Love You Kak!
Brak!!!
Revandra menutup pintu dengan kerasnya ketika melihat pacarnya sedang berada di atas tubuh seorang pria tanpa memakai sehelai benang pun di atas ranjangnya.
Buket bunga yang dibawanya dihempaskan begitu saja olehnya ke sembarang arah.
Kilatan emosi terlihat jelas di matanya. Nafasnya tak beraturan, dadanya naik turun dan hidungnya kembang kempis menahan emosinya.
Bahkan tangannya yang mengepal sedari tadi, kini menonjok dinding depan rumah perempuan yang baru saja menorehkan luka di hatinya.
Dia tersenyum menertawakan dirinya sendiri, menertawakan kebodohannya yang masih berdiri menunggu perempuan yang menyakiti hatinya itu di depan rumahnya.
Dia masih berharap jika perempuan tersebut keluar dari rumahnya dan menemuinya setelah dia menutup pintu kamarnya dengan sangat keras.
Ternyata apa yang dipikirkannya salah. Bahkan dia sudah menunggunya selama sepuluh menit di luaran sana dan perempuan itu tak kunjung keluar dari rumahnya.
"Apa yang kamu harapkan Revan, bukankah dia sedang bersenang-senang di dalam sana? Mana mungkin dia keluar meninggalkan kesenangannya untuk menemui lelaki bodoh sepertimu?" ucap Revandra dengan terkekeh seperti orang bodoh.
Kemudian dia meninggalkan rumah perempuan tersebut dengan hatinya yang sudah hancur berkeping-keping.
Sesampainya di rumahnya, dia membuang semua barang yang berhubungan dengan pacarnya itu. Bahkan semua foto-foto mereka berdua dienyahkan dari pandangannya.
Namun, ketika dia melihat foto keluarganya, dia tersenyum melihatnya. Dipandanginya satu persatu wajah orang yang ada di dalam foto tersebut.
Bibirnya melengkung ke atas ketika melihat wajah Revana, adik perempuannya.
"Senyummu sangat cantik Reva. Hati Kakak jadi tentram jika melihatmu tersenyum," ucap Revandra sambil mengusap wajah Revana pada foto tersebut.
Kemudian dia melihat barang-barang milik pacarnya yang sudah ditempatkannya dalam box tadi. Setelah itu dia kembali memandang foto keluarganya.
Setelah beberapa saat dia berpikir dan memutuskan hal yang sangat penting baginya.
...----------------...
"Revan akan pulang minggu depan," ucap Alicia ketika menuangkan air putih untuk semua orang yang ada di meja makan.
"Kak Revan akan pulang? Benarkah Ma?" tanya Revana dengan mata yang berbinar.
Alicia tersenyum sambil memberikan gelas yang berisi air putih tersebut pada Revana.
"Tanya saja sama Papa tuh," ucap Alicia sambil menggerakkan dagunya ke arah Dani yang sedang membaca koran.
Revana menoleh ke arah papanya untuk mencari tahu jawabannya. Kemudian dia berkata,
"Pa, beneran Kak Revan akan pulang?"
Dani melipat korannya dan meletakkannya di atas meja. Dia tersenyum melihat keantusiasan putrinya yang menanyakan kedatangan kakaknya.
"Revan meminta kembali ke sini. Dia ingin berganti mengurus perusahaan di sini," jawab Dani sambil tersenyum.
"Perusahaan yang di sana bagaimana Pa? Bukannya Kak Revan sudah mengurusnya selama bertahun-tahun?" tanya Revana penasaran.
"Ada yang menggantikannya. Papa setujui saja kemauan Revan, karena Papa juga ingin kita berkumpul semua di rumah ini sebagai keluarga utuh seperti dulu," jawab Dani sambil menerima piring yang berisi nasi goreng buatan Alicia.
Revana pun tersenyum bahagia mendengar kakaknya akan kembali berkumpul bersama mereka.
Pagi itu pun suasana hati Revana berubah. Dia selalu tersenyum di setiap kesempatan. Hingga teman-temannya bertanya-tanya tentang apa yang terjadi dengan Revana hari ini.
"Reva, apa ada hal yang membahagiakan hari ini?" tanya Reni pada Revana sambil merangkul pundak sahabatnya itu.
"Hmmm?" ucap Revana menanggapi pertanyaan dari Reni, seolah tidak mengerti maksud dari pertanyaan Reni padanya.
"Dari tadi senyum-senyum aja Neng, dapat arisan ya?" tanya Rinda pada Revana.
Seketika Revana tersenyum lebar setelah mendengar pertanyaan dari Rinda. Kemudian dia berkata,
"Kak Revan akan pulang. Aku seneng banget pokoknya."
Reni dan Rinda saling menatap, mereka saling bertanya melalui tatapan matanya. Mereka berdua merasa aneh dengan sikap Revana yang akan bertemu dengan kakaknya seperti akan bertemu dengan pacarnya.
"Apa kamu sesenang itu Rev?" tanya Reni menyelidik.
"Iya, seperti akan bertemu dengan pacar saja," sahut Rinda sambil menopang dagunya di atas meja dengan memandang ke arah Revana.
Seketika senyum sumringah Revana memudar. Dia sadar ada rasa lain dalam dirinya. Rasa itu sudah ada sejak Revandra akan berangkat ke luar negeri untuk mengurus perusahaan keluarga mereka.
Kemudian dia tersenyum getir mengingat hubungan mereka yang sesungguhnya. Dalam hati dia mengatakan,
Dia Kakakmu Reva, tidak seharusnya kamu menyukainya. Dan sangat terlarang jika kamu mencintainya. Kamu hanya mengaguminya karena dia sosok laki-laki yang sempurna di mata kamu. Ingat itu Reva!
"Tentu saja, dia kan Kakakku. Kakak satu-satunya," ucap Revana sambil tersenyum getir pada kedua sahabatnya.
"Maka dari itu Rev, kamu harus punya pacar biar bisa lepas dari Kakakmu," ucap Rinda sambil menaik turunkan alisnya.
"Iya benar. Tuh si Reno udah mentok banget cintanya sama kamu. Mendingan kamu jadian aja deh sama dia. Siapa tau kalian berjodoh," sahut Reni sambil menoleh ke arah Reno yang sedang bermain basket di lapangan basket.
"Bener banget Rev, si Reno keren banget. Dia idola di kampus ini. Mending kamu coba dulu aja deh pacaran sama dia," ucap Rinda sambil mengarahkan kepala Revana untuk menghadap ke arah Reno yang sedang berdiri membawa bola basket dan memandang ke arah mereka sambil tersenyum pada mereka bertiga.
Revana pun tersenyum pada Reno. Memang Reno sudah sangat dekat dengannya. Hanya saja perasaan Revana pada Reno hanya sebatas teman saja.
Hingga saat Reno dengan terang-terangan menyatakan perasaan cintanya pada Revana, saat itu juga Revana menolaknya.
Namun, Reno tidak menyerah. Dia tetap berusaha untuk bisa mendapatkan hati Revana. Bahkan dia meminta dukungan Reni dan Rinda untuk bisa mendukungnya dan membujuk Revana agar bisa menerima cintanya.
Apa aku harus menerimanya agar hatiku tidak memikirkan Kak Revandra lagi? Apa bisa seperti itu? Apa harus aku coba agar aku tau jawabannya? Revana berkata dalam hatinya sambil memandang Reno yang melambaikan tangan padanya.
Tiba-tiba ponsel Revana bergetar di dalam saku celananya. Segeralah diambil ponselnya itu dari dalam sakunya.
Matanya berbinar ketika melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. Dibukalah pesan tersebut. Dan senyumnya mengembang ketika membaca isi dari pesan tersebut.
Reva Sayang, apa kabar? Apa adek Kakak ini rindu pada Kakaknya? Kak Revan akan pulang minggu depan. Kakak harap kamu akan berbahagia dengan kedatangan Kakak.
Dengan segera Revana membalasnya tanpa memperhatikan tatapan teman-temannya padanya.
Reva sangat bahagia mendengar kedatangan Kak Revan. Rasanya Reva tidak sabar bertemu dengan Kakak. Jangan lupa oleh-olehnya ya Kak untuk adek tersayang.
Selang beberapa detik, Reva menerima balasan pesan dari Revandra.
Pasti Kakak akan membawakan yang spesial untuk adek tercinta Kakak.
Membaca balasan dari kakaknya yang menyebutnya dengan sebutan adek tercinta, seketika membuat hati Revana berbunga-bunga.
Rasa yang tadinya ingin dienyahkannya seketika kembali, seolah menyuruhnya untuk memperjuangkannya.
Mengapa hatiku jadi berdebar seperti ini? Apa artinya ini? Revana berkata dalam hatinya sambil memegang dadanya untuk menanyakan isi hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Rosa Rosiana
menarik
2023-03-22
1
lovely
semoga bukan kkak adik beneran
2023-01-31
1