Bab 2 Ada apa denganku?

"Kakak…!" seru Reva sambil berlari menuju Revandra yang berjalan keluar dari bandara.

Revandra merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kedatangan Revana agar bisa masuk dalam pelukannya.

Grep!

Revandra menangkap tubuh Revana dalam pelukannya.

Mereka saling memeluk erat untuk melepaskan kerinduan mereka selama beberapa tahun tidak bertemu.

Revandra mengurai sedikit pelukannya dan menatap wajah cantik adiknya. Kemudian dia berkata,

"Bagaimana kabarmu adikku tersayang?" 

"Kabar Reva baik. Tapi Reva kesepian gak ada Kakak. Dan sekarang Reva gak akan kesepian lagi karena Kakak sudah kembali lagi di sisi Reva," jawab Reva sambil menatap wajah tampan kakaknya dan tersenyum manis padanya.

Revandra pun tersenyum manis pada adiknya sambil mengusap-usap rambut panjang indah milik adiknya itu.

"Sudah… sudah… kangen-kangenannya nanti saja di rumah. Sekarang kita pulang dulu ya," ucap Alicia sambil mengusap punggung Revandra.

"Ayo kita pulang. Mama sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu Revan," sahut Dani sambil menepuk-nepuk kecil bahu Revandra.

Revandra dan Revana pun melepaskan pelukan mereka dan berjalan dengan bergandengan tangan mengikuti mama dan papanya menuju parkiran mobil mereka.

"Bagaimana kabar Kakak? Kakak baik-baik saja kan?" tanya Revana sambil melingkarkan tangannya pada pinggang Revandra ketika duduk di dalam mobil.

"Iya, saking senangnya kita belum bertanya kabar jagoan kita ini Pa," sahut Alicia sambil terkekeh.

"Iya juga ya Ma. Itu sudah diwakili oleh Revana sekarang," ucap Dani sambil menyalakan mesin mobilnya.

Revandra tersenyum bahagia berkumpul bersama keluarganya kembali. Tangannya melingkar pada punggung Revana yang sudah memeluknya sedari tadi.

Kemudian dia mengusap-usap lembut pundak Revana sambil berkata,

"Revan baik-baik saja. Kalian semua tidak perlu cemas. Hanya cukup mencemaskan Princess cantik kesayangan kita ini saja."

Alicia dan Dani terkekeh mendengar jawaban dari putra kesayangan mereka. Sedangkan Revana, hatinya sangat bahagia mendengar ucapan dari kakaknya. Dia lebih mengeratkan lagi pelukannya dan bersandar pada dada kakaknya.

Nyaman, hangat dan terasa terlindungi. Revana juga mendengarkan detak jantung Revandra yang berdetak dengan sangat cepat.

Ternyata bukan hanya jantungku saja yang berdetak dengan sangat cepat. Kak Revan juga. Apa karena kita sama-sama senang telah berkumpul kembali ya? Bodoh amat dah, yang penting Kak Revan sudah kembali, Revana berkata dalam hatinya sambil memejamkan matanya menikmati pelukan dari kakaknya.

Ternyata bukan hanya Revana yang merasa senang berada dalam posisi berpelukan seperti itu dengan kakaknya. Revandra pun merasakan hal yang sama. Dia merasa sangat bahagia duduk sambil berpelukan seperti itu dengan Revana.

Alicia melihat ke arah belakang di mana Revana dan Revandra duduk, kemudian dia berkata,

"Reva, duduknya yang benar. Kasihan Kak Revan capek kalau harus nahan tubuh kamu kayak gitu. Mana tubuh kamu besar lagi."

Sontak saja Revana membuka matanya karena baru sadar jika memang kakaknya pasti sangat lelah berada di pesawat selama beberapa jam.

Dengan segera dia mencoba melepaskan pelukannya, sayangnya Revandra menahannya. Kakaknya itu tidak memperbolehkan Revana melepaskan pelukan mereka.

"Kakak gak lelah. Kamu teruskan saja tidurnya," ucap Revandra sambil meletakkan kembali kepala Revana pada dadanya.

"Kamu gak capek Revan?" tanya Alicia sambil menoleh kembali ke belakang setelah mendengar ucapan Revandra.

"Tidak Ma. Biarkan saja Revana tidur dengan nyenyak. Lagian Mama ada-ada saja, badan Revana mungil begini malah dibilang besar," jawab Revandra sambil terkekeh ketika membicarakan tentang Revana.

Dani terkekeh mendengar perkataan dari Revandra. Kemudian dia berkata,

"Biarkan saja Ma, mereka berdua sudah sangat lama sekali tidak bertemu. Jadi wajar saja mereka menghabiskan waktu mereka bersama."

Alicia pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya menyetujui penuturan suaminya.

Hingga mobil mereka memasuki halaman rumah, barulah Revana dan Revandra melepaskan pelukan mereka.

Turun dari mobil pun mereka kembali berpelukan bagaikan sepasang kekasih. Tangan Revandra melingkar pada pinggang Revana dan tangan Revana pun melingkar pada pinggang Revandra.

Hati Alicia dan Dani terasa lega melihat kedua anak mereka akur dan saling menyayangi.

Di saat mereka sedang makan, Dani menerima telepon jika dia harus menghadiri pertemuan yang sangat mendadak di luar kota. 

"Revan, Reva, maaf ya Papa harus pergi ke luar kota sekarang juga. Sebenarnya Papa masih ingin menyambut kedatangan Revan, hanya saja ini sangat penting dan tidak dapat ditunda," ucap Dani setelah mematikan teleponnya.

Revandra dan Revana saling menatap, kemudian mereka tersenyum dan memandang ke arah mama dan papanya.

"Papa tidak perlu khawatir. Revan kan akan tinggal di sini selamanya. Jadi nikmati saja waktu Papa bersama dengan Mama di sana," ucap Revandra sambil terkekeh.

Revana memicingkan matanya bergantian melihat mama dan papanya.

"Pasti Papa dan Mama mau honeymoon kan? Alasannya aja tuh ada pertemuan penting," ucap Revana sambil terkekeh.

"Kamu tuh ada-ada saja Reva. Papa beneran ada kerjaan, bukannya mau honeymoon," sahut Dani sambil terkekeh menanggapi ucapan Revana.

"Alasan aja tuh Kak. Masa' tiap Papa luar kota atau ke luar negeri Mama selalu ikut? Kan sambil menyelam minum air tuh namanya," ucap Revana sambil terkekeh berbicara pada Revandra.

Revandra ikut terkekeh mendengar perkataan adiknya. Kemudian dia berkata,

"Itu bagus untuk suami istri. Nanti kalau Reva sudah menikah, Reva juga harus seperti Mama yang ikut ke mana saja jika Papa ada kegiatan di luar kota atau luar negeri."

Mendengar perkataan kakaknya, Revana merasa hatinya sakit. Entah mengapa dia mendengar tentang pernikahannya tanpa Revandra merasa sangat sakit seperti patah hati.

"Tuh dengerin Kakakmu Reva. Mama kan juga membantu Papa di sana. Karena Papa gak bisa apa-apa tanpa Mama," tutur Alicia pada Revana sambil terkekeh.

Revana hanya tersenyum getir mendengar namanya disebut oleh mamanya. Hatinya masih terasa sakit mendapati kenyataan bahwa perasaannya pada kakaknya itu lebih dari seorang adik pada kakaknya.

Bagaimana perasaan Kak Revan padaku ya? Apa aku harus mengenyahkan perasaanku ini padanya? Tapi aku merasa sangat nyaman dan bahagia. Aku gak siap merasakan rasa sakit hati dan kehilangan, Revana berkata dalam hatinya.

"Ya sudah, Papa sama Mama siap-siap dulu ya. Kalian berdua harus bisa saling menjaga. Terutama Revan, jaga Princess kesayangan kita ini. Kalau gak mau nurut, jewer saja," ucap Dani sambil terkekeh.

"Siap Pa," sahut Revandra sambil meletakkan tangannya pada pelipisnya.

Sedangkan Revana mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan papanya.

Alicia dan Dani tertawa melihat Revana yang merajuk dengan mengerucutkan bibirnya seperti biasanya. 

Melihat hal itu, Revandra menjapit bibir Revana yang mengerucut itu menggunakan jari-jarinya.

"Sudahlah, kalian terusin aja kangen-kangenannya. Mama sama Papa mau siap-siap dulu," ucap Alicia sambil beranjak dari duduknya diikuti oleh suaminya dan setelah itu mereka berjalan menuju kamar mereka.

Setelah Alicia dan Dani berangkat, Revana dan Revandra melepaskan kerinduan mereka sambil mengobrol di balkon kamar mereka.

Kebetulan kamar mereka bersebelahan sehingga balkon mereka pun bersebelahan.

"Kak mana oleh-olehnya? Katanya mau kasih oleh-oleh Reva yang spesial," ucap Revana dari balkon kamarnya.

"Oh iya, Kakak lupa. Sebentar Kakak ambilkan dulu," ucap Revandra dari balkon kamarnya.

Kemudian dia berjalan masuk kamarnya untuk mengambilkan barang yang sudah disiapkannya untuk adik tersayangnya.

Ceklek!

Pintu kamar Revana terbuka dan Revana pun melihat ke arah pintu kamarnya.

Terlihat sosok Revandra membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam kamar Revana dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Ini, coba kamu buka. Kakak harap kamu suka," ucap Revandra sambil memberikan box yang dibawanya pada Revana.

Secepat kilat Revana mengambil box tersebut dengan senyumnya yang terlihat sangat bahagia.

Cuup!

Reflek Revana mencium pipi Revandra sebagai ucapan terima kasihnya.

Deg!

Jantung Revandra kembali berdetak dengan cepat. Dan dia merasa ingin sekali membalas ciuman adiknya itu.

Ada apa denganku? Aku tidak pernah merasakan seperti ini meskipun bersama dengan wanita sialan itu, Revandra berkata dalam hatinya sambil memegang dadanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!