil karena dari tanda-tanda yang dia lihat.

Dan sebelumnya adik dari Febry yaitu Merry, pernah bercerita jika hubungan pacaran Bianca dengan Rama cukup dekat dan mereka selalu mencuri waktu untuk pergi berdua di saat pulang sekolah, dengan alasan kerja kelompok.

Kebetulan Febry bawa alat test pack, karena dia pengantin baru yang ingin segera mempunyai momongan. Jadi alat tersebut dia bawa di tas untuk jaga-jaga jika dia telat datang bulan bisa ngecek.

*****

Tanpa pikir panjang Febry menyuruh Bianca untuk membuang air kecil ke kamar mandi, dengan di ikuti oleh Febry.

Lalu setelah Bianca keluar dari kamar mandi dan membawa urine yang berada di dalam wadah, Febri memasukkan alat test pack tersebut kedalam wadah yang berisi urine dari Bianca.

Beberapa menit kemudian.

"Ya ampun, apa aku tidak salah lihat!" gumam hati Febry. Karena hasil dari test pack tersebut bergaris dua dan nampak berwarna merah.

Febry terkejut, dia tahu Bianca masih belia, dan dia sangat polos. Dia berpikir bisa-bisanya dia sampai menyerahkan kesuciannya, sedangkan dia masih duduk di bangku SMP kelas dua.

Dengan penuh keberanian akhirnya Febry bertanya kepada Bianca, dan dia juga menganggap anak itu seperti adiknya sendiri.

"Kamu sudah lama pacaran dengan Rama?" tanya Febry cukup berhati-hati ketika bertanya kepada Bianca.

"Sudah hampir lima bulan," jawabnya.

"Maaf, hubungan Bianca mungkin terlalu jauh ya, dengan Rama, dan sudah..." Febry tidak meneruskan bicaranya.

Nampak Bianca terlihat heran.

"Memangnya kenapa," dia tersipu malu.

"Kalian sudah melakukan hal yang jauh ya, saat pacaran," Febry menatap anak itu seakan ingin meneteskan air mata.

"Maksud Kakak, apa..? kalau pacaran ya, biasa saja jalan-jalan, dan makan. Cuma itu!" Bianca terlihat berbohong dan menahan malu.

"Ini...ini apa, jawab jujur sama Kakak, dan lihat mata Kakak. Kamu jangan bohong sama

Kakak," Febri memperlihatkan alat test pack yang sudah bergaris dua.

Nampak Febry menetes kan air mata. Bulir putih yang dia tahan akhirnya tumpah juga menetes basah di pipinya.

Bianca tertunduk

"Ini artinya apa Kak?" ucap gadis polos itu.

"Kamu hamil !" Febry seakan tidak bisa membendung air matanya. karena dia di hinggapi rasa tidak percaya, anak yang polos, lugu, dan baru menginjak usia 13 tahun sudah hamil. Dan dia sendiri tidak tahu apa arti dari test pack yang bergaris merah dua.

"Kamu hamil Bianca!" dengan spontan Merry teman sekolah dari Bianca atau adik dari Febry terbelalak matanya. Dia pun seakan tidak percaya apa yang baru saja dia dengar dari mulut Kakaknya dan melihat test pack yang sudah bergaris dua berwarna merah.

"Mama kamu pulang jam berapa? biar Kakak nanti yang bilang sama Mamamu," ucap Febry.

"Tapi...Kak," Bianca tidak meneruskan bicaranya, dia tertunduk dan air mata menetes dari ujung matanya.

"Tapi apa? kamu takut sama Mamamu?" tanya Febry.

Bianca menganggukkan kepalanya.

"Pokonya Bima, harus tanggung jawab. Atas semua ini!" Febry terlihat dari raut mukanya menahan amarah dan kesal.

Bianca anak kedua, sang Kakak yang bernama Tyanca, berada di kota Bandung.

Dia sudah menikah dan mempunyai anak satu seorang perempuan.

Febry dan Tyanca bersahabat sejak masih di bangku TK. Jadi kedekatan Bianca dan Merry sang adik dari Febry, menambah erat hubungannya keluarga mereka.

Bianca menghela napas panjang.

"Bima mau menikah bulan depan," ucap Bianca lirih dan terisak tangis.

Febry mengepalkan tangannya.

"Sialan!" decak Febry, dia sangat memperdulikan Bianca seperti adik kandungnya sendiri.

Terlihat Merry memandangi sahabatnya itu. Gadis polos yang masih berusia 13 tahun itu, nampak dalam hatinya sedang berpikir. Kenapa sahabatnya itu bisa hamil, sedangkan dia baru kelas dua SMP, dan nanti gimana dengan sekolahnya.

Febry memandangi adiknya yang sedang menatap lekat kepada Bianca, tapi pandangannya kosong.

"Hussstt... jangan berpikir yang aneh-aneh. Kamu jangan bilang ke teman-teman sekolah Bianca hamil ya, awas!" ancam Kakaknya itu.

Merry hanya cengengesan tersenyum tipis.

"Kak, jadi gimana, kita tunggu Mamanya Bianca, datang saja sepulang kerja. Kalau di tinggal sendiri kasihan, takut bunuh diri atau dia akan menggurkan kandungannya," Merry berbisik pelan lekat ke kuping sang kakak.

"Shitttt... ngomong apa kamu!" Febry melotot ke arah Merry sang adik.

Sang adik yang terlihat polos hanya tertawa cengengesan.

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

mampir

2022-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Bianca Hatinya Hancur
2 Part: 2 Mamanya Bianca Terpuruk
3 Part : 3 Sang Mama Pilu
4 Part: 4 Papanya Bianca Kecewa
5 Part: 5 Bianca belum siap berbicara dengan Papa
6 Bab 6 Gurunya Bianca khawatir
7 Bab 7 Papa kembali mengenang masa indah bersama Bianca
8 Bab:8 Mama khawatir
9 Bab: 9 Kuncir Rambut
10 Bab: 10 Di dokter kandungan
11 Bab: 11 Papa mencecar pertanyaan
12 Bab:12 Kedatangan Tyanca
13 Bab: 13 Tyanca Marah
14 Bab : 14 Tyanca Kecewa
15 Bab: 15 guru Bianca datang
16 Bab: 16 Bu Guru Termenung
17 Bab: 17 Keluarga Bianca berkunjung ke rumah Rama
18 Bab 18 Tyanca Marah
19 Bab: 19 Rama terkejut dengan kedatangan keluarga Bianca.
20 Bab 20 Rama di desak untuk menikahi Bianca
21 Bab 21 keluarga Bianca pulang
22 Bab: 22 Amal Larasati
23 Bab:23 Tyanca geram kepada Rama
24 Bab: 24 Sang Mama Bianca Malu
25 Bab: 25 Bianca khawatir
26 Bab: 26 Bianca Menikah
27 Bab: 27 Bianca mau dibawa sang Tante
28 Bab:28 Bianca dibawa Tante Astrid
29 Bab 29 Hati Mama Astri tidak karuan
30 Bab: 30 Rama menikah
31 Bab : 31 Tyanca Kecewa
32 Bab: 32 Papanya Bianca, Terkejut
33 Bab 33 Papa Kesal
34 Bab 34 Mama Merasa Bersalah.
35 Bab 35 Mama Terluka
36 Bab: 36 Amel melahirkan
37 Bab: 37 Rama Lemah Lunglai
38 Bab: 38 Rama Di Usir
39 Bab 39: Kandungan Bianca Lemah
40 Bab: 40 Bianca Melahirkan
41 Bab 41 Bianca Teringat Rama
42 Bab 42 Amel Sedih.
43 Bab 43 Pertengkaran Keluarga Rama
44 Bab: 44 Ibunya Rama Terpuruk.
45 Bab 45 Bianca Merasa Jemu.
46 Bab 46. Pertemuan Gerry dan Angga.
47 Bab 47 Amel panik.
48 Bab: 48 kedatangan Ibunya Rama ke rumah Amel.
49 Bab: 49 Bianca ikut ke Bandung.
50 Bab: 50 Angga Teringat Bayi Amel.
51 Bab: 51 Angga terlihat suka sama Bianca.
52 Bab: 52 Rama kecelakaan
53 Bab 53 Tante Fani Penasaran
54 Bab: 54 Tante Fani emosi
55 Bab: 55 Ibunya Rama Terpuruk
56 Bab: 56 Pertengkaran
57 Bab: 57 Amel bertemu Ibunya Bianca.
58 Bab: 58 Amel Terkejut
59 Bab: 59 Pertemuan
60 Bab 60 Bapaknya Amel dihinggapi rasa takut.
61 Bab 61 Pertengkaran
62 Bab: 62 Tante Fani Kesal
63 Bab: 63 Amel Ke Rumah Mamanya Bianca.
64 Bab: 64 Pertemuan Amel dan Bianca.
65 Bab: 65 Pertemuan kedua Anaknya Rama
66 Bab : 66 Terharu.
67 Bab 67 Pertemuan Amel dan Tyanca.
68 Bab 68 Tyanca dihinggapi rasa kesal
69 Bab: 69 Terluka
70 Bab: 70 Rama Bingung
71 Bab: 71 Rama Pilu
72 Bab: 72 Karma
73 Bab: 73 Terkejut
74 Bab: 74 Kenangan Lama
75 Bab : 75 Menguak Masa Lalu
76 Bab: 76 Hujan Air Mata
77 Bab: 77 Pertemuan Tidak Terduga
78 Bab: 78 Mengingat sosok Rama.
79 Bab: 79 Kecewa
80 Bab: 80 Rani kecewa
81 Bab: 81 Perkelahian
82 Bab: 82 Pertengkaran
83 Bab: 83 Masa Lalu
84 Bab 84 Pertemuan Tante Fani dan Tyanca
85 Bab: 85 Pertemuan Tante Fani dan Bianca
86 Bab: 86 Kenangan Lama
87 Bab:. 87 Pertemuan Tante Fani
88 Bab: 88 Kecewa
89 Bab: 89 Jatuh Hati
90 Bab: 90 Rasa Penasaran
91 Bab: 91 Terkuak Semua
92 bab: 92 Amel Kerja Di Bandung
93 Bab: 93 Rasa khawatir
94 Bab: 94
95 Bab:95 Jatuh Cinta
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Mengenang Masa Lalu
98 Bab: 98 Teringat Masa Lalu
99 Bab: 99 Curiga
100 Bab: 100 Kedatangan Tante Fani
101 Bab:101 Rasa Terkejut
102 Bab: 102 Kedatangan Tamu
103 Bab: 103 Amarah
104 Bab: 104 Pulang Ke Jakarta
105 Bab: 105 Kesal Terpendam
106 Bab: 106 Cemburu
107 Bab: 107 Bianca Kesal
108 Bab: 108 Mendatangi Tempat Usaha
109 Bab: 109 Terpesona
110 Bab 110
111 Bab: 111 Rasa Penasaran
112 Bab: 112 Cemburu
113 Bab: 113 Cemburu
114 Bab: 114 Terjatuh
115 Bab: 115 Rasa Bersalah
116 Bab: 116 Rasa rindu terhadap Anak.
117 Bab: 117 Rasa Rindu
118 Bab: 118 Rasa gembira
119 Bab: 119 Kesalahan
120 Bab: 120 Pertengkaran
121 Bab:121 Emosi yang memuncak
122 Bab: 122 Rasa bersalah
123 Bab: 123 Sang Anak Rewel
124 Bab: 124 Kesal
125 Bab: 125 Rasa khawatir
126 Bab: 126 Penyesalan
127 Bab: 127 Depresi..
128 Bab: 128 Rasa terkejut
129 Bab: 129 Berusaha Ikhlas
130 Bab: 130 Dihinggapi rasa penasaran
131 Bab: 131 Rasa iba
132 Bab: 132 Ikhlas melepaskan
133 Bab: 133 Tyanca Kesal.
134 Bab: 134 Papanya Bianca gelisah
135 Bab: 135 Tyanca tersulut emosi
136 Bab:136 Dihinggapi rasa penasaran
137 Bab; 137 Bianca kecewa
138 Bab: 138 Bianca pilu
139 Bab; 139 Tyanca tersenyum puas
140 Bab: 140 Bianca kesal
141 Bab :141 Bianca Pergi
142 Bab: 142 Penuh sesak
143 Bab: 143 Mama Astri dihinggapi rasa sedih.
144 Bab: 145 Tersenyum Bahagia
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Part 1: Bianca Hatinya Hancur
2
Part: 2 Mamanya Bianca Terpuruk
3
Part : 3 Sang Mama Pilu
4
Part: 4 Papanya Bianca Kecewa
5
Part: 5 Bianca belum siap berbicara dengan Papa
6
Bab 6 Gurunya Bianca khawatir
7
Bab 7 Papa kembali mengenang masa indah bersama Bianca
8
Bab:8 Mama khawatir
9
Bab: 9 Kuncir Rambut
10
Bab: 10 Di dokter kandungan
11
Bab: 11 Papa mencecar pertanyaan
12
Bab:12 Kedatangan Tyanca
13
Bab: 13 Tyanca Marah
14
Bab : 14 Tyanca Kecewa
15
Bab: 15 guru Bianca datang
16
Bab: 16 Bu Guru Termenung
17
Bab: 17 Keluarga Bianca berkunjung ke rumah Rama
18
Bab 18 Tyanca Marah
19
Bab: 19 Rama terkejut dengan kedatangan keluarga Bianca.
20
Bab 20 Rama di desak untuk menikahi Bianca
21
Bab 21 keluarga Bianca pulang
22
Bab: 22 Amal Larasati
23
Bab:23 Tyanca geram kepada Rama
24
Bab: 24 Sang Mama Bianca Malu
25
Bab: 25 Bianca khawatir
26
Bab: 26 Bianca Menikah
27
Bab: 27 Bianca mau dibawa sang Tante
28
Bab:28 Bianca dibawa Tante Astrid
29
Bab 29 Hati Mama Astri tidak karuan
30
Bab: 30 Rama menikah
31
Bab : 31 Tyanca Kecewa
32
Bab: 32 Papanya Bianca, Terkejut
33
Bab 33 Papa Kesal
34
Bab 34 Mama Merasa Bersalah.
35
Bab 35 Mama Terluka
36
Bab: 36 Amel melahirkan
37
Bab: 37 Rama Lemah Lunglai
38
Bab: 38 Rama Di Usir
39
Bab 39: Kandungan Bianca Lemah
40
Bab: 40 Bianca Melahirkan
41
Bab 41 Bianca Teringat Rama
42
Bab 42 Amel Sedih.
43
Bab 43 Pertengkaran Keluarga Rama
44
Bab: 44 Ibunya Rama Terpuruk.
45
Bab 45 Bianca Merasa Jemu.
46
Bab 46. Pertemuan Gerry dan Angga.
47
Bab 47 Amel panik.
48
Bab: 48 kedatangan Ibunya Rama ke rumah Amel.
49
Bab: 49 Bianca ikut ke Bandung.
50
Bab: 50 Angga Teringat Bayi Amel.
51
Bab: 51 Angga terlihat suka sama Bianca.
52
Bab: 52 Rama kecelakaan
53
Bab 53 Tante Fani Penasaran
54
Bab: 54 Tante Fani emosi
55
Bab: 55 Ibunya Rama Terpuruk
56
Bab: 56 Pertengkaran
57
Bab: 57 Amel bertemu Ibunya Bianca.
58
Bab: 58 Amel Terkejut
59
Bab: 59 Pertemuan
60
Bab 60 Bapaknya Amel dihinggapi rasa takut.
61
Bab 61 Pertengkaran
62
Bab: 62 Tante Fani Kesal
63
Bab: 63 Amel Ke Rumah Mamanya Bianca.
64
Bab: 64 Pertemuan Amel dan Bianca.
65
Bab: 65 Pertemuan kedua Anaknya Rama
66
Bab : 66 Terharu.
67
Bab 67 Pertemuan Amel dan Tyanca.
68
Bab 68 Tyanca dihinggapi rasa kesal
69
Bab: 69 Terluka
70
Bab: 70 Rama Bingung
71
Bab: 71 Rama Pilu
72
Bab: 72 Karma
73
Bab: 73 Terkejut
74
Bab: 74 Kenangan Lama
75
Bab : 75 Menguak Masa Lalu
76
Bab: 76 Hujan Air Mata
77
Bab: 77 Pertemuan Tidak Terduga
78
Bab: 78 Mengingat sosok Rama.
79
Bab: 79 Kecewa
80
Bab: 80 Rani kecewa
81
Bab: 81 Perkelahian
82
Bab: 82 Pertengkaran
83
Bab: 83 Masa Lalu
84
Bab 84 Pertemuan Tante Fani dan Tyanca
85
Bab: 85 Pertemuan Tante Fani dan Bianca
86
Bab: 86 Kenangan Lama
87
Bab:. 87 Pertemuan Tante Fani
88
Bab: 88 Kecewa
89
Bab: 89 Jatuh Hati
90
Bab: 90 Rasa Penasaran
91
Bab: 91 Terkuak Semua
92
bab: 92 Amel Kerja Di Bandung
93
Bab: 93 Rasa khawatir
94
Bab: 94
95
Bab:95 Jatuh Cinta
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Mengenang Masa Lalu
98
Bab: 98 Teringat Masa Lalu
99
Bab: 99 Curiga
100
Bab: 100 Kedatangan Tante Fani
101
Bab:101 Rasa Terkejut
102
Bab: 102 Kedatangan Tamu
103
Bab: 103 Amarah
104
Bab: 104 Pulang Ke Jakarta
105
Bab: 105 Kesal Terpendam
106
Bab: 106 Cemburu
107
Bab: 107 Bianca Kesal
108
Bab: 108 Mendatangi Tempat Usaha
109
Bab: 109 Terpesona
110
Bab 110
111
Bab: 111 Rasa Penasaran
112
Bab: 112 Cemburu
113
Bab: 113 Cemburu
114
Bab: 114 Terjatuh
115
Bab: 115 Rasa Bersalah
116
Bab: 116 Rasa rindu terhadap Anak.
117
Bab: 117 Rasa Rindu
118
Bab: 118 Rasa gembira
119
Bab: 119 Kesalahan
120
Bab: 120 Pertengkaran
121
Bab:121 Emosi yang memuncak
122
Bab: 122 Rasa bersalah
123
Bab: 123 Sang Anak Rewel
124
Bab: 124 Kesal
125
Bab: 125 Rasa khawatir
126
Bab: 126 Penyesalan
127
Bab: 127 Depresi..
128
Bab: 128 Rasa terkejut
129
Bab: 129 Berusaha Ikhlas
130
Bab: 130 Dihinggapi rasa penasaran
131
Bab: 131 Rasa iba
132
Bab: 132 Ikhlas melepaskan
133
Bab: 133 Tyanca Kesal.
134
Bab: 134 Papanya Bianca gelisah
135
Bab: 135 Tyanca tersulut emosi
136
Bab:136 Dihinggapi rasa penasaran
137
Bab; 137 Bianca kecewa
138
Bab: 138 Bianca pilu
139
Bab; 139 Tyanca tersenyum puas
140
Bab: 140 Bianca kesal
141
Bab :141 Bianca Pergi
142
Bab: 142 Penuh sesak
143
Bab: 143 Mama Astri dihinggapi rasa sedih.
144
Bab: 145 Tersenyum Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!