Bab 3 Trauma Revana

Revana segera membawa box pemberian Revandra menuju ranjangnya. Di atas ranjang itu dia membuka box tersebut dengan raut wajah yang sangat bahagia.

Revandra tersenyum melihat raut kebahagiaan Revana. Langkahnya menuntunnya untuk duduk di atas ranjang bersama dengan adiknya.

Mata Revana berbinar ketika membuka box tersebut. Sungguh dia tidak mengira jika kakaknya akan memberinya hadiah tersebut.

Dengan tangan bergetar diambilnya benda itu dari dalam box tersebut. Bahkan matanya berkaca-kaca menyelami arti dari barang yang kini dipegangnya.

"Gimana, kamu suka?" tanya Revandra sambil menengadahkan wajahnya pada wajah Revana.

Revana mengalihkan perhatiannya dari benda tersebut dan beralih menatap Revandra.

"Kak," ucapnya dengan suara yang bergetar dan matanya yang berkaca-kaca.

"Kenapa hmmm… Jangan menangis, semua belum berakhir. Kakak ingin kamu memakainya," ucap Revandra sambil tersenyum dan tangan kanan Revandra memegang pakaian yang dipegang oleh Revana, serta tangan kirinya memegang sepatu yang ada dalam box tersebut.

Kemudian Revandra meletakkan kembali sepatu dan pakaian tadi. Dia mengambil kotak musik yang ada dalam box tersebut dan memainkannya.

"Kakak ingin kamu kembali menari seperti ini," ucap Revandra sambil memperlihatkan seorang balerina yang menari dengan diiringi musik dari dalam kotak musik yang dipegangnya.

"Tapi Kak…," ucapan Revana tidak bisa diselesaikan, tenggorokannya tercekat dan suaranya yang bergetar itu membuat air matanya yang berkumpul di pelupuk matanya menetes seketika.

Dengan segera tangan Revandra mengusap lembut air mata Revana yang menetes di pipinya sambil berkata,

"Jangan takut Sayang, Kakak ada di sini bersamamu. Cobalah dan jangan menyerah begitu saja. Kakak tidak akan meninggalkanmu lagi seperti waktu itu."

Air mata Revana kembali menetes. Bahkan dia tidak bisa berkata-kata lagi ketika dirinya mengingat kejadian waktu itu. Kejadian di mana masa depannya hilang dengan sekejap.

Segera dibawanya tubuh Revana ke dalam pelukan Revandra. Dalam hati Revandra sangat sakit melihat air mata Revana yang keluar karena mengingat kejadian saat itu.

Revandra mengurai sedikit pelukannya dan melihat wajah cantik adiknya sambil berkata dengan lembut,

"Kakak janji, Kakak tidak akan meninggalkanmu seperti saat itu. Sekarang, Kakak mau kamu memakai pakaian dan sepatu balet pemberian dari Kakak dan menarilah!"

Tatapan lembut penuh cinta itu sampai pada hati Revana. Layaknya orang yang sedang terhipnotis, Revana mengambil pakaian balet dan sepatu yang diberikan oleh Revandra tadi untuk dipakainya.

Alunan indah musik balet yang dimainkan oleh Revandra mengalun merdu di indra pendengaran Revana.

Seketika badan, tangan dan kaki Revana bergerak dengan sendirinya. Keluarlah dia dari dalam walk in closet dengan gerakan baletnya menuju ke arah kakaknya.

Mata Revandra terpukau melihat gerakan indah yang dihasilkan oleh gerakan tubuh Revana.

Gerakan indah bercampur dengan alunan musik yang merdu membuat Revandra tidak ingin berkedip. Matanya serasa seperti dimanjakan oleh karya seni yang sangat sempurna di hadapannya.

Terlihat jelas senyum kebahagiaan dari wajah Revana. Matanya pun berbinar ketika menari mengikuti alunan merdu musik tersebut.

Revandra pun tidak bisa membohongi hatinya. Dia sangat terpanah dan jatuh hati pada adiknya itu. Kecantikan wajahnya berbaur dengan indahnya gerakan tubuhnya ketika menari, membuat jantung Revandra berdetak dengan sangat cepat.

Tangan Ravandra menyentuh dadanya dan benar saja, dia merasakan irama jantungnya yang berdegup lebih kencang.

Kenapa lagi-lagi aku seperti ini? Ada apa dengan hati dan jantungku? Aku tidak pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya, Revandra berkata dalam hatinya.

Musik pun berhenti dan gerakan Revana pun juga berhenti. Musik itu diakhiri dengan gerakan indah dari Revana.

Prok… prok… prok…

Revandra bertepuk tangan menyambut akhir yang indah dari tarian Revana.

"Perfect… indah dan cantik sekali Revana. Kamu masih tetap seperti yang dulu. Revana si balerina cantik yang berbakat," ucap Revandra sambil berjalan mendekati Revana.

Revana tersenyum malu. Terlihat semburat merah pada wajahnya yang membuatnya tampak menggemaskan di mata Revandra.

"Tuh kan… adik Kakak ini masih tetap hebat. Kamu masih cemerlang seperti dulu. Kakak yakin jika kamu bisa kembali seperti dulu lagi. Bagaimana, apa kamu ingin kembali menjadi balerina yang bersinar terang di atas panggung seperti waktu itu?" 

Revandra masih saja berusaha untuk meyakinkan Revana akan bakatnya. Dia sangat menyayangkan bakat Revana yang sepertinya hilang begitu saja.

Bahkan adiknya itu tidak mau menyentuh barang-barang miliknya yang berhubungan dengan balet. Dan Revana tidak ingin mendengar atau melihat apapun yang berhubungan dengan balet sejak saat itu.

Revana tersenyum getir mendengar pujian dari kakaknya. Dia ingin sekali menari seperti dulu. Hanya saja keadaannya yang membuatnya tidak bisa menjadi seperti dulu lagi.

"Reva tidak yakin Kak," ucap Reva sambil tersenyum getir pada kakaknya.

"Tidak perlu terburu-buru. Pelan-pelan saja. Tidak perlu terlalu keras seperti dulu. Sekarang kamu hanya perlu menari untuk dirimu dan untuk Kakak saja. Tidak usah pedulikan orang lain agar kamu bisa menari dengan nyaman," tutur Revandra sambil mengusap pipi Revana.

Bulir air mata menetes dari mata indah Revana. Dia benar-benar butuh dukungan dari kakaknya waktu itu. Sayangnya dukungan itu tidak bisa diberikan secara langsung oleh Revandra kala itu. Kini dia bisa merasakan betapa dahsyatnya dukungan kakaknya itu ketika dia sedang merasa lemah.

Revandra membawa tubuh mungil gadis yang ada di depannya itu ke dalam pelukannya. Diusapnya lembut punggung gadis itu untuk menguatkannya.

Nyaman dan tenang rasanya memeluk adiknya. Sama dengan yang dirasakan oleh Revana. Dia merasa sangat terlindungi dengan pelukan kakaknya itu.

"Sekarang kamu ganti baju dulu ya. Kakak tunggu di sini," ucap Revandra sambil mengurai pelukannya.

Revana pun tersenyum dan dia meninggalkan Revandra untuk berganti baju.

Di dalam walk in closet itu Revana berdiam melihat bayangan dirinya pada cermin besar yang memperlihatkan betapa cantik dan pantasnya dia memakai baju balet yang diberikan oleh kakaknya itu.

Apa aku harus mencobanya? Atau aku harus melupakannya? Melupakan mimpi dan masa depan yang selama ini aku perjuangkan, Revana berkata dalam hatinya sambil memegang dadanya, seolah bertanya pada hatinya.

Berat rasanya melepas pakaian itu, begitulah yang dia rasakan selama ini. Melepas mimpinya karena suatu hal yang tidak bisa dihindarinya.

Dengan rasa sedih dan mata yang berkaca-kaca, Revana mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahannya.

"Bagaimana Kak, apa pemandangannya masih sama seperti dulu?" 

Tiba-tiba suara Revana mengagetkan Revandra yang sedang menikmati pemandangan malam dari balkon kamar Revana.

Revandra menoleh ke arah suara Revana yang ternyata sudah ada sosok Revana di sebelahnya dengan senyum manisnya menyapa kakaknya itu.

Sinar rembulan yang menerpa wajah cantik Revana membuat Revandra menjadi kembali terpanah padanya.

Sungguh Revandra tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya saat ini. Padahal selama ini dia sudah biasa melihat adiknya itu memakai tank top serta hotpants ketika di rumah. Tapi untuk kali ini, dia merasa ada getaran yang berbeda dalam hatinya.

Melihat kakaknya yang masih diam dengan memandangnya, Revana menggerak-gerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri di hadapan wajah Revandra sambil berkata,

"Kak… Kakak baik-baik saja kan?" 

Sontak saja Revandra tersadar dan dia tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya.

"Emmm… sudah malam, sebaiknya kita tidur," ucap Revandra untuk mengalihkan pembicaraan mereka.

"Ya udah, yuk tidur Kak. Bacakan Reva dongeng seperti dulu ya Kak," ucap Revana sambil memasang puppy eyes nya.

"Di sini?" tanya Revandra seperti orang bodoh.

"Di sana Kak, sambil tiduran," jawab Revana sambil terkekeh dan menunjuk ranjangnya.

Deg!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!