Hati Mama, sedih.
Mamanya Bianca, kemudian menghampiri anaknya. Febri berusaha menyabarkan Mamanya Bianca. Jangan sampai emosi menghadapi anaknya, yang sedang di rundung masalah tersulut.
"Mah sini, duduk dekat Bianca," ucap anak itu, seakan tidak ada rasa berdosa.
Sang Mama, hanya termangu berdiri. badannya seakan tidak bisa bergerak.
Matanya melotot ke arah anaknya itu, kemudian dia membuang napas kasar.
"Bianca, ikut Mama ke kamar. Mama mau bicara!" ucapnya, terlihat dari nada suaranya sangat kesal dan memendam rasa kecewa dan emosi yang dalam
"Nanti Mah, lagi seru filmnya," dengan polos, anak itu berkata
"Dengar nggak, Mama ngomong!" nada bicara Mamanya sekarang terdengar sangat kesal.
Akhirnya Bianca pun, berdiri dan berjalan mengikuti Mamanya, yang sudah terlebih dahulu berjalan di hadapannya.
Febry dan Merry saling bertatapan. mereka seakan tahu, pasti Mamanya Bianca, akan memarahi anaknya itu.
"Kak, aku takut. Ayo, kita pulang saja," Merry mengajak sang Kakak,agar segera pulang.
"Diluar hujan lebat, mana bisa kita pulang. Kamu mau sakit, ada-ada saja, nih, bocah!" Febry mencubit pipi dari Merry sang adik yang terlihat tembem.
Merry perawakannya gemuk, dan dia anak yang polos dan cuek dalam segi penampilan. Tapi dia sangat peduli terhadap Teman-temannya.
*****
Mama memarahi Bianca.
Terdengar dari dalam kamar suara Mamanya Bianca, sedang memarahi anaknya itu.
Bianca dan Mama, terdengar terisak tangis.
"Maafkan aku Mah," ucap Bianca, dia suara tersedu.
"Mama tidak menyangka, kamu bisa berbuat seperti itu. Mama sangat kecewa! kamu melakukannya dimana? Mama tidak habis pikir sama kamu Nak. Kamu anak polos, lugu." ucap Mama seakan menyerang anaknya itu.
"Maafkan, Mah." hanya kata tersebut yang terlontar dari mulut Bianca.
"Mama kecewa sama kamu!" kembali Mamanya menghujani kekesalan yang terasa sesak di dalam hatinya.
*****
Bianca seakan takut oleh Mamanya itu, dia duduk di bawah kasur dan memeluk lututnya. kedua telapak tangannya, dia pakai untuk menutup penuh wajahnya. Dia seperti ketakutan dan akan di pukul oleh Mamanya.
Karena selama ini dia, sangat di sayang dan di manja oleh Mamanya itu. Jadi ketika Mamanya marah dan baru kali ini.
Dia dihinggapi rasa takut yang amat dalam.
***
Dia memejamkan matanya, teringat saat itu, ketika dia dibawa oleh Rama ke sebuah tempat kost-an milik temannya Rama, dia di cumbu dan di rayu oleh Rama.
Saat itu Bianca terbuai bujuk rayu dari Rama. kata-kata manisnya dari mulut Rama, seakan meluluh lantakkan perasaannya, dia baper karena usianya pun masih belia. Jadi Bianca, terhanyut oleh gombalan sang lelaki itu.
Bianca teringat ucapan gombal Rama.
"Sayang, kalau kamu sayang dan cinta sama aku, kamu harus memberikan apa yang aku mau," ucap rayuan gombal dari Rama, kala itu.
Entah kenapa, Bianca saat itu seakan pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa, ketika sang lelaki yang terdengar mengucapkan kata-kata gombal itu, memaksanya untuk menyerahkan keperawanannya untuknya.
Bianca yang polos dan lugu, mau saja melakukan hubungan terlarang itu, dia tidak memikirkan hal buruk kedepannya akan seperti apa, jika dia melakukan hubungan diluar batas bersama lelak itu.
Apalagi Bianca usianya cukup terbilang masih belia dan dia pun belum bisa melakukan apapun atau anak manja.
Sehari-harinya saja dia masih mengandalkan Mamanya untuk melakukan aktivitas.
\*\*\*\*\*
Bianca menutup mata, dia terus-menerus mengingat kejadian waktu itu.
Entah capek atau kondisi badan sedang hamil. Kemudian dia tertidur dalam keadaan kakinya masih memeluk lutut dengan kedua tangannya.
Mamanya Bianca, dihinggapi rasa heran, mengapa tangisan anaknya berhenti. Lalu dia mendekati tubuh anaknya itu, dan perlahan dia menyibakkan rambut anaknya yang terurai panjang. Ternyata Bianca tertidur dengan mata sembab.
Hati Ibu mana yang tidak sakit hatinya melihat sang anak yang polos dan masih di suapi makan, tidur pun masih suka di pinggir Mamanya, saat ini sudah di nodai oleh lelaki.
Mamanya Bianca, menghela napas panjang.
Dia memeluk erat tubuh anaknya itu, dengan bersimbah air mata. Rasanya rasa kesal dan amarah sirna ketika melihat anaknya yang terlihat lelah, keringat pun bercucuran menetes dari kening anak belia itu.
Sang Mama mengusap lembut kepala sang anak. Dia kembali tersedu menangis. Mamanya Bianca, tetap tidak percaya dengan semua yang terjadi yang menimpa anaknya itu. Mengapa lelaki itu tega melakukan semua ini terhadap anaknya yang usianya masih belia. Mamanya Bianca nggak tahu apa yang nanti akan di ucapkan kepada Bima, yang sudah menodai anaknya itu.
Kemudian sang Mama, mengangkat anaknya, untuk di pindahkan ke kasur.
"Kamu anak manis, anak polos, anak ceria. Mama kecewa dengan kamu, Mama terluka," gumam hati Mamanya Bianca.
\*\*\*\*\*
Mamanya Bianca, seakan menyesali semuanya. Mengapa selama ini membiarkan anaknya untuk pergi sekolah sendiri, padahal jika dia di antar sekolah sama Mamanya mungkin tidak akan terjadi semua yang menimpa sekarang ini.
Pikiran Mama sangat kalut dan seakan tertekan dengan keadaan seperti ini.
Tiba-tiba gawai berbunyi nampak terlihat sang suami menelepon, Mama terlihat ragu untuk mengangkat telepon.
Karena sang Mama sangat lama untuk mengangkat telepon tersebut, akhirnya suaminya mengirimkan pesan kepada istrinya tersebut.
{"Mah, Papa pulang besok pagi. Gimana anak kita sudah tidur belum?"} Papa mau bicara sama dia. Ini Papa udah beliin Tas sekolah buat dia," tulis pesan dari Papanya Bianca.
Pesan tersebut dibaca oleh Mama, dan Mama pun meneteskan air mata, karena anaknya itu, mungkin tidak akan kembali sekolah lagi.
Karena sang anak sekarang sudah berbadan dua, mungkin juga besok hari terakhir sang Mama, akan pamit ke sekolah untuk tidak meneruskan sekolah anaknya tersebut.
"Alasan apa nanti yang akan aku berikan kepada sang guru, bahwa anakku akan keluar atau putus sekolah," gumam hati Mamanya Bianca.
\*\*\*\*\*
Karena pesan sudah dibaca oleh istrinya, sang suami pun mencoba menelepon kembali istrinya itu.
{"Mah, Bianca pasti sudah tidur ya?"} tanya Papa, di sambungan telepon selularnya.
Sangat lama sang istri menjawab, karena suaranya seakan serak untuk berucap. Tangisan dari sang istri dari tadi tak henti berhenti, kemudian Mama Bianca menghela napas secara perlahan.
{"Sud..sudah, Pah,"} terdengar parau suara sang Mama.
Mendengar suara Mama, terdengar parau dan serak, Papanya Bianca, dihinggapi rasa penasaran.
{"Mah, lagi sakit ya? ko, suaranya serak gitu?"}tanya sang suami..
{"Iy...iya, pah!"} sang istri berusaha menutupi kesedihannya dan berbohong terhadap suaminya itu.
{"Sudah makan obat belum?"} sambung lagi sang suami, dihinggapi rasa khawatir yang teramat kepada istrinya.
{"Sudah, Pah,"} ucapnya lirih.
{"Yasudah, besok Papa pulang, mau dibawain oleh-oleh apa? ini Papa bawa oleh-oleh buat anak kita. Tas buat sekolah, kayaknya kalau dia lihat Tasnya, pasti senang dan akan dipakai tiap hari ke sekolah,"} sang Papa, begitu yakin, anaknya nanti akan suka dengan tas yang di belinya dan dipakai tiap hari ke sekolah.
Mendengar ucapan suaminya itu hati sang istri seakan teriris, perih menyayat hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
manda_
pasti orang tua kecewa kl anak yg kita sayang taunya hamil
2022-12-19
1