Part : 3 Sang Mama Pilu

Hati Mama, sedih.

Mamanya Bianca, kemudian menghampiri anaknya. Febri berusaha menyabarkan Mamanya Bianca. Jangan sampai emosi menghadapi anaknya, yang sedang di rundung masalah tersulut.

"Mah sini, duduk dekat Bianca," ucap anak itu, seakan tidak ada rasa berdosa.

Sang Mama, hanya termangu berdiri. badannya seakan tidak bisa bergerak.

Matanya melotot ke arah anaknya itu, kemudian dia membuang napas kasar.

"Bianca, ikut Mama ke kamar. Mama mau bicara!" ucapnya, terlihat dari nada suaranya sangat kesal dan memendam rasa kecewa dan emosi yang dalam

"Nanti Mah, lagi seru filmnya," dengan polos, anak itu berkata

"Dengar nggak, Mama ngomong!" nada bicara Mamanya sekarang terdengar sangat kesal.

Akhirnya Bianca pun, berdiri dan berjalan mengikuti Mamanya, yang sudah terlebih dahulu berjalan di hadapannya.

Febry dan Merry saling bertatapan. mereka seakan tahu, pasti Mamanya Bianca, akan memarahi anaknya itu.

"Kak, aku takut. Ayo, kita pulang saja," Merry mengajak sang Kakak,agar segera pulang.

"Diluar hujan lebat, mana bisa kita pulang. Kamu mau sakit, ada-ada saja, nih, bocah!" Febry mencubit pipi dari Merry sang adik yang terlihat tembem.

Merry perawakannya gemuk, dan dia anak yang polos dan cuek dalam segi penampilan. Tapi dia sangat peduli terhadap Teman-temannya.

*****

Mama memarahi Bianca.

Terdengar dari dalam kamar suara Mamanya Bianca, sedang memarahi anaknya itu.

Bianca dan Mama, terdengar terisak tangis.

"Maafkan aku Mah," ucap Bianca, dia suara tersedu.

"Mama tidak menyangka, kamu bisa berbuat seperti itu. Mama sangat kecewa! kamu melakukannya dimana? Mama tidak habis pikir sama kamu Nak. Kamu anak polos, lugu." ucap Mama seakan menyerang anaknya itu.

"Maafkan, Mah." hanya kata tersebut yang terlontar dari mulut Bianca.

"Mama kecewa sama kamu!" kembali Mamanya menghujani kekesalan yang terasa sesak di dalam hatinya.

*****

Bianca seakan takut oleh Mamanya itu, dia duduk di bawah kasur dan memeluk lututnya. kedua telapak tangannya, dia pakai untuk menutup penuh wajahnya. Dia seperti ketakutan dan akan di pukul oleh Mamanya.

Karena selama ini dia, sangat di sayang dan di manja oleh Mamanya itu. Jadi ketika Mamanya marah dan baru kali ini.

Dia dihinggapi rasa takut yang amat dalam.

***

Dia memejamkan matanya, teringat saat itu, ketika dia dibawa oleh Rama ke sebuah tempat kost-an milik temannya Rama, dia di cumbu dan di rayu oleh Rama.

Saat itu Bianca terbuai bujuk rayu dari Rama. kata-kata manisnya dari mulut Rama, seakan meluluh lantakkan perasaannya, dia baper karena usianya pun masih belia. Jadi Bianca, terhanyut oleh gombalan sang lelaki itu.

Bianca teringat ucapan gombal Rama.

"Sayang, kalau kamu sayang dan cinta sama aku, kamu harus memberikan apa yang aku mau," ucap rayuan gombal dari Rama, kala itu.

Entah kenapa, Bianca saat itu seakan pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa, ketika sang lelaki yang terdengar mengucapkan kata-kata gombal itu, memaksanya untuk menyerahkan keperawanannya untuknya.

Bianca yang polos dan lugu, mau saja melakukan hubungan terlarang itu, dia tidak memikirkan hal buruk kedepannya akan seperti apa, jika dia melakukan hubungan diluar batas bersama lelak itu.

Apalagi Bianca usianya cukup terbilang masih belia dan dia pun belum bisa melakukan apapun atau anak manja.

Sehari-harinya saja dia masih mengandalkan Mamanya untuk melakukan aktivitas.

\*\*\*\*\*

Bianca menutup mata, dia terus-menerus mengingat kejadian waktu itu.

Entah capek atau kondisi badan sedang hamil. Kemudian dia tertidur dalam keadaan kakinya masih memeluk lutut dengan kedua tangannya.

Mamanya Bianca, dihinggapi rasa heran, mengapa tangisan anaknya berhenti. Lalu dia mendekati tubuh anaknya itu, dan perlahan dia menyibakkan rambut anaknya yang terurai panjang. Ternyata Bianca tertidur dengan mata sembab.

Hati Ibu mana yang tidak sakit hatinya melihat sang anak yang polos dan masih di suapi makan, tidur pun masih suka di pinggir Mamanya, saat ini sudah di nodai oleh lelaki.

Mamanya Bianca, menghela napas panjang.

Dia memeluk erat tubuh anaknya itu, dengan bersimbah air mata. Rasanya rasa kesal dan amarah sirna ketika melihat anaknya yang terlihat lelah, keringat pun bercucuran menetes dari kening anak belia itu.

Sang Mama mengusap lembut kepala sang anak. Dia kembali tersedu menangis. Mamanya Bianca, tetap tidak percaya dengan semua yang terjadi yang menimpa anaknya itu. Mengapa lelaki itu tega melakukan semua ini terhadap anaknya yang usianya masih belia. Mamanya Bianca nggak tahu apa yang nanti akan di ucapkan kepada Bima, yang sudah menodai anaknya itu.

Kemudian sang Mama, mengangkat anaknya, untuk di pindahkan ke kasur.

"Kamu anak manis, anak polos, anak ceria. Mama kecewa dengan kamu, Mama terluka," gumam hati Mamanya Bianca.

\*\*\*\*\*

Mamanya Bianca, seakan menyesali semuanya. Mengapa selama ini membiarkan anaknya untuk pergi sekolah sendiri, padahal jika dia di antar sekolah sama Mamanya mungkin tidak akan terjadi semua yang menimpa sekarang ini.

Pikiran Mama sangat kalut dan seakan tertekan dengan keadaan seperti ini.

Tiba-tiba gawai berbunyi nampak terlihat sang suami menelepon, Mama terlihat ragu untuk mengangkat telepon.

Karena sang Mama sangat lama untuk mengangkat telepon tersebut, akhirnya suaminya mengirimkan pesan kepada istrinya tersebut.

{"Mah, Papa pulang besok pagi. Gimana anak kita sudah tidur belum?"} Papa mau bicara sama dia. Ini Papa udah beliin Tas sekolah buat dia," tulis pesan dari Papanya Bianca.

Pesan tersebut dibaca oleh Mama, dan Mama pun meneteskan air mata, karena anaknya itu, mungkin tidak akan kembali sekolah lagi.

Karena sang anak sekarang sudah berbadan dua, mungkin juga besok hari terakhir sang Mama, akan pamit ke sekolah untuk tidak meneruskan sekolah anaknya tersebut.

"Alasan apa nanti yang akan aku berikan kepada sang guru, bahwa anakku akan keluar atau putus sekolah," gumam hati Mamanya Bianca.

\*\*\*\*\*

Karena pesan sudah dibaca oleh istrinya, sang suami pun mencoba menelepon kembali istrinya itu.

{"Mah, Bianca pasti sudah tidur ya?"} tanya Papa, di sambungan telepon selularnya.

Sangat lama sang istri menjawab, karena suaranya seakan serak untuk berucap. Tangisan dari sang istri dari tadi tak henti berhenti, kemudian Mama Bianca menghela napas secara perlahan.

{"Sud..sudah, Pah,"} terdengar parau suara sang Mama.

Mendengar suara Mama, terdengar parau dan serak, Papanya Bianca, dihinggapi rasa penasaran.

{"Mah, lagi sakit ya? ko, suaranya serak gitu?"}tanya sang suami..

{"Iy...iya, pah!"} sang istri berusaha menutupi kesedihannya dan berbohong terhadap suaminya itu.

{"Sudah makan obat belum?"} sambung lagi sang suami, dihinggapi rasa khawatir yang teramat kepada istrinya.

{"Sudah, Pah,"} ucapnya lirih.

{"Yasudah, besok Papa pulang, mau dibawain oleh-oleh apa? ini Papa bawa oleh-oleh buat anak kita. Tas buat sekolah, kayaknya kalau dia lihat Tasnya, pasti senang dan akan dipakai tiap hari ke sekolah,"} sang Papa, begitu yakin, anaknya nanti akan suka dengan tas yang di belinya dan dipakai tiap hari ke sekolah.

Mendengar ucapan suaminya itu hati sang istri seakan teriris, perih menyayat hati.

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

pasti orang tua kecewa kl anak yg kita sayang taunya hamil

2022-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Bianca Hatinya Hancur
2 Part: 2 Mamanya Bianca Terpuruk
3 Part : 3 Sang Mama Pilu
4 Part: 4 Papanya Bianca Kecewa
5 Part: 5 Bianca belum siap berbicara dengan Papa
6 Bab 6 Gurunya Bianca khawatir
7 Bab 7 Papa kembali mengenang masa indah bersama Bianca
8 Bab:8 Mama khawatir
9 Bab: 9 Kuncir Rambut
10 Bab: 10 Di dokter kandungan
11 Bab: 11 Papa mencecar pertanyaan
12 Bab:12 Kedatangan Tyanca
13 Bab: 13 Tyanca Marah
14 Bab : 14 Tyanca Kecewa
15 Bab: 15 guru Bianca datang
16 Bab: 16 Bu Guru Termenung
17 Bab: 17 Keluarga Bianca berkunjung ke rumah Rama
18 Bab 18 Tyanca Marah
19 Bab: 19 Rama terkejut dengan kedatangan keluarga Bianca.
20 Bab 20 Rama di desak untuk menikahi Bianca
21 Bab 21 keluarga Bianca pulang
22 Bab: 22 Amal Larasati
23 Bab:23 Tyanca geram kepada Rama
24 Bab: 24 Sang Mama Bianca Malu
25 Bab: 25 Bianca khawatir
26 Bab: 26 Bianca Menikah
27 Bab: 27 Bianca mau dibawa sang Tante
28 Bab:28 Bianca dibawa Tante Astrid
29 Bab 29 Hati Mama Astri tidak karuan
30 Bab: 30 Rama menikah
31 Bab : 31 Tyanca Kecewa
32 Bab: 32 Papanya Bianca, Terkejut
33 Bab 33 Papa Kesal
34 Bab 34 Mama Merasa Bersalah.
35 Bab 35 Mama Terluka
36 Bab: 36 Amel melahirkan
37 Bab: 37 Rama Lemah Lunglai
38 Bab: 38 Rama Di Usir
39 Bab 39: Kandungan Bianca Lemah
40 Bab: 40 Bianca Melahirkan
41 Bab 41 Bianca Teringat Rama
42 Bab 42 Amel Sedih.
43 Bab 43 Pertengkaran Keluarga Rama
44 Bab: 44 Ibunya Rama Terpuruk.
45 Bab 45 Bianca Merasa Jemu.
46 Bab 46. Pertemuan Gerry dan Angga.
47 Bab 47 Amel panik.
48 Bab: 48 kedatangan Ibunya Rama ke rumah Amel.
49 Bab: 49 Bianca ikut ke Bandung.
50 Bab: 50 Angga Teringat Bayi Amel.
51 Bab: 51 Angga terlihat suka sama Bianca.
52 Bab: 52 Rama kecelakaan
53 Bab 53 Tante Fani Penasaran
54 Bab: 54 Tante Fani emosi
55 Bab: 55 Ibunya Rama Terpuruk
56 Bab: 56 Pertengkaran
57 Bab: 57 Amel bertemu Ibunya Bianca.
58 Bab: 58 Amel Terkejut
59 Bab: 59 Pertemuan
60 Bab 60 Bapaknya Amel dihinggapi rasa takut.
61 Bab 61 Pertengkaran
62 Bab: 62 Tante Fani Kesal
63 Bab: 63 Amel Ke Rumah Mamanya Bianca.
64 Bab: 64 Pertemuan Amel dan Bianca.
65 Bab: 65 Pertemuan kedua Anaknya Rama
66 Bab : 66 Terharu.
67 Bab 67 Pertemuan Amel dan Tyanca.
68 Bab 68 Tyanca dihinggapi rasa kesal
69 Bab: 69 Terluka
70 Bab: 70 Rama Bingung
71 Bab: 71 Rama Pilu
72 Bab: 72 Karma
73 Bab: 73 Terkejut
74 Bab: 74 Kenangan Lama
75 Bab : 75 Menguak Masa Lalu
76 Bab: 76 Hujan Air Mata
77 Bab: 77 Pertemuan Tidak Terduga
78 Bab: 78 Mengingat sosok Rama.
79 Bab: 79 Kecewa
80 Bab: 80 Rani kecewa
81 Bab: 81 Perkelahian
82 Bab: 82 Pertengkaran
83 Bab: 83 Masa Lalu
84 Bab 84 Pertemuan Tante Fani dan Tyanca
85 Bab: 85 Pertemuan Tante Fani dan Bianca
86 Bab: 86 Kenangan Lama
87 Bab:. 87 Pertemuan Tante Fani
88 Bab: 88 Kecewa
89 Bab: 89 Jatuh Hati
90 Bab: 90 Rasa Penasaran
91 Bab: 91 Terkuak Semua
92 bab: 92 Amel Kerja Di Bandung
93 Bab: 93 Rasa khawatir
94 Bab: 94
95 Bab:95 Jatuh Cinta
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Mengenang Masa Lalu
98 Bab: 98 Teringat Masa Lalu
99 Bab: 99 Curiga
100 Bab: 100 Kedatangan Tante Fani
101 Bab:101 Rasa Terkejut
102 Bab: 102 Kedatangan Tamu
103 Bab: 103 Amarah
104 Bab: 104 Pulang Ke Jakarta
105 Bab: 105 Kesal Terpendam
106 Bab: 106 Cemburu
107 Bab: 107 Bianca Kesal
108 Bab: 108 Mendatangi Tempat Usaha
109 Bab: 109 Terpesona
110 Bab 110
111 Bab: 111 Rasa Penasaran
112 Bab: 112 Cemburu
113 Bab: 113 Cemburu
114 Bab: 114 Terjatuh
115 Bab: 115 Rasa Bersalah
116 Bab: 116 Rasa rindu terhadap Anak.
117 Bab: 117 Rasa Rindu
118 Bab: 118 Rasa gembira
119 Bab: 119 Kesalahan
120 Bab: 120 Pertengkaran
121 Bab:121 Emosi yang memuncak
122 Bab: 122 Rasa bersalah
123 Bab: 123 Sang Anak Rewel
124 Bab: 124 Kesal
125 Bab: 125 Rasa khawatir
126 Bab: 126 Penyesalan
127 Bab: 127 Depresi..
128 Bab: 128 Rasa terkejut
129 Bab: 129 Berusaha Ikhlas
130 Bab: 130 Dihinggapi rasa penasaran
131 Bab: 131 Rasa iba
132 Bab: 132 Ikhlas melepaskan
133 Bab: 133 Tyanca Kesal.
134 Bab: 134 Papanya Bianca gelisah
135 Bab: 135 Tyanca tersulut emosi
136 Bab:136 Dihinggapi rasa penasaran
137 Bab; 137 Bianca kecewa
138 Bab: 138 Bianca pilu
139 Bab; 139 Tyanca tersenyum puas
140 Bab: 140 Bianca kesal
141 Bab :141 Bianca Pergi
142 Bab: 142 Penuh sesak
143 Bab: 143 Mama Astri dihinggapi rasa sedih.
144 Bab: 145 Tersenyum Bahagia
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Part 1: Bianca Hatinya Hancur
2
Part: 2 Mamanya Bianca Terpuruk
3
Part : 3 Sang Mama Pilu
4
Part: 4 Papanya Bianca Kecewa
5
Part: 5 Bianca belum siap berbicara dengan Papa
6
Bab 6 Gurunya Bianca khawatir
7
Bab 7 Papa kembali mengenang masa indah bersama Bianca
8
Bab:8 Mama khawatir
9
Bab: 9 Kuncir Rambut
10
Bab: 10 Di dokter kandungan
11
Bab: 11 Papa mencecar pertanyaan
12
Bab:12 Kedatangan Tyanca
13
Bab: 13 Tyanca Marah
14
Bab : 14 Tyanca Kecewa
15
Bab: 15 guru Bianca datang
16
Bab: 16 Bu Guru Termenung
17
Bab: 17 Keluarga Bianca berkunjung ke rumah Rama
18
Bab 18 Tyanca Marah
19
Bab: 19 Rama terkejut dengan kedatangan keluarga Bianca.
20
Bab 20 Rama di desak untuk menikahi Bianca
21
Bab 21 keluarga Bianca pulang
22
Bab: 22 Amal Larasati
23
Bab:23 Tyanca geram kepada Rama
24
Bab: 24 Sang Mama Bianca Malu
25
Bab: 25 Bianca khawatir
26
Bab: 26 Bianca Menikah
27
Bab: 27 Bianca mau dibawa sang Tante
28
Bab:28 Bianca dibawa Tante Astrid
29
Bab 29 Hati Mama Astri tidak karuan
30
Bab: 30 Rama menikah
31
Bab : 31 Tyanca Kecewa
32
Bab: 32 Papanya Bianca, Terkejut
33
Bab 33 Papa Kesal
34
Bab 34 Mama Merasa Bersalah.
35
Bab 35 Mama Terluka
36
Bab: 36 Amel melahirkan
37
Bab: 37 Rama Lemah Lunglai
38
Bab: 38 Rama Di Usir
39
Bab 39: Kandungan Bianca Lemah
40
Bab: 40 Bianca Melahirkan
41
Bab 41 Bianca Teringat Rama
42
Bab 42 Amel Sedih.
43
Bab 43 Pertengkaran Keluarga Rama
44
Bab: 44 Ibunya Rama Terpuruk.
45
Bab 45 Bianca Merasa Jemu.
46
Bab 46. Pertemuan Gerry dan Angga.
47
Bab 47 Amel panik.
48
Bab: 48 kedatangan Ibunya Rama ke rumah Amel.
49
Bab: 49 Bianca ikut ke Bandung.
50
Bab: 50 Angga Teringat Bayi Amel.
51
Bab: 51 Angga terlihat suka sama Bianca.
52
Bab: 52 Rama kecelakaan
53
Bab 53 Tante Fani Penasaran
54
Bab: 54 Tante Fani emosi
55
Bab: 55 Ibunya Rama Terpuruk
56
Bab: 56 Pertengkaran
57
Bab: 57 Amel bertemu Ibunya Bianca.
58
Bab: 58 Amel Terkejut
59
Bab: 59 Pertemuan
60
Bab 60 Bapaknya Amel dihinggapi rasa takut.
61
Bab 61 Pertengkaran
62
Bab: 62 Tante Fani Kesal
63
Bab: 63 Amel Ke Rumah Mamanya Bianca.
64
Bab: 64 Pertemuan Amel dan Bianca.
65
Bab: 65 Pertemuan kedua Anaknya Rama
66
Bab : 66 Terharu.
67
Bab 67 Pertemuan Amel dan Tyanca.
68
Bab 68 Tyanca dihinggapi rasa kesal
69
Bab: 69 Terluka
70
Bab: 70 Rama Bingung
71
Bab: 71 Rama Pilu
72
Bab: 72 Karma
73
Bab: 73 Terkejut
74
Bab: 74 Kenangan Lama
75
Bab : 75 Menguak Masa Lalu
76
Bab: 76 Hujan Air Mata
77
Bab: 77 Pertemuan Tidak Terduga
78
Bab: 78 Mengingat sosok Rama.
79
Bab: 79 Kecewa
80
Bab: 80 Rani kecewa
81
Bab: 81 Perkelahian
82
Bab: 82 Pertengkaran
83
Bab: 83 Masa Lalu
84
Bab 84 Pertemuan Tante Fani dan Tyanca
85
Bab: 85 Pertemuan Tante Fani dan Bianca
86
Bab: 86 Kenangan Lama
87
Bab:. 87 Pertemuan Tante Fani
88
Bab: 88 Kecewa
89
Bab: 89 Jatuh Hati
90
Bab: 90 Rasa Penasaran
91
Bab: 91 Terkuak Semua
92
bab: 92 Amel Kerja Di Bandung
93
Bab: 93 Rasa khawatir
94
Bab: 94
95
Bab:95 Jatuh Cinta
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Mengenang Masa Lalu
98
Bab: 98 Teringat Masa Lalu
99
Bab: 99 Curiga
100
Bab: 100 Kedatangan Tante Fani
101
Bab:101 Rasa Terkejut
102
Bab: 102 Kedatangan Tamu
103
Bab: 103 Amarah
104
Bab: 104 Pulang Ke Jakarta
105
Bab: 105 Kesal Terpendam
106
Bab: 106 Cemburu
107
Bab: 107 Bianca Kesal
108
Bab: 108 Mendatangi Tempat Usaha
109
Bab: 109 Terpesona
110
Bab 110
111
Bab: 111 Rasa Penasaran
112
Bab: 112 Cemburu
113
Bab: 113 Cemburu
114
Bab: 114 Terjatuh
115
Bab: 115 Rasa Bersalah
116
Bab: 116 Rasa rindu terhadap Anak.
117
Bab: 117 Rasa Rindu
118
Bab: 118 Rasa gembira
119
Bab: 119 Kesalahan
120
Bab: 120 Pertengkaran
121
Bab:121 Emosi yang memuncak
122
Bab: 122 Rasa bersalah
123
Bab: 123 Sang Anak Rewel
124
Bab: 124 Kesal
125
Bab: 125 Rasa khawatir
126
Bab: 126 Penyesalan
127
Bab: 127 Depresi..
128
Bab: 128 Rasa terkejut
129
Bab: 129 Berusaha Ikhlas
130
Bab: 130 Dihinggapi rasa penasaran
131
Bab: 131 Rasa iba
132
Bab: 132 Ikhlas melepaskan
133
Bab: 133 Tyanca Kesal.
134
Bab: 134 Papanya Bianca gelisah
135
Bab: 135 Tyanca tersulut emosi
136
Bab:136 Dihinggapi rasa penasaran
137
Bab; 137 Bianca kecewa
138
Bab: 138 Bianca pilu
139
Bab; 139 Tyanca tersenyum puas
140
Bab: 140 Bianca kesal
141
Bab :141 Bianca Pergi
142
Bab: 142 Penuh sesak
143
Bab: 143 Mama Astri dihinggapi rasa sedih.
144
Bab: 145 Tersenyum Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!