Belenggu Hasrat Bujang Lapuk
Seorang pria matang dengan julukan bujang lapuk itu, tengah memasuki sebuah tempat yang begitu sangat dibenci bayi mungil-nya, sebab ia datang ke tempat itu tujuannya untuk menenangkan diri.
Akibat sikapnya yang telah membuat bayi mungil-nya alias sang keponakan tercinta merasa dikecewakan dan untuk itulah kaki sang bujang lapuk itu melangkah ke tempat ini.
Agar ia bisa melampiaskan rasa marah pada dirinya yang terlalu posesif pada sang keponakan, bahkan sikapnya seperti itu karena bujang lapuk itu tak ingin terjadi sesuatu kepada bayi mungil-nya.
Kedatangan ia ke tempat itu, menarik perhatian arah di sekitarnya termasuk seorang wanita dengan baju yang begitu sexy begitu terkejut melihatnya, secara garis besar wanita itu tergila-gila dengan dirinya yang sama sekali tak menganggap ada.
Oleh karena itu, kedatangannya ke tempat ini justru menguntungkan bagi wanita tersebut, untuk bisa membuat si bujang lapuk bertekuk lutut di hadapannya.
Akhirnya setelah sekian lama kau datang ke tempat ini dan juga pertemuan kita kesempatan bagus untukku karena apa? Aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapanku untuk membalaskan rasa sakit akibat penolakan darimu dan aku tidak tahan itu sayang.
Di dalam genggaman tangan wanita itu, terdapat sebungkus sebuah obat peranggsang dosis tinggi yang, akan ia pergunakan untuk menjebak sang bujang lapuk dan membuatnya menjadi milik wanita tersebut.
Mendekati meja bartender untuk meminta sebuah wine dengan kadar alkohol tinggi dan ditambah obat peranggsang yang akan ia campuran menambah rasa semangat membara di dalam diri wanita tersebut karena sudah tidak sabar melihat reaksi pria miliknya.
Setelah mendapatkan keinginannya, di dalam sebuah gelas yang ada genggaman tangan wanita itu, telah tercampur obat peranggsang dosis tinggi.
Rencana selanjutnya ia akan berpura-pura menyapa dan mendekat pria-nya sambil menyodorkan minuman yang telah disiapkan sesuai dengan keinginan wanita tersebut.
“Hai, Sayangku. Kita bertemu di sini ya,” sapa wanita dengan nada dibuat-buat.
Si bujang lapuk yang akan menenggak minuman pesanannya terkejut mendengar nada sapaan berasal dari, seorang wanita dan sialnya wanita itu tak pernah sedikit pun berhenti mengejar dirinya.
“Kau!”
“Pepatah selalu mengatakan jodoh tidak akan kemana-mana betul tidak, Sayang?”
“Untuk apa kau datang kemari, hah!” geramnya dengan kedua tangan terkepal.
Niat hati ingin menenangkan diri, justru bujang lapuk tersebut dipertemukan dengan wanita yang begitu sangat ia benci.
“Oh, ayolah Sayangku tempat ini siapa saja bisa datang kemari dan itu berlaku untukku.”
“Pergilah aku tidak punya waktu untuk meladeni omong kosongmu!” Tanpa perasaan sang bujang lapuk itu, mengusir wanita di hadapannya karena pria itu benar-benar muak bertemu.
“Sapalah aku dulu, Sayang,” ujarnya sembari menyodorkan gelas yang sedari tadi ada di genggamannya. “Kau pasti membutuhkan ini bukan?”
Menyambar gelas yang disodorkan tanpa menyadari seringai licik tersungging di wajah wanita, di depannya karena bujang lapuk itu menenggak hingga tandas meminum disodorkan untuk dirinya.
“Sekarang biarkan aku lewat karena melihat wajahmu membuatku mual.” Pria itu berkata sarkas karena memang dirinya, benar-benar tidak biasa bertatap muka dengan wanita tersebut.
Beberapa langkah kaki dilewati oleh bujang lapuk begitu terburu-buru, sampai ia mulai menyadari dengan keadaan tubuh, seperti ada yang tidak beres dengan tubuhnya.
Sialan! Ternyata dia ingin menjebakku dengan trik murahan ini? Aku bahkan benar-benar mual berdekatan dengannya. Kau terlalu naif menganggapku menyukaimu, padahal sejatinya aku tidak pernah menaruh rasa apa pun terhadapmu.
Setelah masuk ke dalam ruangan VVIP yang dipesan, tanpa menyadari dari arah belakang wanita tersebut mengekor, setelah berhasil masuk ke dalam dengan cepat ia menutup pintu dan menguncinya dari dalam, dengan membuang kunci dan melempar kasar yang membuat sang bujang lapuk terkejut.
Melihat wanita itu, menghampirinya dengan melenggak-lenggok tubuh sexy. Namun, dimata bujang lapuk itu tidak lebih dari, seorang ja'lang yang sangat berbahaya.
“Apa maksudmu mengikutiku, hah!” Morgan Gayatri Smith, tengah berjuang menahan gejolak hasrat di dalam tubuhnya.
Mengingat minuman tersebut, tercampur dengan obat peranggsang dengan dosis tinggi, hal tersebut membuat bujang lapuk itu geram.
“Aku hanya ingin membantumu melepaskan diri.” Ucapan yang terlontar, dari wanita licik membuat sang bujang lapuk, semakin geram dengan tingkah laku dari Liora.
Karena tidak tahan dengan hasrat, dengan terpaksa bujang lapuk itu membalik keadaan, yap pria itu menodongkan sebuah pistol yang ditodongkan ke pelipis wanita tersebut.
Agar wanita tersebut mengerti bahwa Morgan tidak akan segan untuk membunuh, Liora jika saja wanita itu masih nekat mengusik apa yang tidak seharusnya diusik.
“Apa kau sudah bosan hidup, Liora? Bagaimana kalau peluru ini menembus, wajah cantik yang selalu kau banggakan? Sekarang katakan ada di mana kunci yang kau lemparkan itu … jika tidak peluru ini akan cepat bersarang di pelipismu. Mau mencobanya?”
Setelah mendapatkan petunjuk, sambil menahan hasrat bujang lapuk itu, bergegas mencari kunci dan setelah ketemu, dengan gerakkan cepat Morgan berhasil keluar dari ruangan tersebut.
Tanpa memedulikan teriakkan dari Liora yang gagal menaklukkan seorang bujang lapuk. Namun, wanita itu tidak akan pernah berhenti menyerah untuk membuat sang bujang lapuk bertekuk lutut di hadapannya.
Kali ini kau bisa lolos dariku Morgan. Namun, tidak lain kali kau yang akan kuʼ buat mengemis di hadapanku sendiri.
*
*
*
Sementara itu, di sisi lain ada seorang gadis yang pertama kali menginjakkan kaki di tempat terkutuk, mengingat ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Sebab, ia sendiri datang ke tempat tersebut, bersama rekan se-indekos tempat gadis itu tinggal.
“Benar tidak ingin masuk ke sana?”
“Masuklah, mungkin kau sudah ditunggu, aku menunggumu di sini saja.”
“Ayolah, Cit.”
Citra, nama gadis yang pertama kali datang ke tempat terkutuk itu, tetap pada pendiriannya dengan gelengan kepala, bahwa dia benar-benar tidak ingin semakin masuk di dalamnya.
“Beneran tidak mau masuk?”
“Tidak!” tegas Citra, dengan menolak halus.
Setelah berdebat panjang, mau tidak mau teman indekos yang mengajak gadis itu, meninggalkan dia seorang diri sembari menunggu temannya tersebut, sampai Citra tidak menyadari dari arah lain terdapat seorang pria.
Pria itu adalah Morgan sungguh benar-benar tidak tahan dengan tubuhnya yang semakin, panas sambil mengumpat geram karena Liora telah menguji batas kesabarannya.
Teriakkan dari bujang lapuk itu pun, menarik perhatian seorang gadis yang sedari menatap heran ke arah dirinya, Citra begitu terkejut mengetahui wajah yang pernah bertemu dengannya, bahkan diam-diam gadis itu menghampiri dan membuat sang bujang lapuk tidak dengan gejolak panas yang membara.
Tanpa sadar Morgan menarik kasar tangan tersebut, pada saat gadis itu sedang menanyakan keadaan tubuhnya. Namun, bujang lapuk itu malah membawa Citra di sebuah hotel yang berjarak, tak jauh dari tempat tersebut sehingga dia pasrah dengan yang menimpanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
mampir di karya keren ini, langsung like and favorit ❤️👍
2023-09-02
1
Nayla Ujji ...
Duh...
tuan morgan kena jebakan batman nich.
Author... saya mmpir.
salken dari emak²
2023-05-30
3
Nadyne
o......ini lapaknya bujang lapuk ....
udah panjang juga babnya...
2023-03-08
7